Tren 2020 menghadapi tantangan bagi gereja karena jemaat sekarang lebih memilih belajar secara online dan mandiri, menginginkan konten yang berkualitas dan bermanfaat, serta mengalami transformasi spiritual daripada sekadar informasi. Gereja perlu berinovasi dengan pelayanan online dan memberikan pengalaman bertemu Tuhan agar tetap relevan bagi jemaat.
2. 1. Tren “Overloaded” Informasi
Akibatnya: Tidak lagi ada
keharusan datang ke
tempat tertentu pada jam
tertentu untuk belajar .
Orang tidak lagi
mengandalkan institusi
atau orang lain untuk
belajar.
Tantangan bagi gereja:
Gereja tidak lagi menjadi satu-satunya tempat bagi jemaat mendengarkan
khotbah atau mendapatkan pembinaan rohani.
2
3. 2. Tren Perang Kualitas
Akibatnya: Persaingan
kualitas menjadi sangat
ketat, dan bahan tidak
berkualitas akan tergilas
cepat.
Orang bisa mendapatkan
bahan paling berkualitas
secara bebas, tidak
terbatas, dan gratis.
Tantangan bagi gereja:
Kemudahan mendapat rekaman khotbah/seminar dari orang-orang terkenal
dengan kaliber internasional membuat gereja tidak bisa bersaing dalam hal
menyajikan konten yang berkualitas.
3
4. 3. Tren Pola Hidup Kelas Menengah dan ke Atas
Akibatnya: Dibutuhkan
lebih banyak waktu untuk
menikmati semua yang
bisa didapatkan.
Orang memiliki lebih
banyak uang untuk
bepergian, berbelanja,
dan mencari hiburan.
Tantangan bagi gereja:
Waktu ibadah hari Minggu menjadi sulit didedikasikan secara rutin karena
perlu dibagi-bagi dengan kegiatan lain yang juga menarik perhatian.
4
5. 4. Tren “Overcommitment”
Akibatnya: Orang
cenderung hanya ingin
hal-hal yang ringan dan
dangkal, atau yang betul-
betul berguna.
Terlalu banyak
kesempatan dan opsi
untuk menikmati berbagai
aktivitas.
Tantangan bagi gereja:
Orang tidak akan memberi prioritas kepada kegiatan gereja jika gereja tidak
memberi sesuatu yang dianggap bermanfaat dan memberi nilai plus.
5
6. 5. Tren Digital yang “Disconnected”
Akibatnya: Apa pun yang
bisa menggantikan rasa
“disconnected” menjadi
“connected” dicari dan
didambakan.
Sosial Media menjadikan
orang dekat, jauh dan
orang jauh, dekat, tetapi
sering hanya di
permukaan.
Tantangan bagi gereja:
Gereja sering kali tidak memberikan rasa “connected” terhadap jemaatnya,
sehingga perlu diciptakan kegiatan yang membuat jemaat lebih “engage”.
6
7. 6. Tren “Transformasi”
Akibatnya: Orang jenuh
dengan suguhan informasi
dan mencari segala
sesuatu yang memberi
pengalaman “real”.
Informasi ada di mana-
mana, tetapi hanya
membuat kepala penuh,
tidak menghasilkan
transformasi hidup.
Tantangan bagi gereja:
Orang datang ke gereja bukan untuk mendapat pengetahuan tentang Allah,
tapi mereka ingin “bertemu” dengan Allah dan “mengalami” Allah.
7
8. 7. Tren “Online”
Akibatnya: Orang menjadi
terbiasa dengan solusi
“online”. Apa pun yang
tidak “online” tidak akan
dijangkau.
Kemudahan mendapatkan
segala sesuatu didukung
dengan ketersediaan
pelayanan “online”.
Tantangan bagi gereja:
Gereja “online” menjadi salah satu alternatif untuk menjangkau kaum
milenial. Jika akhirnya mereka datang ke gereja “nyata”, itu karena mereka
sudah melihat gereja itu secara “online” sebelumnya.
8
9. 8. Tren “DIY” vs “DIFM”
Akibatnya: Orang rela
membayar lebih untuk
mendapatkan sesuatu
yang sudah disiapkan
untuk mereka.
Tren “Do It Yourself”
sudah diganti dengan
“Do It For Me”
Tantangan bagi gereja:
Jemaat yang tidak punya banyak waktu dan jenuh dalam membuat
keputusan sendiri, ingin mendapatkan pelayanan yang segala sesuatunya
sudah disiapkan untuk mereka.
9
10. 9. Tren Akses vs Konten
Akibatnya: Orang
berlomba-lomba
mendapatkan akses
“khusus” untuk “insight”
yang bernilai lebih.
Karena sekarang konten
mudah didapat, maka
nilai tidak lagi pada isinya,
melainkan kepada akses
dan “insight”nya.
Tantangan bagi gereja:
Jika gereja hanya puas melayani dalam massa besar, maka gereja akan
kehilangan kesempatan untuk memberikan nilai lebih kepada jemaat.
10
11. 10. Tren “Distraction”
Akibatnya: Fokus menjadi
barang langka yang harus
diperjuangan mati-matian.
Gadget memberi
“distraction” yang
“nonstop”, juga kesibukan
kerja dan kegiatan sosial.
Tantangan bagi gereja:
Jika gereja dikelola dan dipimpin dengan cara yang tidak fokus, gereja akan
menjadi dangkal dan tidak menghasilkan jemaat yang dewasa dan
berkualitas, dan jemaat akan kehilangan ketertarikan terhadap gereja.
11
12. “ Kamu orang munafik!
Kamu bisa menafsirkan
rupa langit dan bumi,
tetapi mengapa kamu
tidak bisa menafsirkan
zaman ini?
(Luk 12:56)
12