1. Metoda Gaya Berat| 121
Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
3.2 Metoda Gaya Berat
3.2.1 Pendahuluan
Secara umum metoda gaya berat merupakan metoda geofisika yang mengukur variasi
gaya berat (gravitational) di bumi. Metoda ini jarang digunakan pada tahapan lanjut
eksplorasi bijih, namun cukup baik digunakan untuk mendefinisikan daerah target spesifik
untuk selanjutnya disurvei dengan metoda-metoda geofisika lain yang lebih detail.
Adanya variasi medan gravitasi bumi ditimbulkan oleh adanya perbedaan rapat massa
(density) antar batuan. Adanya suatu sumber yang berupa suatu massa (masif, lensa, atau
bongkah besar) di bawah permukaan akan menyebabkan terjadinya gangguan medan gaya
berat (relatif). Adanya gangguan ini disebut sebagai anomali gaya berat. Karena perbedaan
medan gayaberat ini relatif kecil maka diperlukan alat ukur yang mempunyai ketelitian yang
cukup tinggi. Alat ukur yang sering digunakan adalah Gravimeter. Alat pengukur gayaberat
di darat telah mencapai ketelitian sebesar ±0.01 mGal dan di laut sebesar ±1 mGal.
Beberapa endapan seperti zinc, bauksit, atau barit sangat sulit dideteksi melalui metoda
magnetik maupun elektrik, namun dapat dideteksi dengan metoda gaya berat (gravity), tapi
hanya untuk mengetahui profil batuan sampingnya (tidak dapat langsung mendeteksi
bijihnya) melalui anomali densitas.
3.2.2 Akuisisi Data
3.2.2.1 Alat dan Perlengkapan
Dalam pengambilan data lapangan, gaya berat terbagi menjadi dua. Pertama
pengambilan data di lapangan dan kedua pengambilan data di base. Pengambilan data di
lapangan membutuhkan alat sebagai berikut:
1. 2 set gravimeter La Coste Romberg G28 beserta tas pelindungnya
2. 2 buah piringan
3. 2 buah altimeter
4. 2 buah GPS Garmin Csx
5. 2 peta lintasan
6. Buku catatan lapangan dan alat tulis
2. Metoda Gaya Berat| 122
Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
Peralatan tersebut dipersiapkan selalu 2 buah karena pengukuran tiap harinya dibagi menjadi
dua kelompok. Untuk pengambilan data di base hanya membutuhkan sebuah altimeter.
Gambar 3.2.2.1-1 Gravimeter La Coste Romberg G28
Gambar 3.2.2.1-2 Sebelah kiri GPS Garmin, sebelah kanan altimeter
3. Metoda Gaya Berat| 123
Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
3.2.2.2 Pengambil Data
Pengambilan data ini dilakukan pada tanggal 31 Mei hingga 4 Juni 2012.
Pengambilan data untuk daerah Karang Sambung dari sekitar Pucangan hingga bendungan
Kali Gending dilakukan dengan cara membagi menjadi 10 kelompok dalam 5 hari sehingga
dalam satu hari terdapat dua kelompok. Pengukuran dilakukan dengan spasi 150 meter antar
titik dan posisi diusahakan jauh dari sumber getaran yang lain, misalnya truk yang lewat.
3.2.2.3 Kondisi Pengukuran Lapangan
Karang Sambung merupakan daerah dengan geologi yang cukup kompleks. Daerah
yang dijadikan lintasan pun cukup rumit dengan adanya batuan dari dua waktu yang berbeda
(tertiary dan pretertiary). Dalam hal ini kondisi lapangan serta pengamatan tambahan yang
Nampak perlu diperhatikan.
Karena kondisi harian berbeda-beda, hal ini dapat mempengaruhi pembacaan alat mau
tenaga pembawa alat. Cuaca sangat menentukan keberlangsungan serta koreksi-koreksi yang
nanti akan dilakukan. Berikut akan ditampilkan pembagian daerah, waktu, serta cuaca yang
terjadi.
4. Metoda Gaya Berat| 124
Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
Kelompok Lokasi Tanggal Cuaca
Kelompok 1&2 Kampus – Kaki G. Paras 31 Mei 2012 Cerah
Kelompok 9&10 Kampus – Kali Gending (jalan raya) 1 Juni 2012 Cerah
Kelompok 7&8 Kampus – Kali Gending (seberang
sungai lintasan hari kedua)
2 Juni 2012 Cerah
Kelompok 5&6 Pucangan – Kaki G. Paras 3 Juni 2012 Cerah
Kelompok 3&4 Polsek Karangsambung - Kampus 4 Juni 2012 Mendung
Lintasan untuk hari pertama dan keempat hampir mirip yaitu lintasan yang cukup
banyak undulasi sehingga koreksi topografi perlu diperhatikan dengan baik. Pada hari kedua,
lintasan berada tepat disebelah jalan raya dan sungai Luk Ulo. Pembacaan cukup sulit
dilakukan karena banyaknya kendaraan yang lewat yang dapat mempengaruhi pembacaan
disebabkan banyaknya getaran. Hari ketiga dan kelima juga tepat berada pada jalan tetapi
masih bisa dilakukan dengan baik karena jalan tidak banyak dilalui kendaraan. Untuk hari
kelima terdapat tambahan undulasi atau tanjakan-tanjakan yang banyak sehingga topografi
juga menjadi koreksi yang penting.Berikut gambar linatasan secara keseluruhan:
1. Hari pertama : Lokasi dari Kampus hingga Kaki Gunung Paras
Tabel 3.2.2.3-1 Pembagian Pengukuran Harian
Gambar 3.2.2.3-1 Lintasan hari pertama
5. Metoda Gaya Berat| 125
Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
2. Hari kedua : Lokasi dari Kampus hingga Kali Gending pada jalan raya
3. Hari ketiga : Lokasi dari Kampus hingga Kali Gending seberang linatasan hari
kedua
Gambar 3.2.2.3-2 Lintasan hari kedua
Gambar 3.2.2.3-3 Lintasan hari ketiga
6. Metoda Gaya Berat| 126
Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
4. Hari keempat : lokasi dari Pucangan hingga kaki Gunung Paras
5. Hari kelima : lokasi Polsek Karangsambung hingga Kampus
Jika sebelumnya kita telah melihat gambaran lintasan dari foto satelit atau foto udara
tampak permukaan maka sekarang penulis aka menyajikan plot titik-titik pengukuran dalam
suatu lintasan. Berikut kenampakannya,
Gambar 3.2.2.3-4 Lintasan hari keempat
Gambar 3.2.2.3-5 Lintasan hari kelima
7. Metoda Gaya Berat| 127
Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
Serta dalam bentuk topografi seperti berikut,
Gambar 3.2.2.3-6 Lintasan
seluruh kelompok. Warna merah
adalah hari pertama, warna
kuning adalah hari kedua,
warna hijau adalah hari ketiga,
warna biru adalah hari
keempat, dan warna ungu
adalah hari kelima.
Gambit 3.2.2.3-7 Lintasan dengan topografi seluruh kelompok. Warna merah adalah hari
pertama, warna kuning adalah hari kedua, warna hijau adalah hari ketiga, warna biru
adalah hari keempat, dan warna ungu adalah hari kelima.
8. Metoda Gaya Berat| 128
Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
3.2.3 Pengolahan Data
Dalam pemrosesan data gaya berat, data mentah yang didapat terbagi menjadi dua
bagian. Bagian pertama adalah data yang didapat dari lapangan dengan spasi antar stasiun
150 meter berupa:
1. Data stasiun (titik)
2. Loksai dapat berupa UTM X dan UTM Y atau longitude dan latitude
3. Data elevasi dari GPS dan altimeter
4. Data waktu
5. Data gaya berat yang terbaca ( G read)
6. Data terrain dengan jari inner dan outer sesuai kelompok masing-masing
7. Keterangan tambahan, dapat berupa geologi tambahan atau kondisi tempat
pengambilan data.
Contoh data yang terambil pada kuliah lapangan ini adalah
Contoh diatas diambil dari data kelompok 3 dengan lokasi dalam UTM X dan UTM Y
serta jari-jari inner 10 meter dan jari-jari outer 100 meter.
Bagian kedua yang didapat adalah data altimeter yang diperoleh di base. Data ini
diukur setiap 10 menit dan digunakan untuk mengkoreksi elevasi (h true). Data yang
diperoleh berupa waktu, nilai elevasi dari altimeter, temperature (°C) serta tekanan (atm).
10 100 10 100 10 100 10 100
Base 353529 9165621 83 0 8:44 1790.105 0 -3 1 -1 0.3 -3 -1 -5 32 1003 Pertigaan pasar (Bujil)
1 353691 9165306 72 -9 9:05 1791.05 0 3 0 0.5 0 0 0 0 33 1003 Heading to Kali Wuluh
2 354000 9165320 81 -2 9:16 1788.31 0 0.5 -0.5 -0.5 -5 1 0 -1.5 32 1003
3 354286 9165444 119 42 9:32 1779.425 3 3 2 2.5 -7 -13 -2 -5 32 1003
4 354527 9165617 140 64 9:53 1770.94 2 2.5 0 -3 0 0 -2 -3 35 1003
5 354570 9165913 180 108 10:14 1767.76 -5 -3 4 10 -1 -10 -5 -3 30 1003 Tanjakan
6 354548 9166136 224 153 10:53 1758.81 8 0 -2 0 -8 -17 0 -8 28 1003
7 354286 9166291 200 131 11:16 1766.38 2.5 12 -3 40 -3 -8 0 -2.5 31 1003
8 354060 9166083 154 88 11:39 1769.725 5 10 -2 -10 -2 -6 0 2 32 1003
9 353973 9165806 118 52 12:18 1782.335 -3 -5 3 3 0 -5 -0.5 -15 32 1003
Base 353529 9165621 83 23 12:33 1790.55 0 -3 1 -1 0.3 -3 -1 -5 33 1003
stasiun x y
GPS Altimeter
z
T P
TC
KeteranganTime Gread U T S B
Tabel 3.2.3-1 Contoh tabel data lapangan
9. Metoda Gaya Berat| 129
Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
time alt temperatur tekanan
8:47 0 33 1004
8:57 -1 33 1004
9:07 -3 33 1004
9:17 -2 34 1004
9:27 -1 35 1004
9:37 0 34 1004
9:47 2 34 1004
9:57 -1 33 1004
10:07 3 34 1004
10:17 6 35 1004
10:27 7 35 1004
10:37 6 34 1004
10:47 8 34 1004
10:57 9 34 1004
11:07 11 34 1004
11:17 11 35 1004
11:27 10 32 1004
11:37 10 32 1004
11:47 12 32 1004
11:57 12 33 1004
12:07 14 32 1004
12:17 14 32 1004
12:27 15 31 1004
12:37 15 31 1004
12:47 18 32 1004
12:57 19 32 1004
13:07 18 31 1004
13:17 19 30 1004
13:27 20 31 1004
13:37 20 32 1004
13:47 22 30 1004
13:57 22 32 1004
14:07 24 31 1004
14:17 24 31 1004
14:27 24 30 1004
14:37 24 29 1004
14:47 25 29 1004
10:47 8 34 1004
10:57 9 34 1004
11:07 11 34 1004
11:17 11 35 1004
11:27 10 32 1004
11:37 10 32 1004
11:47 12 32 1004
11:57 12 33 1004
12:07 14 32 1004
12:17 14 32 1004
12:27 15 31 1004
12:37 15 31 1004
12:47 18 32 1004
12:57 19 32 1004
13:07 18 31 1004
13:17 19 30 1004
13:27 20 31 1004
13:37 20 32 1004
13:47 22 30 1004
13:57 22 32 1004
14:07 24 31 1004
14:17 24 31 1004
14:27 24 30 1004
14:37 24 29 1004
14:47 25 29 1004
3.2.3.1 Tahap Pengolahan
Pemrosesan yang dilakukan terhadap data hasil akuisisi gaya berat di lapangan adalah
seperti yang ditunjukan oleh tahapan-tahapandibawah ini:
1. Penghitungan H true
H true diperoleh dari data altimeter yang berada pada base. Untuk semua kelompok, data
ketinggian diikat dengan nilai 55,209 meter untuk 0 meter pada altimeter. Dari data yang
diperoleh, nilai waktu diubah dalam bentuk menit dan seluruh nilai waktu dikurangi dengan
waktu awal. Kemudian dicari nilai rata-rata altimeter dan dibuat kolom rata-rata altimeter
yang merupakan hasil pengurangan nilai altimeter awal dengan rata-rata altimeter. Berikut
contoh pengolahan data altimeter:
Tabel 3.2.3-2 Contoh data pada base.
Data ini contoh dari kelompok 10.
11. Metoda Gaya Berat| 131
Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
- ‘Total menit’ adalah ‘time’ yang diubah dalam bentuk menit.
- ‘Menit ke’ adalah hasil pengurangan dari ‘total menit ke-n’ dengan ‘total menit’ awal
(dalam contoh ini 527)
- ‘alt-avg’ adalah hasil pengurangan ‘alt’ dengan nilai rata-rata altimeter yang dalam
contoh ini tidak disebutkan tetapi pada pengolahan lengkap di Excel dapat dilihat.
Setelah penghitungan ini selesai, kolom ‘time’ sebagai axis dengan kolom ‘alt-avg’ sebagai
ordinat diplot melalui scatter-plot, misalnya:
Dari hasil plot tersebut didapat persamaan yang kemudian dijadikan formula (dalam
contoh ini y = 4E+06x6
- 1E+07x5
+ 2E+07x4
- 1E+07x3
+ 4E+06x2
- 84488x + 69575)untuk
mencari koreksi altimeter dengan input data ’menit ke-’. Nilai altimeter terkoreksi didapat
dari pengurangan antara data altimeter lapangan dengan hasil dari koreksi altimeter yang
sudah didapat. Drift untuk altimeter dihitung dengan formula berikut:
Distribusi eror didapat dengan mengurangkan nilai altimeter terkoreksi dengan drift
altimeter. Setelah distribusi eror didapat, dicari h local dari pengurangan antara distribusi eror
y = 4E+06x6 - 1E+07x5 + 2E+07x4 - 1E+07x3 + 4E+06x2 - 844886x + 69575
-20.000
-15.000
-10.000
-5.000
0.000
5.000
10.000
15.000
0:00 2:24 4:48 7:12 9:36 12:00 14:24 16:48
Gambar 3.2.3.1-1 Plot grafik hasil pengolahan altimeter
12. Metoda Gaya Berat| 132
Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
ke-n dengan distribusi eror awal. Contoh selengkapnya seperti berikut:
2. Pencarian Free Air Anomaly (FAA)
FAA ditentukan dengan langkah berikut:
a. Mendapatkan nilai tidal (tide) yang diperoleh dari software tidal yang disebut
tidelongman.exe dengan cara meng-input:
- nama file
- beda waktu (untuk Indonesia GMT 8)
- longitude dan latitude
- tanggal mulai
- tanggal akhir
- waktu mulai, dan waktu selesai.
Berikut contoh input data pada hari pertama pengambilan data:
Sts time jam mnt total menit ke alt(m) kor alt alt trk drift alt distribusi error h lokal true h(m)
Base 8:54 8 54 534 0 0 -11.55 11.552282 0 11.552 0.000 55.209
ST-1 9:08 9 8 548 14 -10 -13.77 3.766 -0.008269 3.774 -7.778 47.431
ST-2 9:17 9 17 557 23 -12 -14.10 2.103 -0.0135847 2.116 -9.436 45.773
ST-3 9:29 9 29 569 35 -13 -13.66 0.659 -0.0206724 0.679 -10.873 44.336
ST-4 9:37 9 37 577 43 -13 -12.97 -0.025 -0.0253975 0.000 -11.552 43.657
ST-5 9:47 9 47 587 53 -8 -11.85 3.850 -0.0313039 3.882 -7.671 47.538
ST-6 9:58 9 58 598 64 -8 -10.43 2.428 -0.0378009 2.466 -9.086 46.123
ST-7 10:07 10 7 607 73 -9 -9.22 0.218 -0.0431167 0.261 -11.291 43.918
ST-8 10:23 10 23 623 89 -4 -7.14 3.138 -0.0525669 3.190 -8.362 46.847
ST-9 10:32 10 32 632 98 -3 -6.06 3.065 -0.0578827 3.123 -8.430 46.779
ST-10 10:41 10 41 641 107 0 -5.08 5.083 -0.0631985 5.147 -6.406 48.803
ST-11 10:50 10 50 650 116 -5 -4.20 -0.803 -0.0685142 -0.735 -12.287 42.922
ST-12 12:53 12 53 773 239 8 4.75 3.247 -0.1411629 3.388 -8.164 47.045
ST-13 13:01 13 1 781 247 7 5.47 1.525 -0.145888 1.671 -9.881 45.328
ST-14 13:10 13 10 790 256 8 6.30 1.700 -0.1512038 1.851 -9.702 45.507
ST-15 13:18 13 18 798 264 14 7.04 6.965 -0.1559289 7.121 -4.432 50.777
ST-16 13:30 13 30 810 276 7 8.11 -1.114 -0.1630166 -0.951 -12.504 42.705
Base 14:44 14 44 884 350 24 12.65 11.346 -0.2067239 11.552 0.000 55.209
Pengukuran di lapangan (hBase=55,209 m)
Tabel 3.2.2.1-2 Contoh mendapatkan Htrue
13. Metoda Gaya Berat| 133
Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
Hasil dari program tersebut berupa file yang berisi data waktu dan tidal. Nilai tidal untuk
pemrosesan harus dimasukkan satu per satu dari file dan disesuaikan dengan waktu
pengambilan data.
b. Mengkonversi data G read dari m/s2
menjadi miligal dengan nilai konversi sebagai
berikut:
formula untuk konversi adalah
Nilai konversi yang dipakai sesuai dengan Gread. Untuk nilai 1700an digunakan konversi
1700. Begitu pula untuk yang bernilai 1800an.
c. Menghitung G koreksi tidal dengan cara berikut:
d. Dilakukan koreksi apungan (drift) sebagai koreksi akibat perubahan alat (guncangan
pegas) sehingga menimbulkan perbedaan harga pembacaan alat pada satu titik yang sama
pada waktu yang berbeda. Nilai koreksi ini diperoleh melalui:
1700 1753.32 1.03217
1800 1856.53 1.03228
Counter value factor
Tabel 3.2.3.1-3 konversi untuk Gread
Gambar 3.2.3.1-2 Jendelan awal tidelongman.exe dan inputnya
14. Metoda Gaya Berat| 134
Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
e. G koreksi didapat dari
f. Mencari ∆G melalui
g. Menghitung G obs merupakan nilai gravitasi yang disesuaikan dengan data gravitasi
base yang sudah diketahui. Dalam kuliah lapangan ini gravitasi base bernilai
978201,635.
h. Mengubah semua data UTM X yang didapat menjadi bentuk latitude (°) kemudian
nilai latitude tersebut diubah dalam satuan radian dengan Excel.
i. Menentukan koreksi spheroid dan geoid. Koreksi ini akibat bentuk bumi yang tidak
bulat. Persamaan untuk menentukan koreksi ini direferensi dari GRS67 (Geodetic
Reference System 1967) sebagai berikut:
j. Mencari nilai Free Air Correction (FAC) yang merupakan koreksi akibat pengaruh
ketinggian terhadap spheroid refensi dimana untuk daerah ekuator (45°LU-45°LS)
adalah -0,3085 mGal/m. persamaan FAC sebagai berikut:
k. Menentukan FAA dengan persamaan sebagai berikut:
Secara lengkap penentuan FAA dilakukan seperti tabel berikut (dengan persamaan seperti
telah disebutkan):
15. Metoda Gaya Berat| 135
Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
Nilai FAA ini belum merupakan nilai akhir karena koreksi medan (Terrain) serta koreksi
Bouguer belum dimasukkan.
3. Penentuan Densitas (ρ)
Dalam menentukan densitas digunakan metode Nettleton dan Parasnis. Metode
Nettleton menggunakan estimasi rapat massa dengan menerapkan korelasi silang antara
perubahan elevasi terhadap suatu referensi tertentu dengan anomaly gaya beratnya. Metode
Parasnis mengestimasi densitas dari persamaan CBA sehingga densitas adalah gradient garis
lurus dari plot data FAA dan ( ).
a. Metode Nettleton
Metode ini dimulai dengan menentukan Terrain Correction (TC) total sementara
dengan nilai densitas 2.67gr/cm3
. Data awal yang diperoleh berupa data stasiun, lokasi,
topografi empat arah mata angin dengan jari-jari inner dan outer sesuai kelompok masing-
GPS Altimeter
Base 353529 9165621 83 0 8:44 1790.105 -0.027 0 -0.027 0 -0.
1 353691 9165306 72 -9 9:05 1791.05 -0.006 0 -0.006 0.01549782 -0.
2 354000 9165320 81 -2 9:16 1788.31 0.006 0 0.006 0.02361572 -0.
3 354286 9165444 119 42 9:32 1779.425 0.023 0 0.023 0.03542358 -0.
4 354527 9165617 140 64 9:53 1770.94 0.046 0 0.046 0.0509214 -0.
5 354570 9165913 180 108 10:14 1767.76 0.069 0 0.069 0.06641921 0.
6 354548 9166136 224 153 10:53 1758.81 0.104 0 0.104 0.09520087 0.
7 354286 9166291 200 131 11:16 1766.38 0.12 0 0.120 0.11217467 0.
8 354060 9166083 154 88 11:39 1769.725 0.132 0 0.132 0.12914847 0.
9 353973 9165806 118 52 12:18 1782.335 0.143 0 0.143 0.15793013 -0.
Base 353529 9165621 83 23 12:33 1790.55 0.142 0 0.142 0.169 -0.
Tide
Konversi
skala
G koreksi
tidal
Koreksi
drift
G kostasiun x y
z
Time Gread
0 -0.027 0 -0.027 0.000 0.000 55.209 -7.54647 -0.13171 978121.7 17.03198 97.00383
0 -0.006 0.01549782 -0.021 0.006 0.006 46.12989 -7.54933 -0.13176 978121.7 14.23107 95.07415
0 0.006 0.02361572 -0.018 0.009 0.009 53.16131 -7.54921 -0.13176 978121.7 16.40026 94.39981
0 0.023 0.03542358 -0.012 0.015 0.015 98.28356 -7.5481 -0.13174 978121.7 30.32048 99.14867
0 0.046 0.0509214 -0.005 0.022 0.022 121.1251 -7.54654 -0.13171 978121.7 37.36708 97.43958
0 0.069 0.06641921 0.003 0.030 0.030 188.8352 -7.54386 -0.13167 978121.6 58.25566 115.0746
0 0.104 0.09520087 0.009 0.036 0.036 359.6803 -7.54185 -0.13163 978121.6 110.9614 158.5181
0 0.120 0.11217467 0.008 0.035 0.035 256.0787 -7.54044 -0.13161 978121.5 79.00028 134.3568
0 0.132 0.12914847 0.003 0.030 0.030 151.7409 -7.54231 -0.13164 978121.6 46.81208 105.5257
0 0.143 0.15793013 -0.015 0.012 0.012 108.4252 -7.54481 -0.13168 978121.6 33.44916 105.0232
0 0.142 0.169 -0.027 0.000 0.000 79.02272 -7.54647 -0.13171 978121.7 24.37851 104.3504
FAAG obs h true Lat(deg) Lat(rad)
Koreksi
Geoid
FAC
onversi
skala
G koreksi
tidal
Koreksi
drift
G koreksi ∆G
Tabel 3.2.3.1-4 Contoh pengolahan lengkap FAA
16. Metoda Gaya Berat| 136
Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
masing. Data yang digunakan untuk mekoreksi hanya terrain inner karena undulasi lebih
merepresentasikan untuk jarak dekat. Penentuan TC empat arah serta tiap jari-jari dilakukan
dengan persamaan berikut:
√ √
Dari persamaan tersebut dimasukkan data z yang merupakan topografi. Setiap mata
angin dihitung koreksi tersebut kemudian di total sehingga data sementara yang diperoleh
berupa TC total dengan densitas 2.67 gr/cm3
. Berikut contoh penghitungan TC total dalam
tabel dari kelompok 4 dengan hanya memperhitungkan topografi inner.
Setelah TC total didapat, kemudian dihitung Bouguer Correction (BC) yang
merupakan akibat suatu benda yang memiliki densitas di antara bidang referensi dan titik
amat. Nilai koreksi ini didapat dari persamaan:
Densitas yang dimasukkan kedalam persamaan ini juga bernilai 2.67 gr/cm3
sehingga
nilai dari koreksi ini juga bersifat sementara. Setelah TC dan BC sementara didapat, dibuat
tabel dan dibandingkan dengan beberapa densitas, yaitu: 2.60, 2.62, 2.64, 2.66, 2.68, dan 2.7
gr/cm3
. Kemudian dicari TC pembanding untuk masing-masing nilai densitas tersebut dengan
persamaan:
U T S B U T S B
BASE 1 1 -1 -2 0.002425 0.00242505 0.002425 0.009403 0.016678
1 1 0 0 0 0.002425 0 0 0 0.002425
2 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 1 4 -1 -3 0.002425 0.03387152 0.002425 0.020187 0.058908
4 1 0 -1 1 0.002425 0 0.002425 0.002425 0.007275
5 3 -5 -3 3 0.020187 0.04962556 0.020187 0.020187 0.110186
6 0 1 -3 2 0 0.00242505 0.020187 0.009403 0.032015
7 1 0 0 0 0.002425 0 0 0 0.002425
8 -4 3 -3 -4 0.033872 0.02018684 0.020187 0.033872 0.108117
9 0 1 0 -1 0 0.00242505 0 0.002425 0.00485
10 1 1 -2 -2 0.002425 0.00242505 0.009403 0.009403 0.023657
11 0 1 1 0 0 0.00242505 0.002425 0 0.00485
12 -1 1 0 -1 0.002425 0.00242505 0 0.002425 0.007275
13 2 -1 -3 -2 0.009403 0.00242505 0.020187 0.009403 0.041418
14 1 -1 -1 1 0.002425 0.00242505 0.002425 0.002425 0.0097
15 0 0 0 0 0 0 0 0 0
BASE 1 1 -1 -2 0.002425 0.00242505 0.002425 0.009403 0.016678
TC
TotalNO
ELEVATION (M)
Tabel 3.2.3.1-5 Contoh penghitungan TC total
17. Metoda Gaya Berat| 137
Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
Demikian untuk masing-masing densitas berlaku sama dengan pembanding densitas
sebelumnya 2.67 gr/cm3
. Bouguer Correction untuk masing-masing densitas juga didapat
dengan memasukkan masing-masing densitas. Lalu secara lengkap dicari Complete Bouguer
Anomaly (CBA) sementara untuk masing-masing densitas dengan persamaan sebagai berikut:
Hasil CBA dari setiap densitas tersebut dikorelasikan dengan Htrue sampai didapat
nilai untuk setiap densitas dan dicari nilai yang paling mendekati 0 sebagai eror yang paling
kecil. Perhitungan selengkapnya berupa tabel seperti berikut dengan sebelumnya telah
mengumpulkan data dari semua kelompok yang ada tanpa memasukkan kembali nilai base.
21. Metoda Gaya Berat| 141
Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
Dari data tersebut, diperoleh densitas dengan korelasi terkecil bernilai -0.32531 yaitu densitas
2.56 gr/cm3
.
b. Metode Parasnis
Metode ini lebih mudah dalam pengerjaannya disbanding metode Nettleton. Metode ini
hanya membutuhkan data Htrue, FAA, TC yang dihitung tanpa densitas, dan BC yang juga
dihitung tanpa densitas serta nilai 2πγh – c yang berasal dari
( )
Sehingga
Pertihungan lengkap seperti tabel berikut dengan data dkumpulkan dari semua kelompok.
Sts h (m) FAA(mGal) TC TC/ρ BC/ρ 2πγh - c
KS-001 50.34927 96.73788 0 0 2.107117 2.107117
KS-002 64.05531 99.20411 0.113247 0.042415 2.680715 2.6383
KS-003 122.1506 106.6558 0.202228 0.075741 5.112004 5.036264
KS-004 168.3086 109.8095 0.039231 0.014693 7.043717 7.029023
KS-005 208.9168 113.9037 0.010192 0.003817 8.743167 8.73935
KS-006 237.604 116.5152 0.024712 0.009255 9.943727 9.934472
KS-007 260.8097 116.1092 0.019616 0.007347 10.91488 10.90754
KS-008 217.1998 112.3595 0.098728 0.036977 9.08981 9.052833
KS-009 225.7378 112.7225 0.098728 0.036977 9.447128 9.410151
1 44.22774 96.16307 0.101605 0.038054 1.850931 1.812877
2 48.85757 96.47261 0.024086 0.009021 2.044689 2.035668
3 44.79367 96.30246 0.024712 0.009255 1.874615 1.86536
4 64.37764 97.91304 0.090951 0.034064 2.694204 2.66014
5 80.25528 99.20232 0.053125 0.019897 3.358684 3.338787
6 118.8044 101.2341 0.292747 0.109643 4.971965 4.862322
25. Metoda Gaya Berat| 145
Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
Kemudian diplot data 2πγh – c sebagai axis dan FAA sebagai ordinat. Persamaan yang
didapat dari trendline linier menunjukkan gradient yang merupakan densitas. Plot dari di atas
adalah
Dapat dilihat pada hasil dari plot menunjukkan densitas sebesar 2.614 gr/cm3
dan nilai
CBA 135.9.Hasil dari kedua metode menunjukkan nilai yang tidak berbeda jauh sehingga
nilai densitas yang diambil bernilai 2.6 gr/cm3
dari metode Nettleton dan pembulatan metode
Parasnis. Densitas akhir ini kemudian dimasukkan ke persamaan TC dan BC untuk mencari
nilai sebenarnya. Nilai sebenarnya tersebut digunakan untuk mencari CBA seperti persamaan
sebelumnya.
4. Penghitungan Complete Bouguer Anomaly (CBA)
CBA yang sebenarnya digunakan untuk memisahkan regional dan residualnya.
Berikut contoh lengkap sampai penghitungan CBA.
y = 2.5332x + 90.531
0
20
40
60
80
100
120
140
0 2 4 6 8 10 12 14 16
Gambar 3.2.2.3-3 Plot grafik hasil pengolahan metode Parasnis
26. Metoda Gaya Berat| 146
Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
GTerkoreksi
Drift
1894.6030.000978201.635-7.546484-0.13171978121.755.20917.0319897.0046.0072910.72265891.719
1896.3251.721978203.356-7.549433-0.13176978121.745.2113813.9477195.5714.919450.63248691.284
1895.5650.962978202.597-7.55213-0.13181978121.843.212913.3311894.1314.7019960.00974389.439
1895.1270.524978202.159-7.554657-0.13185978121.942.2149413.0233193.3254.5934070.01321488.745
1895.0170.413978202.048-7.557138-0.1319978121.942.2162913.0237393.1564.5935550.00152988.564
1894.503-0.100978201.535-7.559805-0.1319497812247.2179914.5667594.1225.1377890.58362889.568
1893.566-1.037978200.598-7.562665-0.1319997812247.2198514.5673293.1195.1379920.03333788.014
1895.6941.090978202.725-7.562637-0.1319997812246.2213714.2592994.9385.0293480.10230990.011
1891.875-2.728978198.907-7.563902-0.13201978122.151.2240815.8026392.6345.5736920.04172187.102
1890.193-4.410978197.225-7.566569-0.13206978122.152.225616.111691.1975.6826680.70717186.222
1891.318-3.285978198.350-7.568081-0.13209978122.255.2271217.0375793.2126.0092631.28128888.484
1893.299-1.304978200.331-7.570347-0.13213978122.250.2286515.4955493.5975.4653790.87753289.009
1893.704-0.899978200.736-7.573005-0.13217978122.363.2493719.5124397.9566.8821641.58848792.662
1896.3251.722978203.357-7.575316-0.13221978122.362.2507219.20435100.2146.77351.53717894.978
1897.6353.032978204.667-7.577984-0.13226978122.463.2522319.51331101.7696.8824750.01336894.900
1896.7262.122978203.757-7.580383-0.1323978122.569.2535721.36473102.6547.5354811.53120196.650
1898.3363.732978205.367-7.583012-0.13235978122.562.2555919.20585102.0436.774030.20335295.472
1894.6030.000978201.635-7.546484-0.13171978121.779.2679924.45417104.4268.6251490.72265896.523
Gobs(mGal)∆g(mGal)FAABCTCCBA
Lat
(degrees)
Lat(Rad)
Koreksi
Geoid
HtrueFAC
27. Metoda Gaya Berat| 147
Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
GTerkoreksiKoreksi
TideDrift
1BaseKS353533916562055.2098:541836.561894.4701570.1331894.6030
2KS-001353554916529446.2099:081838.221896.1837420.1321896.316-0.008853
3KS-002353636916499646.2099:171837.481895.4198540.1311895.551-0.014544
4KS-003353784916471744.2099:291837.051894.9759740.1291895.105-0.022132
5KS-004353913916444343.2099:371836.941894.8624230.1271894.989-0.027191
6KS-005353885916414847.2099:471836.441894.3462830.1231894.469-0.033515
7KS-006353963916383245.2099:581835.531893.4069080.1191893.526-0.04047
8KS-007354269916383647.20910:071837.5901895.5334050.1141895.647-0.046162
9KS-008354530916369748.20910:231833.8901891.7139690.1051891.819-0.056279
10KS-009354515916340246.20910:321832.2601890.0313530.1001890.131-0.06197
11KS-010354259916323448.20910:411833.351891.1565380.0941891.251-0.067662
12KS-011354093916298344.20910:501835.271893.1385160.0871893.226-0.073353
13KS-012354074916268948.20912:531835.6901893.572073-0.0191893.553-0.151132
14KS-013353928916243344.20913:011838.2301896.194064-0.0251896.169-0.156191
15KS-014353935916213844.20913:101839.5001897.50506-0.0321897.473-0.161882
16KS-015354044916187351.20913:181838.621896.596654-0.0381896.559-0.166941
17KS-016353952916158243.20913:301840.181898.20701-0.0461898.161-0.174529
18Base-2KS353533916562055.20914:441836.551894.459834-0.0781894.382-0.221323
NONamaStsUTMXUTMYElevasi(m)TimeGreadGkonvTide
Tabel 3.2.3.1-8 Pengolahan lengkap CBA. Contoh ini diambil dari pengerjaan kelompom 10.
30. Metoda Gaya Berat| 150
Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
Proses selanjutnya menggunakan langkah berikut:
1. Menge-plot data di atas ke dalam surfer dengan cara input data.
2. Memasukkan spacing 50 dan metode yang dipakai adalah krigging
Gambar 3.2.3.1-4 Input untuk plot data
Gambar 3.2.3.1-5 Grid data untuk peta CBA
31. Metoda Gaya Berat| 151
Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
Gambar 3.2.3.1-6 Hasil plot CBA dengan titik pengukuran
3. Akan didapat plot data seperti berikut
32. Metoda Gaya Berat| 152
Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
4. Buat 6 garis dalam peta tersebut sebagai line yang digunakan untuk
penghitunganwindow dalam pemisahan nantinya. Berikut line yang digunakan dalam
pengolahan ini.
Gambar 3.2.3.1-7 Line untuk slice dalam peta CBA
33. Metoda Gaya Berat| 153
Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
5. Men-digitize setiap line dan menyimpan sesuai nama line
34. Metoda Gaya Berat| 154
Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
6. Memisalhkan nilai sesuai dengan spacing dengan cara slice setiap line dalam bentuk
*.dat
Gambar 3.2.3.1-8 Hasil digitize
Gambar 3.2.3.1-9 Input peta untuk slice
Gambar 3.2.3.1-10 Input line untk slice
35. Metoda Gaya Berat| 155
Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
36. Metoda Gaya Berat| 156
Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
7. Membuka data hasil slice dalam excel. Data hasil ini berupa lokasi UTM X, UTM Y,
CBA, dan spasi. Berikut contoh hasil slice
UTM X UTM Y CBA Spasi
352924.2 9168246 161.8847 0
352924.2 9168200 161.0794 45.83072
352924.2 9168150 160.1768 95.83072
352924.2 9168100 159.2507 145.8307
352924.2 9168050 158.3018 195.8307
352924.2 9168000 157.3309 245.8307
352924.2 9167950 156.3388 295.8307
352924.2 9167900 155.3267 345.8307
352924.2 9167850 154.2958 395.8307
352924.2 9167800 153.2474 445.8307
352924.2 9167750 152.1831 495.8307
352924.2 9167700 151.1047 545.8307
352924.2 9167650 150.0143 595.8307
352924.2 9167600 148.9141 645.8307
352924.2 9167550 147.8068 695.8307
Gambar 3.2.3.1-11 Gambar proses slicing
37. Metoda Gaya Berat| 157
Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
352924.2 9167500 146.6954 745.8307
352924.2 9167450 145.5834 795.8307
352924.2 9167400 144.4746 845.8307
352924.2 9167350 143.3735 895.8307
Spasi yang ada tidak rata sehingga harus digenapkan menjadi tiap 50. Data spasi yang baru
dan CBA disalin ke dalam bentuk *. xy seperti berikut.
Tabel 3.2.3.1-10 Hasil slice
38. Metoda Gaya Berat| 158
Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
8. File *.xy tersebut dimasukkan ke dalam software NUMERI.exe dengan langkah
sebagai beikut untuk setiap file:
a) Buka software NUMERI.exe
b) Tekan ‘Enter’
Gambar 3.2.3.1-12 Hasil *.xy sebagai input NUMERI.exe
39. Metoda Gaya Berat| 159
Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
c) Tekan 5 : Tansformasi Fourier Diskrit
d) Tekan 1 : Data
e) Tekan 1 : Masukan data
Gambar 3.2.3.1-13 Jendela awal NUMERI.exe
Gambar 3.2.3.1-14 Menu utama pengolahan
Gambar 3.2.3.1-15 Menu kedua untuk pemilihan jenis transformasi
40. Metoda Gaya Berat| 160
Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
f) Tekan 2 : Data dari Hardisk
g) Masukkan nama file *.xy lalu tekan F10
Gambar 3.2.3.1-16 Pilihan pengolahan data
Gambar 3.2.3.1-17 Pilihan sumber data
41. Metoda Gaya Berat| 161
Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
h) Tekan ‘esc’ tiga kali
Gambar 3.2.3.1-18 Input file *.xy
42. Metoda Gaya Berat| 162
Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
i) Tekan 3 : DFT
j) Tekan 5 : memilih output
k) Tekan 2 : Real-/Imajiner
l) Tekan 3 : Simpan
Gambar 3.2.3.1-19 Kembali untuk pengolahan selanjutnya
Gambar 3.2.3.1-20 Menu untuk diskrit fourier transform
43. Metoda Gaya Berat| 163
Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
Gambar 3.2.3.1-21 Pemberian nama output
44. Metoda Gaya Berat| 164
Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
Output dari software ini berupa file dengan nama seperti yang telah di-input-kan
dalam bentuk *.SPK
9. Data yang dibawa oleh *.SPK berupa Real, Imajiner, dan sebuah frekuensi. Dibuat
kolom tambahan untuk frekuensi yang berisi kelipatan frekuensi yang muncul berawal
dari 0. Dibuat pula kolom Amplitudo (A) dengan persamaan:
√
Serta kolom K dengan persamaan:
Dimana f adalah frekuensi. Serta kolom ln A yang berasal dari amplitude. Berikut
adalah contoh pengolahan:
Contoh diambil dari line1. Kemudian kolom K dan Ln A di-plot dengan K sebagai
axis dan Ln A sebagai ordinat. Untuk setiap didapat gambar seperti berikut:
Real Imajiner Frekuensi A K Ln A
2.50E+04 0.00E+00 0 24967.18 0 10.12532
5.51E+02 2.78E+03 1.47E-04 2837.685 0.000924 7.950744
-1.67E+02 1.51E+03 0.000294 1517.879 0.001848 7.325069
2.49E+02 1.47E+02 4.41E-04 289.1098 0.002772 5.666806
-4.49E+02 1.28E+02 0.000588 466.9255 0.003696 6.14617
-1.89E+01 4.16E+02 7.35E-04 416.1511 0.00462 6.031048
5.43E+01 9.24E+01 0.000882 107.2144 0.005544 4.67483
-1.24E+02 1.33E+02 1.03E-03 181.8411 0.006468 5.203133
-3.00E+01 1.52E+02 0.001176 154.6512 0.007392 5.041172
-2.17E+01 1.32E+02 1.32E-03 133.5683 0.008316 4.894613
-2.93E+01 6.58E+01 0.001471 72.01554 0.00924 4.276882
-5.05E+01 1.19E+02 1.62E-03 129.3747 0.010164 4.862713
-1.84E+01 7.94E+01 0.001765 81.49991 0.011088 4.400602
-2.45E+01 7.81E+01 1.91E-03 81.8699 0.012012 4.405131
-4.39E+01 6.69E+01 0.002059 80.03726 0.012936 4.382492
-1.51E+01 7.91E+01 2.21E-03 80.4943 0.01386 4.388186
Tabel 3.2.3.1-11 Pengolahan hasil *.SPK
45. Metoda Gaya Berat| 165
Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
Line 1
Line 2
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14
Gambar 3.2.3.1-22 Plot grafik K dan Ln A line 1
Gambar 3.2.3.1-23 Plot grafik K dan Ln A line 2
46. Metoda Gaya Berat| 166
Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
Line 3
Line 4
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14
Gambar 3.2.3.1-24 Plot K dan Ln A line 3
Gambar 3.2.3.1-25 Plot grafik K dan Ln A line 4
47. Metoda Gaya Berat| 167
Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
Line 5
Line 6
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14
Gambar 3.2.3.1-26 Plot grafik K dan Ln A line 5
Gambar 3.2.3.1-27 Plot grafik K dan Ln A line 6
48. Metoda Gaya Berat| 168
Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
10. Setengah dari data hasil plot diambil dan dianalisis dengan cara dicari dua trend linier
yang saling berpotongan dan diambil nilai K perpotongannya yang disebut K cut off
untuk masing-masing lain kemudian dicari window tiap line dengan persamaan
dalam kuliah lapangan ini ∆x bernilai 150meter. Berikut hasil plot dan
perhitungannya.
Line 1
Line 2
y = -1786.8x + 8.4774
y = -6.2939x + 3.392
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07
Series1
Series2
Linear (Series1)
Linear (Series2)
y = -3215.3x + 8.9287
y = -8.8656x + 3.3614
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07
Series1
Series2
Linear (Series1)
Linear (Series2)
Gambar 3.2.3.1-28 Trend untuk penghitungan K cut off line 1
Gambar 3.2.3.1-29 Trend untuk penghitungan K cut off line 1
49. Metoda Gaya Berat| 169
Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
Line 3
Line 4
y = -2488.5x + 8.7965
y = -9.0545x + 3.4336
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07
Series1
Series2
Linear (Series1)
Linear (Series2)
y = -2383.6x + 8.7973
y = -10.349x + 3.4704
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07
Series1
Series2
Linear (Series1)
Linear (Series2)
Gambar 3.2.3.1-30 Trend untuk penghitungan K cut off line 3
Gambar 3.2.2.5-31 Trend untuk penghitungan K cut off line 4
50. Metoda Gaya Berat| 170
Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
Line 5
Line 6
11. Window dari seluruh line disatukan dan dicari rata-ratanya
y = -1195.4x + 8.2137
y = -8.1591x + 3.3545
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07
Series1
Series2
Linear (Series1)
Linear (Series2)
y = -1328x + 8.3026
y = -28.415x + 3.3116
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07
Series1
Series2
Linear (Series1)
Linear (Series2)
Gambar 3.2.3.1-32Trend untuk penghitungan K cut off line 5
Gambar 3.2.3.1-33 Trend untuk penghitungan K cut off line 6
51. Metoda Gaya Berat| 171
Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
Rata-rata yang didapat adalah 16.32362 kemudian diganjilkan menjadi 17, nilai inilah
window yang didapat.
Secara lengkap seluruh data yang berupa Excel dari awal pemrosesan hingga akhir
dapat dilihat di Disk yang dilampirkan.
12. Memasukkan nilai window ke Surfer sebagai nilai filter dalam metode Moving
Average
Line m1 m2 m1-m2 c1 c2 c1-c2 K cut off window
1 1786 6.293 1779.707 8.477 3.392 5.085 0.002857 14.66041
2 3215 8.865 3206.135 8.928 3.361 5.567 0.001736 24.12399
3 2488 9.054 2478.946 8.796 3.433 5.363 0.002163 19.3619
4 2383 10.34 2372.66 8.797 3.47 5.327 0.002245 18.65698
5 1195 8.159 1186.841 8.213 3.354 4.859 0.004094 10.23138
6 1328 28.41 1299.59 8.302 3.311 4.991 0.00384 10.90705
average 16.32362
Tabel 3.2.3.1-12 Hasil window
Gambar 3.2.3.1-34 Input window untuk filter
52. Metoda Gaya Berat| 172
Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
13. Akan dihasilkan peta regional seperti berikut
14. Membuat peta residual dengan cara mengurangkan peta CBA awal dengan peta
regional yang telah jadi melalui program Math
Gambar 3.2.3.1-35 Hasil peta regional
53. Metoda Gaya Berat| 173
Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
15. Akan dihasilkan peta residual seperti berikut
Gambar 3.2.3.1-37 Hasil peta residual
Gambar 3.2.3.1-36 Proses untuk mencari residual
54. Metoda Gaya Berat| 174
Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
Gambar 3.2.3.2-1 Hasil peta kontur anomali 2-D CBA
3.2.3.2 Hasil Pengolahan
Setelah melalui berbagai macam tahapan pengolahan data baik itu untuk mendapatkan
data ketinggian, koreksi massa, koreksi datum dan sebagainya, akhirnya sebagai hasil akhir
dari processing yang kami lakukan terhadap data mentah pengukuran lapangan metoda gaya
berat, kami mendapatkan peta kontur anomali 2-D CBA atau Complete Bouguer Anomaly,
peta kontur anomali regioanl dan peta kontur anomali residual. Untuk peta anomali regional
dan residual didapat setelah kita melakukan tahapan analisis spektrum dan melakukan
pemisahan residual-regional terhadap data anomali CBA yang telah didapatkan. Adapun hasil
pengukuran metoda gaya berat yang dilakukan semua kelompok di berbagai daerah
digabungkan untuk mendapatkan data terintegrasi sehingga akhirnya kita bisa mendapatkan
apa yang diharapkan dari daerah penelitian. Berikut adalah hasil akhir dari pengolahan data
yang kita lakukan,
55. Metoda Gaya Berat| 175
Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
Gambar 3.2.3.2-2 Hasil peta kontur anomali 2-D REGIONAL
56. Metoda Gaya Berat| 176
Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
Gambar 3.2.3.2-3 Hasil peta kontur anomali 2-D RESIDUAL