SlideShare a Scribd company logo
1 of 129
Perencanaan
             Pembangunan Daerah:
                 Konsep dan Mekanisme


Randy R. Wrihatnolo



                      LPEM FEUI Jakarta, 22 Juli 2009
Tujuan

 1. Peserta diharapkan untuk memahami dan
    mengaplikasikan secara sederhana konsep,
    pendekatan dalam perencanaan, mekanisme
    dan dokumen perencanaan, serta berbagai
    indikator kinerja pembangunan dalam proses
    perencanaan pembangunan daerah.

 2. Peserta diharapkan juga memahami kegiatan
    pengendalian dan evaluasi dalam perencanaan
    pembangunan daerah.

                                                  2
Pokok Bahasan
Mekanisme Perencanaan Pembangunan Daerah:
1. Mendiskusikan sistem perencanaan di Indonesia serta perkembangannya dari waktu ke
   waktu.
2. Membahas sistem perencanaan pembangunan yang berlaku di Indonesia
3. Membahas lembaga perencanaan di pusat maupun di daerah.
4. Menyusun sederhana dokumen perencanaan pembangunan daerah sesuai dengan UU
   SPPN tahun 2004.

Sub-Pokok Bahasan:
1. Perkembangan sistem perencanaan di Indonesia.
2. Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional: UU SPPN th 2004.
3. Mekanisme pembuatan dokumen perencanaan.
4. Lembaga Perencana Pusat dan Daerah.
5. Penyusunan dokumen-dokumen perencanaan daerah (termasuk visi misi):
   a. RPJP Daerah, RPJM Daerah, Renstra.
   b. SKPD, RKP Daerah, Renja SKPD, rincian dokumen RAPBD (isi & cakupan).

Referensi:
1. Strategic Management, Manajemen Strategis Sektor Publik.
2. UU No.25 / 2004 tentang SPPN.
3. Surat Edaran Mendagri No. 050/20/SJ/2005 tentang Petunjuk Penyusunan Dokumen
    RPJP Daerah dan RPJM Daerah.

                                                                                   3
Kisi-kisi

Bagian 1. Pembangunan dan Perencanaan
Bagian 2. Sistem Perencanaan
          Pembangunan Nasional
Bagian 3. Dokumen RPJP Daerah
Bagian 4. Dokumen RPJM Daerah
Bagian 5. Dokumen RKP Daerah
Bagian 6. Contoh Penyusunan
          Anggaran di Kota Depok
Referensi
                                        4
Bagian 1.
Pembangunan dan
  Perencanaan



                  5
1. Pembangunan
 Pembangunan

  Secara sederhana diartikan sebagai suatu perubahan
  struktur secara sengaja dan terukur misal tingkat
  kesejahteraan.

  Agar perubahan struktur dapat dilakukan secara terukur,
  maka diperlukan perencanaan.

  Namun sudahkah perencanaan yang telah kita lakukan
  membawa perubahan struktur?


                                                            6
2. Perubahan Struktur
     INPUT      KERJA                   PENDAPATAN = KONSUMSI
   KEGIATAN
    Modal,                                                       OUTPUT
   SDM, SDA                                                     KEGIATAN




          KESEMPATAN                                PROFIT/
           BERUSAHA                               PENDAPATAN

PERUBAHAN
                                       ahan
TEKNOLOGI
                               P   erub
                                                                   KUNCI
                                                                  SUKSES




                                                            TABUNGAN
                                              PEMUPUKAN MODAL
         WELFARE FOR ALL                          SENDIRI                  7
              *) PERUBAHAN TEKNOLOGI
2. Perubahan Struktur

 Perubahan struktur
 harus dipastikan dapat
 terjadi pada diri kita,
 keluarga/rumah tangga,
 masyarakat, daerah,
 negara.
                           8
3. Dasar Filosofis Perencanaan

 Perencanaan
 • memastikan perubahan struktur
   terjadi.

 Bagaimana memastikannya?
 • Dengan memperkecil peluang
   munculnya ketidakpastian.
                                 9
3. Dasar Filosofis Perencanaan
 Tiga elemen utama ketidakpastian:

 Pertama, elemen waktu. Semakin kita dapat menjamin sesuatu akan
   ada sesuai dengan waktunya, maka semakin kecil peluang
   ketidakpastian.

 Kedua, elemen ruang. Semakin kita dapat menjamin sesuatu sesuai
   ukuran yang kita inginkan, maka semakin kecil peluang
   ketidakpastian.

 Ketiga, elemen materi. Semakin kita dapat menjamin sesuatu ada
   secara indrawi, maka semakin kecil peluang ketidakpastian.




                                                                  10
3. Dasar Filosofis Perencanaan
 Kehidupan manusia pasti menuju titik 0
 Alam    Mobilitas massa alam 0
 Manusia   Mobilitas massa manusia                  ~
 Nol dibagi tak terhingga               Nol
      m
                                 Manusia




                                Alam
                                        t
 Manusia hanya bisa menunda atau memperlama agar alam lebih
 lambat bergerak ke titik nol. Atau jumlah manusianya dibatasi.   11
3. Dasar Filosofis Perencanaan
 Perencanaan, dalam arti luas                  merupakan
 upaya manusia meminimalkan ketidakpastian itu,
 memfungsikan kemampuan foresight yaitu kemampuan
 ”melihat jauh ke depan”. Langkah paling purba yang
 dilakukan manusia dalam perencanaan. Kemajuan peradaban
 manusia ditentukan oleh kemampuan perencanaan ini.

 Tugas perencana        ”melihat jauh ke depan”!!!

 Manusia bisa makan sesuai jumlah gizi dengan tepat waktu dan
 pasti ada, makan nasi dan lauknya, tapi bukan makan angin.




                                                                12
3. Dasar Filosofis Perencanaan
 Perencanaan, dalam arti sempit                                     derivat dari
 foresight, yaitu kemampuan ”mengukur”                      (measuring).
 Persoalannya adalah bahwa tidak semua ”sesuatu” itu bersifat
 materi, sehingga sifatnya ”tersembunyi”, sehingga sulit diukur.

 Tugas perencana      ”mendefinisikan” sesuatu yang ”tersembunyi”
 menjadi terukur, sehingga menjadi ”nyata”.

 Contoh paling sederhana tentang hal ini adalah apabila kita ditanya
 persoalan mendefinisikan ”bahagia”. Bahagia –barangkali—lebih
 sulit diukur dibandingkan mendefinisikan ”sejahtera”.
 Inilah tugas perencana itu. Bagaimana perencana menuntaskan tugasnya itu, maka
 terdapatlah beberapa jenis perencanaan, yang dapat kita sebut sebagai beberapa cara agar
 kita dapat memilih perencanaan yang ”ideal” (dalam tanda kutip keras).


                                                                                      13
4. Siklus Perencanaan
 Perencanaan harus rasional, didasari prinsip-prinsip yang rasional
     bukan berdasakan emosi dan tebak-tebakan (kira-kira).

 Berdasarkan pendekatan rasional (rationality approach), proses
     perencanaan:
 •   Berhubungan erat dengan economy welfare.
 •   Dalam soal makro-ekonomi, terkait go-public di pasar modal
     (prospectus dan rencana).
 •   Selalu melihat efisiensi dalam alokasi sumberdaya.
 •   Memaksimumkan output, dalam jumlah input tertentu atau
     meminimisasi input untuk memperoleh output tertentu.
 •   Asumsi informasi sempurna, data tersedia dan akurat.




                                                                      14
4. Siklus Perencanaan
                  7             1               2
               Evaluasi     Perumusan       Perumusan
                              Tujuan         Sasaran




                  6         Pengumpulan
             Implementasi       dan
                            Analisis Data


 Published
   Plan


                   5            4                3
             Implementasi    Penilaian      Identifikasi
              Perencanaan   Komparatif        Pilihan


                                                           15
4. Siklus Perencanaan
 Agar perencanaan rasional, maka perlu:
 • Identifikasi dan tentukan masalahnya.
 • Klasifikasi dan pengorganisasian dari beberapa tujuan, nilai dan
   sasaran yang berhubungan dengan masalah.
 • Identifikasi alternatif dari serangkaian kegiatan untuk
   memecahkan masalah dalam rangkaian pemecahan dalam
   rangka mencapai sasaran.
 • Perkiraan akibat dari setiap alternatif dari serangkaian kegiatan
   yang mungkin terjadi.
 • Bandingkan setiap perkiraan akibat alternatif dari serangkaian
   kegiatan dalam hubungan dengan tujuan-tujuan dan sasaran
   yang sfesifik.
 • Pilih dari serangkaian alternatif kegiatan tersebut yang
   akibatnya paling dekat dengan tujuan dengan sasaran atau
   yang paling bisa menyelesaikan masalah atau yang paling
   mengumntungkan atau tidak merugikan.

                                                                       16
4. Siklus Perencanaan

 Kelemahan perencanaan rasional:
 • Data untuk identifikasi masalah.
 • Kelemahan dalam modeling vs banyak sasaran
   (tenaga ahli).
 • Menterjemahkan keinginan masyarakat vs political
   will.
 • Perlu mengembangkan pendekatan rasional dalam
   pengambilan keputusan.




                                                      17
4. Siklus Perencanaan
 Proses umum:
 • Membentuk Organisasi.
 • Menentukan Tujuan Perencanaan.
 • Rumuskan Sasaran.
 • Mengumpulkan dan Menganalisa Data
 • Identifikasi Serangkaian alternatif kegiatan
 • Nilai Serangkaian alternatif kegiatan
 • Pilih alternatif yang paling memungkinkan
 • Laksanakan
 • Monitoring dan evaluasi.



                                                  18
5. Silogisme dalam Perumusan Masalah, Tujuan, Sasaran, dan Prioritas
                     Ideologis:
                     1. Kapitaslisme
                     2. Sosialisme
    PERUMUSAN                                                             Tentukan             Definisi-
                     Teoritis (Conceptual Framework)                                           Definisi
     MASALAH                                                            Parameternya
                     1. Lingkaran Setan
                     Pragmatis
                     2. Perpres RPJMN
                                                                        Indikator ?
                     Misal:
      TUJUAN         Meningkatkan APS
                     APS 2010 = 88



                                                                                2010   2014
                                                             Proyeksi           APS 2010    APS 2014
                                                                                88   95
     SASARAN
                     APS 2014 = 95
     (TARGET)
                                                                                 1. Metode Time Series
                                                         Forecasting             2. Metode Kausal
                                                                                 3. Model Kualitatif
                                                                                         Delphi,
                                     Teknik Penentuan                                    Sistem
    ALTERNATIF
                                     Kriteria & Alternativ                               AHP
                                                                                         Efas/ifas
                                                                                 4. Linear Programming
                                                                                 5. Analisis Inpput-output

     PRIORITAS
                              Model Penentuan Prioritas
   PERENCANAAN                                                                                             19
6. Bentuk-bentuk Silogisme dalam Penentuan Sasaran

 1. Paralel
                                          4. Single Line (Focus)
 Tujuan                         Target
 t                              t+n       S1 ------------------
 S1             ------------>             S2 ------------------
 S2             ------------>             S3 ------------------
 S3             ------------>             S4 ------------------
 Sn             ------------>


                                          5. Line Branch
 2. Paralel-Mixed
                                          S1           --------------
 S1            -------------->            S2           --------------
 S2            -------                    S3           --------------
 Sn            -------------->            Sn           --------------



 3. Multi-Line


 S1 ---------------------------------->
 S2 -------------------
 S3 ----------------
 S4 ---------------------------------->

                                                                        20
7. Kita harus memastikan mempunyai data yang fokus
                                                   RT, RW,
                          Keluarga
                                               Dasawisma, Dusun

                                               Desa, Kelurahan,
                                               Kampung, Nagari,
                                                   Banjar
    Makan


  Pendidikan

  Kesehatan                                    Kecamatan, Distrik
                  Masyarakat, Keluarga Besar
 Sumber Energi                                  Kabupaten, Kota
  Transport
                                                    Provinsi


                           Bangsa

                                                      Negara
                                                      (NKRI)        21
Bagian 2.
 Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional



                   22
Alasan Perlunya Pembangunan dan Perencanaan di Indonesia




                      PERENCANAAN


                   INTERVENSI LANGSUNG         TUJUAN BANGSA INDONESIA
     PEMERINTAH




                   1. BARANG DAN JASA PUBLIK   (UUD 1945):
                   2. PRAKARSA STRATEGIS       1. MASAYARAKAT YANG CERDAS.
                   3. KEBERPIHAKAN             2. MASYARAKAT YANG TERLINDUNGI.
                   4. PENEGAKAN KEDAULATAN     3. MASYARAKAT YANG SEJAHTERA.
                                               4. MASYARAKAT YANG ADIL.

                                               TUJUAN PEMBANGUNAN:
                                               1. EKONOMI.
                                               2. SOSIAL.
                   PENGATURAN MASYARAKAT       3. BUDAYA.
                   1. KEBIJAKAN                4. POLITIK
                   2. REGULASI                 5. KEAMANAN
                                               6. PERTAHANAN




                                                                                 23
Prinsip Perencanaan di Indonesia

                                                                AGENDA
                                 MASYARAKAT
                                                 PROSES         POLITIK
                                   PEMILIH
                                                 POLITIK        PARTAI
                                  (VOTERS)
                                                               BERKUASA
                          DIALAMI OLEH
                          MASYARAKAT

                NON-                                           DISERASIKAN,
             EXCLUDABLE                                            DAN           AGENDA
                                                VISI JANGKA
KEBUTUHAN                         KEGAGALAN                   DITERJEMAHKAN   PEMBANGUNAN
                                                 PANJANG
MASYARAKAT                          PASAR      PEMBANGUNAN     KE KEGIATAN-   NASIONAL LIMA
               NON-                                              KEGIATAN       TAHUNAN
                                                 NASIONAL
              RIVALRY                                         PEMBANGUNAN




                        DIAMATI OLEH
                                PARA
                        PROFESIONAL
                                                              PERSPEKTIF
                                  PENGAMAT       PROSES
                                                                JANGKA
                                 PROFESIONAL   TEKNOKRATIK
                                                              MENENGAH



                                                                 RKP
                                  LEMBAGA
                                                                 DAN
                                 PELAKSANA
                                                                RAPBN



 Diagram Proses Politik dan Proses Teknokratik.                                        24
Sinergi Sistem Politik dan Pembangunan Antara Pusat dan Daerah




                                                                 25
Pengaturan SPP dalam UU SPPN

 Bahasan mengenai pengaturan SPP dalam UU SPPN akan penulis arahkan untuk
 memahami konsep penyusunan dokumen SPPN itu sendiri. Untuk itu kita dapat
 menggambarkannya dalam praktik perencanaan pembangunan di Indonesia.

 Definisi. Secara definitif dalam UU SPPN, perencanaan adalah suatu proses
 untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan,
 dengan memperhitungkan sumberdaya yang tersedia. Pembangunan Nasional
 adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa dalam rangka
 mencapai tujuan bernegara.

 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional adalah satu kesatuan tata cara
 perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana pembangunan
 dalam jangka panjang, jangka menengah dan tahunan yang dilaksanakan oleh
 unsur penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat pusat dan daerah.

 Kita dapat melihat pengaturan SPP dari tinjauan: (1) dokumen perencanaan; (2)
 kegiatan yang direncanakan; (3) lembaga perencanaan; (4) proses perencanaan;
 dan (5) tahapan penyusunan rencana.

                                                                             26
Pengaturan SPP dalam UU SPPN

 Pengaturan SPP yang telah masuk ke dalam UU SPPN:

 (1) Dokumen perencanaan
 (2) Kegiatan yang direncanakan
 (3) Lembaga perencanaan
 (4) Proses perencanaan; dan
 (5) Tahapan penyusunan rencana.




                                                     27
Apa Yang Harus Dilihat

 •   Cita-cita Nasional sebagai mana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945.
 •   Tujuan Nasional; dengan dibentuknya pemerintahan adalah untuk melindungi
     segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan
     kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan
     ketertiban dunia.
 •   Tugas Pokok; setelah kemerdekaan adalah menjaga kemerdekaan serta
     mengisinya dengan pembangunan yang berkeadilan dan demokratis yang
     dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan.
 •   Amandemen keempat UUD 1945

 Paket Undang-undang “Pembangunan”
 • Politik  UU 23/2003 tentang Pemilihan Presiden, Pilleg.
 • Otonomi Daerah    UU 32/2004 Desentralisasi, UU 33/2004 Keuangan Daerah
 • Reformasi Pengelolaan Keuangan Negara      UU 1/2003 PbN, UU 17/2004 KN.
 • Sistem Perencanaan    UU 25/2004 SPPN




                                                                           28
Kerangka Materi UU SPPN

 Terdiri dari 10 Bab dan 37 pasal dengan sistematikan Bab:
  I.      Ketentuan Umum
  II.     Azas dan tujuan
  III.    Ruang Lingkup Perencanaan Pembangunan Nasional
  IV.     Tahapan Perencanaan Pembangunan Nasional
  V.      Penyusunan dan Penetapan Rencana
  VI.     Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
  VII.    Data dan Informasi
  VIII.   Kelembagaan
  IX.     Ketentuan Peralihan
  X.      Ketentuan Penutup.




                                                             29
Kerangka Materi UU SPPN

  Azas dan Tujuan (1)
  1.   Pembangunan Nasional diselenggarakan berdasarkan
       demokrasi dengan prinsip-prinsip kebersamaan, berkeadilan,
       berkelanjutan, berwawasan lingkungan serta kemandirian
       dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan
       nasional.
  2.   Perencanaan pembangunan nasional disusun secara
       sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh dan tanggap terhadap
       perubahan.
  3.   SPPN diselenggarakan berdasarkan azas umum
       penyelenggaraan negara:
          •   Azas Kepastian hukum
          •   Azas Tertib Penyelenggaraan negara.
          •   Azas Kepentingan Umum
          •   Azas keterbukaan
          •   Azas proporsionalitas
          •   Azas Profesionalitas
          •   Azas Akuntabilitas

                                                                   30
Kerangka Materi UU SPPN

 SPPN bertujuan untuk:
 1. Mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan.
 2. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, sinergi
    baik antar daerah, ruang, waktu, fungsi pemerintah
    maupun antara pusat dan daerah.
 3. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara
    perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan
    pengawasan.
 4. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat.
 5. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya
    secara efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan.

                                                              31
Ruang Lingkup Perencanaan


             Nasional                     Daerah

 Rencana Pembangunan Jangka   Rencana Pembangunan Jangka
 Panjang Nasional             Panjang Daerah
 Rencana Pembangunan Jangka   Rencana Pembangunan Jangka
 Menengah Nasional            Menengah Daerah
 Rencana Strategis            Rencana Strategis Satuan Kerja
 Kementerian/Lembaga          Perangkat Daerah
 Rencana Kerja Pemerintah     Rencana Kerja Pemerintah
                              Daerah
 Rencana Kerja                Rencana Kerja Satuan Kerja
 Kementerian/Lembaga          Perangkat Daerah

                                                               32
Proses Perencanaan

              Proses Perencanaan                            Tahap Perencanaan
 1. Proses Politik: Pemilihan langsung Presiden     1. Penyusunan Rencana:
    dan Kepala Daerah menghasilkan rencana          • Rancangan rencana pembangunan
    pembangunan hasil proses politik (public           nasional/daerah.
    choise theory of planning)    Khususnya         • Rancangan rencana kerja
    penjabaran visi dan misi dalam RPJM.               Depa/lembaga SKPD Musrenbang.
 2. Proses Teknokratik: Perencanaan yang            • Rancangan akhir rencana
    dilakukan oleh perencana profesional atau          pembangunan.
    lembaga/unit organisasi yang secara
    fungsional melakukan perencanaan                2. Penetapan Rencana:
    Khususnya dalam pemantapan peran, fungsi        • RPJP Nasional dengan UU dan RPJP
    dan kompetensi lembaga perencana.                  Daerah dengan Perda
 3. Proses Partisipatif: perencanaan yang           • RPJM dengan peraturan Presiden/
    melibatkan masyarakat (stakeholders)     a.l.      Kepala Daerah.
    pelaksanaan musrenbang.                         • RKP/RKPD dengan peraturan
 4. Proses Bottom-up dan Top-down:                     Presiden/Kepala Daerah.
    Perencanaan yang aliran prosesnya dari atas     3. Pengendalian Pelaksanaan
    ke bawah atau dari bawah ke atas dalam             Rencana.
    Hirarki pemerintahan.                           4. Evaluasi Kinerja.
                                                                                     33
Tahap Perencanaan

    Pengendalian dan Evaluasi (1)           Pengendalian dan Evaluasi (2)
 • Pasal 30 UU SPPN                     • Pimpinan kementerian/lembaga/kepala
 • Ketentuan lebih lanjut mengenai tata   SKPD melakukan evaluasi kinerja
   cara pengendalian dan evaluasi         pelaksanaan rencana pembangunan
   pelaksanaan rencana pembangunan        kementerian/lembaga/SKPD periode
   diatur dengan peraturan pemerintah     sebelumnya.
   dengan melibatkan instansi terkait.  • Menteri/Kepala Bappeda menyusun
 • Pengendalian pelaksanaan rencana       evaluasi rencana pembangunan
   pembangunan dilakukan oleh masing-     berdasarkan hasil evaluasi pimpinan
   masing pimpinan                        kementerian/lembaga/SKPD.
   kementerian/lembaga/satuan kerja     • Hasil evaluasi menjadi bahan bagi
   perangkat daerah                       penyusunan rencana pembangunan
 • Menteri/Kepala Bappeda menghimpun      nasional/daerah untuk periode
   dan menganalisis hasil pemantauan      berikutnya
   pelaksanaan rencana pembangunan
   dari masing-masing pimpinan
   kementerian/lembaga/satuan kerja
   perangkat daerah sesuai dengan tugas
   dan kewenangannya.                                                         34
Alur Perencanaan Pembangunan

1. Alur Perencanaan Pembangunan Dari Bawah ke Atas
Pendekatan dari bawah ke atas (bottom-up approach) menggariskan bahwa inisiatif perencanaan berasal
dari berbagai unit atau divisi yang disampaikan ke atas sampai pada tingkat institusi.

2. Alur Perencanaan Pembangunan Dari Atas ke Bawah
Pendekatan dari atas ke bawah (top-down approach) menggariskan bahwa perumusan strategi yang telah
disatukan dan dikoordinasikan oleh pimpinan tertinggi dibantu oleh para manajer di level di di bawahnya.
Strategi menyeluruh ini kemudian dipakai sebagai penentu sasaran-sasaran dan mengevaluasi kinerja
unit usaha masing-masing.

3. Alur Perencanaan Pembangunan Interaktif
Pendekatan perencanaan pembangunan yang lain adalah pendekatan interaktif (interactive approach)
yang menggariskan adanya jalan tengah antara pendekatan dari bawah ke atas dan pendekatan dari atas
ke bawah. Sebelum strategi ditetapkan, terlebih dahulu diawali dengan konsultasi antar manajer puncak
dengan para manajer pada tingkat di bawahnya termasuk manajer lapangan. Di sini terjadi sinkronisasi
antara sasaran umum di induk institusi dan pengetahuan lapangan dari para manajer di bawahnya.

4. Alur Perencanaan Pembangunan Tingkat Ganda
Pendekatan tingkat ganda (dual level approach) menggariskan bahwa strategi dirumuskan terpisah pada
dua tingkatan yang berbeda, yaitu pada tingkat induk institusi dan pada tingkat unit di bawahnya. Semua
unit menyusun rencana sesuai tingkat masing-masing dan rencana ini secara periodik ditinjau oleh
manajemen tingkat induk.


                                                                                                     35
Instrumen Perencanaan Pembangunan
  Pemerintah Pusat




                                               Renstra     Pedoman        Renja -      Pedoman                       Rincian
                                                                                                       RKA -KL
                                                KL                         KL                                        APBN

                                         Pedoman                       Diacu

                          RPJP      Pedoman     RPJM       Dijabarkan                   Pedoman
                                                                           RKP                         RAPBN         APBN
                         Nasional              Nasional


                      Diacu         Diperhatikan                                    Diserasikan melalui Musrenbang
  Pemerintah Daerah




                                                          Dijabarkan
                          RPJP      Pedoman    RPJM                        RKP         Pedoman
                                                                                                       RAPBD         APBD
                          Daerah               Daerah                     Daerah

                                          Pedoman                       Diacu
                                                            Pedoman
                                               Renstra                    Renja -      Pedoman          RKA -        Rincian
                                               SKPD                       SKPD                          SKPD         APBD




                                                                                                                               36
Mekanisme Perencanaan Tahunan




                                37
Apa Yang Harus Kita Lakukan


  Membagi tugas visi dan misi ke
  dalam semua urusan.
                                        Urusan
                                         Wajib

                                       25 Urusan
  Arah
              Program                              Berbagai
Kebijakan                     Urusan                          Output
              RPJMD                                Kegiatan
 RPJMD
                                       6 Urusan

                                        Urusan
                                        Pilihan



                                                                   38
Urusan Wajib dan Urusan Pilihan (Permendagri 59/2008)

26 Urusan Wajib:                      19.   Kesbangpoldagri,
1. Pendidikan,                        20.   Otonomi daerah, Pemerintahan Umum,
2. Kesehatan,                               Administrasi Keuangan, Perangkat
3. Pekerjaan Umum,                          Daerah, Kepegawaian dan Persandian,
4. Perumahan,                         21.   Ketahanan Pangan,
5. Penataan ruang,                    22.   Pemberdayaan Masyarakat Desa,
6. Perencanaan Pembangunan,           23.   Statistik,
7. Perhubungan,                       24.   Kearsipan,
8. Lingkungan Hidup,                  25.   Kominfo,
9. Pertanahan,                        26.   Perpustakaan
10. Kependudukan dan Catatan Sipil,
11. Pemberdayaan Perempuan dan        8 Urusan Pilihan:
Perlindungan Anak,                    1.  Pertanian,
12. KB dan Keluarga Sejahtera,        2.  Kehutanan,
13. Sosial,                           3.  ESDM,
14. Ketenagakerjaan,                  4.  Parwisata,
15. KUKM,                             5.  Perikanan dan Kelautan,
16. Penanaman Modal,                  6.  Perdagangan,
17. Kebudayaan,                       7.  Industri,
18. Kepemudaan dan Olahraga,          8.  Transmigrasi

                                                                              39
Contoh Struktur Organisasi Perangkat Daerah Kota Depok (Perda 8/2008)

 1. Sekretariat Daerah                           19. Dinas Pendapatan dan Pengelolaan
 2. Sekretariat DPRD                                 Keuangan
 3. Sekretariat Badan Narkotika Kota             20. Dinas Pemadam Kebakaran
 4. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah         21. Dinas Komunikasi dan Informasi
 5. Badan Pelayanan Perijinan Terpadu            22. Dinas Pertanian dan Perikanan
 6. Badan Lingkungan Hidup                       23. Dinas Perindustrian dan Perdagangan
 7. Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB          24. Dinas Satuan Polisi Pamong Praja
 8. Inspektorat Daerah                           25. Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan
 9. Dinas Pendidikan                                 Perlindungan Masyarakat
 10. Dinas Kesehatan                             26. Kantor Arsip dan Perpustakaan
 11. Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air        27. Kantor Pemberdayaan Masyarakat dan
 12. Dinas Kebersihan dan Pertamanan                 Ketahanan Pangan
 13. Dinas Tata Ruang dan Permukiman             28. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
 14. Dinas Perhubungan
 15. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil     29. Kec. Beji
 16. Dinas Tenaga Kerja dan Sosial               30. Kec. Cimanggis
 17. Dinas Koperasi, UKM dan Pasar               31. Kec. Limo
 18. Dinas Pemuda, Olah Raga, Pariwisata, Seni   32. Kec. Pancoran Mas
     dan Budaya                                  33. Kec. Sawangan
                                                 34. Kec. Sukmajaya

                                                                                       40
Proses Perencanaan di Indonesia


                              Masa Jabatan Presiden                                 Berikutnya



                                                            3. Jabatan Presiden
       Pelantikan         Pidato I        Pidato II               Berakhir
    Presiden Terpilih    Pengantar       Pengantar         4. Pelantikan Presiden
                        APBN di DPR     APBN di DPR               Terpilih




               0                  1                                  5                     6


        Agenda                  Rencana
        Presiden              Pembangunan             Perioda Agenda                    Rencana
        Terpilih                5 Tahun                  Nasional                     Pembangunan
                                                                                        5Tahun
                                                                                       Berikutnya
                                               Lembaga Perencana
                                              Mengelola Penyusunan
                                              Rencana Pembangunan
                                                   Lima Tahun

 Diagram Proses Penyusunan Rencana Jangka Menengah (saat ini)                                       41
Proses Perencanaan di Indonesia

                           Medio Mei                        Agustus   Oktober



                              Kebijakan                               APBN
   DPR                          Umum
                               Prioritas
                                              Kerangka
                Pokok-                     Pembiayaan RKP
  Menteri       pokok
   PPN           RKP

             Pokok-Pokok
 Menkeu       Kebijakan                             RAPBN
                Fiskal


  Departemen/
                                  RKAKL
   Lembaga/
    Daerah


 Diagram Proses Penyusunanan RKP dan RAPBN (saat ini)                        42
Sinkronisasi Proses Perencanaan Top Down dan Bottom-up

    Rancangan        Rancangan        Rancangan          Renbang
    Renbang          Renbang          Renbang            Pusat
    Nasional         Propinsi         Kabupaten/         Final
                                      Kota



    Korenbang                         Musrenbang
      Pusat          Musrenbang                          Musrenbang
                      Propinsi        Kabupaten /          Pusat
                                         Kota



  Rencana Kerja
  Departemen/
  Lembaga




                                                                      43
Perencanaan Lokal dan Perencanaan Nasional




                                             UU SPPN



                                              UU
                                              32/2004




                                             Belum ada
                                             aturan
                                             Tidak
                                             diakui?


                                                       44
Perencanaan Lokal dan Perencanaan Nasional
 Hubungan kerja antara Depkeu dan Bappenas saat ini
 dijembatani oleh PP 20/2004 Rencana Kerja Pemerintah dan                       Permendagri 13/2006
 PP 21/2004 Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran                               Tentang Pedoman
 Kementerian Negara/Lembaga.                                                    Pengelolaan
                                                                                Keuangan Daerah jo
                                                                                Permendagri 59/2007
                                                     Depkeu                     tentang Perubahan
                                                  UU No. 17/2004                Atas Permendagari
                                                                                13/2006




                            Bappenas
                            UU No. 25/2004


                                                                     Depdagri
                                                                   UU No. 32/2004




               SKB Menneg PPN/Kepala Bappenas,
               Mendagri, dan Menkeu
                                                                                                 45
46
Perencanaan Lokal dan Perencanaan Nasional              Tidak Sinkron??

      Isu           UU 17/2003         UU 33/2004           UU 32/2004     UU 25/2004
                                    Yang disusun
                                                                          Tidak
Penyusunan      Berdasar Prestasi   berdasar prestasi    Tidak berdasar
                                                                          berdasar
Renja SKPD      Kerja               kerja adalah RKA     prestasi kerja
                                                                          prestasi kerja
                                    SKPD
Pedoman                                                                   Renstra
Penyusunan                                               Renstra SKPD     SKPD dan
Renja SKPD                                                                RKPD
Pihak yang
menetapkan
                DPRD dan Pemda      DPRD dan Pemda Kepala Daerah
prioritas dan
plafon
                                    Acuan                Dasar
Prioritas dan   Acuan Penyusunan
                                    Penyusunan RKA       Penyusunan
Plafon          RKA SKPD
                                    SKPD                 RKA SKPD
                Dibahas dahulu      Dibahas dahulu
                oleh DPRD lalu      oleh DPRD lalu       Diserahkan ke
RKA SKPD
                disampaikan ke      disampaikan ke       PPKD
                PPKD                PPKD
Perubahan                                                Tidak
                Usul DPRD           Tidak ditegaskan
RAPBD                                                    ditegaskan
                                                                                      47
Bagian 3.
 Dokumen
RPJP Daerah



              48
Mengapa Kita Menyusun RPJP

 • Amandemen UUD 1945          perubahan dalam
   pengelolaan pembangunan        tidak ada lagi Garis-Garis
   Besar Haluan Negara (GBHN) sebagai pedoman
   penyusunan rencana pembangunan nasional.
 • RPJP disusun sebagai penjabaran dari tujuan
   dibentuknya pemerintahan negara Indonesia dalam
   bentuk visi,misi dan arah pembangunan nasional.
 • RPJP merupakan dokumen perencanaan lebih bersifat
   visioner dan hanya memuat hal-hal yang mendasar,
   sehingga memberi keleluasaan yang cukup bagi
   penyusunan Rencana pembangunan jangka menengah
   (RPJM) dan rencana tahunannya.
                                                               49
Landasan Hukum

 • Amandemen ke-4, UUD 1945 (tidak ada GBHN)
 • UU No. 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan
   Pembangunan Nasional (SPPN)
 • UU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Daerah
 • UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah
 • UU No. 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan
   Jangka Panjang
 • SE Mendagri No. 050/2020/SJ tentang Petunjuk
   Penyusunan Dokumen RPJP Daerah dan RPJM Daerah.



                                                  50
Pengertian RPJP Daerah
• Rencana untuk mencapai tujuan dibentuknya pemerintah daerah
  sesuai UU tentang Pemerintah Daerah.
• Merupakan suatu Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
  untuk periode 20 tahun.
• Sebagai pedoman dalam penyusunan RPJM daerah.
• Bersifat makro,memuat visi,misi dan arah pembangunan jangka
  panjang.
• Mengacu arah pembangunan nasional yang ditetapkan pada RPJP
  Nasional dan RPJP Provinsi sesuai potensi dan karakter.
• Merupakan produk para pemangku kepentingan daerah
  (stakeholders).
• RPJP daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah.


                                                            51
Tujuan Adanya RPJP Daerah

• Mendukung koordinasi antarpelaku pembangunan dalam
  pencapaian tujuan.
• Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi
  baik antardaerah, antarruang, antarwaktu dan antarfungsi.
• Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara
  perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan
  pengawasan.
• Menjamin tercapainya penggunaan sumberdaya secara
  efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan
• Mengoptimalkan partisipasi masyarakat.


                                                         52
Sistem Perencanaan Pembangunan
                               PRODUK
                             Dokumen Rencana
                      A. Dimensi waktu
                         * Jangka panjang
                         * Jangka menengah
                         * Jangka pendek
                      B. Dimensi administratif
                         * Nasional
                         * Daerah


                                                            PROSES
                                                 Pentahapan Perencanaan
     KELEMBAGAAN                                 A. Teknokratik
Penataan Peran dan Fungsi                        B. Partisipatif
• Bappeda/SKPD                                   C. Politik
• Masyarakat
                                                 •   Rasional aspiratif, akseptif,
                                                     efisien, efektif, berkelanjutan
                                                                                   53
Proses Penyusunan dan Penetapan RPJP
                       I. Rancangan
 Pelaksanaan          Rencana Proses
                      Teknokratik oleh
                          Bappeda



                                           II. Pembahasan
      IV. Penetapan
                                              Rancangan
       Rancangan
                                          Rencana Melalui
      RPJP Daerah
                                         Forum Musrenbang
          Peraturan
                                         dengan Melibatkan
          Daerah
                                              Masyarakat


                       III. Penyusunan
                      Rancangan Akhir
                      RPJP Daerah
                            Ranperda
                                                         54
Ruang Lingkup Perencanaan
          RPJP Daerah: Visi, Misi dan Arah Pembangunan


               RPJM DAERAH            Renstra SKPD
      Penjabaran Visi Misi Program    Berpedoman pada RPJM Daerah
                  Kegiatan
 •   Strategi pembangunan daerah.     •   Visi dan misi SKPD.
 •   Kebijakan umum.                  •   Tujuan dan strategi.
 •   Kerangka ekonomi makro.          •   Kebijakan dan program.
 •   Program pembangunan.             •   Kegiatan indikatif.



RKP DAERAH                            Renja SKPD
Penjabaran RPJM daerah                Penjabaran renstra SKPD
• Prioritas pembangunan daerah.
• Rancangan kerangka ekonomi makro.   • Kebijakan SKPD.
• Arah kebijakan keuangan daerah.     • Program dan Kegiatan
• Program pembangunan.                  Pembangunan.
                                                                    55
Sistematika Penulisan RPJPD (1)
 Bab I Pendahuluan
  Memuat pengantar, pengertian, maksud dan tujuan landasan hukum, tata urut,
  kerangka pikir dan proses penyusunan RPJPD.

 Bab II Kondisi Umum
  Memuat penjelasan umum mengenai kondisi eksisting sampai dengan titik awal
  penyusunan RPJPD dalam setiap sektor pembangunan serta tantangan yang
  akan dihadapi selama kurun waktu 20 tahun ke depan.

 Bab III Visi dan Misi Pembangunan Daerah Kabupaten/Kota Tahun N sd N+20
  Memuat visi pembangunan daerah dan misi pembangunan yang akan
  dilaksanakan untuk mewujudkan visi tersebut.

 Bab IV Arah, Tahapan dan Prioritas Pembangunan Tahun N sd N+20
  Memuat upaya-upaya pencapaian visi dan misi daerah Kabupaten/Kota.

 Bab V Penutup.


                                                                           56
Proses Penyusunan RPJPD




                          57
Bagian 4.
 Dokumen
RPJM Daerah



              58
Fungsi RPJMD
 UU 25/2004 SPPN:
 Pemerintah daerah yang telah memiliki kepala daerah
 hasil pemilihan langsung wajib menyusun Rencana
 Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
 yang berfungsi sebagai dokumen perencanaan daerah
 untuk periode 5 tahun.

 Ketentuan tersebut sejalan dengan:
 UU 17/2003 tentang Keuangan Negara
 UU 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah
 UU 33/2004 tentang Perimbangan Keuangan antara PPus dan PDa




                                                           59
Kapan RPJMD Disusun?
 UU 32/2004     Dokumen RPJMD ditetapkan oleh
 peraturan daerah paling lambat 3 (tiga) bulan sejak
 kepala daerah terpilih dilantik.

 Contoh:
 Dengan terpilihnya Kepala Daerah Kabupaten Bandung periode tahun 2005-2010 secara
 demokratis yang dilakukan oleh rakyat secara langsung, dan telah dilantik Kepala Daerah
 pada tanggal 5 Desember 2005 dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 131.32-
 1040/2005 Tahun 2005 tentang Pengesahan Pemberhentian dan Pengesahan
 Pengangkatan H. Obar Sobarna S.Ip sebagai Bupati Bandung 2005-2010, dan Keputusan
 Menteri Dalam Negeri Nomor 132.32-1041/2005 Tahun 2005 tentang Pengesahan
 Pemberhentian Drs. Eliyadi Agraraharja sebagai Wakil Bupati Bandung 2000-2005 dan
 Pengesahan Pengangkatan H. Yadi Srimulyadi sebagai Wakil Bupati Bandung 2005-2010.

 Maka Bupati Bandung Terpilih harus segera menyusun RPJMD tahun 2005-2010,
 kemudian ditetapkan oleh peraturan daerah paling lambat 3 bulan sejak kepala
 daerah terpilih dilantik. 5 Desember 2005 + 3 bulan Pada bulan Maret 2006
 Perda tentang RPJMD Kabupaten Bandung harus segera terbit.
                                                                                      60
Apa Guna RPJMD?
 RPJMD merupakan arah pembangunan yang ingin
 dicapai daerah dalam kurun waktu masa bhakti
 kepala daerah terpilih yang disusun berdasarkan
 Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah terpilih.

 Program dan kegiatan yang direncanakan dalam
 RPJMD bersifat indikatif sesuai urusan pemerintah
 yang menjadi kewenangan daerah dengan
 mempertimbangkan kemampuan keuangan
 daerah.


                                                 61
Apa Yang Harus Diperhatikan?
 Penyusunan RPJMD Kabupaten/Kota perlu mengintegrasikan:
 • Rancangan RPJMD dengan rancangan Renstra-SKPD.
 • Masukan dan komitmen dari seluruh pemangku kepentingan
   pembangunan melalui konsultasi publik dan musyawarah
   perencananaan pembangunan (musrenbang).

 Dalam penyusunan RPJMD Kabupaten/Kota sebagai penjabaran
   visi, misi dan program kepala daerah terpilih, perlu berpedoman
   pada:
 • RPJPD Kabupaten/Kota (apabila sudah ada).
 • RPJMD Provinsi (Renstra Pemerintah Provinsi).
 • Sumberdaya yang tersedia di daerah Kabupaten/Kota yang
   bersangkutan.
 • RPJM Nasional.


                                                                     62
Tata Cara Penyusunan RPJMD
 Tata cara penyusunan RPJMD Kabupaten/Kota merujuk pada:
 • Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 050/2020/SJ Tanggal
   11 Agustus 2005 tentang Petunjuk Penyusunan Dokumen RPJP
   Daerah dan RPJM Daerah.
 • Peraturan Daerah Kabupaten/Kota Setempat tentang Tata Cara
   Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah (apabila ada).
 • Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota Setempat (apabila
   ada).

 UU 25/2004 Pasal 25 Ayat (1) dan UU 33/2004 Pasal 69 Ayat (2):
 • RPJMD menjadi pedoman bagi penyelenggaraan pembangunan
   oleh seluruh perangkat daerah, yang secara substansial memuat
   rencana kerja, program dan indikasi kegiatan yang bersifat terukur
   dan dapat dilaksanakan dengan mempertimbangkan kemampuan
   sumberdaya yang tersedia.

                                                                    63
Landasan Hukum
 Landasan hukum yang menjadi dasar pertimbangan penyusunan RPJMD:
 1. UU 17/2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor
     47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286).
 2. UU 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara.
 3. UU 15/2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara
     (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara
     Republik Indonesia Nomor 4400).
 4. UU 25/2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.
 5. UU 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
     Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437).
 6. UU 33/2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
     (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara
     Republik Indonesia Nomor 4438).
 7. PP 20/2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
 8. PP 56/2001 tentang Pelaporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, Tambahan Lembaran
     Negara Republik Indonesia Nomor 4124.
 9. PP 20/2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah.
 10. PP 21/2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga.
 11. PP 58/2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
 12. Perpres 7/2005 tentang RPJMN Tahun 2004-2009.
 13. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota yang bersangkutan yang terkait dengan penyusunan RPJMD.




                                                                                         64
Silogisme RPJMD
             Gambaran Umum
              Kondisi Daerah


      Visi, Misi dan Prioritas Daerah
         (Kepala Daerah Terpilih)


      Strategi Pembangunan Daerah
     (kebijakan kepala daerah terpilih)


     Arah Kebijakan Keuangan Daerah


          Arah Kebijakan Umum


    Program Pembangunan Daerah


   Kegiatan-kegiatan di SKPD - SKPD       65
Sistematika Penulisan RPJMD (1)
 BAB I PENDAHULUAN
  Bab ini berisikan tentang latar belakang penyusunan RPJM, maksud dan tujuan
  penyusunan, landasan hukum penyusunan, hubungan dengan dokumen
  perencanaan lainnya.

 BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
  Bab ini berisikan tentang uraian statistik dan gambaran umum kondisi daerah
  saat ini dengan maksud mengetahui keadaan daerah pada saat ini pada berbagai
  bidang dan aspek kehidupan dan aspek kehidupan sosial ekonomi daerah dan
  yang akan diintervensi melalui berbagai kebijakan dan program daerah dalam
  jangka waktu 5 ( lima ) tahun.

 BAB III VISI, MISI DAN PRIORITAS DAERAH
  Bab ini menguraikan visi dan misi kepala daerah terpilih serta prioritas
  pembangunan daerah selama lima tahun.

 BAB IV STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH
  Bab ini berisi menguraikan kebijakan dalam mengimplementasikan program
  kepala daerah sebagai payung pada perumusan program dan kegiatan
  pembangunan di dalam mewujudkan visi dan misi.                             66
Sistematika Penulisan RPJMD (2)
 BAB V ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH
  Bab ini menguraikan tentang kenaikan dan penurunan serta pola-pola alokasi
  belanja daerah. Selain itu bab ini berisikan tentang arah pengelolaan pendapatan
  dan belanja daerah dan kebijakan umum anggaran.

 BAB VI ARAH KEBIJAKAN UMUM
  Bab ini menguraikan tentang kebijakan yang berkaitan dengan program kepala
  daerah terpilih sebagai arah bagi SKPD maupun lintas SKPD dalam merumuskan
  kegiatan guna mencapai kinerja sesuai dengan tugas dan fungsinya.

 BAB VII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
  Bab ini berisikan tentang rincian program pembangunan daerah yang merupakan
  instrumen untuk melaksanakan kebijakan pembangunan yang sudah ditetapkan.
  Program-program tersebut selanjutnya akan diterjemahkan kedalam berbagai
  kegiatan oleh SKPD sesuai dengan fungsinya.

 BAB VIII PENUTUP
  Bab ini menguraikan tentang program transisi dan kaidah pelaksanaan.

                                                                               67
Bagian 5.
 Dokumen
RKP Daerah



             68
Perencanaan Pembangunan Daerah
 Perencanaan pembangunan daerah merupakan suatu kesatuan
 dalam sistem perencanaan pembangunan nasional. Hal ini
 dimaksudkan agar perencanaan pembangunan daerah senantiasa
 konsisten, sejalan dan selaras dengan kebijakan perencanaan
 pembangunan dari pemerintah pusat dan pemerintah provinsi.

 Perencanaan pembangunan daerah dilakukan bersama-sama
 dengan para pemangku kepentingan berdasarkan peran dan
 kewenangan masing-masing, mengintegrasikan rencana tata ruang
 dengan rencana pembangunan daerah serta mempertimbangkan
 kondisi dan potensi yang dimiliki, sesuai dengan dinamika
 perkembangan daerah dan nasional.




                                                               69
Apakah RKPD itu?
 Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
 merupakan dokumen perencanaan tahunan daerah yang
 menggambarkan permasalahan pembangunan daerah
 serta indikasi daftar program dan kegiatan yang akan
 dilaksanakan tahun 2009 untuk memecahkan
 permasalahan pembangunan daerah secara terencana
 melalui sumber pembiayaan baik Anggaran Pendapatan
 dan Belanja Daerah (APBD) maupun Anggaran
 Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).




                                                        70
Siapakah Penyusun RKPD?
 UU 25/2004 ttg SPPN Pasal 20:
 Bappeda menyiapkan rancangan awal RKPD sebagai penjabaran
 dari RPJM daerah.

 PP 8/2008 ttg Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan
 Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, Pasal 17:
 Bappeda menyusun rancangan awal RKPD, yang merupakan
 penjabaran dari RPJMD dan memuat rancangan kerangka ekonomi
 daerah, program prioritas pembangunan daerah, rencana kerja dan
 pendanaannya serta prakiraan maju dengan mempertimbangkan
 kerangka pendanaan dan pagu indikatif, baik yang bersumber dari
 APBD maupun sumber-sumber lain yang ditempuh dengan
 mendorong partisipasi masyarakat.

 Kepala Bappeda bertugas mengkoordinasikan penyusunan rancangan RKPD
 dengan menggunakan rancangan Renja-SKPD dengan kepala SKPD dan
 rancangan RKPD tersebut akan menjadi bahan Musrenbang RKPD.
                                                                       71
Apa Guna RKPD?
 RKPD Kabupaten/Kota merupakan penjabaran dari Rencana
 Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten/Kota
 YBS, dengan memperhatikan pada RKP-Pusat dan RKPD Provinsi.

 RKPD menjadi pedoman bagi penyelenggaraan pembangunan oleh
 seluruh perangkat daerah (SKPD), yang secara substansial memuat
 rencana kerja, program, dan indikasi kegiatan yang bersifat terukur
 dan berorientasi pada pendekatan fungsi/sub fungsi pembangunan
 dan Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 tentang
 Pengelolaan Keuangan Daerah, serta dapat dilaksanakan dengan
 mempertimbangkan kemampuan umber daya yang tersedia.

 RKPD Kabupaten/Kota merupakan pedoman perencanaan,
 pelaksanaan dan pengendalian pelaksanaan pembangunan tahunan
 daerah serta sebagai acuan dalam proses penyusunan RKUA Tahun
 Tersebut.
                                                                  72
Proses Penyusunan RKPD

 Proses penyusunan RKPD Kabupaten/Kota mengacu
    pada PP 8/2008 tentang Tahapan, Tata Cara
    Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
    Rencana Pembangunan Daerah.

 Langkah-langkahnya:
 1. Penyiapan Rancangan Awal RKPD
 2. Penyusunan Rancangan RKPD
 3. Penyusunan Rancangan Akhir RKPD
 4. Penetapan Peraturan Kepala Daerah tentang RKPD



                                                     73
Proses Penyusunan RKPD

 1. Penyiapan Rancangan Awal RKPD

 a. Menyiapkan bahan masukan bagi penyusunan
    rancangan awal RKPD yang bersumber dari:

   * RPJMD Kabupaten/Kota yang berlaku.
   * Rencana Tata Ruang Wilayah yang berlaku.
   * Rancangan Rencana Kerja SKPD-SKPD yang
   berlaku;
   * Capaian kinerja tahun lalu dan tahun berjalan dari
   hasil monitoring dan evaluasi;
   * Prakiraan anggaran tahun rencana dari APBD tahun
   berjalan.
                                                          74
Proses Penyusunan RKPD

 b. Merumuskan isu strategis, prioritas pembangunan
    daerah, dan kebijakan serta rencana kerja setiap
    prioritas untuk mencapai sasaran hasil pembangunan
    yang direncanakan;
 c. Merumuskan indikasi kegiatan;
 d. Membahas rancangan awal RKPD dengan SKPD
    sebagai pedoman penyusunan rancangan Renja
    SKPD.
 e. Melaksanakan Forum SKPD I membahas usulan
    SKPD dalam Rancangan Renja SKPD;
 f. Melaksanakan Forum SKPD II membahas usulan
    wilayah;
 g. Pra Musrenbang Kabupaten untuk sinkronisasi usulan
    wilayah dan SKPD.                                  75
Proses Penyusunan RKPD

 2. Penyusunan Rancangan RKPD

 a. Menerima secara resmi naskah rancangan Renja
    SKPD yang disampaikan oleh Kepala SKPD;
 b. Menilai dan membahas konsistensi rancangan Renja
    SKPD terhadap tugas dan fungsi SKPD;
 c. Mengintegrasikan rancangan Renja SKPD ke dalam
    rancangan awal RKPD menjadi rancangan RKPD;
 d. Menyempurnakan rancangan awal RKPD menjadi
    rancangan RKPD;
 e. Melakukan penjaringan aspirasi pemangku
    kepentingan pembangunan melalui Musrenbang untuk
    menyempurnakan rancangan RKPD.
                                                     76
Proses Penyusunan RKPD

 3. Penyusunan Rancangan Akhir RKPD

 a. Menyusun rancangan akhir RKPD dengan memuat
    kesepakatan hasil musrenbang;
 b. Penyusunan rancangan akhir RKPD memperhatikan
    naskah RKP Nasional dan RKPD Provinsi khususnya
    tentang kegiatan dan program yang akan dilaksanakan
    di Kabupaten/Kota ybs;
 c. Menyusun naskah rancangan peraturan kepala daerah
    tentang RKPD.



                                                      77
Proses Penyusunan RKPD

 4. Penetapan Peraturan Kepala Daerah tentang RKPD

 a. Kepala Daerah menerima secara resmi naskah
    Peraturan Kepala Daerah tentang RKPD dari Kepala
    Bappeda;
 b. Kepala Daerah menetapkan Peraturan Kepala Daerah
    tentang RKPD.
 c. Kepala Daerah memberikan pengantar dan arahan
    untuk menggunakan RKPD.




                                                       78
Contoh: Mekanisme Tahunan Penyusunan RKPD Kabupaten Bandung
Keterkaitan proses/tahapan mekanisme tahunan dalam penyusunan Rancangan Awal
RKPD Kabupaten/Kota dan Proses Penyusunannya.




                                                                         79
Contoh: Proses Penyusunan RKPD Kabupaten Bandung




                                                   80
Keterkaitan RKPD dengan dokumen perencanaan dan penganggaran
 Keterkaitan antara dokumen RKPD dengan dokumen RPJMD,
  Renstra SKPD, Renja SKPD serta tindaklanjutnya dengan
  proses penyusunan RAPBD

 Merujuk pada UU 25/2004 SPPN:
 • Pada dasarnya suatu RPJMD disusun sebagai suatu penjabaran dari visi, misi,
   dan program Kepala Daerah.
 • RPJMD disusun dan ditetapkan paling lambat tiga bulan terhitung setelah kepala
   daerah dilantik (SE Mendagri No. 050/2020/SJ tentang Petunjuk Penyusunan
   Dokumen RPJP Daerah dan RPJM Daerah).
 • RPJMD nantinya akan menjadi acuan dasar dalam menentukan arah kebijakan
   dan strategi pembangunan daerah yang pada intinya memuat:
     Arah kebijakan keuangan daerah,
     Strategi pernbangunan Daerah,
     Kebijakan umum, dan
     Program Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas-Satuan Kerja Perangkat
     Daerah, dan Program Kewilayahan
     Rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan
     yang bersifat indikatif.                                                  81
Keterkaitan RKPD dengan dokumen perencanaan dan penganggaran
 Sebagai suatu produk perencanaan, RPJMD Kabupaten/Kota tidak
 dapat dipisahkan keberadaannya dengan dokumen perencanaan dan
 penganggaran lainnya. RPJMD Kabupaten/Kota harus terintegrasi
 dan merupakan satu kesatuan dengan dokumen perencanaan
 lainnya baik di tingkat nasional maupun daerah, terutama dengan
 dokumen perencanaan dan penganggaran yang dikeluarkan oleh
 pemerintah daerah.

 Adapun dokumen perencanaan dan penganggaran tersebut meliputi
 (1) Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD).
 (2) Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-
     SKPD).
 (3) Rencana Kerja Pemerintah/Pembangunan Daerah (RKPD).
 (4) Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-SKPD).


                                                               82
Keterkaitan RKPD dengan dokumen perencanaan dan penganggaran
 Semua dokumen perencanaan tersebut dari sisi waktu mencakup 3
 kerangka waktu, yaitu:
 (1) Rencana jangka panjang (20 tahun),
 (2) Rencana jangka menengah (5 tahun),
 (3) Rencana jangka pendek (1 tahun).

 Secara substansi, keberadaan dokumen RPJMD Kabupaten/Kota
 dengan RKPD dan dengan dokumen perencanaan yang lain tersebut
 membentuk keterkaitan yang bersifat hierarkis, yaitu dokumen
 dengan jangka waktu yang lebih panjang menjadi rujukan bagi
 dokumen dengan jangka waktu yang lebih pendek.

 Keterkaitan hubungan dokumen RPJMD Kabupaten/Kota dengan
 dokumen perencanaan dan penganggaran lainnya secara
 diagramatis dapat dilihat dalam diagram.

                                                               83
Keterkaitan RKPD dengan dokumen perencanaan dan penganggaran




                                                               84
Keterkaitan RKPD dengan dokumen perencanaan dan penganggaran
 Perincian hubungan RKPD dengan dokumen perencanaan dan
    penganggaran lainnya sebagai berikut:

 (1) RKPD disusun dengan memperhatikan pokok-pokok arah
     kebijakan dalam RKP Nasional melalui mekanisme musrenbang.
 (2) RKPD disusun dengan berpedoman pada RPJM Daerah yang
     didalamnya memuat mengenai visi, misi, dan arah pembangunan
     daerah.
 (3) RKPD ini nantinya menjadi pedoman bagi penyusunan Renja
     SKPD yang disusun sesuai dengan tugas dan fungsi dari tiap
     SKPD.
 (4) RKPD ini nantinya dijabarkan dalam RAPBD dengan berpedoman
     juga kepada renja SKPD.



                                                               85
Keterkaitan RKPD dengan dokumen perencanaan dan penganggaran
 Memperhatikan hubungan keterkaitan sebagaimana
 dijelaskan di atas, maka dalam penyusunan RKPD
 Kabupaten/Kota harus memperhatikan keberadaan dari
 dokumen RKP Nasional, RPJM Kabupaten/Kota ybs,
 Renstra SKPD serta Renja SKPD.

 Selain itu, bila dilihat dari dokumen perencanaan lainnya
 seperti Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), baik RTRW
 Nasional, RTRW Provinsi, maupun RTRW
 Kabupaten/Kota.

 Kedudukan RKPD Kabupaten/Kota tidak terpisahkan dari
 dokumen perencanaan tata ruang wilayah.
                                                               86
Kedudukan RKPD dengan dokumen perencanaan dan penganggaran




                                                             87
Sistematikan Penyusunan RKPD                    (1)

 BAB I PENDAHULUAN

 1.1 Latar belakang
 Mengemukakan pengertian ringkas tentang RKPD, Proses penyusunan RKPD, kedudukan
 RKPD tahun rencana dalam periode dokumen-dokumen RPJMD, keterkaitan antara
 dokumen RKPD dengan dokumen RPJMD, renstra SKPD, Renja SKPD serta tindaklanjutnya
 dengan proses penyusunan RAPBD.

 1.2 Landasan Hukum
 Memberikan uraian ringkas tentang dasar hukum yang digunakan dalam penyusunan RKPD,
 baik yang berskala nasional, maupun lokal. (peraturan yang memuat ketentuan secara
 langsung terkait dengan penyusunan RKPD).

 1.3 Maksud dan Tujuan
 Menjelaskan maksud dan tujuan penyusunan RKPD tahun rencana dalam kaitannya dengna
 dokumen RPJMD dan isu strategis serta kaitannya dengan Visi dan Misi kepala daerah.

 1.4 Sistematika Penyusunan RKPD
 Mengemukakan organisasi penyusunan dokumen RKPD terkait dengan dengan pengaturan
 bab serta garis besar isi setiap bab di dalamnya.

                                                                                 88
Sistematikan Penyusunan RKPD                     (2)

 BAB II EVALUASI HASIL KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH

 2.1 Visi dan Misi Pembangunan Jangka Menengah Daerah
 Mendeskripsikan kedudukan program dan kegiatan tahun rencana dalam rangka pencapaian
 visi dan misi pembangunan daerah jangka menengah sebagaimana tertuang dalam RPJMD

 2.2 Evaluasi status dan kedudukan Pencapaian Kinerja Pembangunan Daerah
 Mengemukakan tentang status dan kedudukan pencapaian kinerja pembangunan daerah
 berdasarkan indikator-indikator makro pembangunan daerah dan penyelenggaraan urusan
 wajib/pilihan pemerintahan daerah

 2.3 Evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan RKPD tahun lalu
 Mengemukakan hasil evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan daerah
 tahun lalu.

 2.4 Isu Strategis dan Masalah mendesak
 Mengemukakan isu strategis dan permasalahan tingkat daerah (hasil musrenbang
 desa/kelurahan, kecamatan, forum SKPD, dan Musrenbang Kab) dan keterkaitannya dengan
 isu strategis dan permasalahan tingkat provinsi dan tingkat nasional.



                                                                                   89
Sistematikan Penyusunan RKPD                       (3a)

 BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH

 Mengemukakan tentang kondisi ekonimi tahun lalu dan perkiraan tahun berjalan, mencakup:

 (a) Indikator pertumbuhan ekonomi daerah;

 (b) Sumber-sumber pendapatan dengan perincian:
     * sumber pendapatan tahun lalu (N-1).
     * sumber pendapatan satu tahun sebelumnya (N-2).
     * sumber pendapatan tahun berjalan (N).
     * sumber pendapatan tahun rencana (N+1).
     * sumber pendapatan satu tahun setelah tahun rencana sebagai perkiraan maju
     pendapatan (N+2).

 (c) Kebijakan pemerintah daerah yang diperlukan dalam pembangunan perekonomian
     daerah meluputi:
     * Pendapatan daerah,
     * Belanja daerah dan pembiayaan daerah, yang dituangkan dalam kebijakan umum
     anggaran pendapatan dan belanja daerah.



                                                                                     90
Sistematikan Penyusunan RKPD                                      (3b)

 3.1 Kondisi ekonomi daerah tahun N-1 dan tahun N serta perkiraan tahun N+1

 3.2 Tantangan dan prospek perekonomian daerah tahun N+2

 3.3 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah
 Berisikan arahan nasional di bidang ekonomi yang bersumber dari dokumen RKP Nasional, RKPD Provinsi dan juga
 kebijakan di bidang ekonomi dalam RPJMD, yang selanjutnya diturunkan ke kebijakan pengembangan sektoral,
 regional dan lainnya.

 3.4 Analisis dan Perkiraan Sumber-Sumber Pendanaan Daerah
 3.4.1 Dana Desentralisasi/APBD
 3.4.2 Dana Dekonsentrasi/APBN
 3.4.3 Dana Tugas Pembantuan/APBN
 3.4.4 Dana Otonomi Khusus/APBN

 3.5 Arah Kebijakan keuangan Daerah
 Berdasar pada hasil analisis dan perkiraan sumber-sumber pendanaan daerah, selanjutnya dirumuskan kebijakan di
 bidang keuangan daerah yang pada dasrnya menjadi acuan/kerangka dalam pengelolaan APBD.

 3.5.1 Arah Kebijakan Pendapatan daerah
 Berisikan mengenai uraian kebijakan yang akan ditempuh oleh Pemerintah Daerah, yang terkait langsung dengan pos-
 pos pendapatan daerah dalam APBD

 3.5.2 Arah kebijakan belanja daerah
 3.5.3 Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah                                                                       91
Keterkaitan RKPD dengan dokumen perencanaan dan penganggaran
 BAB IV PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN N+1 (TAHUN RENCANA)
 Mengemukakan secara eksplisit peioritas pembangunan daerah yang disusun berdasarkan
 evaluasi pembangunan tahunan, kedudukan tahun rencana dan capaian kinerja yang
 direncanakan dalam RPJMD, serta aspirasi masyarakat yang disepakati dalam hasil
 musrenbang tahunan Daerah

 4.1 Prioritas dan sasaran pembangunan daerah
 4.2 Prioritas program dan kegiatan pembangunan daerah

 BAB V RENCANA KERJA DAN PENDANAAN
 Mengemukanan rincian dan kegiatan pokok RKPD tahun rencana, Instansi
 Pelaksana/SKPD, indikator capaian masing-masing program dan kegiatan serta pagu
 indikatifnya.

 BAB VI KAIDAH PELAKSANAAN
 Memuat arahan Kepala Daerah bagi SKPD dalam rangka menyusun dokumen Renja SKPD.




                                                                                   92
Contoh: Kaitan RKPD dengan Tata Ruang (1)




                                            93
Contoh: Kaitan RKPD dengan Tata Ruang (2)




                                            94
Contoh: Kaitan RKPD dengan Tata Ruang (3)




                                            95
Contoh: Kaitan RKPD dengan Tata Ruang (4)




                                            96
Bagian 6.
 Contoh Penyusunan
Anggaran di Kota Depok




                         97
Visi dan Misi Kepala Daerah Kota Depok

 Visi: ”Menuju Kota Depok yang Melayani dan
 Mensejahterakan”

 Melayani berarti meningkatkan kualitas pelayanan aparatur dan
 penyediaan sarana dan prasaran bagi warga Depok dengan
 meningkatkan kemampuan lembaga dan aparatur pemerintahan
 dalam memberikan dan menyediakan barang-barang publik dengan
 cara-cara yang paling efisien dan meningkatkan kemampuan
 masyarakat untuk ikut serta dalam pembangunan daerah.

 Menyejahterakan berarti meningkatkan kesejahteraan
 masyarakat dengan mengembangkan potensi ekonomi yang dapat
 memberikan lapangan pekerjaan dan kehidupan bagi masyarakat
 banyak dan juga keuangan daerah.
                                                                 98
Visi dan Misi Kepala Daerah Kota Depok

Misi:
1. Mewujudkan pelayanan yang ramah, cepat dan
   transparan.
2. Membangun dan mengelola sarana dan prasarana
   infrastruktur yang cukup, baik dan merata.
3. Mengembangkan perekonomian masyarakat,
   dunia usaha, dan keuangan daerah
4. Meningkatkan kualitas keluarga, pendidikan,
   kesehatan dan kesejahteraan masyarakat yang
   berlandaskan nilai-nilai agama


                                                  99
APBD Kota DEPOK Tahun 2009
Pendapatan Daerah (Rp Juta)




                              100
APBD Kota DEPOK Tahun 2009
Belanja Daerah (Rp Juta)




                             101
APBD Kota DEPOK Tahun 2009
Pembiayaan (Rp Juta)




                             102
APBD Kota DEPOK Tahun 2009
Anggaran Kecamatan (Rp Juta)

 No          Kecamatan                        Pagu*            BL Kecamatan
  1   Cimanggis                            32,599,275,915.00     1,319,500,000.00
  2   Beji                                  7,881,065,740.00       759,500,000.00
  3   Sawangan                             17,452,168,420.00     1,387,300,000.00
  4   Pancoran Mas                         41,098,249,240.00     1,159,500,000.00
  5   Sukmajaya                            18,085,768,970.00     1,155,900,000.00
  6   Limo                                 28,282,210,321.00       919,500,000.00

              Jumlah                      145,398,738,606.00     6,701,200,000.00
 Sumber: APBD Kota Tahun 2009
 * Anggaran Kegiatan SKPD yang dilaksanakan di Kecamatan

                                                                                    103
APBD Kota DEPOK Tahun 2009
Jumlah Penduduk Per Kecamatan (Jiwa)

                               2007                        2008
      Kecamatan
                      Jumlah     Kepadatan        Jumlah      Kepadatan       Pertambahan
 1   Sawangan          166.076         3.634,84    169.727         3.174,75          3.651
 2   Pancoran Mas      269.144         9.022,59    275.103         9.222,36          5.959
 3   Sukmajaya         342.447        10.033,61    350.331        10.264,61          7.884
 4   Cimanggis         403.037         7.527,77    412.388         7.702,43          9.351
 5   Beji              139.888         9.782,38    143.190        10.013,29          3.302
 6   Limo              149.410         6.553,07    152.938         6.707,81          3.528
     Jumlah          1.470.002        7.339,037   1.503.677        7.507,50         33.675

 Sumber : DDA 2007 & 2008




                                                                                       104
APBD Kota DEPOK Tahun 2009
Index Pembangunan Manusia Per Kecamatan

                                     2007                                    2008
      Kecamatan
                   AHH      AMH     RLS     PDB      IPM     AHH     AMH     RLS     PDB      IPM

1   Sawangan       67,25    98,18    9,69   571,73   73,40   67,67   98,46    9,95   572,24   73,93
2   Pancoran Mas   67,60    98,54   10,58   573,41   74,46   68,04   98,78   10,72   574,11   74,92
3   Sukmajaya      74,24    98,61   11,10   576,45   78,79   74,46   98,85   11,15   577,02   79,04
4   Cimanggis      73,62    98,41   10,31   571,22   77,35   73,66   98,63   10,44   571,83   77,62
5   Beji           67,98    99,12   10,60   576,08   75,02   68,76   99,14   10,77   576,55   75,62
6   Limo           71,07    97,77   10,27   582,66   76,70   71,44   98,32   10,46   582,78   77,17
    Kota           73,06    98,52   10,66   580,60   78,10   73,10   98,70   10,67   581,22   78,22

 Sumber : BPS 2007 & 2008




                                                                                               105
APBD Kota DEPOK Tahun 2009
Target dan Realisasi Indikator Makro Kota Depok
                                              2007                                 2008
No.     Indikator Makro
                              Target             Realisasi              Target         Realisasi
 1    Indeks Kepuasan      Meningkat   71,17 (angka dasar)          Meningkat    75,71 (Meningkat 3,93%)
      Masyarakat           2,5%                                     2,5%
 2    Berkurangnya Titik   2 titik     2 titik:                     2 titik      2 titik:
      Kemacetan                        Ruas Jl. Dewi Sartika –                   Jl. Tanah baru; Jl. Cinere
                                       Simpang Kartini;                          Raya (SPBU)
                                       Jl. Margonda Raya (Segmen 1)
                                       – Jl. ARH
 3    Berkurangnya Titik   1 lokasi    1 lokasi (Perum. Taman       1 Lokasi     1 lokasi (Perum. Bukit
      Banjir                           Cipayung – Sukmajaya)                     Sawangan Indah –
                                                                                 Sawangan)
 4    Bertambahnya cakupan 1.000 SR    637 SR                       1.400 SR     1.183 SR
      layanan air baku
 5    Bertambahnya Unit    10 lokasi   - (none)                     10 lokasi    20 lokasi (2 belum 100%
      Pengolahan Sampah                                                          fisik)
 6    Tertatanya Kawasan   3 lokasi    3 lokasi                     3 lokasi     6 lokasi (Bojong Sari,
      Kumuh                                                                      Kemiri Muka, Bojong
                                                                                 Pondok Terong, Grogol,
                                                                                 Sukamaju baru, Kali Baru)
 7    Meningkatnya LPE     6,46        6,65                         6,47         6,95

 8    Meningkatnya PAD     5%          14,43%                       5%           …
 9    Meningkatnya IPM     77,6        78,1                         78,88        78,22
                                                                                                          106
Prioritas Pembangunan Kota Depok Tahun 2010



  1. Penyelenggaraan Tata Pemerintahan yang Baik;
  2. Peningkatan Penataan Ruang Kota;
  3. Penanggulangan Kemiskinan;
  4. Peningkatan Perluasan Kesempatan Memperoleh
     Pendidikan;
  5. Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat;
  6. Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat.



                                                    107
Matrix Prioritas Pembangunan Kota Depok Tahun 2010

   MISI       PRIORITAS 2010                    SASARAN
Misi 1        1. Peningkatan    1. Meningkatnya Pelayanan Publik
Mewujudka     Penyelenggaraan 2. Terwujudnya Penyelengaraan Pilkada 2010
n pelayanan   Tata Pemerintahan    yang Tertib dan Aman
yang ramah,   yang Baik
cepat dan                       3. Meningkatnya pelayanan masyarakat yang
tranparan                          mengarah kepada tercapainya Standar
                                   Pelayanan Minimal (SPM)
                                4. Terwujudnya kemitraan pemerintah dengan
                                  swasta
                                5. Mewujudkan kerjasama dengan negara lain
                                6. Meningkatnya Penegakan Hukum




                                                                             108
Matrix Prioritas Pembangunan Kota Depok Tahun 2010

     MISI       PRIORITAS 2010                          SASARAN
Misi 2          2.               1. Terwujudnya Jalan Margonda yang nyaman
Membangun       Peningkatan      2. Meningkatnya sarana/prasarana dan pelayanan
dan Mengelola   Penataan           persampahan
sarana dan      Ruang Kota
prasarana                        3. Meningkatnya sarana/prasarana dan pelayanan air
infrastruktur                      bersih
yang cukup,                      4. Terwujudnya sarana/prasarana transportasi yang
baik dan                           memadai
merata                           5. Meningkatnya kualitas lingkungan hidup (Ruang
                                   Terbuka Hijau)
                                 6. Menurunnya penyimpangan pemanfaatan lahan
                                 7. Meningkatnya sarana/prasarana pengendalian banjir
                                 8. Berkurangnya kemacetan kota
                                 9. Tersedianya Rancangan Rencana Tata Ruang dan
                                   Wilayah (RTRW) Kota Depok 2010 -2020

                                                                                        109
Matrix Prioritas Pembangunan Kota Depok Tahun 2010

     MISI         PRIORITAS 2010                  SASARAN

Misi 3                         1. Berkembangnya Usaha Kecil dan
Mengembangkan 3.Penanggulangan    Menengah
perekonomian    Kemiskinan     2. Menurunnya kondisi/angka kemiskinan
masyarakat,
dunia usaha dan                3. Meningkatnya daya tarik investasi
keuangan daerah                4. Meningkatnya keterampilan angkatan
                                  kerja
                                   5. Meningkatnya keterampilan angkatan
                                     kerja




                                                                           110
Matrix Prioritas Pembangunan Kota Depok Tahun 2010

       MISI              PRIORITAS 2010                       SASARAN
Misi 4               4. Peningkatan Perluasan 1. Meningkatnya Sarana dan Prasarana
Meningkatkan            Kesempatan               Pendidikan
kualitas keluarga,      Memperoleh            2. Meningkatnya Kualitas Penyelenggaraan
pendiikan,              Pendidikan               Pendidikan
kesehatan dan
kesejahteraan        5. Peningkatan Derajat   1. Meningkatnya Sarana dan Prasarana
masyarakat              Kesehatan                Kesehatan
berdasarkan nilai-      Masyarakat            2. Meningkatnya Mutu Kesehatan
nilai agama
                     6. Peningkatan           1. Meningkatnya Pendelegasian
                        Pemberdayaan             Kewenangan Kepada Kecamatan
                        Masyarakat
                                              2. Pemberdayaan Lembaga
                                              3. Penyelengaraan Forum Warga




                                                                                     111
Kriteria Prioritas Pembangunan Kota Depok Tahun 2010


  1. Lintas-kelurahan atau merupakan
     kegiatan kecamatan.
  2. Memiliki tingkat urgensi tinggi.
  3. Mengatasi permasalahan sosial budaya.
  4. Meningkatkan potensi ekonomi.
  5. Paling banyak memberi manfaat kepada
     masyarakat.


                                                  112
Anggaran Kecamatan Tahun 2009




                                113
Anggaran Kecamatan Tahun 2010: Kec. Sukmajaya




                                                114
Anggaran Kecamatan Tahun 2010: Kec. Pancoran Mas




                                                   115
Anggaran Kecamatan Tahun 2010: Kec. Cimanggis




                                                116
Anggaran Kecamatan Tahun 2010: Kec. Beji




                                           117
Anggaran Kecamatan Tahun 2010: Kec. Sawangan




                                               118
Anggaran Kecamatan Tahun 2010: Kec. Limo




                                           119
Musrenbang Kecamatan


 • Membahas dan menyepakati hasil-hasil
   Musrenbang dari tingkat kelurahan yang akan
   menjadi prioritas kegiatan pembangunan di
   wilayah kecamatan;
 • Membahas dan menetapkan prioritas kegiatan
   pembangunan di tingkat kecamatan yang belum
   tercakup dalam prioritas kegiatan pembangunan
   kelurahan;
 • Melakukan klasifikasi atas prioritas kegiatan
   pembangunan kecamatan sesuai dengan urusan-
   urusan pemerintahan.
                                               120
Manfaat Musrenbang Kecamatan:




                                121
Manfaat Musrenbang Kecamatan:




                                122
Sistematika Usulan Kegiatan Kecamatan
             Usulan            Usulan
           Kecamatan          Kelurahan



               Musrenbang Kecamatan
                                          Paling banyak memberi
                                          manfaat kepada
                              PRIORITAS   masyarakat



              Rencana Kerja Kecamatan

                       APBD

          FORUM SKPD/MUSRENBANG KOTA
                                                                  123
7. Referensi



               124
Panduan Penyelenggaraan Musrenbang Kabupaten/Kota         memaparkan
apa dan bagaimana menyelenggarakan dan memandu rangkaian kegiatan
Musrenbang dalam membahas rancangan Rencana Kerja Pembangunan
Daerah (RKPD). Musrenbang kabupaten/kota merupakan ajang konsultasi
publik dokumen Rancangan RKPD. Rancangan RKPD disiapkan oleh tim
kerja Bappeda dengan mengakomodasi hasil-hasil Musrenbang kecamatan
dan draf Renja SKPD dengan mengacu pada pencapaian visi-misi dan isu
strategis daerah.




Panduan Penyelenggaraan Forum SKPD            memaparkan apa dan
bagaimana menyelenggarakan dan memandu Forum SKPD yang lebih
berpihak kepada masyarakat miskin dan perempuan. Melalui buku
panduan ini diharapkan dapat membantu SKPD terkait dalam menjalankan
fungsi koordinasi pembangunan dan memberikan pelayanan publik pada
warga masyarakat. Forum SKPD merupakan arena strategis dalam
menentukan prioritas pembangunan sektoral terutama untuk SKPD yang
paling terkait dengan pelayanan publik. Pada pelaksanaan Forum SKPD
ini dipergunakan pendekatan perencanaan partisipatif (bottom-up) yang
berasal dari hasil musrenbang kecamatan dengan pendekatan teknokratis
yang dikembangkan SKPD berdasarkan kebijakan dan program prioritas
daerah.
                                                                  125
Panduan Penyelenggaraan Musrenbang Kecamatan            memaparkan apa dan
bagaimana menyelenggarakan dan memandu rangkaian kegiatan Musrenbang di tingkat
kecamatan yang lebih berpihak kepada kelompok miskin dan perempuan. Melalui buku
panduan ini diharapkan dapat membantu perangkat kecamatan dalam menjalankan
fungsi koordinasi pembangunan dan memberikan pelayanan publik pada masyarakat.
Musrenbang kecamatan merupakan arena strategis dalam menentukan prioritas
pembangunan di wilayah kecamatan yang bersangkutan. Pada pelaksanaan Musrenbang
kecamatan ini diperkenalkan Pagu Indikatif Kecamatan yang dapat menjadi instrumen
bagi para pemangku kepentingan di tingkat kecamatan dalam membuat kesepakatan
terkait dengan prioritas pembangunan skala kecamatan dan skala daerah yang ada di
kecamatan yang bersangkutan. Selain itu, untuk memastikan bahwa prioritas
pembangunan juga dapat menyentuh dan memenuhi aspirasi dan kebutuhan kelompok
miskin dan perempuan.


Buku Panduan Penyelenggaraan Musrenbang Kelurahan                memaparkan apa
dan bagaimana menyelenggarakan dan memandu rangkaian kegiatan Musrenbang di
tingkat kelurahan secara lebih partisipatif. Melalui buku panduan ini diharapkan dapat
meningkatkan kinerja Musrenbang kelurahan untuk meningkatkan pelayanan publik
(warga). Musrenbang kelurahan menghasilkan Renja Kelurahan yang akan menjadi
dasar penyusunan dan penggunaan anggaran kelurahan. Agar perencanaan
pembangunan benar-benar mencerminkan aspirasi dan kebutuhan warga, maka
diperlukan kajian kebutuhan. Metode dan teknik Kajian Desa Partisipatif (participatory
rural appraissal) dapat dipergunakan sebagai alat kajian kebutuhan dengan
melakukan modifikasi sesuai konteks kelurahan. Hasil kajian mendalam tentang
permasalahan dan potensi pembangunan kelurahan ini selanjutnya dituangkan ke
dalam Rencana Strategis Kelurahan yang akan diacu tiap tahunnya dalam
penyusunan Renja Kelurahan. Untuk permasalahan yang tidak dapat ditangani oleh
kelurahan selanjutnya diajukan dalam Musrenbang tingkat kecamatan.
                                                                                   126
Buku Panduan Penyelenggaraan Musrenbang Desa               memaparkan apa dan
bagaimana menyelenggarakan dan memandu rangkaian kegiatan Musrenbang di tingkat
desa secara lebih partisipatif untuk menghasilkan daftar usulan permasalahan atau
kegiatan pembangunan daerah di tingkat desa, dan menghasilkan Rencana Kerja
Pembangunan Desa. Rencana Kerja Pembangunan Desa menjadi dasar bagi
penyusunan Rancangan APB Desa. Musrenbang tingkat desa merupakan salah satu
bentuk pengejawantahan otonomi desa dalam penyelenggaran pembangunan di
wilayahnya.




                                                                            127
Prinsip-prinsip
Pembangunan
               Perencanaan
Partisipatif
               Pembangunan




                                 128
Terima kasih
 Mohon maaf apabila ada yang
 kurang berkenan …

Kontak:
HP        +62.811 112266
Email-1   wrihatnolo@yahoo.com
Email-2   wrihatnolo@bappenas.go.id
Website   www.wrihatnolo.blogspot.com
          www.slideshare.net/wrihatnolo
                                          129

More Related Content

What's hot

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional Dadang Solihin
 
Konsep Dasar Perencanaan
Konsep Dasar PerencanaanKonsep Dasar Perencanaan
Konsep Dasar PerencanaanDadang Solihin
 
RPJMD menurut Permendagri 86 Tahun 2017
RPJMD menurut Permendagri 86 Tahun 2017RPJMD menurut Permendagri 86 Tahun 2017
RPJMD menurut Permendagri 86 Tahun 2017noldy HP
 
Pendekatan perencanaan pembangunan
Pendekatan perencanaan pembangunanPendekatan perencanaan pembangunan
Pendekatan perencanaan pembangunanQiu El Fahmi
 
Keterkaitan Dokumen Perencanaan
Keterkaitan Dokumen PerencanaanKeterkaitan Dokumen Perencanaan
Keterkaitan Dokumen PerencanaanDadang Solihin
 
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan RPJPD dan RPJMD terhadap Strategi Penca...
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan RPJPD dan RPJMD terhadap Strategi Penca...Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan RPJPD dan RPJMD terhadap Strategi Penca...
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan RPJPD dan RPJMD terhadap Strategi Penca...Dadang Solihin
 
Perencanaan Pembangunan dengan Aplikasi Data Spasial
Perencanaan Pembangunan dengan Aplikasi Data Spasial Perencanaan Pembangunan dengan Aplikasi Data Spasial
Perencanaan Pembangunan dengan Aplikasi Data Spasial Dadang Solihin
 
13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha
13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha
13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daerahaRian Saifulloh
 
Tata Cara Evaluasi Pelaksanaan Perencanaan Pembangunan
Tata Cara Evaluasi Pelaksanaan Perencanaan Pembangunan Tata Cara Evaluasi Pelaksanaan Perencanaan Pembangunan
Tata Cara Evaluasi Pelaksanaan Perencanaan Pembangunan Dadang Solihin
 
Evaluasi dan Pengendalian Pembangunan Daerah
Evaluasi dan Pengendalian Pembangunan DaerahEvaluasi dan Pengendalian Pembangunan Daerah
Evaluasi dan Pengendalian Pembangunan DaerahRusman R. Manik
 
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)Joy Irman
 
Sinkronisasi Penyusunan RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD, dan RKPD
Sinkronisasi Penyusunan RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD, dan RKPD Sinkronisasi Penyusunan RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD, dan RKPD
Sinkronisasi Penyusunan RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD, dan RKPD Dadang Solihin
 
Mekanisme dan Dokumen Perencanaan
Mekanisme dan Dokumen PerencanaanMekanisme dan Dokumen Perencanaan
Mekanisme dan Dokumen PerencanaanDadang Solihin
 
Konsep Dasar Perencanaan Pembangunan berdasarkan UU25/2004 dan Permendagri 54...
Konsep Dasar Perencanaan Pembangunan berdasarkan UU25/2004 dan Permendagri 54...Konsep Dasar Perencanaan Pembangunan berdasarkan UU25/2004 dan Permendagri 54...
Konsep Dasar Perencanaan Pembangunan berdasarkan UU25/2004 dan Permendagri 54...Dadang Solihin
 
Tahapan penyusunan rpjmd (19 7-17)
Tahapan penyusunan rpjmd (19 7-17)Tahapan penyusunan rpjmd (19 7-17)
Tahapan penyusunan rpjmd (19 7-17)syukriyabdullah
 
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan KebijakanContoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan KebijakanTri Widodo W. UTOMO
 
Hubungan Pusat-Daerah dalam Sistem Perencanaan
Hubungan Pusat-Daerah dalam Sistem PerencanaanHubungan Pusat-Daerah dalam Sistem Perencanaan
Hubungan Pusat-Daerah dalam Sistem PerencanaanDadang Solihin
 
Perencanaan Pembangunan Partisipatif
Perencanaan Pembangunan PartisipatifPerencanaan Pembangunan Partisipatif
Perencanaan Pembangunan PartisipatifDadang Solihin
 
Kebijakan Penyusunan Renstra K/L dan SKPD
Kebijakan Penyusunan Renstra K/L dan SKPDKebijakan Penyusunan Renstra K/L dan SKPD
Kebijakan Penyusunan Renstra K/L dan SKPDDadang Solihin
 
Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Dadang Solihin
 

What's hot (20)

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
 
Konsep Dasar Perencanaan
Konsep Dasar PerencanaanKonsep Dasar Perencanaan
Konsep Dasar Perencanaan
 
RPJMD menurut Permendagri 86 Tahun 2017
RPJMD menurut Permendagri 86 Tahun 2017RPJMD menurut Permendagri 86 Tahun 2017
RPJMD menurut Permendagri 86 Tahun 2017
 
Pendekatan perencanaan pembangunan
Pendekatan perencanaan pembangunanPendekatan perencanaan pembangunan
Pendekatan perencanaan pembangunan
 
Keterkaitan Dokumen Perencanaan
Keterkaitan Dokumen PerencanaanKeterkaitan Dokumen Perencanaan
Keterkaitan Dokumen Perencanaan
 
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan RPJPD dan RPJMD terhadap Strategi Penca...
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan RPJPD dan RPJMD terhadap Strategi Penca...Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan RPJPD dan RPJMD terhadap Strategi Penca...
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan RPJPD dan RPJMD terhadap Strategi Penca...
 
Perencanaan Pembangunan dengan Aplikasi Data Spasial
Perencanaan Pembangunan dengan Aplikasi Data Spasial Perencanaan Pembangunan dengan Aplikasi Data Spasial
Perencanaan Pembangunan dengan Aplikasi Data Spasial
 
13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha
13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha
13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha
 
Tata Cara Evaluasi Pelaksanaan Perencanaan Pembangunan
Tata Cara Evaluasi Pelaksanaan Perencanaan Pembangunan Tata Cara Evaluasi Pelaksanaan Perencanaan Pembangunan
Tata Cara Evaluasi Pelaksanaan Perencanaan Pembangunan
 
Evaluasi dan Pengendalian Pembangunan Daerah
Evaluasi dan Pengendalian Pembangunan DaerahEvaluasi dan Pengendalian Pembangunan Daerah
Evaluasi dan Pengendalian Pembangunan Daerah
 
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
 
Sinkronisasi Penyusunan RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD, dan RKPD
Sinkronisasi Penyusunan RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD, dan RKPD Sinkronisasi Penyusunan RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD, dan RKPD
Sinkronisasi Penyusunan RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD, dan RKPD
 
Mekanisme dan Dokumen Perencanaan
Mekanisme dan Dokumen PerencanaanMekanisme dan Dokumen Perencanaan
Mekanisme dan Dokumen Perencanaan
 
Konsep Dasar Perencanaan Pembangunan berdasarkan UU25/2004 dan Permendagri 54...
Konsep Dasar Perencanaan Pembangunan berdasarkan UU25/2004 dan Permendagri 54...Konsep Dasar Perencanaan Pembangunan berdasarkan UU25/2004 dan Permendagri 54...
Konsep Dasar Perencanaan Pembangunan berdasarkan UU25/2004 dan Permendagri 54...
 
Tahapan penyusunan rpjmd (19 7-17)
Tahapan penyusunan rpjmd (19 7-17)Tahapan penyusunan rpjmd (19 7-17)
Tahapan penyusunan rpjmd (19 7-17)
 
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan KebijakanContoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
 
Hubungan Pusat-Daerah dalam Sistem Perencanaan
Hubungan Pusat-Daerah dalam Sistem PerencanaanHubungan Pusat-Daerah dalam Sistem Perencanaan
Hubungan Pusat-Daerah dalam Sistem Perencanaan
 
Perencanaan Pembangunan Partisipatif
Perencanaan Pembangunan PartisipatifPerencanaan Pembangunan Partisipatif
Perencanaan Pembangunan Partisipatif
 
Kebijakan Penyusunan Renstra K/L dan SKPD
Kebijakan Penyusunan Renstra K/L dan SKPDKebijakan Penyusunan Renstra K/L dan SKPD
Kebijakan Penyusunan Renstra K/L dan SKPD
 
Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
 

Similar to PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Konsep dan Teknik Perencanaan
Konsep dan Teknik PerencanaanKonsep dan Teknik Perencanaan
Konsep dan Teknik PerencanaanRandy Wrihatnolo
 
Participatory Planning: A Conceptual Framework
Participatory Planning: A Conceptual FrameworkParticipatory Planning: A Conceptual Framework
Participatory Planning: A Conceptual FrameworkRandy Wrihatnolo
 
Insani vol 6_no_2_des_2019_yerah_melita-cc6b9-2142_701
Insani vol 6_no_2_des_2019_yerah_melita-cc6b9-2142_701Insani vol 6_no_2_des_2019_yerah_melita-cc6b9-2142_701
Insani vol 6_no_2_des_2019_yerah_melita-cc6b9-2142_701STISIPWIDURI
 
PERENCANAAN PEMBANGUNAN1.pptx
PERENCANAAN PEMBANGUNAN1.pptxPERENCANAAN PEMBANGUNAN1.pptx
PERENCANAAN PEMBANGUNAN1.pptxRizaFahlevi16
 
7 Rencana dan Perencanaan.pdf
7 Rencana dan Perencanaan.pdf7 Rencana dan Perencanaan.pdf
7 Rencana dan Perencanaan.pdfChintiaMeiresa
 
Perencanaan dan Pengawasan Anggaran: Strategi Perumusan Model Kebijakan Publi...
Perencanaan dan Pengawasan Anggaran: Strategi Perumusan Model Kebijakan Publi...Perencanaan dan Pengawasan Anggaran: Strategi Perumusan Model Kebijakan Publi...
Perencanaan dan Pengawasan Anggaran: Strategi Perumusan Model Kebijakan Publi...Dadang Solihin
 
Pokok Pikiran dan Peran DPRD dalam Perencanaan Pembangunan Daerah
Pokok Pikiran dan Peran DPRD dalam Perencanaan Pembangunan Daerah Pokok Pikiran dan Peran DPRD dalam Perencanaan Pembangunan Daerah
Pokok Pikiran dan Peran DPRD dalam Perencanaan Pembangunan Daerah Dadang Solihin
 
Fungsi manajemen perencanaan
Fungsi manajemen   perencanaanFungsi manajemen   perencanaan
Fungsi manajemen perencanaanSthefanie Parera
 
Pengertian Paradigma Perencanaan
Pengertian Paradigma PerencanaanPengertian Paradigma Perencanaan
Pengertian Paradigma PerencanaanFauzan Barnanda
 
Pengertian Paradigma Perencanaan dan PERENCANAAN PUBLIK
Pengertian Paradigma Perencanaan dan PERENCANAAN PUBLIKPengertian Paradigma Perencanaan dan PERENCANAAN PUBLIK
Pengertian Paradigma Perencanaan dan PERENCANAAN PUBLIKFauzan Barnanda
 
Konsep dan Paradigma Baru dalam Pengelolaan Keuangan Daerah
Konsep dan Paradigma Baru dalam Pengelolaan Keuangan DaerahKonsep dan Paradigma Baru dalam Pengelolaan Keuangan Daerah
Konsep dan Paradigma Baru dalam Pengelolaan Keuangan DaerahDadang Solihin
 
Reformasi Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Daerah
Reformasi Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Daerah Reformasi Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Daerah
Reformasi Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Daerah Dadang Solihin
 
15 Kesimpulan Teori Perencanaan.ppt
15 Kesimpulan Teori Perencanaan.ppt15 Kesimpulan Teori Perencanaan.ppt
15 Kesimpulan Teori Perencanaan.pptBranCode
 

Similar to PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (20)

Konsep dan Teknik Perencanaan
Konsep dan Teknik PerencanaanKonsep dan Teknik Perencanaan
Konsep dan Teknik Perencanaan
 
Prinsip 5 w 1h
Prinsip 5 w 1hPrinsip 5 w 1h
Prinsip 5 w 1h
 
Elemen Pr Plan
Elemen Pr PlanElemen Pr Plan
Elemen Pr Plan
 
Participatory Planning: A Conceptual Framework
Participatory Planning: A Conceptual FrameworkParticipatory Planning: A Conceptual Framework
Participatory Planning: A Conceptual Framework
 
Insani vol 6_no_2_des_2019_yerah_melita-cc6b9-2142_701
Insani vol 6_no_2_des_2019_yerah_melita-cc6b9-2142_701Insani vol 6_no_2_des_2019_yerah_melita-cc6b9-2142_701
Insani vol 6_no_2_des_2019_yerah_melita-cc6b9-2142_701
 
PERENCANAAN PEMBANGUNAN1.pptx
PERENCANAAN PEMBANGUNAN1.pptxPERENCANAAN PEMBANGUNAN1.pptx
PERENCANAAN PEMBANGUNAN1.pptx
 
7 Rencana dan Perencanaan.pdf
7 Rencana dan Perencanaan.pdf7 Rencana dan Perencanaan.pdf
7 Rencana dan Perencanaan.pdf
 
Perencanaan dan Pengawasan Anggaran: Strategi Perumusan Model Kebijakan Publi...
Perencanaan dan Pengawasan Anggaran: Strategi Perumusan Model Kebijakan Publi...Perencanaan dan Pengawasan Anggaran: Strategi Perumusan Model Kebijakan Publi...
Perencanaan dan Pengawasan Anggaran: Strategi Perumusan Model Kebijakan Publi...
 
Planning
PlanningPlanning
Planning
 
Pokok Pikiran dan Peran DPRD dalam Perencanaan Pembangunan Daerah
Pokok Pikiran dan Peran DPRD dalam Perencanaan Pembangunan Daerah Pokok Pikiran dan Peran DPRD dalam Perencanaan Pembangunan Daerah
Pokok Pikiran dan Peran DPRD dalam Perencanaan Pembangunan Daerah
 
Dasar perencanaan
Dasar perencanaanDasar perencanaan
Dasar perencanaan
 
Fungsi manajemen perencanaan
Fungsi manajemen   perencanaanFungsi manajemen   perencanaan
Fungsi manajemen perencanaan
 
TUGAS 2 PERENCANAAN.docx
TUGAS 2 PERENCANAAN.docxTUGAS 2 PERENCANAAN.docx
TUGAS 2 PERENCANAAN.docx
 
Pengertian Paradigma Perencanaan
Pengertian Paradigma PerencanaanPengertian Paradigma Perencanaan
Pengertian Paradigma Perencanaan
 
Pengertian Paradigma Perencanaan dan PERENCANAAN PUBLIK
Pengertian Paradigma Perencanaan dan PERENCANAAN PUBLIKPengertian Paradigma Perencanaan dan PERENCANAAN PUBLIK
Pengertian Paradigma Perencanaan dan PERENCANAAN PUBLIK
 
Konsep dan Paradigma Baru dalam Pengelolaan Keuangan Daerah
Konsep dan Paradigma Baru dalam Pengelolaan Keuangan DaerahKonsep dan Paradigma Baru dalam Pengelolaan Keuangan Daerah
Konsep dan Paradigma Baru dalam Pengelolaan Keuangan Daerah
 
Ddp 2
Ddp 2Ddp 2
Ddp 2
 
Reformasi Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Daerah
Reformasi Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Daerah Reformasi Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Daerah
Reformasi Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Daerah
 
5. perencanaan
5. perencanaan5. perencanaan
5. perencanaan
 
15 Kesimpulan Teori Perencanaan.ppt
15 Kesimpulan Teori Perencanaan.ppt15 Kesimpulan Teori Perencanaan.ppt
15 Kesimpulan Teori Perencanaan.ppt
 

More from Randy Wrihatnolo

Kebijakan Publik - Bagian IV Studi Kasus Rencana Pengembangan Bandara Jabodet...
Kebijakan Publik - Bagian IV Studi Kasus Rencana Pengembangan Bandara Jabodet...Kebijakan Publik - Bagian IV Studi Kasus Rencana Pengembangan Bandara Jabodet...
Kebijakan Publik - Bagian IV Studi Kasus Rencana Pengembangan Bandara Jabodet...Randy Wrihatnolo
 
Kebijakan Publik - Bagian III Variabel Penyusunan Kebijakan
Kebijakan Publik - Bagian III Variabel Penyusunan KebijakanKebijakan Publik - Bagian III Variabel Penyusunan Kebijakan
Kebijakan Publik - Bagian III Variabel Penyusunan KebijakanRandy Wrihatnolo
 
Kebijakan Publik - Bagian II Implementasi
Kebijakan Publik - Bagian II ImplementasiKebijakan Publik - Bagian II Implementasi
Kebijakan Publik - Bagian II ImplementasiRandy Wrihatnolo
 
Kebijakan Publik - Bagian I Teori
Kebijakan Publik - Bagian I TeoriKebijakan Publik - Bagian I Teori
Kebijakan Publik - Bagian I TeoriRandy Wrihatnolo
 
Strategi Penyusunan Kebijakan Publik (Sebuah Pengalaman dan Terapan)
Strategi Penyusunan Kebijakan Publik (Sebuah Pengalaman dan Terapan)Strategi Penyusunan Kebijakan Publik (Sebuah Pengalaman dan Terapan)
Strategi Penyusunan Kebijakan Publik (Sebuah Pengalaman dan Terapan)Randy Wrihatnolo
 
Manajemen Database (Portal Katalog MP3EI versi 2.0)
Manajemen Database (Portal Katalog MP3EI versi 2.0)Manajemen Database (Portal Katalog MP3EI versi 2.0)
Manajemen Database (Portal Katalog MP3EI versi 2.0)Randy Wrihatnolo
 
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Bali dan Kepulauan Nusa T...
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Bali dan Kepulauan Nusa T...Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Bali dan Kepulauan Nusa T...
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Bali dan Kepulauan Nusa T...Randy Wrihatnolo
 
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Sumatera
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi SumateraLaporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Sumatera
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi SumateraRandy Wrihatnolo
 
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan Maluku
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan MalukuLaporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan Maluku
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan MalukuRandy Wrihatnolo
 
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Kalimantan
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi KalimantanLaporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Kalimantan
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi KalimantanRandy Wrihatnolo
 
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Jawa
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi JawaLaporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Jawa
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi JawaRandy Wrihatnolo
 
Strategi Percepatan MP3EI Pada Kawasan Perhatian Investasi (KPI)
Strategi Percepatan MP3EI Pada Kawasan Perhatian Investasi (KPI)Strategi Percepatan MP3EI Pada Kawasan Perhatian Investasi (KPI)
Strategi Percepatan MP3EI Pada Kawasan Perhatian Investasi (KPI)Randy Wrihatnolo
 
Evaluasi 1 Tahun Pelaksanaan MP3EI (2011-2012)
Evaluasi 1 Tahun Pelaksanaan MP3EI (2011-2012)Evaluasi 1 Tahun Pelaksanaan MP3EI (2011-2012)
Evaluasi 1 Tahun Pelaksanaan MP3EI (2011-2012)Randy Wrihatnolo
 
Cara Menghitung Indeks Pembangunan Manusia
Cara Menghitung Indeks Pembangunan ManusiaCara Menghitung Indeks Pembangunan Manusia
Cara Menghitung Indeks Pembangunan ManusiaRandy Wrihatnolo
 
Manajemen Evaluasi, Pemantauan, dan Pelaporan Pembangunan (24 Juni 2012)
Manajemen Evaluasi, Pemantauan, dan Pelaporan Pembangunan (24 Juni 2012)Manajemen Evaluasi, Pemantauan, dan Pelaporan Pembangunan (24 Juni 2012)
Manajemen Evaluasi, Pemantauan, dan Pelaporan Pembangunan (24 Juni 2012)Randy Wrihatnolo
 
Kiat Menulis Makalah Panjang dan Makalah Pendek Cara JFP
Kiat Menulis Makalah Panjang dan Makalah Pendek Cara JFPKiat Menulis Makalah Panjang dan Makalah Pendek Cara JFP
Kiat Menulis Makalah Panjang dan Makalah Pendek Cara JFPRandy Wrihatnolo
 
Kiat-kiat Sederhana Menulis
Kiat-kiat Sederhana MenulisKiat-kiat Sederhana Menulis
Kiat-kiat Sederhana MenulisRandy Wrihatnolo
 
Pemikiran Pengembangan Fungsi Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kemen...
Pemikiran Pengembangan Fungsi Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kemen...Pemikiran Pengembangan Fungsi Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kemen...
Pemikiran Pengembangan Fungsi Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kemen...Randy Wrihatnolo
 
Blueprint Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kementerian PPN/Bappenas,...
Blueprint Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kementerian PPN/Bappenas,...Blueprint Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kementerian PPN/Bappenas,...
Blueprint Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kementerian PPN/Bappenas,...Randy Wrihatnolo
 

More from Randy Wrihatnolo (20)

Kebijakan Publik - Bagian IV Studi Kasus Rencana Pengembangan Bandara Jabodet...
Kebijakan Publik - Bagian IV Studi Kasus Rencana Pengembangan Bandara Jabodet...Kebijakan Publik - Bagian IV Studi Kasus Rencana Pengembangan Bandara Jabodet...
Kebijakan Publik - Bagian IV Studi Kasus Rencana Pengembangan Bandara Jabodet...
 
Kebijakan Publik - Bagian III Variabel Penyusunan Kebijakan
Kebijakan Publik - Bagian III Variabel Penyusunan KebijakanKebijakan Publik - Bagian III Variabel Penyusunan Kebijakan
Kebijakan Publik - Bagian III Variabel Penyusunan Kebijakan
 
Kebijakan Publik - Bagian II Implementasi
Kebijakan Publik - Bagian II ImplementasiKebijakan Publik - Bagian II Implementasi
Kebijakan Publik - Bagian II Implementasi
 
Kebijakan Publik - Bagian I Teori
Kebijakan Publik - Bagian I TeoriKebijakan Publik - Bagian I Teori
Kebijakan Publik - Bagian I Teori
 
Strategi Penyusunan Kebijakan Publik (Sebuah Pengalaman dan Terapan)
Strategi Penyusunan Kebijakan Publik (Sebuah Pengalaman dan Terapan)Strategi Penyusunan Kebijakan Publik (Sebuah Pengalaman dan Terapan)
Strategi Penyusunan Kebijakan Publik (Sebuah Pengalaman dan Terapan)
 
Manajemen Database (Portal Katalog MP3EI versi 2.0)
Manajemen Database (Portal Katalog MP3EI versi 2.0)Manajemen Database (Portal Katalog MP3EI versi 2.0)
Manajemen Database (Portal Katalog MP3EI versi 2.0)
 
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Bali dan Kepulauan Nusa T...
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Bali dan Kepulauan Nusa T...Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Bali dan Kepulauan Nusa T...
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Bali dan Kepulauan Nusa T...
 
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Sumatera
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi SumateraLaporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Sumatera
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Sumatera
 
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan Maluku
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan MalukuLaporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan Maluku
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan Maluku
 
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Kalimantan
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi KalimantanLaporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Kalimantan
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Kalimantan
 
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Jawa
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi JawaLaporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Jawa
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Jawa
 
Strategi Percepatan MP3EI Pada Kawasan Perhatian Investasi (KPI)
Strategi Percepatan MP3EI Pada Kawasan Perhatian Investasi (KPI)Strategi Percepatan MP3EI Pada Kawasan Perhatian Investasi (KPI)
Strategi Percepatan MP3EI Pada Kawasan Perhatian Investasi (KPI)
 
Evaluasi 1 Tahun Pelaksanaan MP3EI (2011-2012)
Evaluasi 1 Tahun Pelaksanaan MP3EI (2011-2012)Evaluasi 1 Tahun Pelaksanaan MP3EI (2011-2012)
Evaluasi 1 Tahun Pelaksanaan MP3EI (2011-2012)
 
Cara Menghitung Indeks Pembangunan Manusia
Cara Menghitung Indeks Pembangunan ManusiaCara Menghitung Indeks Pembangunan Manusia
Cara Menghitung Indeks Pembangunan Manusia
 
Manajemen Evaluasi, Pemantauan, dan Pelaporan Pembangunan (24 Juni 2012)
Manajemen Evaluasi, Pemantauan, dan Pelaporan Pembangunan (24 Juni 2012)Manajemen Evaluasi, Pemantauan, dan Pelaporan Pembangunan (24 Juni 2012)
Manajemen Evaluasi, Pemantauan, dan Pelaporan Pembangunan (24 Juni 2012)
 
Tips Menulis Cara JFP
Tips Menulis Cara JFPTips Menulis Cara JFP
Tips Menulis Cara JFP
 
Kiat Menulis Makalah Panjang dan Makalah Pendek Cara JFP
Kiat Menulis Makalah Panjang dan Makalah Pendek Cara JFPKiat Menulis Makalah Panjang dan Makalah Pendek Cara JFP
Kiat Menulis Makalah Panjang dan Makalah Pendek Cara JFP
 
Kiat-kiat Sederhana Menulis
Kiat-kiat Sederhana MenulisKiat-kiat Sederhana Menulis
Kiat-kiat Sederhana Menulis
 
Pemikiran Pengembangan Fungsi Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kemen...
Pemikiran Pengembangan Fungsi Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kemen...Pemikiran Pengembangan Fungsi Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kemen...
Pemikiran Pengembangan Fungsi Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kemen...
 
Blueprint Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kementerian PPN/Bappenas,...
Blueprint Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kementerian PPN/Bappenas,...Blueprint Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kementerian PPN/Bappenas,...
Blueprint Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kementerian PPN/Bappenas,...
 

Recently uploaded

Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaEzraCalva
 
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptAfifFikri11
 
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlinePPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlineMMario4
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfWahyudinST
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdfsandi625870
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfProgram Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfwaktinisayunw93
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxHeriyantoHeriyanto44
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanssuserc81826
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...Riyan Hidayatullah
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunModul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunnhsani2006
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DAbdiera
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptssuser940815
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptTaufikFadhilah
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024MALISAAININOORBINTIA
 

Recently uploaded (20)

Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
 
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
 
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlinePPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfProgram Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunModul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
 

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

  • 1. Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep dan Mekanisme Randy R. Wrihatnolo LPEM FEUI Jakarta, 22 Juli 2009
  • 2. Tujuan 1. Peserta diharapkan untuk memahami dan mengaplikasikan secara sederhana konsep, pendekatan dalam perencanaan, mekanisme dan dokumen perencanaan, serta berbagai indikator kinerja pembangunan dalam proses perencanaan pembangunan daerah. 2. Peserta diharapkan juga memahami kegiatan pengendalian dan evaluasi dalam perencanaan pembangunan daerah. 2
  • 3. Pokok Bahasan Mekanisme Perencanaan Pembangunan Daerah: 1. Mendiskusikan sistem perencanaan di Indonesia serta perkembangannya dari waktu ke waktu. 2. Membahas sistem perencanaan pembangunan yang berlaku di Indonesia 3. Membahas lembaga perencanaan di pusat maupun di daerah. 4. Menyusun sederhana dokumen perencanaan pembangunan daerah sesuai dengan UU SPPN tahun 2004. Sub-Pokok Bahasan: 1. Perkembangan sistem perencanaan di Indonesia. 2. Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional: UU SPPN th 2004. 3. Mekanisme pembuatan dokumen perencanaan. 4. Lembaga Perencana Pusat dan Daerah. 5. Penyusunan dokumen-dokumen perencanaan daerah (termasuk visi misi): a. RPJP Daerah, RPJM Daerah, Renstra. b. SKPD, RKP Daerah, Renja SKPD, rincian dokumen RAPBD (isi & cakupan). Referensi: 1. Strategic Management, Manajemen Strategis Sektor Publik. 2. UU No.25 / 2004 tentang SPPN. 3. Surat Edaran Mendagri No. 050/20/SJ/2005 tentang Petunjuk Penyusunan Dokumen RPJP Daerah dan RPJM Daerah. 3
  • 4. Kisi-kisi Bagian 1. Pembangunan dan Perencanaan Bagian 2. Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional Bagian 3. Dokumen RPJP Daerah Bagian 4. Dokumen RPJM Daerah Bagian 5. Dokumen RKP Daerah Bagian 6. Contoh Penyusunan Anggaran di Kota Depok Referensi 4
  • 6. 1. Pembangunan Pembangunan Secara sederhana diartikan sebagai suatu perubahan struktur secara sengaja dan terukur misal tingkat kesejahteraan. Agar perubahan struktur dapat dilakukan secara terukur, maka diperlukan perencanaan. Namun sudahkah perencanaan yang telah kita lakukan membawa perubahan struktur? 6
  • 7. 2. Perubahan Struktur INPUT KERJA PENDAPATAN = KONSUMSI KEGIATAN Modal, OUTPUT SDM, SDA KEGIATAN KESEMPATAN PROFIT/ BERUSAHA PENDAPATAN PERUBAHAN ahan TEKNOLOGI P erub KUNCI SUKSES TABUNGAN PEMUPUKAN MODAL WELFARE FOR ALL SENDIRI 7 *) PERUBAHAN TEKNOLOGI
  • 8. 2. Perubahan Struktur Perubahan struktur harus dipastikan dapat terjadi pada diri kita, keluarga/rumah tangga, masyarakat, daerah, negara. 8
  • 9. 3. Dasar Filosofis Perencanaan Perencanaan • memastikan perubahan struktur terjadi. Bagaimana memastikannya? • Dengan memperkecil peluang munculnya ketidakpastian. 9
  • 10. 3. Dasar Filosofis Perencanaan Tiga elemen utama ketidakpastian: Pertama, elemen waktu. Semakin kita dapat menjamin sesuatu akan ada sesuai dengan waktunya, maka semakin kecil peluang ketidakpastian. Kedua, elemen ruang. Semakin kita dapat menjamin sesuatu sesuai ukuran yang kita inginkan, maka semakin kecil peluang ketidakpastian. Ketiga, elemen materi. Semakin kita dapat menjamin sesuatu ada secara indrawi, maka semakin kecil peluang ketidakpastian. 10
  • 11. 3. Dasar Filosofis Perencanaan Kehidupan manusia pasti menuju titik 0 Alam Mobilitas massa alam 0 Manusia Mobilitas massa manusia ~ Nol dibagi tak terhingga Nol m Manusia Alam t Manusia hanya bisa menunda atau memperlama agar alam lebih lambat bergerak ke titik nol. Atau jumlah manusianya dibatasi. 11
  • 12. 3. Dasar Filosofis Perencanaan Perencanaan, dalam arti luas merupakan upaya manusia meminimalkan ketidakpastian itu, memfungsikan kemampuan foresight yaitu kemampuan ”melihat jauh ke depan”. Langkah paling purba yang dilakukan manusia dalam perencanaan. Kemajuan peradaban manusia ditentukan oleh kemampuan perencanaan ini. Tugas perencana ”melihat jauh ke depan”!!! Manusia bisa makan sesuai jumlah gizi dengan tepat waktu dan pasti ada, makan nasi dan lauknya, tapi bukan makan angin. 12
  • 13. 3. Dasar Filosofis Perencanaan Perencanaan, dalam arti sempit derivat dari foresight, yaitu kemampuan ”mengukur” (measuring). Persoalannya adalah bahwa tidak semua ”sesuatu” itu bersifat materi, sehingga sifatnya ”tersembunyi”, sehingga sulit diukur. Tugas perencana ”mendefinisikan” sesuatu yang ”tersembunyi” menjadi terukur, sehingga menjadi ”nyata”. Contoh paling sederhana tentang hal ini adalah apabila kita ditanya persoalan mendefinisikan ”bahagia”. Bahagia –barangkali—lebih sulit diukur dibandingkan mendefinisikan ”sejahtera”. Inilah tugas perencana itu. Bagaimana perencana menuntaskan tugasnya itu, maka terdapatlah beberapa jenis perencanaan, yang dapat kita sebut sebagai beberapa cara agar kita dapat memilih perencanaan yang ”ideal” (dalam tanda kutip keras). 13
  • 14. 4. Siklus Perencanaan Perencanaan harus rasional, didasari prinsip-prinsip yang rasional bukan berdasakan emosi dan tebak-tebakan (kira-kira). Berdasarkan pendekatan rasional (rationality approach), proses perencanaan: • Berhubungan erat dengan economy welfare. • Dalam soal makro-ekonomi, terkait go-public di pasar modal (prospectus dan rencana). • Selalu melihat efisiensi dalam alokasi sumberdaya. • Memaksimumkan output, dalam jumlah input tertentu atau meminimisasi input untuk memperoleh output tertentu. • Asumsi informasi sempurna, data tersedia dan akurat. 14
  • 15. 4. Siklus Perencanaan 7 1 2 Evaluasi Perumusan Perumusan Tujuan Sasaran 6 Pengumpulan Implementasi dan Analisis Data Published Plan 5 4 3 Implementasi Penilaian Identifikasi Perencanaan Komparatif Pilihan 15
  • 16. 4. Siklus Perencanaan Agar perencanaan rasional, maka perlu: • Identifikasi dan tentukan masalahnya. • Klasifikasi dan pengorganisasian dari beberapa tujuan, nilai dan sasaran yang berhubungan dengan masalah. • Identifikasi alternatif dari serangkaian kegiatan untuk memecahkan masalah dalam rangkaian pemecahan dalam rangka mencapai sasaran. • Perkiraan akibat dari setiap alternatif dari serangkaian kegiatan yang mungkin terjadi. • Bandingkan setiap perkiraan akibat alternatif dari serangkaian kegiatan dalam hubungan dengan tujuan-tujuan dan sasaran yang sfesifik. • Pilih dari serangkaian alternatif kegiatan tersebut yang akibatnya paling dekat dengan tujuan dengan sasaran atau yang paling bisa menyelesaikan masalah atau yang paling mengumntungkan atau tidak merugikan. 16
  • 17. 4. Siklus Perencanaan Kelemahan perencanaan rasional: • Data untuk identifikasi masalah. • Kelemahan dalam modeling vs banyak sasaran (tenaga ahli). • Menterjemahkan keinginan masyarakat vs political will. • Perlu mengembangkan pendekatan rasional dalam pengambilan keputusan. 17
  • 18. 4. Siklus Perencanaan Proses umum: • Membentuk Organisasi. • Menentukan Tujuan Perencanaan. • Rumuskan Sasaran. • Mengumpulkan dan Menganalisa Data • Identifikasi Serangkaian alternatif kegiatan • Nilai Serangkaian alternatif kegiatan • Pilih alternatif yang paling memungkinkan • Laksanakan • Monitoring dan evaluasi. 18
  • 19. 5. Silogisme dalam Perumusan Masalah, Tujuan, Sasaran, dan Prioritas Ideologis: 1. Kapitaslisme 2. Sosialisme PERUMUSAN Tentukan Definisi- Teoritis (Conceptual Framework) Definisi MASALAH Parameternya 1. Lingkaran Setan Pragmatis 2. Perpres RPJMN Indikator ? Misal: TUJUAN Meningkatkan APS APS 2010 = 88 2010 2014 Proyeksi APS 2010 APS 2014 88 95 SASARAN APS 2014 = 95 (TARGET) 1. Metode Time Series Forecasting 2. Metode Kausal 3. Model Kualitatif Delphi, Teknik Penentuan Sistem ALTERNATIF Kriteria & Alternativ AHP Efas/ifas 4. Linear Programming 5. Analisis Inpput-output PRIORITAS Model Penentuan Prioritas PERENCANAAN 19
  • 20. 6. Bentuk-bentuk Silogisme dalam Penentuan Sasaran 1. Paralel 4. Single Line (Focus) Tujuan Target t t+n S1 ------------------ S1 ------------> S2 ------------------ S2 ------------> S3 ------------------ S3 ------------> S4 ------------------ Sn ------------> 5. Line Branch 2. Paralel-Mixed S1 -------------- S1 --------------> S2 -------------- S2 ------- S3 -------------- Sn --------------> Sn -------------- 3. Multi-Line S1 ----------------------------------> S2 ------------------- S3 ---------------- S4 ----------------------------------> 20
  • 21. 7. Kita harus memastikan mempunyai data yang fokus RT, RW, Keluarga Dasawisma, Dusun Desa, Kelurahan, Kampung, Nagari, Banjar Makan Pendidikan Kesehatan Kecamatan, Distrik Masyarakat, Keluarga Besar Sumber Energi Kabupaten, Kota Transport Provinsi Bangsa Negara (NKRI) 21
  • 22. Bagian 2. Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional 22
  • 23. Alasan Perlunya Pembangunan dan Perencanaan di Indonesia PERENCANAAN INTERVENSI LANGSUNG TUJUAN BANGSA INDONESIA PEMERINTAH 1. BARANG DAN JASA PUBLIK (UUD 1945): 2. PRAKARSA STRATEGIS 1. MASAYARAKAT YANG CERDAS. 3. KEBERPIHAKAN 2. MASYARAKAT YANG TERLINDUNGI. 4. PENEGAKAN KEDAULATAN 3. MASYARAKAT YANG SEJAHTERA. 4. MASYARAKAT YANG ADIL. TUJUAN PEMBANGUNAN: 1. EKONOMI. 2. SOSIAL. PENGATURAN MASYARAKAT 3. BUDAYA. 1. KEBIJAKAN 4. POLITIK 2. REGULASI 5. KEAMANAN 6. PERTAHANAN 23
  • 24. Prinsip Perencanaan di Indonesia AGENDA MASYARAKAT PROSES POLITIK PEMILIH POLITIK PARTAI (VOTERS) BERKUASA DIALAMI OLEH MASYARAKAT NON- DISERASIKAN, EXCLUDABLE DAN AGENDA VISI JANGKA KEBUTUHAN KEGAGALAN DITERJEMAHKAN PEMBANGUNAN PANJANG MASYARAKAT PASAR PEMBANGUNAN KE KEGIATAN- NASIONAL LIMA NON- KEGIATAN TAHUNAN NASIONAL RIVALRY PEMBANGUNAN DIAMATI OLEH PARA PROFESIONAL PERSPEKTIF PENGAMAT PROSES JANGKA PROFESIONAL TEKNOKRATIK MENENGAH RKP LEMBAGA DAN PELAKSANA RAPBN Diagram Proses Politik dan Proses Teknokratik. 24
  • 25. Sinergi Sistem Politik dan Pembangunan Antara Pusat dan Daerah 25
  • 26. Pengaturan SPP dalam UU SPPN Bahasan mengenai pengaturan SPP dalam UU SPPN akan penulis arahkan untuk memahami konsep penyusunan dokumen SPPN itu sendiri. Untuk itu kita dapat menggambarkannya dalam praktik perencanaan pembangunan di Indonesia. Definisi. Secara definitif dalam UU SPPN, perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumberdaya yang tersedia. Pembangunan Nasional adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa dalam rangka mencapai tujuan bernegara. Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional adalah satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat pusat dan daerah. Kita dapat melihat pengaturan SPP dari tinjauan: (1) dokumen perencanaan; (2) kegiatan yang direncanakan; (3) lembaga perencanaan; (4) proses perencanaan; dan (5) tahapan penyusunan rencana. 26
  • 27. Pengaturan SPP dalam UU SPPN Pengaturan SPP yang telah masuk ke dalam UU SPPN: (1) Dokumen perencanaan (2) Kegiatan yang direncanakan (3) Lembaga perencanaan (4) Proses perencanaan; dan (5) Tahapan penyusunan rencana. 27
  • 28. Apa Yang Harus Dilihat • Cita-cita Nasional sebagai mana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. • Tujuan Nasional; dengan dibentuknya pemerintahan adalah untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia. • Tugas Pokok; setelah kemerdekaan adalah menjaga kemerdekaan serta mengisinya dengan pembangunan yang berkeadilan dan demokratis yang dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan. • Amandemen keempat UUD 1945 Paket Undang-undang “Pembangunan” • Politik UU 23/2003 tentang Pemilihan Presiden, Pilleg. • Otonomi Daerah UU 32/2004 Desentralisasi, UU 33/2004 Keuangan Daerah • Reformasi Pengelolaan Keuangan Negara UU 1/2003 PbN, UU 17/2004 KN. • Sistem Perencanaan UU 25/2004 SPPN 28
  • 29. Kerangka Materi UU SPPN Terdiri dari 10 Bab dan 37 pasal dengan sistematikan Bab: I. Ketentuan Umum II. Azas dan tujuan III. Ruang Lingkup Perencanaan Pembangunan Nasional IV. Tahapan Perencanaan Pembangunan Nasional V. Penyusunan dan Penetapan Rencana VI. Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana VII. Data dan Informasi VIII. Kelembagaan IX. Ketentuan Peralihan X. Ketentuan Penutup. 29
  • 30. Kerangka Materi UU SPPN Azas dan Tujuan (1) 1. Pembangunan Nasional diselenggarakan berdasarkan demokrasi dengan prinsip-prinsip kebersamaan, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan serta kemandirian dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan nasional. 2. Perencanaan pembangunan nasional disusun secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh dan tanggap terhadap perubahan. 3. SPPN diselenggarakan berdasarkan azas umum penyelenggaraan negara: • Azas Kepastian hukum • Azas Tertib Penyelenggaraan negara. • Azas Kepentingan Umum • Azas keterbukaan • Azas proporsionalitas • Azas Profesionalitas • Azas Akuntabilitas 30
  • 31. Kerangka Materi UU SPPN SPPN bertujuan untuk: 1. Mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan. 2. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, sinergi baik antar daerah, ruang, waktu, fungsi pemerintah maupun antara pusat dan daerah. 3. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan. 4. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat. 5. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan. 31
  • 32. Ruang Lingkup Perencanaan Nasional Daerah Rencana Pembangunan Jangka Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Panjang Daerah Rencana Pembangunan Jangka Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Menengah Daerah Rencana Strategis Rencana Strategis Satuan Kerja Kementerian/Lembaga Perangkat Daerah Rencana Kerja Pemerintah Rencana Kerja Pemerintah Daerah Rencana Kerja Rencana Kerja Satuan Kerja Kementerian/Lembaga Perangkat Daerah 32
  • 33. Proses Perencanaan Proses Perencanaan Tahap Perencanaan 1. Proses Politik: Pemilihan langsung Presiden 1. Penyusunan Rencana: dan Kepala Daerah menghasilkan rencana • Rancangan rencana pembangunan pembangunan hasil proses politik (public nasional/daerah. choise theory of planning) Khususnya • Rancangan rencana kerja penjabaran visi dan misi dalam RPJM. Depa/lembaga SKPD Musrenbang. 2. Proses Teknokratik: Perencanaan yang • Rancangan akhir rencana dilakukan oleh perencana profesional atau pembangunan. lembaga/unit organisasi yang secara fungsional melakukan perencanaan 2. Penetapan Rencana: Khususnya dalam pemantapan peran, fungsi • RPJP Nasional dengan UU dan RPJP dan kompetensi lembaga perencana. Daerah dengan Perda 3. Proses Partisipatif: perencanaan yang • RPJM dengan peraturan Presiden/ melibatkan masyarakat (stakeholders) a.l. Kepala Daerah. pelaksanaan musrenbang. • RKP/RKPD dengan peraturan 4. Proses Bottom-up dan Top-down: Presiden/Kepala Daerah. Perencanaan yang aliran prosesnya dari atas 3. Pengendalian Pelaksanaan ke bawah atau dari bawah ke atas dalam Rencana. Hirarki pemerintahan. 4. Evaluasi Kinerja. 33
  • 34. Tahap Perencanaan Pengendalian dan Evaluasi (1) Pengendalian dan Evaluasi (2) • Pasal 30 UU SPPN • Pimpinan kementerian/lembaga/kepala • Ketentuan lebih lanjut mengenai tata SKPD melakukan evaluasi kinerja cara pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan pelaksanaan rencana pembangunan kementerian/lembaga/SKPD periode diatur dengan peraturan pemerintah sebelumnya. dengan melibatkan instansi terkait. • Menteri/Kepala Bappeda menyusun • Pengendalian pelaksanaan rencana evaluasi rencana pembangunan pembangunan dilakukan oleh masing- berdasarkan hasil evaluasi pimpinan masing pimpinan kementerian/lembaga/SKPD. kementerian/lembaga/satuan kerja • Hasil evaluasi menjadi bahan bagi perangkat daerah penyusunan rencana pembangunan • Menteri/Kepala Bappeda menghimpun nasional/daerah untuk periode dan menganalisis hasil pemantauan berikutnya pelaksanaan rencana pembangunan dari masing-masing pimpinan kementerian/lembaga/satuan kerja perangkat daerah sesuai dengan tugas dan kewenangannya. 34
  • 35. Alur Perencanaan Pembangunan 1. Alur Perencanaan Pembangunan Dari Bawah ke Atas Pendekatan dari bawah ke atas (bottom-up approach) menggariskan bahwa inisiatif perencanaan berasal dari berbagai unit atau divisi yang disampaikan ke atas sampai pada tingkat institusi. 2. Alur Perencanaan Pembangunan Dari Atas ke Bawah Pendekatan dari atas ke bawah (top-down approach) menggariskan bahwa perumusan strategi yang telah disatukan dan dikoordinasikan oleh pimpinan tertinggi dibantu oleh para manajer di level di di bawahnya. Strategi menyeluruh ini kemudian dipakai sebagai penentu sasaran-sasaran dan mengevaluasi kinerja unit usaha masing-masing. 3. Alur Perencanaan Pembangunan Interaktif Pendekatan perencanaan pembangunan yang lain adalah pendekatan interaktif (interactive approach) yang menggariskan adanya jalan tengah antara pendekatan dari bawah ke atas dan pendekatan dari atas ke bawah. Sebelum strategi ditetapkan, terlebih dahulu diawali dengan konsultasi antar manajer puncak dengan para manajer pada tingkat di bawahnya termasuk manajer lapangan. Di sini terjadi sinkronisasi antara sasaran umum di induk institusi dan pengetahuan lapangan dari para manajer di bawahnya. 4. Alur Perencanaan Pembangunan Tingkat Ganda Pendekatan tingkat ganda (dual level approach) menggariskan bahwa strategi dirumuskan terpisah pada dua tingkatan yang berbeda, yaitu pada tingkat induk institusi dan pada tingkat unit di bawahnya. Semua unit menyusun rencana sesuai tingkat masing-masing dan rencana ini secara periodik ditinjau oleh manajemen tingkat induk. 35
  • 36. Instrumen Perencanaan Pembangunan Pemerintah Pusat Renstra Pedoman Renja - Pedoman Rincian RKA -KL KL KL APBN Pedoman Diacu RPJP Pedoman RPJM Dijabarkan Pedoman RKP RAPBN APBN Nasional Nasional Diacu Diperhatikan Diserasikan melalui Musrenbang Pemerintah Daerah Dijabarkan RPJP Pedoman RPJM RKP Pedoman RAPBD APBD Daerah Daerah Daerah Pedoman Diacu Pedoman Renstra Renja - Pedoman RKA - Rincian SKPD SKPD SKPD APBD 36
  • 38. Apa Yang Harus Kita Lakukan Membagi tugas visi dan misi ke dalam semua urusan. Urusan Wajib 25 Urusan Arah Program Berbagai Kebijakan Urusan Output RPJMD Kegiatan RPJMD 6 Urusan Urusan Pilihan 38
  • 39. Urusan Wajib dan Urusan Pilihan (Permendagri 59/2008) 26 Urusan Wajib: 19. Kesbangpoldagri, 1. Pendidikan, 20. Otonomi daerah, Pemerintahan Umum, 2. Kesehatan, Administrasi Keuangan, Perangkat 3. Pekerjaan Umum, Daerah, Kepegawaian dan Persandian, 4. Perumahan, 21. Ketahanan Pangan, 5. Penataan ruang, 22. Pemberdayaan Masyarakat Desa, 6. Perencanaan Pembangunan, 23. Statistik, 7. Perhubungan, 24. Kearsipan, 8. Lingkungan Hidup, 25. Kominfo, 9. Pertanahan, 26. Perpustakaan 10. Kependudukan dan Catatan Sipil, 11. Pemberdayaan Perempuan dan 8 Urusan Pilihan: Perlindungan Anak, 1. Pertanian, 12. KB dan Keluarga Sejahtera, 2. Kehutanan, 13. Sosial, 3. ESDM, 14. Ketenagakerjaan, 4. Parwisata, 15. KUKM, 5. Perikanan dan Kelautan, 16. Penanaman Modal, 6. Perdagangan, 17. Kebudayaan, 7. Industri, 18. Kepemudaan dan Olahraga, 8. Transmigrasi 39
  • 40. Contoh Struktur Organisasi Perangkat Daerah Kota Depok (Perda 8/2008) 1. Sekretariat Daerah 19. Dinas Pendapatan dan Pengelolaan 2. Sekretariat DPRD Keuangan 3. Sekretariat Badan Narkotika Kota 20. Dinas Pemadam Kebakaran 4. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 21. Dinas Komunikasi dan Informasi 5. Badan Pelayanan Perijinan Terpadu 22. Dinas Pertanian dan Perikanan 6. Badan Lingkungan Hidup 23. Dinas Perindustrian dan Perdagangan 7. Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB 24. Dinas Satuan Polisi Pamong Praja 8. Inspektorat Daerah 25. Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan 9. Dinas Pendidikan Perlindungan Masyarakat 10. Dinas Kesehatan 26. Kantor Arsip dan Perpustakaan 11. Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air 27. Kantor Pemberdayaan Masyarakat dan 12. Dinas Kebersihan dan Pertamanan Ketahanan Pangan 13. Dinas Tata Ruang dan Permukiman 28. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) 14. Dinas Perhubungan 15. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil 29. Kec. Beji 16. Dinas Tenaga Kerja dan Sosial 30. Kec. Cimanggis 17. Dinas Koperasi, UKM dan Pasar 31. Kec. Limo 18. Dinas Pemuda, Olah Raga, Pariwisata, Seni 32. Kec. Pancoran Mas dan Budaya 33. Kec. Sawangan 34. Kec. Sukmajaya 40
  • 41. Proses Perencanaan di Indonesia Masa Jabatan Presiden Berikutnya 3. Jabatan Presiden Pelantikan Pidato I Pidato II Berakhir Presiden Terpilih Pengantar Pengantar 4. Pelantikan Presiden APBN di DPR APBN di DPR Terpilih 0 1 5 6 Agenda Rencana Presiden Pembangunan Perioda Agenda Rencana Terpilih 5 Tahun Nasional Pembangunan 5Tahun Berikutnya Lembaga Perencana Mengelola Penyusunan Rencana Pembangunan Lima Tahun Diagram Proses Penyusunan Rencana Jangka Menengah (saat ini) 41
  • 42. Proses Perencanaan di Indonesia Medio Mei Agustus Oktober Kebijakan APBN DPR Umum Prioritas Kerangka Pokok- Pembiayaan RKP Menteri pokok PPN RKP Pokok-Pokok Menkeu Kebijakan RAPBN Fiskal Departemen/ RKAKL Lembaga/ Daerah Diagram Proses Penyusunanan RKP dan RAPBN (saat ini) 42
  • 43. Sinkronisasi Proses Perencanaan Top Down dan Bottom-up Rancangan Rancangan Rancangan Renbang Renbang Renbang Renbang Pusat Nasional Propinsi Kabupaten/ Final Kota Korenbang Musrenbang Pusat Musrenbang Musrenbang Propinsi Kabupaten / Pusat Kota Rencana Kerja Departemen/ Lembaga 43
  • 44. Perencanaan Lokal dan Perencanaan Nasional UU SPPN UU 32/2004 Belum ada aturan Tidak diakui? 44
  • 45. Perencanaan Lokal dan Perencanaan Nasional Hubungan kerja antara Depkeu dan Bappenas saat ini dijembatani oleh PP 20/2004 Rencana Kerja Pemerintah dan Permendagri 13/2006 PP 21/2004 Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Tentang Pedoman Kementerian Negara/Lembaga. Pengelolaan Keuangan Daerah jo Permendagri 59/2007 Depkeu tentang Perubahan UU No. 17/2004 Atas Permendagari 13/2006 Bappenas UU No. 25/2004 Depdagri UU No. 32/2004 SKB Menneg PPN/Kepala Bappenas, Mendagri, dan Menkeu 45
  • 46. 46
  • 47. Perencanaan Lokal dan Perencanaan Nasional Tidak Sinkron?? Isu UU 17/2003 UU 33/2004 UU 32/2004 UU 25/2004 Yang disusun Tidak Penyusunan Berdasar Prestasi berdasar prestasi Tidak berdasar berdasar Renja SKPD Kerja kerja adalah RKA prestasi kerja prestasi kerja SKPD Pedoman Renstra Penyusunan Renstra SKPD SKPD dan Renja SKPD RKPD Pihak yang menetapkan DPRD dan Pemda DPRD dan Pemda Kepala Daerah prioritas dan plafon Acuan Dasar Prioritas dan Acuan Penyusunan Penyusunan RKA Penyusunan Plafon RKA SKPD SKPD RKA SKPD Dibahas dahulu Dibahas dahulu oleh DPRD lalu oleh DPRD lalu Diserahkan ke RKA SKPD disampaikan ke disampaikan ke PPKD PPKD PPKD Perubahan Tidak Usul DPRD Tidak ditegaskan RAPBD ditegaskan 47
  • 49. Mengapa Kita Menyusun RPJP • Amandemen UUD 1945 perubahan dalam pengelolaan pembangunan tidak ada lagi Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) sebagai pedoman penyusunan rencana pembangunan nasional. • RPJP disusun sebagai penjabaran dari tujuan dibentuknya pemerintahan negara Indonesia dalam bentuk visi,misi dan arah pembangunan nasional. • RPJP merupakan dokumen perencanaan lebih bersifat visioner dan hanya memuat hal-hal yang mendasar, sehingga memberi keleluasaan yang cukup bagi penyusunan Rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) dan rencana tahunannya. 49
  • 50. Landasan Hukum • Amandemen ke-4, UUD 1945 (tidak ada GBHN) • UU No. 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) • UU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Daerah • UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah • UU No. 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang • SE Mendagri No. 050/2020/SJ tentang Petunjuk Penyusunan Dokumen RPJP Daerah dan RPJM Daerah. 50
  • 51. Pengertian RPJP Daerah • Rencana untuk mencapai tujuan dibentuknya pemerintah daerah sesuai UU tentang Pemerintah Daerah. • Merupakan suatu Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah untuk periode 20 tahun. • Sebagai pedoman dalam penyusunan RPJM daerah. • Bersifat makro,memuat visi,misi dan arah pembangunan jangka panjang. • Mengacu arah pembangunan nasional yang ditetapkan pada RPJP Nasional dan RPJP Provinsi sesuai potensi dan karakter. • Merupakan produk para pemangku kepentingan daerah (stakeholders). • RPJP daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah. 51
  • 52. Tujuan Adanya RPJP Daerah • Mendukung koordinasi antarpelaku pembangunan dalam pencapaian tujuan. • Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antardaerah, antarruang, antarwaktu dan antarfungsi. • Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan. • Menjamin tercapainya penggunaan sumberdaya secara efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan • Mengoptimalkan partisipasi masyarakat. 52
  • 53. Sistem Perencanaan Pembangunan PRODUK Dokumen Rencana A. Dimensi waktu * Jangka panjang * Jangka menengah * Jangka pendek B. Dimensi administratif * Nasional * Daerah PROSES Pentahapan Perencanaan KELEMBAGAAN A. Teknokratik Penataan Peran dan Fungsi B. Partisipatif • Bappeda/SKPD C. Politik • Masyarakat • Rasional aspiratif, akseptif, efisien, efektif, berkelanjutan 53
  • 54. Proses Penyusunan dan Penetapan RPJP I. Rancangan Pelaksanaan Rencana Proses Teknokratik oleh Bappeda II. Pembahasan IV. Penetapan Rancangan Rancangan Rencana Melalui RPJP Daerah Forum Musrenbang Peraturan dengan Melibatkan Daerah Masyarakat III. Penyusunan Rancangan Akhir RPJP Daerah Ranperda 54
  • 55. Ruang Lingkup Perencanaan RPJP Daerah: Visi, Misi dan Arah Pembangunan RPJM DAERAH Renstra SKPD Penjabaran Visi Misi Program Berpedoman pada RPJM Daerah Kegiatan • Strategi pembangunan daerah. • Visi dan misi SKPD. • Kebijakan umum. • Tujuan dan strategi. • Kerangka ekonomi makro. • Kebijakan dan program. • Program pembangunan. • Kegiatan indikatif. RKP DAERAH Renja SKPD Penjabaran RPJM daerah Penjabaran renstra SKPD • Prioritas pembangunan daerah. • Rancangan kerangka ekonomi makro. • Kebijakan SKPD. • Arah kebijakan keuangan daerah. • Program dan Kegiatan • Program pembangunan. Pembangunan. 55
  • 56. Sistematika Penulisan RPJPD (1) Bab I Pendahuluan Memuat pengantar, pengertian, maksud dan tujuan landasan hukum, tata urut, kerangka pikir dan proses penyusunan RPJPD. Bab II Kondisi Umum Memuat penjelasan umum mengenai kondisi eksisting sampai dengan titik awal penyusunan RPJPD dalam setiap sektor pembangunan serta tantangan yang akan dihadapi selama kurun waktu 20 tahun ke depan. Bab III Visi dan Misi Pembangunan Daerah Kabupaten/Kota Tahun N sd N+20 Memuat visi pembangunan daerah dan misi pembangunan yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi tersebut. Bab IV Arah, Tahapan dan Prioritas Pembangunan Tahun N sd N+20 Memuat upaya-upaya pencapaian visi dan misi daerah Kabupaten/Kota. Bab V Penutup. 56
  • 59. Fungsi RPJMD UU 25/2004 SPPN: Pemerintah daerah yang telah memiliki kepala daerah hasil pemilihan langsung wajib menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang berfungsi sebagai dokumen perencanaan daerah untuk periode 5 tahun. Ketentuan tersebut sejalan dengan: UU 17/2003 tentang Keuangan Negara UU 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah UU 33/2004 tentang Perimbangan Keuangan antara PPus dan PDa 59
  • 60. Kapan RPJMD Disusun? UU 32/2004 Dokumen RPJMD ditetapkan oleh peraturan daerah paling lambat 3 (tiga) bulan sejak kepala daerah terpilih dilantik. Contoh: Dengan terpilihnya Kepala Daerah Kabupaten Bandung periode tahun 2005-2010 secara demokratis yang dilakukan oleh rakyat secara langsung, dan telah dilantik Kepala Daerah pada tanggal 5 Desember 2005 dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 131.32- 1040/2005 Tahun 2005 tentang Pengesahan Pemberhentian dan Pengesahan Pengangkatan H. Obar Sobarna S.Ip sebagai Bupati Bandung 2005-2010, dan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 132.32-1041/2005 Tahun 2005 tentang Pengesahan Pemberhentian Drs. Eliyadi Agraraharja sebagai Wakil Bupati Bandung 2000-2005 dan Pengesahan Pengangkatan H. Yadi Srimulyadi sebagai Wakil Bupati Bandung 2005-2010. Maka Bupati Bandung Terpilih harus segera menyusun RPJMD tahun 2005-2010, kemudian ditetapkan oleh peraturan daerah paling lambat 3 bulan sejak kepala daerah terpilih dilantik. 5 Desember 2005 + 3 bulan Pada bulan Maret 2006 Perda tentang RPJMD Kabupaten Bandung harus segera terbit. 60
  • 61. Apa Guna RPJMD? RPJMD merupakan arah pembangunan yang ingin dicapai daerah dalam kurun waktu masa bhakti kepala daerah terpilih yang disusun berdasarkan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah terpilih. Program dan kegiatan yang direncanakan dalam RPJMD bersifat indikatif sesuai urusan pemerintah yang menjadi kewenangan daerah dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah. 61
  • 62. Apa Yang Harus Diperhatikan? Penyusunan RPJMD Kabupaten/Kota perlu mengintegrasikan: • Rancangan RPJMD dengan rancangan Renstra-SKPD. • Masukan dan komitmen dari seluruh pemangku kepentingan pembangunan melalui konsultasi publik dan musyawarah perencananaan pembangunan (musrenbang). Dalam penyusunan RPJMD Kabupaten/Kota sebagai penjabaran visi, misi dan program kepala daerah terpilih, perlu berpedoman pada: • RPJPD Kabupaten/Kota (apabila sudah ada). • RPJMD Provinsi (Renstra Pemerintah Provinsi). • Sumberdaya yang tersedia di daerah Kabupaten/Kota yang bersangkutan. • RPJM Nasional. 62
  • 63. Tata Cara Penyusunan RPJMD Tata cara penyusunan RPJMD Kabupaten/Kota merujuk pada: • Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 050/2020/SJ Tanggal 11 Agustus 2005 tentang Petunjuk Penyusunan Dokumen RPJP Daerah dan RPJM Daerah. • Peraturan Daerah Kabupaten/Kota Setempat tentang Tata Cara Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah (apabila ada). • Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota Setempat (apabila ada). UU 25/2004 Pasal 25 Ayat (1) dan UU 33/2004 Pasal 69 Ayat (2): • RPJMD menjadi pedoman bagi penyelenggaraan pembangunan oleh seluruh perangkat daerah, yang secara substansial memuat rencana kerja, program dan indikasi kegiatan yang bersifat terukur dan dapat dilaksanakan dengan mempertimbangkan kemampuan sumberdaya yang tersedia. 63
  • 64. Landasan Hukum Landasan hukum yang menjadi dasar pertimbangan penyusunan RPJMD: 1. UU 17/2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286). 2. UU 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara. 3. UU 15/2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400). 4. UU 25/2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. 5. UU 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437). 6. UU 33/2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438). 7. PP 20/2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. 8. PP 56/2001 tentang Pelaporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4124. 9. PP 20/2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah. 10. PP 21/2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga. 11. PP 58/2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. 12. Perpres 7/2005 tentang RPJMN Tahun 2004-2009. 13. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota yang bersangkutan yang terkait dengan penyusunan RPJMD. 64
  • 65. Silogisme RPJMD Gambaran Umum Kondisi Daerah Visi, Misi dan Prioritas Daerah (Kepala Daerah Terpilih) Strategi Pembangunan Daerah (kebijakan kepala daerah terpilih) Arah Kebijakan Keuangan Daerah Arah Kebijakan Umum Program Pembangunan Daerah Kegiatan-kegiatan di SKPD - SKPD 65
  • 66. Sistematika Penulisan RPJMD (1) BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan tentang latar belakang penyusunan RPJM, maksud dan tujuan penyusunan, landasan hukum penyusunan, hubungan dengan dokumen perencanaan lainnya. BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH Bab ini berisikan tentang uraian statistik dan gambaran umum kondisi daerah saat ini dengan maksud mengetahui keadaan daerah pada saat ini pada berbagai bidang dan aspek kehidupan dan aspek kehidupan sosial ekonomi daerah dan yang akan diintervensi melalui berbagai kebijakan dan program daerah dalam jangka waktu 5 ( lima ) tahun. BAB III VISI, MISI DAN PRIORITAS DAERAH Bab ini menguraikan visi dan misi kepala daerah terpilih serta prioritas pembangunan daerah selama lima tahun. BAB IV STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH Bab ini berisi menguraikan kebijakan dalam mengimplementasikan program kepala daerah sebagai payung pada perumusan program dan kegiatan pembangunan di dalam mewujudkan visi dan misi. 66
  • 67. Sistematika Penulisan RPJMD (2) BAB V ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH Bab ini menguraikan tentang kenaikan dan penurunan serta pola-pola alokasi belanja daerah. Selain itu bab ini berisikan tentang arah pengelolaan pendapatan dan belanja daerah dan kebijakan umum anggaran. BAB VI ARAH KEBIJAKAN UMUM Bab ini menguraikan tentang kebijakan yang berkaitan dengan program kepala daerah terpilih sebagai arah bagi SKPD maupun lintas SKPD dalam merumuskan kegiatan guna mencapai kinerja sesuai dengan tugas dan fungsinya. BAB VII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Bab ini berisikan tentang rincian program pembangunan daerah yang merupakan instrumen untuk melaksanakan kebijakan pembangunan yang sudah ditetapkan. Program-program tersebut selanjutnya akan diterjemahkan kedalam berbagai kegiatan oleh SKPD sesuai dengan fungsinya. BAB VIII PENUTUP Bab ini menguraikan tentang program transisi dan kaidah pelaksanaan. 67
  • 69. Perencanaan Pembangunan Daerah Perencanaan pembangunan daerah merupakan suatu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional. Hal ini dimaksudkan agar perencanaan pembangunan daerah senantiasa konsisten, sejalan dan selaras dengan kebijakan perencanaan pembangunan dari pemerintah pusat dan pemerintah provinsi. Perencanaan pembangunan daerah dilakukan bersama-sama dengan para pemangku kepentingan berdasarkan peran dan kewenangan masing-masing, mengintegrasikan rencana tata ruang dengan rencana pembangunan daerah serta mempertimbangkan kondisi dan potensi yang dimiliki, sesuai dengan dinamika perkembangan daerah dan nasional. 69
  • 70. Apakah RKPD itu? Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) merupakan dokumen perencanaan tahunan daerah yang menggambarkan permasalahan pembangunan daerah serta indikasi daftar program dan kegiatan yang akan dilaksanakan tahun 2009 untuk memecahkan permasalahan pembangunan daerah secara terencana melalui sumber pembiayaan baik Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) maupun Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). 70
  • 71. Siapakah Penyusun RKPD? UU 25/2004 ttg SPPN Pasal 20: Bappeda menyiapkan rancangan awal RKPD sebagai penjabaran dari RPJM daerah. PP 8/2008 ttg Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, Pasal 17: Bappeda menyusun rancangan awal RKPD, yang merupakan penjabaran dari RPJMD dan memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, program prioritas pembangunan daerah, rencana kerja dan pendanaannya serta prakiraan maju dengan mempertimbangkan kerangka pendanaan dan pagu indikatif, baik yang bersumber dari APBD maupun sumber-sumber lain yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat. Kepala Bappeda bertugas mengkoordinasikan penyusunan rancangan RKPD dengan menggunakan rancangan Renja-SKPD dengan kepala SKPD dan rancangan RKPD tersebut akan menjadi bahan Musrenbang RKPD. 71
  • 72. Apa Guna RKPD? RKPD Kabupaten/Kota merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten/Kota YBS, dengan memperhatikan pada RKP-Pusat dan RKPD Provinsi. RKPD menjadi pedoman bagi penyelenggaraan pembangunan oleh seluruh perangkat daerah (SKPD), yang secara substansial memuat rencana kerja, program, dan indikasi kegiatan yang bersifat terukur dan berorientasi pada pendekatan fungsi/sub fungsi pembangunan dan Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, serta dapat dilaksanakan dengan mempertimbangkan kemampuan umber daya yang tersedia. RKPD Kabupaten/Kota merupakan pedoman perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pelaksanaan pembangunan tahunan daerah serta sebagai acuan dalam proses penyusunan RKUA Tahun Tersebut. 72
  • 73. Proses Penyusunan RKPD Proses penyusunan RKPD Kabupaten/Kota mengacu pada PP 8/2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. Langkah-langkahnya: 1. Penyiapan Rancangan Awal RKPD 2. Penyusunan Rancangan RKPD 3. Penyusunan Rancangan Akhir RKPD 4. Penetapan Peraturan Kepala Daerah tentang RKPD 73
  • 74. Proses Penyusunan RKPD 1. Penyiapan Rancangan Awal RKPD a. Menyiapkan bahan masukan bagi penyusunan rancangan awal RKPD yang bersumber dari: * RPJMD Kabupaten/Kota yang berlaku. * Rencana Tata Ruang Wilayah yang berlaku. * Rancangan Rencana Kerja SKPD-SKPD yang berlaku; * Capaian kinerja tahun lalu dan tahun berjalan dari hasil monitoring dan evaluasi; * Prakiraan anggaran tahun rencana dari APBD tahun berjalan. 74
  • 75. Proses Penyusunan RKPD b. Merumuskan isu strategis, prioritas pembangunan daerah, dan kebijakan serta rencana kerja setiap prioritas untuk mencapai sasaran hasil pembangunan yang direncanakan; c. Merumuskan indikasi kegiatan; d. Membahas rancangan awal RKPD dengan SKPD sebagai pedoman penyusunan rancangan Renja SKPD. e. Melaksanakan Forum SKPD I membahas usulan SKPD dalam Rancangan Renja SKPD; f. Melaksanakan Forum SKPD II membahas usulan wilayah; g. Pra Musrenbang Kabupaten untuk sinkronisasi usulan wilayah dan SKPD. 75
  • 76. Proses Penyusunan RKPD 2. Penyusunan Rancangan RKPD a. Menerima secara resmi naskah rancangan Renja SKPD yang disampaikan oleh Kepala SKPD; b. Menilai dan membahas konsistensi rancangan Renja SKPD terhadap tugas dan fungsi SKPD; c. Mengintegrasikan rancangan Renja SKPD ke dalam rancangan awal RKPD menjadi rancangan RKPD; d. Menyempurnakan rancangan awal RKPD menjadi rancangan RKPD; e. Melakukan penjaringan aspirasi pemangku kepentingan pembangunan melalui Musrenbang untuk menyempurnakan rancangan RKPD. 76
  • 77. Proses Penyusunan RKPD 3. Penyusunan Rancangan Akhir RKPD a. Menyusun rancangan akhir RKPD dengan memuat kesepakatan hasil musrenbang; b. Penyusunan rancangan akhir RKPD memperhatikan naskah RKP Nasional dan RKPD Provinsi khususnya tentang kegiatan dan program yang akan dilaksanakan di Kabupaten/Kota ybs; c. Menyusun naskah rancangan peraturan kepala daerah tentang RKPD. 77
  • 78. Proses Penyusunan RKPD 4. Penetapan Peraturan Kepala Daerah tentang RKPD a. Kepala Daerah menerima secara resmi naskah Peraturan Kepala Daerah tentang RKPD dari Kepala Bappeda; b. Kepala Daerah menetapkan Peraturan Kepala Daerah tentang RKPD. c. Kepala Daerah memberikan pengantar dan arahan untuk menggunakan RKPD. 78
  • 79. Contoh: Mekanisme Tahunan Penyusunan RKPD Kabupaten Bandung Keterkaitan proses/tahapan mekanisme tahunan dalam penyusunan Rancangan Awal RKPD Kabupaten/Kota dan Proses Penyusunannya. 79
  • 80. Contoh: Proses Penyusunan RKPD Kabupaten Bandung 80
  • 81. Keterkaitan RKPD dengan dokumen perencanaan dan penganggaran Keterkaitan antara dokumen RKPD dengan dokumen RPJMD, Renstra SKPD, Renja SKPD serta tindaklanjutnya dengan proses penyusunan RAPBD Merujuk pada UU 25/2004 SPPN: • Pada dasarnya suatu RPJMD disusun sebagai suatu penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah. • RPJMD disusun dan ditetapkan paling lambat tiga bulan terhitung setelah kepala daerah dilantik (SE Mendagri No. 050/2020/SJ tentang Petunjuk Penyusunan Dokumen RPJP Daerah dan RPJM Daerah). • RPJMD nantinya akan menjadi acuan dasar dalam menentukan arah kebijakan dan strategi pembangunan daerah yang pada intinya memuat: Arah kebijakan keuangan daerah, Strategi pernbangunan Daerah, Kebijakan umum, dan Program Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas-Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan Program Kewilayahan Rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. 81
  • 82. Keterkaitan RKPD dengan dokumen perencanaan dan penganggaran Sebagai suatu produk perencanaan, RPJMD Kabupaten/Kota tidak dapat dipisahkan keberadaannya dengan dokumen perencanaan dan penganggaran lainnya. RPJMD Kabupaten/Kota harus terintegrasi dan merupakan satu kesatuan dengan dokumen perencanaan lainnya baik di tingkat nasional maupun daerah, terutama dengan dokumen perencanaan dan penganggaran yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah. Adapun dokumen perencanaan dan penganggaran tersebut meliputi (1) Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD). (2) Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra- SKPD). (3) Rencana Kerja Pemerintah/Pembangunan Daerah (RKPD). (4) Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-SKPD). 82
  • 83. Keterkaitan RKPD dengan dokumen perencanaan dan penganggaran Semua dokumen perencanaan tersebut dari sisi waktu mencakup 3 kerangka waktu, yaitu: (1) Rencana jangka panjang (20 tahun), (2) Rencana jangka menengah (5 tahun), (3) Rencana jangka pendek (1 tahun). Secara substansi, keberadaan dokumen RPJMD Kabupaten/Kota dengan RKPD dan dengan dokumen perencanaan yang lain tersebut membentuk keterkaitan yang bersifat hierarkis, yaitu dokumen dengan jangka waktu yang lebih panjang menjadi rujukan bagi dokumen dengan jangka waktu yang lebih pendek. Keterkaitan hubungan dokumen RPJMD Kabupaten/Kota dengan dokumen perencanaan dan penganggaran lainnya secara diagramatis dapat dilihat dalam diagram. 83
  • 84. Keterkaitan RKPD dengan dokumen perencanaan dan penganggaran 84
  • 85. Keterkaitan RKPD dengan dokumen perencanaan dan penganggaran Perincian hubungan RKPD dengan dokumen perencanaan dan penganggaran lainnya sebagai berikut: (1) RKPD disusun dengan memperhatikan pokok-pokok arah kebijakan dalam RKP Nasional melalui mekanisme musrenbang. (2) RKPD disusun dengan berpedoman pada RPJM Daerah yang didalamnya memuat mengenai visi, misi, dan arah pembangunan daerah. (3) RKPD ini nantinya menjadi pedoman bagi penyusunan Renja SKPD yang disusun sesuai dengan tugas dan fungsi dari tiap SKPD. (4) RKPD ini nantinya dijabarkan dalam RAPBD dengan berpedoman juga kepada renja SKPD. 85
  • 86. Keterkaitan RKPD dengan dokumen perencanaan dan penganggaran Memperhatikan hubungan keterkaitan sebagaimana dijelaskan di atas, maka dalam penyusunan RKPD Kabupaten/Kota harus memperhatikan keberadaan dari dokumen RKP Nasional, RPJM Kabupaten/Kota ybs, Renstra SKPD serta Renja SKPD. Selain itu, bila dilihat dari dokumen perencanaan lainnya seperti Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), baik RTRW Nasional, RTRW Provinsi, maupun RTRW Kabupaten/Kota. Kedudukan RKPD Kabupaten/Kota tidak terpisahkan dari dokumen perencanaan tata ruang wilayah. 86
  • 87. Kedudukan RKPD dengan dokumen perencanaan dan penganggaran 87
  • 88. Sistematikan Penyusunan RKPD (1) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Mengemukakan pengertian ringkas tentang RKPD, Proses penyusunan RKPD, kedudukan RKPD tahun rencana dalam periode dokumen-dokumen RPJMD, keterkaitan antara dokumen RKPD dengan dokumen RPJMD, renstra SKPD, Renja SKPD serta tindaklanjutnya dengan proses penyusunan RAPBD. 1.2 Landasan Hukum Memberikan uraian ringkas tentang dasar hukum yang digunakan dalam penyusunan RKPD, baik yang berskala nasional, maupun lokal. (peraturan yang memuat ketentuan secara langsung terkait dengan penyusunan RKPD). 1.3 Maksud dan Tujuan Menjelaskan maksud dan tujuan penyusunan RKPD tahun rencana dalam kaitannya dengna dokumen RPJMD dan isu strategis serta kaitannya dengan Visi dan Misi kepala daerah. 1.4 Sistematika Penyusunan RKPD Mengemukakan organisasi penyusunan dokumen RKPD terkait dengan dengan pengaturan bab serta garis besar isi setiap bab di dalamnya. 88
  • 89. Sistematikan Penyusunan RKPD (2) BAB II EVALUASI HASIL KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH 2.1 Visi dan Misi Pembangunan Jangka Menengah Daerah Mendeskripsikan kedudukan program dan kegiatan tahun rencana dalam rangka pencapaian visi dan misi pembangunan daerah jangka menengah sebagaimana tertuang dalam RPJMD 2.2 Evaluasi status dan kedudukan Pencapaian Kinerja Pembangunan Daerah Mengemukakan tentang status dan kedudukan pencapaian kinerja pembangunan daerah berdasarkan indikator-indikator makro pembangunan daerah dan penyelenggaraan urusan wajib/pilihan pemerintahan daerah 2.3 Evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan RKPD tahun lalu Mengemukakan hasil evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan daerah tahun lalu. 2.4 Isu Strategis dan Masalah mendesak Mengemukakan isu strategis dan permasalahan tingkat daerah (hasil musrenbang desa/kelurahan, kecamatan, forum SKPD, dan Musrenbang Kab) dan keterkaitannya dengan isu strategis dan permasalahan tingkat provinsi dan tingkat nasional. 89
  • 90. Sistematikan Penyusunan RKPD (3a) BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH Mengemukakan tentang kondisi ekonimi tahun lalu dan perkiraan tahun berjalan, mencakup: (a) Indikator pertumbuhan ekonomi daerah; (b) Sumber-sumber pendapatan dengan perincian: * sumber pendapatan tahun lalu (N-1). * sumber pendapatan satu tahun sebelumnya (N-2). * sumber pendapatan tahun berjalan (N). * sumber pendapatan tahun rencana (N+1). * sumber pendapatan satu tahun setelah tahun rencana sebagai perkiraan maju pendapatan (N+2). (c) Kebijakan pemerintah daerah yang diperlukan dalam pembangunan perekonomian daerah meluputi: * Pendapatan daerah, * Belanja daerah dan pembiayaan daerah, yang dituangkan dalam kebijakan umum anggaran pendapatan dan belanja daerah. 90
  • 91. Sistematikan Penyusunan RKPD (3b) 3.1 Kondisi ekonomi daerah tahun N-1 dan tahun N serta perkiraan tahun N+1 3.2 Tantangan dan prospek perekonomian daerah tahun N+2 3.3 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Berisikan arahan nasional di bidang ekonomi yang bersumber dari dokumen RKP Nasional, RKPD Provinsi dan juga kebijakan di bidang ekonomi dalam RPJMD, yang selanjutnya diturunkan ke kebijakan pengembangan sektoral, regional dan lainnya. 3.4 Analisis dan Perkiraan Sumber-Sumber Pendanaan Daerah 3.4.1 Dana Desentralisasi/APBD 3.4.2 Dana Dekonsentrasi/APBN 3.4.3 Dana Tugas Pembantuan/APBN 3.4.4 Dana Otonomi Khusus/APBN 3.5 Arah Kebijakan keuangan Daerah Berdasar pada hasil analisis dan perkiraan sumber-sumber pendanaan daerah, selanjutnya dirumuskan kebijakan di bidang keuangan daerah yang pada dasrnya menjadi acuan/kerangka dalam pengelolaan APBD. 3.5.1 Arah Kebijakan Pendapatan daerah Berisikan mengenai uraian kebijakan yang akan ditempuh oleh Pemerintah Daerah, yang terkait langsung dengan pos- pos pendapatan daerah dalam APBD 3.5.2 Arah kebijakan belanja daerah 3.5.3 Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah 91
  • 92. Keterkaitan RKPD dengan dokumen perencanaan dan penganggaran BAB IV PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN N+1 (TAHUN RENCANA) Mengemukakan secara eksplisit peioritas pembangunan daerah yang disusun berdasarkan evaluasi pembangunan tahunan, kedudukan tahun rencana dan capaian kinerja yang direncanakan dalam RPJMD, serta aspirasi masyarakat yang disepakati dalam hasil musrenbang tahunan Daerah 4.1 Prioritas dan sasaran pembangunan daerah 4.2 Prioritas program dan kegiatan pembangunan daerah BAB V RENCANA KERJA DAN PENDANAAN Mengemukanan rincian dan kegiatan pokok RKPD tahun rencana, Instansi Pelaksana/SKPD, indikator capaian masing-masing program dan kegiatan serta pagu indikatifnya. BAB VI KAIDAH PELAKSANAAN Memuat arahan Kepala Daerah bagi SKPD dalam rangka menyusun dokumen Renja SKPD. 92
  • 93. Contoh: Kaitan RKPD dengan Tata Ruang (1) 93
  • 94. Contoh: Kaitan RKPD dengan Tata Ruang (2) 94
  • 95. Contoh: Kaitan RKPD dengan Tata Ruang (3) 95
  • 96. Contoh: Kaitan RKPD dengan Tata Ruang (4) 96
  • 97. Bagian 6. Contoh Penyusunan Anggaran di Kota Depok 97
  • 98. Visi dan Misi Kepala Daerah Kota Depok Visi: ”Menuju Kota Depok yang Melayani dan Mensejahterakan” Melayani berarti meningkatkan kualitas pelayanan aparatur dan penyediaan sarana dan prasaran bagi warga Depok dengan meningkatkan kemampuan lembaga dan aparatur pemerintahan dalam memberikan dan menyediakan barang-barang publik dengan cara-cara yang paling efisien dan meningkatkan kemampuan masyarakat untuk ikut serta dalam pembangunan daerah. Menyejahterakan berarti meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan mengembangkan potensi ekonomi yang dapat memberikan lapangan pekerjaan dan kehidupan bagi masyarakat banyak dan juga keuangan daerah. 98
  • 99. Visi dan Misi Kepala Daerah Kota Depok Misi: 1. Mewujudkan pelayanan yang ramah, cepat dan transparan. 2. Membangun dan mengelola sarana dan prasarana infrastruktur yang cukup, baik dan merata. 3. Mengembangkan perekonomian masyarakat, dunia usaha, dan keuangan daerah 4. Meningkatkan kualitas keluarga, pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat yang berlandaskan nilai-nilai agama 99
  • 100. APBD Kota DEPOK Tahun 2009 Pendapatan Daerah (Rp Juta) 100
  • 101. APBD Kota DEPOK Tahun 2009 Belanja Daerah (Rp Juta) 101
  • 102. APBD Kota DEPOK Tahun 2009 Pembiayaan (Rp Juta) 102
  • 103. APBD Kota DEPOK Tahun 2009 Anggaran Kecamatan (Rp Juta) No Kecamatan Pagu* BL Kecamatan 1 Cimanggis 32,599,275,915.00 1,319,500,000.00 2 Beji 7,881,065,740.00 759,500,000.00 3 Sawangan 17,452,168,420.00 1,387,300,000.00 4 Pancoran Mas 41,098,249,240.00 1,159,500,000.00 5 Sukmajaya 18,085,768,970.00 1,155,900,000.00 6 Limo 28,282,210,321.00 919,500,000.00 Jumlah 145,398,738,606.00 6,701,200,000.00 Sumber: APBD Kota Tahun 2009 * Anggaran Kegiatan SKPD yang dilaksanakan di Kecamatan 103
  • 104. APBD Kota DEPOK Tahun 2009 Jumlah Penduduk Per Kecamatan (Jiwa) 2007 2008 Kecamatan Jumlah Kepadatan Jumlah Kepadatan Pertambahan 1 Sawangan 166.076 3.634,84 169.727 3.174,75 3.651 2 Pancoran Mas 269.144 9.022,59 275.103 9.222,36 5.959 3 Sukmajaya 342.447 10.033,61 350.331 10.264,61 7.884 4 Cimanggis 403.037 7.527,77 412.388 7.702,43 9.351 5 Beji 139.888 9.782,38 143.190 10.013,29 3.302 6 Limo 149.410 6.553,07 152.938 6.707,81 3.528 Jumlah 1.470.002 7.339,037 1.503.677 7.507,50 33.675 Sumber : DDA 2007 & 2008 104
  • 105. APBD Kota DEPOK Tahun 2009 Index Pembangunan Manusia Per Kecamatan 2007 2008 Kecamatan AHH AMH RLS PDB IPM AHH AMH RLS PDB IPM 1 Sawangan 67,25 98,18 9,69 571,73 73,40 67,67 98,46 9,95 572,24 73,93 2 Pancoran Mas 67,60 98,54 10,58 573,41 74,46 68,04 98,78 10,72 574,11 74,92 3 Sukmajaya 74,24 98,61 11,10 576,45 78,79 74,46 98,85 11,15 577,02 79,04 4 Cimanggis 73,62 98,41 10,31 571,22 77,35 73,66 98,63 10,44 571,83 77,62 5 Beji 67,98 99,12 10,60 576,08 75,02 68,76 99,14 10,77 576,55 75,62 6 Limo 71,07 97,77 10,27 582,66 76,70 71,44 98,32 10,46 582,78 77,17 Kota 73,06 98,52 10,66 580,60 78,10 73,10 98,70 10,67 581,22 78,22 Sumber : BPS 2007 & 2008 105
  • 106. APBD Kota DEPOK Tahun 2009 Target dan Realisasi Indikator Makro Kota Depok 2007 2008 No. Indikator Makro Target Realisasi Target Realisasi 1 Indeks Kepuasan Meningkat 71,17 (angka dasar) Meningkat 75,71 (Meningkat 3,93%) Masyarakat 2,5% 2,5% 2 Berkurangnya Titik 2 titik 2 titik: 2 titik 2 titik: Kemacetan Ruas Jl. Dewi Sartika – Jl. Tanah baru; Jl. Cinere Simpang Kartini; Raya (SPBU) Jl. Margonda Raya (Segmen 1) – Jl. ARH 3 Berkurangnya Titik 1 lokasi 1 lokasi (Perum. Taman 1 Lokasi 1 lokasi (Perum. Bukit Banjir Cipayung – Sukmajaya) Sawangan Indah – Sawangan) 4 Bertambahnya cakupan 1.000 SR 637 SR 1.400 SR 1.183 SR layanan air baku 5 Bertambahnya Unit 10 lokasi - (none) 10 lokasi 20 lokasi (2 belum 100% Pengolahan Sampah fisik) 6 Tertatanya Kawasan 3 lokasi 3 lokasi 3 lokasi 6 lokasi (Bojong Sari, Kumuh Kemiri Muka, Bojong Pondok Terong, Grogol, Sukamaju baru, Kali Baru) 7 Meningkatnya LPE 6,46 6,65 6,47 6,95 8 Meningkatnya PAD 5% 14,43% 5% … 9 Meningkatnya IPM 77,6 78,1 78,88 78,22 106
  • 107. Prioritas Pembangunan Kota Depok Tahun 2010 1. Penyelenggaraan Tata Pemerintahan yang Baik; 2. Peningkatan Penataan Ruang Kota; 3. Penanggulangan Kemiskinan; 4. Peningkatan Perluasan Kesempatan Memperoleh Pendidikan; 5. Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat; 6. Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat. 107
  • 108. Matrix Prioritas Pembangunan Kota Depok Tahun 2010 MISI PRIORITAS 2010 SASARAN Misi 1 1. Peningkatan 1. Meningkatnya Pelayanan Publik Mewujudka Penyelenggaraan 2. Terwujudnya Penyelengaraan Pilkada 2010 n pelayanan Tata Pemerintahan yang Tertib dan Aman yang ramah, yang Baik cepat dan 3. Meningkatnya pelayanan masyarakat yang tranparan mengarah kepada tercapainya Standar Pelayanan Minimal (SPM) 4. Terwujudnya kemitraan pemerintah dengan swasta 5. Mewujudkan kerjasama dengan negara lain 6. Meningkatnya Penegakan Hukum 108
  • 109. Matrix Prioritas Pembangunan Kota Depok Tahun 2010 MISI PRIORITAS 2010 SASARAN Misi 2 2. 1. Terwujudnya Jalan Margonda yang nyaman Membangun Peningkatan 2. Meningkatnya sarana/prasarana dan pelayanan dan Mengelola Penataan persampahan sarana dan Ruang Kota prasarana 3. Meningkatnya sarana/prasarana dan pelayanan air infrastruktur bersih yang cukup, 4. Terwujudnya sarana/prasarana transportasi yang baik dan memadai merata 5. Meningkatnya kualitas lingkungan hidup (Ruang Terbuka Hijau) 6. Menurunnya penyimpangan pemanfaatan lahan 7. Meningkatnya sarana/prasarana pengendalian banjir 8. Berkurangnya kemacetan kota 9. Tersedianya Rancangan Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Kota Depok 2010 -2020 109
  • 110. Matrix Prioritas Pembangunan Kota Depok Tahun 2010 MISI PRIORITAS 2010 SASARAN Misi 3 1. Berkembangnya Usaha Kecil dan Mengembangkan 3.Penanggulangan Menengah perekonomian Kemiskinan 2. Menurunnya kondisi/angka kemiskinan masyarakat, dunia usaha dan 3. Meningkatnya daya tarik investasi keuangan daerah 4. Meningkatnya keterampilan angkatan kerja 5. Meningkatnya keterampilan angkatan kerja 110
  • 111. Matrix Prioritas Pembangunan Kota Depok Tahun 2010 MISI PRIORITAS 2010 SASARAN Misi 4 4. Peningkatan Perluasan 1. Meningkatnya Sarana dan Prasarana Meningkatkan Kesempatan Pendidikan kualitas keluarga, Memperoleh 2. Meningkatnya Kualitas Penyelenggaraan pendiikan, Pendidikan Pendidikan kesehatan dan kesejahteraan 5. Peningkatan Derajat 1. Meningkatnya Sarana dan Prasarana masyarakat Kesehatan Kesehatan berdasarkan nilai- Masyarakat 2. Meningkatnya Mutu Kesehatan nilai agama 6. Peningkatan 1. Meningkatnya Pendelegasian Pemberdayaan Kewenangan Kepada Kecamatan Masyarakat 2. Pemberdayaan Lembaga 3. Penyelengaraan Forum Warga 111
  • 112. Kriteria Prioritas Pembangunan Kota Depok Tahun 2010 1. Lintas-kelurahan atau merupakan kegiatan kecamatan. 2. Memiliki tingkat urgensi tinggi. 3. Mengatasi permasalahan sosial budaya. 4. Meningkatkan potensi ekonomi. 5. Paling banyak memberi manfaat kepada masyarakat. 112
  • 114. Anggaran Kecamatan Tahun 2010: Kec. Sukmajaya 114
  • 115. Anggaran Kecamatan Tahun 2010: Kec. Pancoran Mas 115
  • 116. Anggaran Kecamatan Tahun 2010: Kec. Cimanggis 116
  • 117. Anggaran Kecamatan Tahun 2010: Kec. Beji 117
  • 118. Anggaran Kecamatan Tahun 2010: Kec. Sawangan 118
  • 119. Anggaran Kecamatan Tahun 2010: Kec. Limo 119
  • 120. Musrenbang Kecamatan • Membahas dan menyepakati hasil-hasil Musrenbang dari tingkat kelurahan yang akan menjadi prioritas kegiatan pembangunan di wilayah kecamatan; • Membahas dan menetapkan prioritas kegiatan pembangunan di tingkat kecamatan yang belum tercakup dalam prioritas kegiatan pembangunan kelurahan; • Melakukan klasifikasi atas prioritas kegiatan pembangunan kecamatan sesuai dengan urusan- urusan pemerintahan. 120
  • 123. Sistematika Usulan Kegiatan Kecamatan Usulan Usulan Kecamatan Kelurahan Musrenbang Kecamatan Paling banyak memberi manfaat kepada PRIORITAS masyarakat Rencana Kerja Kecamatan APBD FORUM SKPD/MUSRENBANG KOTA 123
  • 124. 7. Referensi 124
  • 125. Panduan Penyelenggaraan Musrenbang Kabupaten/Kota memaparkan apa dan bagaimana menyelenggarakan dan memandu rangkaian kegiatan Musrenbang dalam membahas rancangan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD). Musrenbang kabupaten/kota merupakan ajang konsultasi publik dokumen Rancangan RKPD. Rancangan RKPD disiapkan oleh tim kerja Bappeda dengan mengakomodasi hasil-hasil Musrenbang kecamatan dan draf Renja SKPD dengan mengacu pada pencapaian visi-misi dan isu strategis daerah. Panduan Penyelenggaraan Forum SKPD memaparkan apa dan bagaimana menyelenggarakan dan memandu Forum SKPD yang lebih berpihak kepada masyarakat miskin dan perempuan. Melalui buku panduan ini diharapkan dapat membantu SKPD terkait dalam menjalankan fungsi koordinasi pembangunan dan memberikan pelayanan publik pada warga masyarakat. Forum SKPD merupakan arena strategis dalam menentukan prioritas pembangunan sektoral terutama untuk SKPD yang paling terkait dengan pelayanan publik. Pada pelaksanaan Forum SKPD ini dipergunakan pendekatan perencanaan partisipatif (bottom-up) yang berasal dari hasil musrenbang kecamatan dengan pendekatan teknokratis yang dikembangkan SKPD berdasarkan kebijakan dan program prioritas daerah. 125
  • 126. Panduan Penyelenggaraan Musrenbang Kecamatan memaparkan apa dan bagaimana menyelenggarakan dan memandu rangkaian kegiatan Musrenbang di tingkat kecamatan yang lebih berpihak kepada kelompok miskin dan perempuan. Melalui buku panduan ini diharapkan dapat membantu perangkat kecamatan dalam menjalankan fungsi koordinasi pembangunan dan memberikan pelayanan publik pada masyarakat. Musrenbang kecamatan merupakan arena strategis dalam menentukan prioritas pembangunan di wilayah kecamatan yang bersangkutan. Pada pelaksanaan Musrenbang kecamatan ini diperkenalkan Pagu Indikatif Kecamatan yang dapat menjadi instrumen bagi para pemangku kepentingan di tingkat kecamatan dalam membuat kesepakatan terkait dengan prioritas pembangunan skala kecamatan dan skala daerah yang ada di kecamatan yang bersangkutan. Selain itu, untuk memastikan bahwa prioritas pembangunan juga dapat menyentuh dan memenuhi aspirasi dan kebutuhan kelompok miskin dan perempuan. Buku Panduan Penyelenggaraan Musrenbang Kelurahan memaparkan apa dan bagaimana menyelenggarakan dan memandu rangkaian kegiatan Musrenbang di tingkat kelurahan secara lebih partisipatif. Melalui buku panduan ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja Musrenbang kelurahan untuk meningkatkan pelayanan publik (warga). Musrenbang kelurahan menghasilkan Renja Kelurahan yang akan menjadi dasar penyusunan dan penggunaan anggaran kelurahan. Agar perencanaan pembangunan benar-benar mencerminkan aspirasi dan kebutuhan warga, maka diperlukan kajian kebutuhan. Metode dan teknik Kajian Desa Partisipatif (participatory rural appraissal) dapat dipergunakan sebagai alat kajian kebutuhan dengan melakukan modifikasi sesuai konteks kelurahan. Hasil kajian mendalam tentang permasalahan dan potensi pembangunan kelurahan ini selanjutnya dituangkan ke dalam Rencana Strategis Kelurahan yang akan diacu tiap tahunnya dalam penyusunan Renja Kelurahan. Untuk permasalahan yang tidak dapat ditangani oleh kelurahan selanjutnya diajukan dalam Musrenbang tingkat kecamatan. 126
  • 127. Buku Panduan Penyelenggaraan Musrenbang Desa memaparkan apa dan bagaimana menyelenggarakan dan memandu rangkaian kegiatan Musrenbang di tingkat desa secara lebih partisipatif untuk menghasilkan daftar usulan permasalahan atau kegiatan pembangunan daerah di tingkat desa, dan menghasilkan Rencana Kerja Pembangunan Desa. Rencana Kerja Pembangunan Desa menjadi dasar bagi penyusunan Rancangan APB Desa. Musrenbang tingkat desa merupakan salah satu bentuk pengejawantahan otonomi desa dalam penyelenggaran pembangunan di wilayahnya. 127
  • 128. Prinsip-prinsip Pembangunan Perencanaan Partisipatif Pembangunan 128
  • 129. Terima kasih Mohon maaf apabila ada yang kurang berkenan … Kontak: HP +62.811 112266 Email-1 wrihatnolo@yahoo.com Email-2 wrihatnolo@bappenas.go.id Website www.wrihatnolo.blogspot.com www.slideshare.net/wrihatnolo 129