Manusia dewasa ini mengalami kebingungan dalam membuat ukuran tentang kepribadian. Banyak orang mengukur kepribadian dari ketampanan-kecantikan, harta, taqdir fisik seperti bentuk bibir, jenis rambut, golongan darah, tanggal lahir, dan sebagainya. Bagi yang mengukur kepribadian dari fisik, ini tampak jelas dari bagaimana manusia mengidolakan para artis televisi dan menjadikannya acuan dalam bersikap dan penampilan. Bagi yang mengukur kepribadian dari taqdir lain seperti zodiak, golongan darah, bentuk bibir, terlihat dari betapa digemarinya ramalan-ramalan atau prediksi2 yang ada di media cetak dan elektronik. Seluruh penilaian tadi pasti akan berujung pada kekeliruan. Sebab Allah SWT Dzat yang menciptakan dan akan menghisab kita tidak menghisab kita dari taqdir fisik maupun harta, tetapi dari hati dan amal perbuatan kita. Lalu bagaimana semestinya kepribadian diukur? Ada dua komponen yang bisa digunakan untuk mengukur kepribadian: 1. Aqliyah (pola pikir) 2.Nafsiyah (pola sikap). Lebih jelasnya, simak saja presentasi berikut:
Download font yg dibutuhkan disini: https://goo.gl/paMOxI
2. Kepribadian adalah keseluruhan cara seorang
individu bereaksi dan berinteraksi dengan
individu lain. Kepribadian paling sering
dideskripsikan dalam istilah sifat yang bisa
diukur yang ditunjukkan oleh seseorang
(Robbins, Stephen P)
Kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri
individu sebagai sistem psiko-fisik yang
menentukan caranya yang unik dalam
menyesuaikan diri terhadap lingkungannya.
(Gordon W. Allport)
3. Salah Paham tentang Kepribadian
Kepribadian dinilai dari taqdir fisik (rambut, garis tangan, bentuk bibir, ketampanan-kecantikan)
5. Stereotip tentang sifat-sifat suku dan bangsa. Jawa itu lemah lembut, Medan kasar,
Madura – maling besi, ‘Cina’ itu pelit, orang Indonesia timur itu terbelakang, dsb
8. Menjamurnya Kontes-kontes
Kecantikan
Miss World - Inggris
Miss Universe - USA
Miss Earth - Filipina
Miss International - Jepang
Miss Intercontinental - Jerman
Miss Supranational – Panama
dll
11. Cara penilaian kepribadian seperti ini pasti
mengakibatkan kekeliruan, kesesatan,
kerancuan.
Lantas bagaimana kepribadian semestinya
dinilai?
12. َلاَق َةَرْيَرُه ىِبَأ ْنَع:
َّنِإىَلِإ ُرُظْنَي َال َ َّاَّللْمُكِرَوُصْمُكِلاَوْمَأَو
ىَلِإ ُرُظْنَي ْنِكََلوْمُكِبوُلُقْمُكِلاَم ْعَأَو
مسلم رواه
“Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa kalian dan harta kalian akan
tetapi Dia melihat kepada hati-hati kalian dan perbuatan-perbuatan kalian.”
(HR. Muslim)
15. Aqliyah
Sekuler
Islam
• Standar segala pemikiran adalah
Aqidah Islam
• Segala hal didunia ini adl bagian
dari sistem ciptaan Allah
• Karena itu segala masalah
dipecahkan dengan ‘cara Allah’
• Aqidah Islam menjadi asas bagi
mafahim, maqayis, dan qanaat-nya
• Standar segala pemikiran adalah
AQIDAH sekulerisme
• Standar hidup adalah asas
manfaat
• Segala masalah dipecahkan
dengan akal & hawa nafsu.
16. idrak sillah biLlah
adalah kesadaran penuh seorang manusia
bahwa setiap perbuatannya
dilihat oleh Sang Pencipta
Seorang mukmin akan senantiasa muroqobah
(perasaan diawasi Allah Ta’ala)
17. • “Wahai Ali, menanggung panas
api korek saja kau tidak sanggup,
bagaimana engkau sanggup
menanggung panas api neraka?”
18. Nafsiyyah:
Cara memenuhi tuntutan kebutuhan jasmani &
naluri yang disandarkan pada pandangan hidup
tertentu
SYAKHSIYYAH
(kepribadian)
31. َكِِّبَرَو الَفَونُنِمْؤُي الىَّتَحَاميِف َكوُمِِّكَحُيْمَُهنْيَب َرَج َشواُدِجَي ال َّمُث
واُمِِّل َسُيَو َتْيَضَق اَّمِم اًجَرَح ْمِهِسُفْنَأ يِفاًميِل ْسَت
Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga
mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka
perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati
mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima
dengan sepenuhnya. (An-Nisaa :65)
يكون حتى أحدكم يؤمن الهواهُتبعابه جئت لما
Tidak beriman seseorang diantara kalian hingga ia menjadikan hawa
nafsunya tunduk pada apa yang aku (Muhammad SAW) bawa
(HR. Bukhari)
32. SYAKSIYAH ISLAM
Aqliyah Islam + Nafsiyah Islam
SYAKHSIYAH KAPITALIS
Aqliyah Kapitalis + Nafsiyah Kapitalis
SYAKHSIYAH KOMUNIS
Aqliyah Komunis + Nafsiyah Komunis
33. Aqliyah dan Nafsiyah Islamiyah,
keduanya harus dibentuk,
bukan hanya salah satunya!
35. 2
Menjadikan aqidah
Islam sebagai asas bagi
aqliyah dan nafsiyyah:
Hanya mau
mengambil keputusan
tentang hukum
benda/perbuatan
sesuai dengan hukum
syara’
Hanya memenuhi
tuntutan naluri dan
kebutuhan fisik sesuai
dengan hukum syara’
36. …اَاهَّو َس اَمَو ٍسْفَنَو
اَهَمَهْلَأَفاَهَروُجُفَواَاهَوْقَت
Tidak ada orang baik yang punya kecenderungan baik terus
Tidak ada orang jahat yang punya kecenderungan jahat terus
37. Ketika syakhsiyah sudah terbentuk…
Tidak berarti tidak pernah melakukan kesalahan…
Mohon ampun, berupaya sungguh2 utk tidak mengulangi.
42. Islam Tidak Membunuh Karakter
Karakter terwarnai oleh aqidah Islam
Ada Abu Bakar yang lembut, ‘Umar yang tegas dan keras,
‘Utsman yang pemalu, ‘Ali yang lucu dan ceria.
Abu Dujanah yang ‘congkak’ di medang perang, Abu
‘Ubaidah dan Thalhah yang perwira, Khalid Sang Pedang
Terhunus, Hudzaifah ibnul Yaman pemegang rahasia Rasul,
Hanzholah yang dimandikan malaikat, Julaibib yang miskin,
pendek, dijauhi penduduk.
43. واُعِرا َسَوْنِم ٍةَرِفَْغم ىَلِإْمُكِِّبَر
َُاتوَام َّالس َاهُضْرَع ٍةَّنَجَوُضْرَاألو
َينِقَّتُمْلِل ْتَّدِع
ُ
أ
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu
dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi
yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa.
(3:133)
44. Ada seorang laki-laki yang bertanya kepada Rasulullah saw. pada
perang Uhud, “Tahukah Engkau dimana tempatku jika aku terbunuh?”
Rasulullah bersabda, “Engkau akan berada di surga.”
Mendengar sabda Rasulullah saw. tersebut, maka laki-laki itu serta
merta melemparkan buah-buah kurma yang ada di tangannya,
kemudian ia maju untuk berperang hingga terbunuh di medan perang.
Bersegera menjemput
syahid
45. Hanzholah bin Abi Amir ra. yang
dimandikan oleh Malaikat (saat
syahid di medan perang Uhud)
Antara bulan madu
dan jihad
47. Antara
lapardan haramnya
keledai jinak
Kami ditimpa kelaparan pada beberapa malam saat perang Khaibar, dan kami
menemukan keledai kampung, kemudian kami menyembelihnya. Maka ketika
kuali telah mendidih, mendadak berteriak juru bicara Rasulullah saw.,
“Matikanlah kuali itu dan kalian jangan makan daging keledai jinak itu sedikit
pun.” Abdullah berkata; Kami pada saat itu mengatakan, “Sesungguhnya
Rasulullah saw. melarang memakan keledai jinak itu hanya karena belum dibagi
lima (karena harta rampasan perang).” Tapi sahabat yang lain berkata, “Keledai
jinak itu diharamkan secara mutlak.” Kemudian aku bertanya kepada Sa'id bin
Jubair, dan ia menjawab, “Keledai jinak itu diharamkan secara mutlak.”
48. Bersegera meninggalkan
Suatu hari aku memberi minum
kepada Abû Thalhah al-Anshary, Abû
Ubaidah bin al-Jarrah, dan Ubay bin
Ka’ab dari Fadhij, yaitu perasan kurma.
Kemudian ada seseorang yang datang,
ia berkata, “Sesungguhnya khamr
telah diharamkan.” Maka Abû Thalhah
berkata, “Wahai Anas, berdirilah dan
pecahkanlah kendi itu!” Anas berkata,
“Maka aku pun berdiri mengambil
tempat penumbuk biji-bijian milik
kami, lalu memukul kendi itu pada
bagian bawahnya, hingga pecahlah
kendi itu.”
49. Al-Bukhâri meriwayatkan dari ‘Aisyah ra.
berkata: Semoga Allah merahmati kaum
Wanita yang hijrah pertama kali,
ketika Allah menurunkan firman-Nya,
“Dan hendaklah mereka mengenakan
kain kerudung mereka diulurkan ke
kerah baju mereka.”
(TQS. an-Nûr [24]: 31).
Maka kaum wanita itu merobek kain
sarung mereka (untuk dijadikan
kerudung) dan menutup kepala mereka
dengannya.
Bersegera mengenakan
kerudung
50. Dahulu, para Shahabat ra beriman dan
bersegera dalam melaksanakan ketaatan
kepada perintah Allah dan Rasul-Nya
sehingga mereka mendapatkan kedudukan
yang mulia di dunia dan di akhirat, lantas
bagaimana dengan kita?
Editor's Notes
Kita akan jelaskan bahwa sesungguhnya cinta itu sifatnya fitrah/naluriah. Jelaskan ttg thaqatul hawawiyah (potensi kehidupan) yaitu Gharizah dan hajatul udhowiyah. Jelaskan persamaannya yang sama2 menimbulkan dorongan/kecenderungan. Juga perbedaannya (sumber datangnya, keharusan pemenuhannya, dan akibat tidak dipenuhinya dorongan)
Jelaskan macam2 gharizah berikut contohnya.
Dengan gambar pocong yang muncul dengan tiba2 ini kita akan membuktikan bahwa setiap audience memiliki gharizah/naluri yang masih normal, yaitu naluri mempertahankan diri yang menyebabkan kita takut.
Dengan gambar ini, tanyakan pada audience pria, tertarik atau tidak? Kalo tidak bherarti ia tdk normal. Kalo audiencex byk akhwat, ganti gambar artis cowok.
Tanyakan yg cowok lagi. Masih tertarik??
Kanan atas gambar Larung Sesaji di Jawa Timur
Adanya dorongan akibat gharizah dan hajatul udowiyah adl suatu yg fitrah karena mrpkn anugerah Allah. Sampai sana belum ada nilai pahala dan dosa. Halal dan haram baru ada ketika terjadi aktivitas setelah melihat misal cowok/cewek, karena terdapat peran akal disana. Memenuhinya dgn cara yg benar atau salah. Dan jelaskan juga kalo akal tidak diatur oleh Islam maka akan terjadi kekacauan.
Mari belajar dari Mush’ab yang “tampan” dan Bilal yang “hitam”.
Mari belajar dari dua sosok yang “karakter”nya begitu bertolak belakang.