SlideShare a Scribd company logo
1 of 48
Download to read offline
Baku Mutu - AMDAL
Baku Mutu
adalah batas atau kadar makhluk
hidup, zat atau energi atau
komponen lain yang ada atau
harus ada dan/atau unsur
pencemar
yang
ditenggang
adanya
sesuai
dengan
peruntukannya.
BAKU MUTU
(Menurut Ahli Hukum)
Suatu peraturan pemerintah yang resmi yang
harus dilaksanakan, yang mengenai spesifikasi dari
jumlah bahan pencemar yang boleh dibuang atau
jumlah kandungan yang boleh berada dalam media
ambien.
(menurut para ahli teknik)
Merupakan spesifikasi dari jumlah bahan
pencemar yang mungkin boleh dibuang, tetapi tidak
selalu merupakan peraturan resmi yang harus
diikuti
Baku Mutu
Baku Mutu Lingkungan (Standar atau nilai
ambang pada kualitas lingkungan hidup).
----> dikaitkan dengan peruntukannya.
Baku Mutu --->dikaitkan dengan jenis
kegiatannya  Baku mutu limbah pencemar
Baku mutu limbah cair
Baku mutu udara emisi
Pengaturan tentang Baku Mutu Lingkungan
(MENKLH Nomor Kep-02/MENKLH/I/ 1988)

Tentang Pedoman Penetapan BML yang
berisikan pengaturan dan penetapan pedoman
•baku mutu kualitas air,
•baku mutu udara ambien,
•baku mutu udara emisi sumber tidak
bergerak,
•kriteria kualitas air laut untuk biota laut
(budidaya perikanan).
MENKLH Nomor Kep-02/MENKLH/I/1988
mencabut tentang kriteria kualitas air

Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 20 Tahun 1990
tentang Pengendalian Pencemaran Air
Adendum

PP. Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
MENKLH Nomor Kep-02/MENKLH/I/1988

MENKLH Nomor Kep-03/MENKLH/II/1991
tentang Baku Mutu Air Limbah

MENLH Nomor 51/MENLH/10/1995 tentang Baku
Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri.
MENKLH Nomor Kep-02/ MENKLH/I/1988
perubahan
MENLH Nomor 13/MENLH/3/ 1995 tentang
Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak
Beberapa istilah penting dalam Baku
Mutu
Objektif adalah tujuan atau suatu sasaran ke
arah mana suatu pengelolaan lingkungan
ditujukan
Kriteria adalah kompilasi atau hasil dari suatu
pengolahan data ilmiah yang akan digunakan
untuk menentukan apakah suatu kualitas air
atau udara yang dapat digunakan sesuai dengan
objektif atau suatu tujuan penggunaan
tertentu.
Standard adalah satu set nilai numerikal
dari konsentrasi atau jumlah suatu bahan
kimia atau pencemar, suatu keadaan fisik
atau lain-lain hal yang ada dalam media
ambien atau yang berada dalam media
limbah.
Penyusunan Baku Mutu
•Identifikasi dari penggunaan sumberdaya atau media
ambien yang harus dilindungi. Dengan kata lain objektif
dari sumberdaya tersebut dapat dicapai
•Merumuskan formulasi dari kriteria dengan
menggunakan kumpulan dan pengolahan dari berbagai
informasi ilmiah
•merumuskan baku mutu ambien dari hasil penyusunan
kriteria
•merumuskan baku mutu limbah yang boleh dilepas ke
dalam lingkungan yang akan menghasilkan keadaan
kualitas baku mutu ambien yang telah ditetapkan
•membentuk program pemantauan dan pengumpulan
informasi untuk peyempurnaan
Penetapan baku mutu limbah haruslah dikaitkan dengan
keadaan kualitas ambien dan baku mutu ambien.
Sebagai Contoh:
• suatu daerah yang keadaan lingkungan ambiennya
masih sangat baik berarti pula bahwa batas baku mutu
ambien masih jauh dari kualitas ambien
• suatu daerah lain mempunyai keadaan kualitas ambien
yang sudah tidak laik atau mendekati batas baku mutu
ambien yang telah ditetapkan. Hal ini menunjukan
bahwa pencemaran yang ada sudah sangat berat.
Kedaan kualitas ambien yang masih baik sebelum
dilepaskan bahan pencemar baru
Kualitas
lingkungan

Keadaan kualitas
ambien

Baku mutu ambien

Luas Areal
Keadaan kualitas ambien yang sudah tidak baik
sebelum dilepaskan bahan pencemar baru
Keadaan kualitas ambien
sebelum dicemari
Kualitas
lingkungan

Keadaan kualitas
ambien setelah
dicemari

Baku mutu ambien

Luas areal
Keadaan kualitas ambien yang sudah tidak baik
setelah dilepas bahan pencemar baru

Kualitas
lingkungan

Keadaan lingkungan
ambien yang sudah
tidak baik setelah
dicemari lagi

Luas areal
Penentuan baku mutu lingkungan
Terdapat beberapa metoda pendekatan,
diantaranya adalah :
•Pendekatan Fisiologis (Tingkat Bahaya
Suatu Unsur)
•Pendekatan Rantai Makanan
•Angket
•Studi Pustaka
•Bio Indikator
Pendekatan Fisiologis
(Tingkat Bahaya Suatu Unsur)
Beberapa logam diperlukan keberadaannya.
Tapi ada beberapa logam justru merupakan
racun bagi tubuh dan ada beberapa beberapa
bahan yang tidak dapat dilihat tetapi
mempunyai bahaya yang mematikan.
Sebagai contoh :

•Kadmium (Cd) bisa menimbulkan sakit pada
tulang, menyerang ginjal dan otot-otot.
•Timbal (Pb) mengakibatkan berkurangnya
kadar Haemoglobin dan menimbulkan
anemia.
•Air Raksa (Hg) bisa menyebabkan susunan
syaraf menjadi kejang, rambut rontok dan
jaringan ginjal rusak.
•Sinar Radio Aktif (ß dan Ý) dapat merusak
mata dan kulit serta merusak susunan
protein tubuh.
Pendekatan Rantai Makanan
Melalui pendekatan aliran bahan.
Yang dimaksud aliran bahan disini
adalah aliran sesuatu unsur
melalui proses yang dimakan dan
yang memakan, yang menyebabkan
terakumulasi suatu unsur.
Angket
proses ini dengan cara menyebarkan
daftar isian terhadap sejumlah orang,
kemudian dari daftar isian tersebut
diolah dan diharapkan dapat diperoleh
sederetan unsur yang perlu
diperhatikan
Studi Pustaka
Dengan
mempelajari
berbagai
parameter dan nilai baku mutu
yang sudah ada (terbit).
Bio Indikator

Adalah Indikator biologis yang dipakai sebagai
gambaran kondisi lingkungan di tempat tertentu.
(Organisme mempunyai rentangan atau kisaran
tertentu terhadap suatu perubahan lingkungan
terutama parameter fisika).
Contoh :
Eury : suatu organisme yang mempunyai kisaran lebar
Steno : organisme yang mempunyai kisaran sempit
Eurythermal : organisme yg dpt hidup pada kisaran temp.yg lbr
Stenohaline : organisme yg dpt hidup pada kisaran salinitas kecil
Apa itu Baku Mutu Lingkungan?
Pembatasan masuknya limbah ke lingkungan, melalui
penerapan norma-norma pedoman maupun peraturan
Mengapa harus Baku Mutu Lingkungan ?
Diperlukan untuk melindungi Lingkungan Hidup
•mencegah penurunan kualitas lingkungan
•meningkatkan kualitas lingkungan
Siapa yang melaksanakan Baku Mutu
Lingkungan ?
Pemerintah
•penyuluhan, pembinaan dan pengawasan
Pemrakarsa
•penerapan BML dan upaya meningkatkan
kinerja
Masyarakat
•Hak mendapatkan lingkungan yang bersih
•kontrol sosial
Bagaimana cara menerapkan Baku
Mutu Lingkungan ?
•Penetapan BML dan BM limbah/emisi
•Prinsip pengendalian pencemaran
- limbah memenuhi BM dan tak mencemari
- zero discharge
Gangguan pada badan perairan dapat
terjadi akibat adanya hal-hal berikut :
•Adanya senyawa atau bentuk energi
tertentu (panas) yang masuk ke dalam badan
perairan yang mengakibatkan terjadinya
perubahan fisik maupun kimia pada badan
perairan tersebut.
•Adanya penghalangan atau pembelokan pada
sebagian atau keseluruhan pada badan
perairan tersebut.
Dampak yang timbul akibat terjadinya
hal-hal di atas adalah :

•kualitas air akan menjadi kurang/tidak
baik sama sekali sehingga mengakibatkan
pemanfaatan untuk manusia ataupun
industri dan lainnya akan menjadi tidak
baik pula
•adanya kemungkinan terjadi kerusakan
secara ekologi; menurunnya komposisi dan
keanekaragaman komunitan biologi yang
ada dalam badan perairan tersebut.
•adanya kemungkinan air tidak cukup lagi
untuk memenuhi kebutuhan manusia
Dalam bidang pertambangan, timbulnya
pencemaran air banyak terjadi dalam
tahapan kegiatan berikut :
•Proses penambangan
•Proses pengolahan
•Pembangkit tenaga listrik
•Bengkel
•Transportasi
•Pelabuhan
•Stockpile
•Depo gudang penyimpanan bahan-bahan
Keberhasilan
dalam
pengelolaan
lingkungan dapat dinilai dari standar /
baku mutu dipergunakan. Penentuan ini
memerlukan beberapa pertimbangan
sebagai berikut :
•Sumber air yang masuk dalam suatu
kegiatan
•Dasar standar/baku mutu yang digunakan
•Lokasi pengukuran air limbah
•Variasi badan air penerima
•Parameter air yang dipergunakan
PP Nomor 82 Tahun 2001, Bab II pasal 8.
berdasarkan peruntukannya Klasifikasi dan
kriteria mutu air dibagi menjadi 4 kelas yaitu :
Kelas I; Dapat digunakan untuk air baku air
minum, dan atau peruntukan lain yang
mempersyaratkan mutu air yang sama dengan
kegunaan tersebut.
Kelas II;Dapat digunakan untuk prasarana/
sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan
airtawar, peternakan, air untuk mengairi
pertanaman, dan atau peruntukan lain yang
mempersyaratkan mutu air yang sama dengan
kegunaan tersebut.
Kelas III; Dapat digunakan untuk membudi
dayakan Ikan air tawar, peternak an, air
untuk mengairi pertanaman, dan atau
peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu
air yang sama dengan kegunaan tersebut.
Kelas IV; Dapat digunakan untuk mengairi
pertanaman, dan atau peruntukan lain yang
mempersyaratkan mutu air yang sama dengan
kegunaan tersebut.
Komponen-komponen utama yang
terdapat/terkandung di dalam
udara
•Nitrogen (N2) = 78,0 %
= 21,0 %
•Oksigen (O2)
= 0,9 %
•Argon (Ar)
•Unsur-unsur lain = 0,1 %
Beberapa polutan yang dikenal sebagai
pencemar udara akibat aktivitas
pertambangan
• CO2 dan CO yang berasal dari pembakaran tak
sempurna suatu senyawa hidrokarbon. Misal,
gas-gas CO2 dan CO yang keluar dari knalpot
alat-alat berat pertambangan seperti dari
Dump truck, Bulldozer, Whell Loader, Back
Hoe dan lain-lain.
•NOx dan SOx (Oksida Nitrogen dan Sulfur)
yang berasal dari pembakaran bahan bakar
fosil. Ini banyak terdapat pada aktivitas
penambangan Batubara, sering terjadi
adanya Batubara yang terbakar (Self
Combustion).
•Partikulat berupa padatan dan/atau cairan.
Seperti, timbulnya debu-debu akibat
aktivitas pengangkutan bahan tambang dan
adanya limbah padat dan cair dari tempat
pencucian bahan galian.
PENGARUH SOx PADA MANUSIA
Konsentrasi

Pengaruh Terhadap Manusia

(ppm)
0,2

Konsentrasi terendah yang dapat mempengaruhi
manusia secara nyata dan menyebabkan hambatan
terhadap pusat gerak refleks pada otak

0,3

Hambatan terhadap sistem saraf perasa (lidah)

0,5

Hambatan terhadap sistem saraf pembau

8 – 12

Rasa panas/sakit pada tenggorokan

10

Rasa pedih pada mata

20

Batuk beruntun yang tidak dapat ditahan
Baku Mutu - AMDAL
Ukuran-ukuran polutan yang sering
terdapat pada lingkungan
pertambangan
•Partikel dengan diameter < 0,1 µm biasanya
berasal dari proses pembakaran. Sering
disebut sebagai aerosol.
•Partikel dengan diameter 0,1 – 1,0 µm
terbentuk akibat proses kondensasi uap
air. Waktu pengendapannya kurang lebih
selama 1 bulan.
•Partikel dengan diameter > 1,0 µm terjadi
akibat proses abrasi suatu padatan.
KECEPATAN PENGENDAPAN PARTIKULAT
(SETTLING VELOCITIES)
Ukuran Pertikel (µm)
200
100
50
10
5
1
0,5

Kecepatan Pengendapan
1,2 m/detik
0,3 m/detik
70 mm/detik
3 mm/detik
0,7 mm/detik
30 µm/detik
7 µm/detik
BAKU MUTU TINGKAT KEBISINGAN
(Kepmen LH No. KEP-48/MENLH/11/1995, tanggal 25 Nopember 1995)
Peruntukan Kawasan/Lingkungan Kegiatan
a.

b.

Tingkat Kebisingan dB (A)

Peruntukan Kawasan
1. Perumahan dan Pemukiman
2. Perdagangan dan jasa
3. Perkantoran dan Perdagangan
4. Ruang terbuka hijau
5. Industri
6. Pemerintahan dan Fasilitas Umum
7. Rekreasi
8. Khusus :
•
Bandar Udara
•
Stasiun Kereta Api
•
Pelabuhan Laut
•
Cagar Budaya
Lingkungan Kegiatan
1. Rumah Sakit dan sejenisnya
2. Sekolah atau sejenisnya
3. Tempat ibadah atau sejenisnya

Keterangan : * disesuaikan dengan ketentuan Menteri Perhubungan

55
70
65
50
70
60
70
*
*
70
60
55
55
55
Baku Mutu Emisi Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap Berbahan Bakar Batu
Bara (Berlaku efektif tahun 2000)
(Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup, Nomor Kep-13/MENLH/3/1995;
tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak; tanggal 7 Maret 1995)

Parameter

Batas maksimum (mg/m3)

1. Total Pertikel

150

2. Sulfur Dioksida (SO2)

750

3. Nitrogen Oksida (NO2)

850

4. Opasitas

20%

Catatan :
- Nitrogen Oksida ditentukan sebagai NO2
- Konsentrasi partikulat dikoreksi sebesar 3% O2
o
- Volume gas dalam keadaan standar (25 C dan tekanan 1 atm)
- Opasitas digunakan sebagai indikator praktis pemantauan dan dikembangkan untuk
memperoleh hubungan korelatif dengan pengamatan total partikel.
- Pemberlakuan BME untuk 95% waktu operasi normal selama tiga bulan.
Baku Mutu Emisi Untuk Jenis Kegiatan Lain (Berlaku efektif tahun 2000)
(Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup, Nomor Kep-13/MENLH/3/1995;
tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak; tanggal 7 Maret 1995)

Parameter

Batas maksimum (mg/m3)

Bukan Logam
1. Ammonia (NH3)
2. Gas Klorin (Cl2)
3. Hidrogen Klorida (HCl)
4. Hidrogen Fluorida (HF)
5. Nitrogen Oksida (NO2)
6. Opasitas
7. Partikel
8. Sulfur Dioksida (SO2)
9. Total Sulfur tereduksi (H2S)
Logam
10. Air Raksa (Hg)
11. Arsen (As)
12. Antimon (Sb)
13. Kadmium (Cd)
14. Seng (Zn)
15. Timah Hitam (Pb)
Catatan
o
Volume gas dalam keadaan standar (25 C dan tekanan 1 atm)
-

0,5
10
5
10
1000
35%
350
800
35
5
8
8
8
50
12
Baku Mutu Emisi Untuk Industri Semen (Berlaku efektif tahun 2000)
(Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup, Nomor Kep-13/MENLH/3/1995;
tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak; tanggal 7 Maret 1995)
Sumber

Parameter

3

Batas Maksimum (mg/m )

1.

Tanur putar (Kilns)

Total partikel
Sulfur Dioksida (SO2)
Nitrogen Dioksida (NO2)
Opasitas

80
800
1000
20%

2.

Pendingin Terak (Clinker
Coolers)

Total partikel

80

3.

Millin, Grinding, Alat
pengangkut (Conveying),
Pengepakan (Bagging) .

Total partikel

80

4.

Tenaga Ketel Uap (Power
Boiler)

Total partikel
Sulfur Dioksida (SO2)
Nitrogen Oksida (NO2)

230
800
1000

Catatan
Nitrogen Oksida ditentukan sebagai NO2
Konsentrasi partikel untuk sumber pembakaran (misal Kiln) harus dikoreksi sampai 7% O 2
Volume gas dalam keadaan standar (25 o C dan tekanan 1 atm)
Standar di atas berlaku untuk proses kering
Batas maksimum total partikel untuk :
3
Proses basah = 250 mg/m
3
Shaft kiln
= 500 mg/m
Opasitas digunakan sebagai indikator praktis pemantauan dan dikembangkan untuk
memperoleh hubungan korelatif dengan pengamatan total partikel.
Pemberlakuan BME untuk 95% waktu operasi normal selama tiga bulan.
-
Baku Mutu Limbah Cair
( Keputusan Menteri KLH No.51/MENLH/10/1995)
No.
1
2
3

Parameter
Fisika
Temperatur
Zat padat terlarut
Zat padat tersuspensi

Satuan
o

C
mg/l
mg/l

Golongan Baku Mutu Limbah Cair
I
II
38
2000
200

40
4000
400

Kimia
1
pH
6,0 – 9,0
2
Besi terlarut (Fe)
mg/l
5
10
3
Mangan terlarut (Mn)
mg/l
2
5
4
Barium (Ba)
mg/l
2
3
5
Tembaga (Cu)
mg/l
2
3
6
Seng (Zn)
mg/l
5
10
7
Khrom Heksavalen (Cr+6)
mg/l
0,1
0,5
8
Khrom total (Cr)
mg/l
0,5
1
9
Cadmium (Cd)
mg/l
0,05
0,1
10
Air Raksa (Hg)
mg/l
0,002
0,005
11
Timbal (Pb)
mg/l
0,1
1
12
Stanum (Sn)
mg/l
2
3
13
Arsen (As)
mg/l
0,1
0,5
14
Selenium (Se)
mg/l
0,05
0,5
15
Nikel (Ni)
mg/l
0,2
0,5
16
Kobalt (Co)
mg/l
0,4
0,6
17
Sianida (SN)
mg/l
0,05
0,5
18
Sulfida (H2S)
mg/l
0,05
0,1
19
Fluorida (F)
mg/l
2
3
20
Klorida bebas (Cl2)
mg/l
1
2
21
Amoniak bebas (NH3 – N)
mg/l
1
5
22
Nitrat (NO 3 – N)
mg/l
20
30
23
Nitrit (NO2 – N)
mg/l
1
3
24
BOD
mg/l
50
150
25
COD
mg/l
100
300
26
Senyawa aktif biru metilen
mg/l
5
10
27
Fenol
mg/l
0,5
1
28
Minyak Nabati
mg/l
5
10
29
Minyak Mineral
mg/l
10
50
Catatan : Untuk memenuhi baku mutu limbah cair tersebut kadar parameter limbah tidak
diperbolehkan dicapai dengan cara pengenceran dengan air yang secara langsung
diambil dari sumber air. Kadar parameter limbah tersebut adalah kadar maksimum
yang diperbolehkan.
Golongan I diperuntukan bagi industri yang ke sumber air yang dimanfaatkan bagi
sumber air minum, dimana sumber tersebut debitnya relatif kecil dan berada pada
daerah yang padat penduduk dan industrinya
Golongan II, persyaratan standarnya dibuat lebih ringan dari Golongan I dengan
mempertimbangkan bahwa buangan disalurkan ke sumber air yang mempunyai debit
yang cukup dan terutama dipergunakan untuk keperluan perikanan, pertanian dan
industri.
Tanah

merupakan campuran dari
padatan organik dan anorganik, udara,
air dan mikro organisme. Semua fasa
ini saling terkait satu dengan yang
lainnya. Unsur-unsur esensial yang
terdapat dalam tanah, baik dalam fasa
padat ataupun cair, juga merupakan
unsur-unsur
yang
esensial
bagi
tanaman dan hewan.
Unsur-unsur yang terdapat dalam
tanah
Oksigen,
Hidrogen,
Carbon
(terutama
berasal dari udara dan air), Nitrogen,
Phosphor, Potasium, Calsium, Magnesium dan
Sulfur (terutama yang berasal dari padatan
tanah). Sedangkan unsur-unsur lain seperti
Besi, Mangan, Boron, Molibdenum, Tembaga,
Seng, Chlor dan Cobalt dipergunakan dalam
jumlah yang relatif kecil. Unsur-unsur lain
seperti Natrium, Flour, Silika dan lain-lain
tampaknya tidak terlalu esensial.
Kandungan Rata-rata Unsur-unsur Esensial
Dalam Tanah
Unsurunsur

Kadar
(% berat)

Unsur-unsur

Kadar
(% berat)

O
Fe
C
Ca
K
Mg
N
P

49
4
2
1
1
0,6
0,1
0,08

Mn
S
Cl
Zn
Cu
B
Mo
Co

0,08
0,05
0,01
0,005
0,002
0,001
0,0003
0,0008
Nilai Ambang Batas
adalah batas konsentrasi suatu zat dalam
udara yang boleh ada yang tidak
menimbulkan gangguan kesehatan bagi
seseorang yang bekerja selama 8 jam /
hari atau selama 40 jam / minggu tanpa
menimbulkan gangguan kesehatan yang
berarti.
Tiap – tiap zat mempunyai NAB sendiri –
sendiri. Semakin kecil NAB suatu zat
berarti semakin bahaya bila berada
dalam udara kerja atau sebaliknya.
Tetapi NAB bukanlah ukuran bahaya
suatu zat, karena masih tergantung pada
keadaan zat itu sendiri. NAB suatu zat
yang amat kecil, tetapi berupa padat,
berarti tidak berbahaya.

More Related Content

What's hot

SNI 19-7119.6-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 6: Penentuan Lokasi Pengambi...
SNI 19-7119.6-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 6: Penentuan Lokasi Pengambi...SNI 19-7119.6-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 6: Penentuan Lokasi Pengambi...
SNI 19-7119.6-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 6: Penentuan Lokasi Pengambi...Muhamad Imam Khairy
 
SNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat Kerja
SNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat KerjaSNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat Kerja
SNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat KerjaMuhamad Imam Khairy
 
Materi AMDAL .pptx
Materi AMDAL .pptxMateri AMDAL .pptx
Materi AMDAL .pptxEffrila Nita
 
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)Joy Irman
 
Sosialisasi muatan PP 22 tahun 2021 (terkait pl)
Sosialisasi muatan PP 22 tahun 2021 (terkait pl)Sosialisasi muatan PP 22 tahun 2021 (terkait pl)
Sosialisasi muatan PP 22 tahun 2021 (terkait pl)Heri Romansyah
 
Pedoman pengoperasian dan pemeliharaan ipal
Pedoman pengoperasian dan pemeliharaan ipalPedoman pengoperasian dan pemeliharaan ipal
Pedoman pengoperasian dan pemeliharaan ipalinfosanitasi
 
Kriteria Pengelolaan Air Limbah
Kriteria Pengelolaan Air LimbahKriteria Pengelolaan Air Limbah
Kriteria Pengelolaan Air LimbahJoy Irman
 
Sumber-Sumber Air Limbah
Sumber-Sumber Air LimbahSumber-Sumber Air Limbah
Sumber-Sumber Air LimbahTiara Arianti
 
Opsi Teknologi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) - Controlled Landfill dan...
Opsi Teknologi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) - Controlled Landfill dan...Opsi Teknologi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) - Controlled Landfill dan...
Opsi Teknologi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) - Controlled Landfill dan...Joy Irman
 
Aspek Teknis Operasional Pengelolaan Sampah (3/4)
Aspek Teknis Operasional Pengelolaan Sampah (3/4)Aspek Teknis Operasional Pengelolaan Sampah (3/4)
Aspek Teknis Operasional Pengelolaan Sampah (3/4)Joy Irman
 
SNI 7325:2009 tentang Metoda Pengukuran Kadar Debu Respirabel di Udara Tempat...
SNI 7325:2009 tentang Metoda Pengukuran Kadar Debu Respirabel di Udara Tempat...SNI 7325:2009 tentang Metoda Pengukuran Kadar Debu Respirabel di Udara Tempat...
SNI 7325:2009 tentang Metoda Pengukuran Kadar Debu Respirabel di Udara Tempat...Muhamad Imam Khairy
 
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...Muhamad Imam Khairy
 
baku mutu air dan parameter kualitas air
baku mutu air dan parameter kualitas airbaku mutu air dan parameter kualitas air
baku mutu air dan parameter kualitas airnurul isnaini
 
Perhitungan jumlah trip kendaraan pengangkut sampah
Perhitungan jumlah trip kendaraan pengangkut sampahPerhitungan jumlah trip kendaraan pengangkut sampah
Perhitungan jumlah trip kendaraan pengangkut sampahNurul Angreliany
 
Pengelolaan limbah B3
Pengelolaan limbah B3Pengelolaan limbah B3
Pengelolaan limbah B3Instansi
 

What's hot (20)

SNI 19-7119.6-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 6: Penentuan Lokasi Pengambi...
SNI 19-7119.6-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 6: Penentuan Lokasi Pengambi...SNI 19-7119.6-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 6: Penentuan Lokasi Pengambi...
SNI 19-7119.6-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 6: Penentuan Lokasi Pengambi...
 
SNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat Kerja
SNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat KerjaSNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat Kerja
SNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat Kerja
 
Materi AMDAL .pptx
Materi AMDAL .pptxMateri AMDAL .pptx
Materi AMDAL .pptx
 
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)
 
pengukuran timbulan sampah
pengukuran timbulan sampahpengukuran timbulan sampah
pengukuran timbulan sampah
 
Sni 6774 2008.air bersih
Sni 6774 2008.air bersihSni 6774 2008.air bersih
Sni 6774 2008.air bersih
 
Sosialisasi muatan PP 22 tahun 2021 (terkait pl)
Sosialisasi muatan PP 22 tahun 2021 (terkait pl)Sosialisasi muatan PP 22 tahun 2021 (terkait pl)
Sosialisasi muatan PP 22 tahun 2021 (terkait pl)
 
Pedoman pengoperasian dan pemeliharaan ipal
Pedoman pengoperasian dan pemeliharaan ipalPedoman pengoperasian dan pemeliharaan ipal
Pedoman pengoperasian dan pemeliharaan ipal
 
Kriteria Pengelolaan Air Limbah
Kriteria Pengelolaan Air LimbahKriteria Pengelolaan Air Limbah
Kriteria Pengelolaan Air Limbah
 
Ppt Limbah B3
Ppt Limbah B3Ppt Limbah B3
Ppt Limbah B3
 
Sumber-Sumber Air Limbah
Sumber-Sumber Air LimbahSumber-Sumber Air Limbah
Sumber-Sumber Air Limbah
 
Opsi Teknologi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) - Controlled Landfill dan...
Opsi Teknologi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) - Controlled Landfill dan...Opsi Teknologi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) - Controlled Landfill dan...
Opsi Teknologi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) - Controlled Landfill dan...
 
Aspek Teknis Operasional Pengelolaan Sampah (3/4)
Aspek Teknis Operasional Pengelolaan Sampah (3/4)Aspek Teknis Operasional Pengelolaan Sampah (3/4)
Aspek Teknis Operasional Pengelolaan Sampah (3/4)
 
SNI 7325:2009 tentang Metoda Pengukuran Kadar Debu Respirabel di Udara Tempat...
SNI 7325:2009 tentang Metoda Pengukuran Kadar Debu Respirabel di Udara Tempat...SNI 7325:2009 tentang Metoda Pengukuran Kadar Debu Respirabel di Udara Tempat...
SNI 7325:2009 tentang Metoda Pengukuran Kadar Debu Respirabel di Udara Tempat...
 
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...
 
baku mutu air dan parameter kualitas air
baku mutu air dan parameter kualitas airbaku mutu air dan parameter kualitas air
baku mutu air dan parameter kualitas air
 
Perhitungan jumlah trip kendaraan pengangkut sampah
Perhitungan jumlah trip kendaraan pengangkut sampahPerhitungan jumlah trip kendaraan pengangkut sampah
Perhitungan jumlah trip kendaraan pengangkut sampah
 
Baku mutu air, tanah, udara
Baku mutu air, tanah, udaraBaku mutu air, tanah, udara
Baku mutu air, tanah, udara
 
SDA (Air) Presentasi
SDA (Air) PresentasiSDA (Air) Presentasi
SDA (Air) Presentasi
 
Pengelolaan limbah B3
Pengelolaan limbah B3Pengelolaan limbah B3
Pengelolaan limbah B3
 

Viewers also liked

Baku mutu lingkungan
Baku mutu lingkunganBaku mutu lingkungan
Baku mutu lingkunganakew666
 
Geografi: Kualitas dan Baku Mutu Lingkungan Kelas 11 SMA IPA/IPS
Geografi: Kualitas dan Baku Mutu Lingkungan Kelas 11 SMA IPA/IPSGeografi: Kualitas dan Baku Mutu Lingkungan Kelas 11 SMA IPA/IPS
Geografi: Kualitas dan Baku Mutu Lingkungan Kelas 11 SMA IPA/IPSAulia Safitri
 
Undang-undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkung...
Undang-undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkung...Undang-undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkung...
Undang-undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkung...infosanitasi
 
geografi semester 2 pemanfaatan lingkungan hidup & dan kualitas dan baku mutu...
geografi semester 2 pemanfaatan lingkungan hidup & dan kualitas dan baku mutu...geografi semester 2 pemanfaatan lingkungan hidup & dan kualitas dan baku mutu...
geografi semester 2 pemanfaatan lingkungan hidup & dan kualitas dan baku mutu...Tita Rosita
 
PerMenKes 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
PerMenKes 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air MinumPerMenKes 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
PerMenKes 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air MinumJoy Irman
 
Pengertian proses dan manfaat amdal
Pengertian proses dan manfaat amdalPengertian proses dan manfaat amdal
Pengertian proses dan manfaat amdalmfaad
 
Pencemaran dan baku mutu lingkungan
Pencemaran dan baku mutu lingkunganPencemaran dan baku mutu lingkungan
Pencemaran dan baku mutu lingkunganmelanesia
 
Pengantar rekayasa-lingkungan
Pengantar rekayasa-lingkunganPengantar rekayasa-lingkungan
Pengantar rekayasa-lingkunganthiarramadhan
 
Analisis kualitas lingkungan
Analisis kualitas lingkunganAnalisis kualitas lingkungan
Analisis kualitas lingkungannur efa aripka
 
Analisis kesehatan lingkungan 3
Analisis kesehatan lingkungan   3Analisis kesehatan lingkungan   3
Analisis kesehatan lingkungan 3Nisa Cmuernik
 
Pendekatan mrp dengan metode eoq pada industri benang textile
Pendekatan mrp dengan metode eoq pada industri benang textilePendekatan mrp dengan metode eoq pada industri benang textile
Pendekatan mrp dengan metode eoq pada industri benang textileAroon Siregar
 
Pengantar Teknik Lingkungan
Pengantar Teknik LingkunganPengantar Teknik Lingkungan
Pengantar Teknik Lingkunganguestcb0db
 
Upaya pelestarian lingkungan hidup
Upaya pelestarian lingkungan hidupUpaya pelestarian lingkungan hidup
Upaya pelestarian lingkungan hidupSuci Ayuni Auliadani
 
Permen LHK no.70 2016 ttg baku mutu emisi usaha dan atau kegiatan pengolahan ...
Permen LHK no.70 2016 ttg baku mutu emisi usaha dan atau kegiatan pengolahan ...Permen LHK no.70 2016 ttg baku mutu emisi usaha dan atau kegiatan pengolahan ...
Permen LHK no.70 2016 ttg baku mutu emisi usaha dan atau kegiatan pengolahan ...Rizki Darmawan
 
sistem pengelolaan dan pengolahan AAT di Area Pertambangan
sistem pengelolaan dan pengolahan AAT di Area Pertambangansistem pengelolaan dan pengolahan AAT di Area Pertambangan
sistem pengelolaan dan pengolahan AAT di Area PertambanganMenna Ayu AManda
 
Pengertian analisis kualitas ling
Pengertian analisis kualitas lingPengertian analisis kualitas ling
Pengertian analisis kualitas lingsepthree
 
Pembahasan air limbah rumah tangga
Pembahasan air limbah rumah tanggaPembahasan air limbah rumah tangga
Pembahasan air limbah rumah tanggaMuhamad Ihsan
 
Supervisor, Enumerator & Entry Data Studi EHRA (Environmental Health Risk Ass...
Supervisor, Enumerator & Entry Data Studi EHRA (Environmental Health Risk Ass...Supervisor, Enumerator & Entry Data Studi EHRA (Environmental Health Risk Ass...
Supervisor, Enumerator & Entry Data Studi EHRA (Environmental Health Risk Ass...infosanitasi
 
Presentasi tugas amdal
Presentasi tugas amdalPresentasi tugas amdal
Presentasi tugas amdallukas46
 

Viewers also liked (20)

Baku mutu lingkungan
Baku mutu lingkunganBaku mutu lingkungan
Baku mutu lingkungan
 
Geografi: Kualitas dan Baku Mutu Lingkungan Kelas 11 SMA IPA/IPS
Geografi: Kualitas dan Baku Mutu Lingkungan Kelas 11 SMA IPA/IPSGeografi: Kualitas dan Baku Mutu Lingkungan Kelas 11 SMA IPA/IPS
Geografi: Kualitas dan Baku Mutu Lingkungan Kelas 11 SMA IPA/IPS
 
Undang-undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkung...
Undang-undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkung...Undang-undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkung...
Undang-undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkung...
 
geografi semester 2 pemanfaatan lingkungan hidup & dan kualitas dan baku mutu...
geografi semester 2 pemanfaatan lingkungan hidup & dan kualitas dan baku mutu...geografi semester 2 pemanfaatan lingkungan hidup & dan kualitas dan baku mutu...
geografi semester 2 pemanfaatan lingkungan hidup & dan kualitas dan baku mutu...
 
PerMenKes 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
PerMenKes 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air MinumPerMenKes 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
PerMenKes 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
 
Pengertian proses dan manfaat amdal
Pengertian proses dan manfaat amdalPengertian proses dan manfaat amdal
Pengertian proses dan manfaat amdal
 
Pencemaran dan baku mutu lingkungan
Pencemaran dan baku mutu lingkunganPencemaran dan baku mutu lingkungan
Pencemaran dan baku mutu lingkungan
 
Pengantar rekayasa-lingkungan
Pengantar rekayasa-lingkunganPengantar rekayasa-lingkungan
Pengantar rekayasa-lingkungan
 
Analisis kualitas lingkungan
Analisis kualitas lingkunganAnalisis kualitas lingkungan
Analisis kualitas lingkungan
 
Bab vi spektrofotometri
Bab vi spektrofotometriBab vi spektrofotometri
Bab vi spektrofotometri
 
Analisis kesehatan lingkungan 3
Analisis kesehatan lingkungan   3Analisis kesehatan lingkungan   3
Analisis kesehatan lingkungan 3
 
Pendekatan mrp dengan metode eoq pada industri benang textile
Pendekatan mrp dengan metode eoq pada industri benang textilePendekatan mrp dengan metode eoq pada industri benang textile
Pendekatan mrp dengan metode eoq pada industri benang textile
 
Pengantar Teknik Lingkungan
Pengantar Teknik LingkunganPengantar Teknik Lingkungan
Pengantar Teknik Lingkungan
 
Upaya pelestarian lingkungan hidup
Upaya pelestarian lingkungan hidupUpaya pelestarian lingkungan hidup
Upaya pelestarian lingkungan hidup
 
Permen LHK no.70 2016 ttg baku mutu emisi usaha dan atau kegiatan pengolahan ...
Permen LHK no.70 2016 ttg baku mutu emisi usaha dan atau kegiatan pengolahan ...Permen LHK no.70 2016 ttg baku mutu emisi usaha dan atau kegiatan pengolahan ...
Permen LHK no.70 2016 ttg baku mutu emisi usaha dan atau kegiatan pengolahan ...
 
sistem pengelolaan dan pengolahan AAT di Area Pertambangan
sistem pengelolaan dan pengolahan AAT di Area Pertambangansistem pengelolaan dan pengolahan AAT di Area Pertambangan
sistem pengelolaan dan pengolahan AAT di Area Pertambangan
 
Pengertian analisis kualitas ling
Pengertian analisis kualitas lingPengertian analisis kualitas ling
Pengertian analisis kualitas ling
 
Pembahasan air limbah rumah tangga
Pembahasan air limbah rumah tanggaPembahasan air limbah rumah tangga
Pembahasan air limbah rumah tangga
 
Supervisor, Enumerator & Entry Data Studi EHRA (Environmental Health Risk Ass...
Supervisor, Enumerator & Entry Data Studi EHRA (Environmental Health Risk Ass...Supervisor, Enumerator & Entry Data Studi EHRA (Environmental Health Risk Ass...
Supervisor, Enumerator & Entry Data Studi EHRA (Environmental Health Risk Ass...
 
Presentasi tugas amdal
Presentasi tugas amdalPresentasi tugas amdal
Presentasi tugas amdal
 

Similar to Baku Mutu - AMDAL

Persyaratan Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah.pptx
Persyaratan Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah.pptxPersyaratan Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah.pptx
Persyaratan Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah.pptxFakhrulRozi31
 
PENGERTIAN DAN PENGGUNAAN berbagai metode analisis data kom.ppt
PENGERTIAN  DAN PENGGUNAAN berbagai metode analisis data kom.pptPENGERTIAN  DAN PENGGUNAAN berbagai metode analisis data kom.ppt
PENGERTIAN DAN PENGGUNAAN berbagai metode analisis data kom.pptEllySufriadi4
 
TM-4-Baku_Mutu_Lingkungan.pptx
TM-4-Baku_Mutu_Lingkungan.pptxTM-4-Baku_Mutu_Lingkungan.pptx
TM-4-Baku_Mutu_Lingkungan.pptxMeiranda2
 
MI.4-Pengolahan-Limbah-Cair-Fasyankes_Edit.pdf
MI.4-Pengolahan-Limbah-Cair-Fasyankes_Edit.pdfMI.4-Pengolahan-Limbah-Cair-Fasyankes_Edit.pdf
MI.4-Pengolahan-Limbah-Cair-Fasyankes_Edit.pdfHendrawanSetya
 
Pengertian, uu, baku mutu pencemaran lingkungan kelompok 1
Pengertian, uu, baku mutu pencemaran lingkungan kelompok 1Pengertian, uu, baku mutu pencemaran lingkungan kelompok 1
Pengertian, uu, baku mutu pencemaran lingkungan kelompok 1umihania
 
INDIKATOR KUALITAS AIR SUNGAI DENGAN MENGGUNAKAN MAKRO INVERTEBRATA DI SUNGAI...
INDIKATOR KUALITAS AIR SUNGAI DENGAN MENGGUNAKAN MAKRO INVERTEBRATA DI SUNGAI...INDIKATOR KUALITAS AIR SUNGAI DENGAN MENGGUNAKAN MAKRO INVERTEBRATA DI SUNGAI...
INDIKATOR KUALITAS AIR SUNGAI DENGAN MENGGUNAKAN MAKRO INVERTEBRATA DI SUNGAI...Asramid Yasin
 
pp82-221119074453-a3ede812.pdf
pp82-221119074453-a3ede812.pdfpp82-221119074453-a3ede812.pdf
pp82-221119074453-a3ede812.pdfAbdulJabbar124575
 
Penyediaan Air Bersih
Penyediaan Air BersihPenyediaan Air Bersih
Penyediaan Air Bersihnesyaazzura
 
pengelolaan-kualitas-air
 pengelolaan-kualitas-air pengelolaan-kualitas-air
pengelolaan-kualitas-airDello Asayr DC
 
Tugas03 pengelolaan-kualitas-air
Tugas03 pengelolaan-kualitas-airTugas03 pengelolaan-kualitas-air
Tugas03 pengelolaan-kualitas-airIsnaeni Widiastuti
 
Pada umumnya air lingkungan yang telah tercemar kandungan oksigennya sangat r...
Pada umumnya air lingkungan yang telah tercemar kandungan oksigennya sangat r...Pada umumnya air lingkungan yang telah tercemar kandungan oksigennya sangat r...
Pada umumnya air lingkungan yang telah tercemar kandungan oksigennya sangat r...diqki
 
Percobaan v analisa COD air
Percobaan v analisa COD airPercobaan v analisa COD air
Percobaan v analisa COD airRini Wulandari
 
Pengelolaan Limbah Industri
Pengelolaan Limbah IndustriPengelolaan Limbah Industri
Pengelolaan Limbah IndustriPeople Power
 

Similar to Baku Mutu - AMDAL (20)

Tugas5
Tugas5Tugas5
Tugas5
 
Tekling kuliah 3
Tekling kuliah 3Tekling kuliah 3
Tekling kuliah 3
 
Muhammad reza
Muhammad rezaMuhammad reza
Muhammad reza
 
Persyaratan Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah.pptx
Persyaratan Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah.pptxPersyaratan Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah.pptx
Persyaratan Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah.pptx
 
PENGERTIAN DAN PENGGUNAAN berbagai metode analisis data kom.ppt
PENGERTIAN  DAN PENGGUNAAN berbagai metode analisis data kom.pptPENGERTIAN  DAN PENGGUNAAN berbagai metode analisis data kom.ppt
PENGERTIAN DAN PENGGUNAAN berbagai metode analisis data kom.ppt
 
TM-4-Baku_Mutu_Lingkungan.pptx
TM-4-Baku_Mutu_Lingkungan.pptxTM-4-Baku_Mutu_Lingkungan.pptx
TM-4-Baku_Mutu_Lingkungan.pptx
 
MI.4-Pengolahan-Limbah-Cair-Fasyankes_Edit.pdf
MI.4-Pengolahan-Limbah-Cair-Fasyankes_Edit.pdfMI.4-Pengolahan-Limbah-Cair-Fasyankes_Edit.pdf
MI.4-Pengolahan-Limbah-Cair-Fasyankes_Edit.pdf
 
I. introduction
I. introductionI. introduction
I. introduction
 
Pengertian, uu, baku mutu pencemaran lingkungan kelompok 1
Pengertian, uu, baku mutu pencemaran lingkungan kelompok 1Pengertian, uu, baku mutu pencemaran lingkungan kelompok 1
Pengertian, uu, baku mutu pencemaran lingkungan kelompok 1
 
INDIKATOR KUALITAS AIR SUNGAI DENGAN MENGGUNAKAN MAKRO INVERTEBRATA DI SUNGAI...
INDIKATOR KUALITAS AIR SUNGAI DENGAN MENGGUNAKAN MAKRO INVERTEBRATA DI SUNGAI...INDIKATOR KUALITAS AIR SUNGAI DENGAN MENGGUNAKAN MAKRO INVERTEBRATA DI SUNGAI...
INDIKATOR KUALITAS AIR SUNGAI DENGAN MENGGUNAKAN MAKRO INVERTEBRATA DI SUNGAI...
 
PP 82 -
PP 82 - PP 82 -
PP 82 -
 
pp82-221119074453-a3ede812.pdf
pp82-221119074453-a3ede812.pdfpp82-221119074453-a3ede812.pdf
pp82-221119074453-a3ede812.pdf
 
monitoring-pollutants
monitoring-pollutantsmonitoring-pollutants
monitoring-pollutants
 
Penyediaan Air Bersih
Penyediaan Air BersihPenyediaan Air Bersih
Penyediaan Air Bersih
 
pengelolaan-kualitas-air
 pengelolaan-kualitas-air pengelolaan-kualitas-air
pengelolaan-kualitas-air
 
Tugas03 pengelolaan-kualitas-air
Tugas03 pengelolaan-kualitas-airTugas03 pengelolaan-kualitas-air
Tugas03 pengelolaan-kualitas-air
 
Pada umumnya air lingkungan yang telah tercemar kandungan oksigennya sangat r...
Pada umumnya air lingkungan yang telah tercemar kandungan oksigennya sangat r...Pada umumnya air lingkungan yang telah tercemar kandungan oksigennya sangat r...
Pada umumnya air lingkungan yang telah tercemar kandungan oksigennya sangat r...
 
Percobaan v analisa COD air
Percobaan v analisa COD airPercobaan v analisa COD air
Percobaan v analisa COD air
 
Limbah industri
Limbah industriLimbah industri
Limbah industri
 
Pengelolaan Limbah Industri
Pengelolaan Limbah IndustriPengelolaan Limbah Industri
Pengelolaan Limbah Industri
 

More from Reski Aprilia

Power point tgl 16 12-2014 (2)
Power point tgl 16 12-2014 (2)Power point tgl 16 12-2014 (2)
Power point tgl 16 12-2014 (2)Reski Aprilia
 
Laporan On the Job Training (OJT)
Laporan On the Job Training (OJT)Laporan On the Job Training (OJT)
Laporan On the Job Training (OJT)Reski Aprilia
 
TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CEN...
TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CEN...TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CEN...
TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CEN...Reski Aprilia
 
TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CEN...
TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CEN...TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CEN...
TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CEN...Reski Aprilia
 
Rencana Anggaran Biaya (RAB) Rumah Tinggal Tipe 193
Rencana Anggaran Biaya (RAB) Rumah Tinggal Tipe 193Rencana Anggaran Biaya (RAB) Rumah Tinggal Tipe 193
Rencana Anggaran Biaya (RAB) Rumah Tinggal Tipe 193Reski Aprilia
 
Perhitungan Volume Pekerjaan Rumah Tinggal Tipe 193
Perhitungan Volume Pekerjaan Rumah Tinggal Tipe 193Perhitungan Volume Pekerjaan Rumah Tinggal Tipe 193
Perhitungan Volume Pekerjaan Rumah Tinggal Tipe 193Reski Aprilia
 
Pelat Beton Bertulang
Pelat Beton BertulangPelat Beton Bertulang
Pelat Beton BertulangReski Aprilia
 
Struktur Beton - Kolom
Struktur Beton - KolomStruktur Beton - Kolom
Struktur Beton - KolomReski Aprilia
 
Struktur Kayu - Meranti Putih
Struktur Kayu - Meranti PutihStruktur Kayu - Meranti Putih
Struktur Kayu - Meranti PutihReski Aprilia
 
Sistem Penerapan Drainase
Sistem Penerapan DrainaseSistem Penerapan Drainase
Sistem Penerapan DrainaseReski Aprilia
 
Sistem Penerapan Drainase
Sistem Penerapan DrainaseSistem Penerapan Drainase
Sistem Penerapan DrainaseReski Aprilia
 
SISTEM DAN MEKANISME PENGELOLAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PELAKSA...
SISTEM DAN MEKANISME PENGELOLAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PELAKSA...SISTEM DAN MEKANISME PENGELOLAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PELAKSA...
SISTEM DAN MEKANISME PENGELOLAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PELAKSA...Reski Aprilia
 
Sistem dan Mekanisme Pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Pelaksa...
Sistem dan Mekanisme Pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Pelaksa...Sistem dan Mekanisme Pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Pelaksa...
Sistem dan Mekanisme Pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Pelaksa...Reski Aprilia
 
Matematika Teknik - Matriks
Matematika Teknik - MatriksMatematika Teknik - Matriks
Matematika Teknik - MatriksReski Aprilia
 
Matematika Teknik - Diferensial
Matematika Teknik - DiferensialMatematika Teknik - Diferensial
Matematika Teknik - DiferensialReski Aprilia
 
Pelat beton bertulang
Pelat beton bertulangPelat beton bertulang
Pelat beton bertulangReski Aprilia
 
Laboratorium Uji Tanah - CBR Lapangan
Laboratorium Uji Tanah - CBR LapanganLaboratorium Uji Tanah - CBR Lapangan
Laboratorium Uji Tanah - CBR LapanganReski Aprilia
 
Laboratorium Uji Tanah - Percobaan Kerucut Pasir
Laboratorium Uji Tanah - Percobaan Kerucut PasirLaboratorium Uji Tanah - Percobaan Kerucut Pasir
Laboratorium Uji Tanah - Percobaan Kerucut PasirReski Aprilia
 
Laboratorium Uji Tanah - Berat Jenis Tanah
Laboratorium Uji Tanah - Berat Jenis TanahLaboratorium Uji Tanah - Berat Jenis Tanah
Laboratorium Uji Tanah - Berat Jenis TanahReski Aprilia
 

More from Reski Aprilia (20)

Power point tgl 16 12-2014 (2)
Power point tgl 16 12-2014 (2)Power point tgl 16 12-2014 (2)
Power point tgl 16 12-2014 (2)
 
Laporan On the Job Training (OJT)
Laporan On the Job Training (OJT)Laporan On the Job Training (OJT)
Laporan On the Job Training (OJT)
 
TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CEN...
TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CEN...TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CEN...
TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CEN...
 
TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CEN...
TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CEN...TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CEN...
TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CEN...
 
Rencana Anggaran Biaya (RAB) Rumah Tinggal Tipe 193
Rencana Anggaran Biaya (RAB) Rumah Tinggal Tipe 193Rencana Anggaran Biaya (RAB) Rumah Tinggal Tipe 193
Rencana Anggaran Biaya (RAB) Rumah Tinggal Tipe 193
 
Perhitungan Volume Pekerjaan Rumah Tinggal Tipe 193
Perhitungan Volume Pekerjaan Rumah Tinggal Tipe 193Perhitungan Volume Pekerjaan Rumah Tinggal Tipe 193
Perhitungan Volume Pekerjaan Rumah Tinggal Tipe 193
 
Pelat Beton Bertulang
Pelat Beton BertulangPelat Beton Bertulang
Pelat Beton Bertulang
 
Struktur Beton - Kolom
Struktur Beton - KolomStruktur Beton - Kolom
Struktur Beton - Kolom
 
Meranti putih
Meranti putihMeranti putih
Meranti putih
 
Struktur Kayu - Meranti Putih
Struktur Kayu - Meranti PutihStruktur Kayu - Meranti Putih
Struktur Kayu - Meranti Putih
 
Sistem Penerapan Drainase
Sistem Penerapan DrainaseSistem Penerapan Drainase
Sistem Penerapan Drainase
 
Sistem Penerapan Drainase
Sistem Penerapan DrainaseSistem Penerapan Drainase
Sistem Penerapan Drainase
 
SISTEM DAN MEKANISME PENGELOLAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PELAKSA...
SISTEM DAN MEKANISME PENGELOLAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PELAKSA...SISTEM DAN MEKANISME PENGELOLAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PELAKSA...
SISTEM DAN MEKANISME PENGELOLAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PELAKSA...
 
Sistem dan Mekanisme Pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Pelaksa...
Sistem dan Mekanisme Pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Pelaksa...Sistem dan Mekanisme Pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Pelaksa...
Sistem dan Mekanisme Pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Pelaksa...
 
Matematika Teknik - Matriks
Matematika Teknik - MatriksMatematika Teknik - Matriks
Matematika Teknik - Matriks
 
Matematika Teknik - Diferensial
Matematika Teknik - DiferensialMatematika Teknik - Diferensial
Matematika Teknik - Diferensial
 
Pelat beton bertulang
Pelat beton bertulangPelat beton bertulang
Pelat beton bertulang
 
Laboratorium Uji Tanah - CBR Lapangan
Laboratorium Uji Tanah - CBR LapanganLaboratorium Uji Tanah - CBR Lapangan
Laboratorium Uji Tanah - CBR Lapangan
 
Laboratorium Uji Tanah - Percobaan Kerucut Pasir
Laboratorium Uji Tanah - Percobaan Kerucut PasirLaboratorium Uji Tanah - Percobaan Kerucut Pasir
Laboratorium Uji Tanah - Percobaan Kerucut Pasir
 
Laboratorium Uji Tanah - Berat Jenis Tanah
Laboratorium Uji Tanah - Berat Jenis TanahLaboratorium Uji Tanah - Berat Jenis Tanah
Laboratorium Uji Tanah - Berat Jenis Tanah
 

Baku Mutu - AMDAL

  • 2. Baku Mutu adalah batas atau kadar makhluk hidup, zat atau energi atau komponen lain yang ada atau harus ada dan/atau unsur pencemar yang ditenggang adanya sesuai dengan peruntukannya.
  • 3. BAKU MUTU (Menurut Ahli Hukum) Suatu peraturan pemerintah yang resmi yang harus dilaksanakan, yang mengenai spesifikasi dari jumlah bahan pencemar yang boleh dibuang atau jumlah kandungan yang boleh berada dalam media ambien. (menurut para ahli teknik) Merupakan spesifikasi dari jumlah bahan pencemar yang mungkin boleh dibuang, tetapi tidak selalu merupakan peraturan resmi yang harus diikuti
  • 4. Baku Mutu Baku Mutu Lingkungan (Standar atau nilai ambang pada kualitas lingkungan hidup). ----> dikaitkan dengan peruntukannya. Baku Mutu --->dikaitkan dengan jenis kegiatannya  Baku mutu limbah pencemar Baku mutu limbah cair Baku mutu udara emisi
  • 5. Pengaturan tentang Baku Mutu Lingkungan (MENKLH Nomor Kep-02/MENKLH/I/ 1988) Tentang Pedoman Penetapan BML yang berisikan pengaturan dan penetapan pedoman •baku mutu kualitas air, •baku mutu udara ambien, •baku mutu udara emisi sumber tidak bergerak, •kriteria kualitas air laut untuk biota laut (budidaya perikanan).
  • 6. MENKLH Nomor Kep-02/MENKLH/I/1988 mencabut tentang kriteria kualitas air Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 20 Tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air Adendum PP. Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
  • 7. MENKLH Nomor Kep-02/MENKLH/I/1988 MENKLH Nomor Kep-03/MENKLH/II/1991 tentang Baku Mutu Air Limbah MENLH Nomor 51/MENLH/10/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri.
  • 8. MENKLH Nomor Kep-02/ MENKLH/I/1988 perubahan MENLH Nomor 13/MENLH/3/ 1995 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak
  • 9. Beberapa istilah penting dalam Baku Mutu Objektif adalah tujuan atau suatu sasaran ke arah mana suatu pengelolaan lingkungan ditujukan Kriteria adalah kompilasi atau hasil dari suatu pengolahan data ilmiah yang akan digunakan untuk menentukan apakah suatu kualitas air atau udara yang dapat digunakan sesuai dengan objektif atau suatu tujuan penggunaan tertentu.
  • 10. Standard adalah satu set nilai numerikal dari konsentrasi atau jumlah suatu bahan kimia atau pencemar, suatu keadaan fisik atau lain-lain hal yang ada dalam media ambien atau yang berada dalam media limbah.
  • 11. Penyusunan Baku Mutu •Identifikasi dari penggunaan sumberdaya atau media ambien yang harus dilindungi. Dengan kata lain objektif dari sumberdaya tersebut dapat dicapai •Merumuskan formulasi dari kriteria dengan menggunakan kumpulan dan pengolahan dari berbagai informasi ilmiah •merumuskan baku mutu ambien dari hasil penyusunan kriteria •merumuskan baku mutu limbah yang boleh dilepas ke dalam lingkungan yang akan menghasilkan keadaan kualitas baku mutu ambien yang telah ditetapkan •membentuk program pemantauan dan pengumpulan informasi untuk peyempurnaan
  • 12. Penetapan baku mutu limbah haruslah dikaitkan dengan keadaan kualitas ambien dan baku mutu ambien. Sebagai Contoh: • suatu daerah yang keadaan lingkungan ambiennya masih sangat baik berarti pula bahwa batas baku mutu ambien masih jauh dari kualitas ambien • suatu daerah lain mempunyai keadaan kualitas ambien yang sudah tidak laik atau mendekati batas baku mutu ambien yang telah ditetapkan. Hal ini menunjukan bahwa pencemaran yang ada sudah sangat berat.
  • 13. Kedaan kualitas ambien yang masih baik sebelum dilepaskan bahan pencemar baru Kualitas lingkungan Keadaan kualitas ambien Baku mutu ambien Luas Areal
  • 14. Keadaan kualitas ambien yang sudah tidak baik sebelum dilepaskan bahan pencemar baru Keadaan kualitas ambien sebelum dicemari Kualitas lingkungan Keadaan kualitas ambien setelah dicemari Baku mutu ambien Luas areal
  • 15. Keadaan kualitas ambien yang sudah tidak baik setelah dilepas bahan pencemar baru Kualitas lingkungan Keadaan lingkungan ambien yang sudah tidak baik setelah dicemari lagi Luas areal
  • 16. Penentuan baku mutu lingkungan Terdapat beberapa metoda pendekatan, diantaranya adalah : •Pendekatan Fisiologis (Tingkat Bahaya Suatu Unsur) •Pendekatan Rantai Makanan •Angket •Studi Pustaka •Bio Indikator
  • 17. Pendekatan Fisiologis (Tingkat Bahaya Suatu Unsur) Beberapa logam diperlukan keberadaannya. Tapi ada beberapa logam justru merupakan racun bagi tubuh dan ada beberapa beberapa bahan yang tidak dapat dilihat tetapi mempunyai bahaya yang mematikan.
  • 18. Sebagai contoh : •Kadmium (Cd) bisa menimbulkan sakit pada tulang, menyerang ginjal dan otot-otot. •Timbal (Pb) mengakibatkan berkurangnya kadar Haemoglobin dan menimbulkan anemia. •Air Raksa (Hg) bisa menyebabkan susunan syaraf menjadi kejang, rambut rontok dan jaringan ginjal rusak. •Sinar Radio Aktif (ß dan Ý) dapat merusak mata dan kulit serta merusak susunan protein tubuh.
  • 19. Pendekatan Rantai Makanan Melalui pendekatan aliran bahan. Yang dimaksud aliran bahan disini adalah aliran sesuatu unsur melalui proses yang dimakan dan yang memakan, yang menyebabkan terakumulasi suatu unsur.
  • 20. Angket proses ini dengan cara menyebarkan daftar isian terhadap sejumlah orang, kemudian dari daftar isian tersebut diolah dan diharapkan dapat diperoleh sederetan unsur yang perlu diperhatikan
  • 21. Studi Pustaka Dengan mempelajari berbagai parameter dan nilai baku mutu yang sudah ada (terbit).
  • 22. Bio Indikator Adalah Indikator biologis yang dipakai sebagai gambaran kondisi lingkungan di tempat tertentu. (Organisme mempunyai rentangan atau kisaran tertentu terhadap suatu perubahan lingkungan terutama parameter fisika). Contoh : Eury : suatu organisme yang mempunyai kisaran lebar Steno : organisme yang mempunyai kisaran sempit Eurythermal : organisme yg dpt hidup pada kisaran temp.yg lbr Stenohaline : organisme yg dpt hidup pada kisaran salinitas kecil
  • 23. Apa itu Baku Mutu Lingkungan? Pembatasan masuknya limbah ke lingkungan, melalui penerapan norma-norma pedoman maupun peraturan Mengapa harus Baku Mutu Lingkungan ? Diperlukan untuk melindungi Lingkungan Hidup •mencegah penurunan kualitas lingkungan •meningkatkan kualitas lingkungan
  • 24. Siapa yang melaksanakan Baku Mutu Lingkungan ? Pemerintah •penyuluhan, pembinaan dan pengawasan Pemrakarsa •penerapan BML dan upaya meningkatkan kinerja Masyarakat •Hak mendapatkan lingkungan yang bersih •kontrol sosial
  • 25. Bagaimana cara menerapkan Baku Mutu Lingkungan ? •Penetapan BML dan BM limbah/emisi •Prinsip pengendalian pencemaran - limbah memenuhi BM dan tak mencemari - zero discharge
  • 26. Gangguan pada badan perairan dapat terjadi akibat adanya hal-hal berikut : •Adanya senyawa atau bentuk energi tertentu (panas) yang masuk ke dalam badan perairan yang mengakibatkan terjadinya perubahan fisik maupun kimia pada badan perairan tersebut. •Adanya penghalangan atau pembelokan pada sebagian atau keseluruhan pada badan perairan tersebut.
  • 27. Dampak yang timbul akibat terjadinya hal-hal di atas adalah : •kualitas air akan menjadi kurang/tidak baik sama sekali sehingga mengakibatkan pemanfaatan untuk manusia ataupun industri dan lainnya akan menjadi tidak baik pula •adanya kemungkinan terjadi kerusakan secara ekologi; menurunnya komposisi dan keanekaragaman komunitan biologi yang ada dalam badan perairan tersebut. •adanya kemungkinan air tidak cukup lagi untuk memenuhi kebutuhan manusia
  • 28. Dalam bidang pertambangan, timbulnya pencemaran air banyak terjadi dalam tahapan kegiatan berikut : •Proses penambangan •Proses pengolahan •Pembangkit tenaga listrik •Bengkel •Transportasi •Pelabuhan •Stockpile •Depo gudang penyimpanan bahan-bahan
  • 29. Keberhasilan dalam pengelolaan lingkungan dapat dinilai dari standar / baku mutu dipergunakan. Penentuan ini memerlukan beberapa pertimbangan sebagai berikut : •Sumber air yang masuk dalam suatu kegiatan •Dasar standar/baku mutu yang digunakan •Lokasi pengukuran air limbah •Variasi badan air penerima •Parameter air yang dipergunakan
  • 30. PP Nomor 82 Tahun 2001, Bab II pasal 8. berdasarkan peruntukannya Klasifikasi dan kriteria mutu air dibagi menjadi 4 kelas yaitu : Kelas I; Dapat digunakan untuk air baku air minum, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut. Kelas II;Dapat digunakan untuk prasarana/ sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan airtawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
  • 31. Kelas III; Dapat digunakan untuk membudi dayakan Ikan air tawar, peternak an, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut. Kelas IV; Dapat digunakan untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
  • 32. Komponen-komponen utama yang terdapat/terkandung di dalam udara •Nitrogen (N2) = 78,0 % = 21,0 % •Oksigen (O2) = 0,9 % •Argon (Ar) •Unsur-unsur lain = 0,1 %
  • 33. Beberapa polutan yang dikenal sebagai pencemar udara akibat aktivitas pertambangan • CO2 dan CO yang berasal dari pembakaran tak sempurna suatu senyawa hidrokarbon. Misal, gas-gas CO2 dan CO yang keluar dari knalpot alat-alat berat pertambangan seperti dari Dump truck, Bulldozer, Whell Loader, Back Hoe dan lain-lain.
  • 34. •NOx dan SOx (Oksida Nitrogen dan Sulfur) yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil. Ini banyak terdapat pada aktivitas penambangan Batubara, sering terjadi adanya Batubara yang terbakar (Self Combustion). •Partikulat berupa padatan dan/atau cairan. Seperti, timbulnya debu-debu akibat aktivitas pengangkutan bahan tambang dan adanya limbah padat dan cair dari tempat pencucian bahan galian.
  • 35. PENGARUH SOx PADA MANUSIA Konsentrasi Pengaruh Terhadap Manusia (ppm) 0,2 Konsentrasi terendah yang dapat mempengaruhi manusia secara nyata dan menyebabkan hambatan terhadap pusat gerak refleks pada otak 0,3 Hambatan terhadap sistem saraf perasa (lidah) 0,5 Hambatan terhadap sistem saraf pembau 8 – 12 Rasa panas/sakit pada tenggorokan 10 Rasa pedih pada mata 20 Batuk beruntun yang tidak dapat ditahan
  • 37. Ukuran-ukuran polutan yang sering terdapat pada lingkungan pertambangan •Partikel dengan diameter < 0,1 µm biasanya berasal dari proses pembakaran. Sering disebut sebagai aerosol. •Partikel dengan diameter 0,1 – 1,0 µm terbentuk akibat proses kondensasi uap air. Waktu pengendapannya kurang lebih selama 1 bulan. •Partikel dengan diameter > 1,0 µm terjadi akibat proses abrasi suatu padatan.
  • 38. KECEPATAN PENGENDAPAN PARTIKULAT (SETTLING VELOCITIES) Ukuran Pertikel (µm) 200 100 50 10 5 1 0,5 Kecepatan Pengendapan 1,2 m/detik 0,3 m/detik 70 mm/detik 3 mm/detik 0,7 mm/detik 30 µm/detik 7 µm/detik
  • 39. BAKU MUTU TINGKAT KEBISINGAN (Kepmen LH No. KEP-48/MENLH/11/1995, tanggal 25 Nopember 1995) Peruntukan Kawasan/Lingkungan Kegiatan a. b. Tingkat Kebisingan dB (A) Peruntukan Kawasan 1. Perumahan dan Pemukiman 2. Perdagangan dan jasa 3. Perkantoran dan Perdagangan 4. Ruang terbuka hijau 5. Industri 6. Pemerintahan dan Fasilitas Umum 7. Rekreasi 8. Khusus : • Bandar Udara • Stasiun Kereta Api • Pelabuhan Laut • Cagar Budaya Lingkungan Kegiatan 1. Rumah Sakit dan sejenisnya 2. Sekolah atau sejenisnya 3. Tempat ibadah atau sejenisnya Keterangan : * disesuaikan dengan ketentuan Menteri Perhubungan 55 70 65 50 70 60 70 * * 70 60 55 55 55
  • 40. Baku Mutu Emisi Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap Berbahan Bakar Batu Bara (Berlaku efektif tahun 2000) (Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup, Nomor Kep-13/MENLH/3/1995; tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak; tanggal 7 Maret 1995) Parameter Batas maksimum (mg/m3) 1. Total Pertikel 150 2. Sulfur Dioksida (SO2) 750 3. Nitrogen Oksida (NO2) 850 4. Opasitas 20% Catatan : - Nitrogen Oksida ditentukan sebagai NO2 - Konsentrasi partikulat dikoreksi sebesar 3% O2 o - Volume gas dalam keadaan standar (25 C dan tekanan 1 atm) - Opasitas digunakan sebagai indikator praktis pemantauan dan dikembangkan untuk memperoleh hubungan korelatif dengan pengamatan total partikel. - Pemberlakuan BME untuk 95% waktu operasi normal selama tiga bulan.
  • 41. Baku Mutu Emisi Untuk Jenis Kegiatan Lain (Berlaku efektif tahun 2000) (Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup, Nomor Kep-13/MENLH/3/1995; tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak; tanggal 7 Maret 1995) Parameter Batas maksimum (mg/m3) Bukan Logam 1. Ammonia (NH3) 2. Gas Klorin (Cl2) 3. Hidrogen Klorida (HCl) 4. Hidrogen Fluorida (HF) 5. Nitrogen Oksida (NO2) 6. Opasitas 7. Partikel 8. Sulfur Dioksida (SO2) 9. Total Sulfur tereduksi (H2S) Logam 10. Air Raksa (Hg) 11. Arsen (As) 12. Antimon (Sb) 13. Kadmium (Cd) 14. Seng (Zn) 15. Timah Hitam (Pb) Catatan o Volume gas dalam keadaan standar (25 C dan tekanan 1 atm) - 0,5 10 5 10 1000 35% 350 800 35 5 8 8 8 50 12
  • 42. Baku Mutu Emisi Untuk Industri Semen (Berlaku efektif tahun 2000) (Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup, Nomor Kep-13/MENLH/3/1995; tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak; tanggal 7 Maret 1995) Sumber Parameter 3 Batas Maksimum (mg/m ) 1. Tanur putar (Kilns) Total partikel Sulfur Dioksida (SO2) Nitrogen Dioksida (NO2) Opasitas 80 800 1000 20% 2. Pendingin Terak (Clinker Coolers) Total partikel 80 3. Millin, Grinding, Alat pengangkut (Conveying), Pengepakan (Bagging) . Total partikel 80 4. Tenaga Ketel Uap (Power Boiler) Total partikel Sulfur Dioksida (SO2) Nitrogen Oksida (NO2) 230 800 1000 Catatan Nitrogen Oksida ditentukan sebagai NO2 Konsentrasi partikel untuk sumber pembakaran (misal Kiln) harus dikoreksi sampai 7% O 2 Volume gas dalam keadaan standar (25 o C dan tekanan 1 atm) Standar di atas berlaku untuk proses kering Batas maksimum total partikel untuk : 3 Proses basah = 250 mg/m 3 Shaft kiln = 500 mg/m Opasitas digunakan sebagai indikator praktis pemantauan dan dikembangkan untuk memperoleh hubungan korelatif dengan pengamatan total partikel. Pemberlakuan BME untuk 95% waktu operasi normal selama tiga bulan. -
  • 43. Baku Mutu Limbah Cair ( Keputusan Menteri KLH No.51/MENLH/10/1995) No. 1 2 3 Parameter Fisika Temperatur Zat padat terlarut Zat padat tersuspensi Satuan o C mg/l mg/l Golongan Baku Mutu Limbah Cair I II 38 2000 200 40 4000 400 Kimia 1 pH 6,0 – 9,0 2 Besi terlarut (Fe) mg/l 5 10 3 Mangan terlarut (Mn) mg/l 2 5 4 Barium (Ba) mg/l 2 3 5 Tembaga (Cu) mg/l 2 3 6 Seng (Zn) mg/l 5 10 7 Khrom Heksavalen (Cr+6) mg/l 0,1 0,5 8 Khrom total (Cr) mg/l 0,5 1 9 Cadmium (Cd) mg/l 0,05 0,1 10 Air Raksa (Hg) mg/l 0,002 0,005 11 Timbal (Pb) mg/l 0,1 1 12 Stanum (Sn) mg/l 2 3 13 Arsen (As) mg/l 0,1 0,5 14 Selenium (Se) mg/l 0,05 0,5 15 Nikel (Ni) mg/l 0,2 0,5 16 Kobalt (Co) mg/l 0,4 0,6 17 Sianida (SN) mg/l 0,05 0,5 18 Sulfida (H2S) mg/l 0,05 0,1 19 Fluorida (F) mg/l 2 3 20 Klorida bebas (Cl2) mg/l 1 2 21 Amoniak bebas (NH3 – N) mg/l 1 5 22 Nitrat (NO 3 – N) mg/l 20 30 23 Nitrit (NO2 – N) mg/l 1 3 24 BOD mg/l 50 150 25 COD mg/l 100 300 26 Senyawa aktif biru metilen mg/l 5 10 27 Fenol mg/l 0,5 1 28 Minyak Nabati mg/l 5 10 29 Minyak Mineral mg/l 10 50 Catatan : Untuk memenuhi baku mutu limbah cair tersebut kadar parameter limbah tidak diperbolehkan dicapai dengan cara pengenceran dengan air yang secara langsung diambil dari sumber air. Kadar parameter limbah tersebut adalah kadar maksimum yang diperbolehkan. Golongan I diperuntukan bagi industri yang ke sumber air yang dimanfaatkan bagi sumber air minum, dimana sumber tersebut debitnya relatif kecil dan berada pada daerah yang padat penduduk dan industrinya Golongan II, persyaratan standarnya dibuat lebih ringan dari Golongan I dengan mempertimbangkan bahwa buangan disalurkan ke sumber air yang mempunyai debit yang cukup dan terutama dipergunakan untuk keperluan perikanan, pertanian dan industri.
  • 44. Tanah merupakan campuran dari padatan organik dan anorganik, udara, air dan mikro organisme. Semua fasa ini saling terkait satu dengan yang lainnya. Unsur-unsur esensial yang terdapat dalam tanah, baik dalam fasa padat ataupun cair, juga merupakan unsur-unsur yang esensial bagi tanaman dan hewan.
  • 45. Unsur-unsur yang terdapat dalam tanah Oksigen, Hidrogen, Carbon (terutama berasal dari udara dan air), Nitrogen, Phosphor, Potasium, Calsium, Magnesium dan Sulfur (terutama yang berasal dari padatan tanah). Sedangkan unsur-unsur lain seperti Besi, Mangan, Boron, Molibdenum, Tembaga, Seng, Chlor dan Cobalt dipergunakan dalam jumlah yang relatif kecil. Unsur-unsur lain seperti Natrium, Flour, Silika dan lain-lain tampaknya tidak terlalu esensial.
  • 46. Kandungan Rata-rata Unsur-unsur Esensial Dalam Tanah Unsurunsur Kadar (% berat) Unsur-unsur Kadar (% berat) O Fe C Ca K Mg N P 49 4 2 1 1 0,6 0,1 0,08 Mn S Cl Zn Cu B Mo Co 0,08 0,05 0,01 0,005 0,002 0,001 0,0003 0,0008
  • 47. Nilai Ambang Batas adalah batas konsentrasi suatu zat dalam udara yang boleh ada yang tidak menimbulkan gangguan kesehatan bagi seseorang yang bekerja selama 8 jam / hari atau selama 40 jam / minggu tanpa menimbulkan gangguan kesehatan yang berarti.
  • 48. Tiap – tiap zat mempunyai NAB sendiri – sendiri. Semakin kecil NAB suatu zat berarti semakin bahaya bila berada dalam udara kerja atau sebaliknya. Tetapi NAB bukanlah ukuran bahaya suatu zat, karena masih tergantung pada keadaan zat itu sendiri. NAB suatu zat yang amat kecil, tetapi berupa padat, berarti tidak berbahaya.