Dokumen tersebut membahas tentang retorika dan public speaking. Retorika adalah ilmu berbicara yang indah dan mengandung unsur seni yang bermanfaat dalam berbagai bidang seperti politik, pendidikan, dan usaha. Sejarah retorika dimulai dari Yunani Kuno hingga perkembangannya di Eropa. Public speaking merupakan bagian dari komunikasi yang tujuannya adalah agar pesan disampaikan dan ditindaklanjuti oleh orang lain. Retorika penting d
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Retorika dan publik speaking
1. RETORIKA DAN PUBLIK SPEAKING
Dalam kehidupan sehari-hari setiap manusia pasti melakukan kegiatan komuniksi
untuk berinteraksi dengan orang lain. Komunikasi tersebut dapat dilakukan dengan cara
langsung maupun tidak langsung. Kegiatan berkomunikasi secara langsung seperti
berbicara merupakan komunikasi yang dilakukan dengan cara tatap muka berupa ujaran
yang berbentuk bunyi bahasa serta tanggapan menyimak pada informasi yang
disampaikan dapat ditangkap secara langsung dan mudah dipahami, berbeda dengan
komunikasi tidak langsung yaitu kegiatan komunikasi secara tertulis yang disampaikan
oleh satu pihak kepada pihak lain. Namun di dalam makalah ini yang akan dikupas
adalah ilmu tentang keterampilan berbahasa yang indah dan mengandung unsur seni
melalui berbicara. Menurut Aristoteles seorang filsuf yang terkenal mengemukakan
bahwa yang dimaksud dengan retorika adalah ilmu yang mengajarkan orang keterampilan
menemukan secara persuatif dan objek suatu kasus. Pengetahuan mengenai ilmu atau
teori berbicara akan sangat bermanfaat dalam menunjang kemahiran serta keberhasilan
seni atau praktek berbicara. Berbicara dimuka umum, debat, diskusi kelompok,
argumentasi, menekankan penerapannya sebagai keterampilan berbahasa dan
memandang berbicara itu sendiri sebagai suatu seni. Untuk itu retorika sangat bermanfaat
dalam bidang politik, bidang usaha, karyawan bahasa, bidang kesenian dan bidang
pendidikan. Setelah melewati berbagai macam zaman dan keragaman, pengertian retorika
ini tidak lain dari penyempitan pengertian retorika itu sendiri. Semua kegiatan yang
memakai bahasa sebagai sarana dasar dapat digolongkan ke dalam kegiatan berbicara.
Retorika dapat dibatasi sebagai teori dan praktek kemahiran berbahasa, baik lisan
2. maupun tulisan. Retorika peranannya cukup penting dalam masyarakat. Kegiatan inilah
yang membedakan manusia berbeda dengan makhluk lain. Di samping itu, retorika juga
mempunyai peranan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Tanpa kemampuan
berbicara, manusia tidak memiliki peradaban dan kebudayaan.
A. Sejarah dan Pengertian Retorika
Retorika memegang peranan penting dalam kegiatan berbicara. Hal ini sudah lama
disadari dibelahan bumi bagian barat. Berdasarkan peninggalan tertulis bangsa Yunani
ternyata masalah ini sudah dikenal sejak abad ke-5 sebelum Masehi. Studi retorika ini
akhirnya mempengaruhi perkembangan kebudayaan Eropa dari zaman ke zaman sampai
abad ke-7 Masehi.
Studi retorika muncul pertama kali di Sarakura ibu kota Pulau Sisilia, daerah
kekuasaan Yunani sekitar abad ke-5 sebelum Masehi. Retorikus pertama yang
mempelajarinya bernama Corax. Corax dengan muridnya Tissias mengemukakan bahwa
retorika tidak lain dari kecakapan berpidato di depan umum. Pidato di depan umum,
pidato lain tidak berhak disebut retorika. Kecakapan ini bisa dikuasai dengan
mempelajari persoalan-persoalannya dan kemudian dimantapkan dengan kekuatan
berlatih. Retorika Corax dan Tissias yang kemudian berkembang di Semenanjung Attic
(Yunani), sehingga retorika ini lebih dikenal dengan retorik Attic. Corax menulis
makalah retorika, yang diberi nama Techne Logon (Seni Kata-kata). Walaupun makalah
ini sudah tidak ada, dari para penulis sezaman, kita mengetahui bahwa dalam makalah itu
ia berbicara tentang ‘tekhnik kemungkinan’. Di samping tekhnik kemungkinan Corax
3. meletakkan dasar-dasar organisasi pesan. Ia membagi pidato pada lima bagian :
pembukaan, uraian, argumen, penjelasan tambahan, dan kesimpulan. Dari sini, para ahli
retorika kelak mengembangkan organisasi pidato.
Lain lagi pengertian retorika yang dikemukakan oleh kaum Sofis menjelang akhir
abad ke-5 sebelum Masehi. Tokoh yang menonjol dari golongan ini antara lain Gorgias,
Lycias , Phidias Protogoras, dan Isocrates. Menurut mereka retorika tidak lain dari alat
untuk memenangkan suatu kasus lewat bertutur, asal saja tutur tersebut berdasarkan
petunjuk-petunjuk retorika yang telah digariskan oleh kaum Sofis seperti kepandaian
memainkan ulasan, kefasihan berbahasa, pandai memanfaatkan emosi penanggap tutur,
dan terahir keseluruhan tutur harus ditujukan untuk mencapai kemenangan. Retorika
menurut kaum Sofis ini tidak lain dari sarana tutur yang efektif untuk mencapai suatu
kemenangan. Dalam abad modern ini dasar-dasar retorika Sofis kelihatan dimanfaatkan
dalam hal-hal tertentu seperti propaganda, indoktrinasi, agitasi, kampanye, dan terlihat
juga dalam reklame.
Aristoteles adalah seorang filsup yang menyelamatkan retorika dari pengertian yang
kurang baik sebagai akibat dari ajaran kaum Sofis. Menurut Aristoteles retorika adalah
ilmu yang mengajarkan orang keterampilan menemukan secara persuatif dan objektif
suatu kasus. Retorika bertujuan meyakinkan pihak lain akan kebenaran kasus yang
dibicarakan. Keyakinan akan kebenaran kasus merupakan tujuan akhir. Berbeda dengan
kaum Sofis yang mempunyai tujuan terahir memenangkan kasus.
Dalam hal ini Aristoteles mengemukakan 4 fungsi retorika yaitu :
4. a) Menurut orang mengambil keputusan dalam menghadapi berbagai kemungkinan
memecahkan suatu kasus.
b) Membimbing orang memahami kondisi kejiwaan penanggap tutur.
c) Memimpin orang menganalisis kasus secara sistematis objek untuk menemukan secara
persuasif yang efektif untuk meyakinkan orang,dan
d) Mengajarkan cara-cara yang efektif untuk mempertahankan gagasan.
Untuk meyakinkan orang akan kehadiran retorika sebagai ilmu, Aristoteles telah
menyusun tiga buah buku yang berjudul retorik. Dalam ketiga bukunya itu Aristoteles
telah mengupas secara panjang lebar berbagai masalah yang termasuk ruang lingkup
retorika. Ia menekankan bahwa retorik adalah suatu pokok persoalan (subjek) yang
digambarkan secara sistematis sebagaimana halnya dengan ilmu-ilmu yang lain. Retorika
telah menggariskan prinsip-prinsip filosofis ilmiah untuk mempersuasikan kebenaran
kepada pihak lain. Prinsip-prinsip ini akan membina keterampilan seseorang menemukan
sarana persuasi yang objektif dari suatu kasus.
Pada abad ke-17 retorika mengalami kemunduran. Faktor dilukiskan tanpa hiasan
herbal. Tetapi pada tahun 30-an lahir aliran positivisme yang kembali meminta perhatian
tentang pentingnya mempelajari bagaimana bahasa itu dipergunakan. Sampai abad ke-20,
ajaran-ajaran retorika Aristoteles ini tidak tergoyahkan. Ketentuan-ketentuan retorika
yang telah digariskan oleh Aristoteles setelah 23 abad lebih telah berkembang menjadi
tradisi dalam studi retorika. Oleh sebab itu retorika ini juga disebut retorika tradisional.
Kalau zaman lampau retorika lebih menekankan pada seni berpidato, namun dengan
kemajuan berteknologi misalnya penemuan mesin cetak, peranan retorika dalam wujud
seni pidato merosot dan diganti dengan seni menggunakan bahasa secara tertulis.
5. Pada abad pertengahan retorika kembali melihat pada zaman lampau. Sebagai
unsur hiasan gaya sangat diperhatikan. Semakin banyak hiasan yang dipakai semakin
baik gayanya. Akibatnya, timbul pujaan akan gaya bahasa dan etimologi akan gaya-gaya
bahasa individual. Pada zaman renaisance timbul dua aliran, yaitu aliran humanisme dan
aliran ramisme. Aliran humanisme mengangkat kesuastraan rakyat sebagai suatu prestasi
yang harus diberi penghargan. Sedangkan aliran Ramisme dengan tokohnya Petrus
Ramus atau Pierala Rame mengingatkan bahwa penulis-penulis harus mengembangkan
subjek yang bertalian dengan jenis, macam, sebab, akibat, dispoposio (penyusunan
pidato) sehingga retorika mencakup dua aspek, yaitu jalinan kata-kata dan pembawaan
pidato dengan bahasa lisan atau dengan kata lain pidato. Dengan demikian, akhirnya
pengertian retorika ini tidak lain dari penyempitan pengertian retorika, semua kegiatan
yang memakai bahasa sebagai sarana dasar dapat dikelompokan dalam kegiatan
berbicara. Retorika dapat dibatasi sebagai teori dan praktek kemahiran berbahasa, baik
lisan maupun tulisan. Retorika bertujuan menerangkan kaidah-kaidah yang menjadi
landasan dari menulis dan bertutur untuk menpengaruhi sikap dan perasaan seseorang.
Retorika membicarakan prinsip-prinsip yang fundamental untuk menyusun sebuah
wacana. Perananya cukup penting dalam masyarakat, disamping itu retorika juga
mempunyai peranan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Tanpa kemampuan
berbicara, manusia tidak memiliki peradaban dan kebudayaan.
Public Speaking adalah salah satu bagian dari komunikasi , kita harus memahami
bahwa tujuan komunikasi adalah supaya orang lain mengetahui apa yang anda
sampaikan, melaksanakan apa yang kita mau dan mengikuti apa yang kita katakan. Setiap
profesi memiliki tujuan yang berbeda dalam public speaking. Tentu seorang MC punya
6. tujuan yang berbeda dengan seorang sekretaris, seorang motivator berbicara di depan
umum. Begitu pula dengan pelawak, guru, pemilik usaha, manager atau dosen. Jadi
tanyakan pada diri kita, apa profesi kita dan apa tujuan kita berbicara didepan umum.
B. Retorika dan Pendidikan
Retorika dapat dimanfaatkan secara terencana, maksudnya secara sadar
sebelumnya diarahkan ke suatu tujuan yang jelas. Dalam hal ini pembicara banyak
berpegang pada prinsip-prinsip yang digariskan oleh para ahli retorika. Pemanfaatan
retorika terencana ini misalnya dalam bidang politik, bidang usaha, karyawan bahasa,
bidang kesenian, dan bidang pendidikan. Khususnya dalam bidang pendidikan, para
pendidik dalam tugasnya sadar atau tidak banyak terlibat dengan retorika. Keterlibatan ini
tampak dari usaha memberikan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan. Misalnya bahan
pelajaran yang bagaimanakah yang diperlukan anak didik? Bagaimana cara menyajikan
agar anak didik tertarik? Pemanfaatan retorika secara terarah tampak lebih menonjol pada
proses pengajaran dalam kelas. Dalam proses ini guru berusaha menerapkan prinsip-prinsip
pendidikan yang telah dipelajari sebelumnya. Penerapan ini biasanya sesuai
dengan jenis pelajaran yang disajikan, kondisi anak didik, situasi sekolah, keadaan
ekonomi politik dan sosial yang sedang berlangsung. Misalnya pemakaian bahasa,
pemakaian peraga hendaknya disesuaikan dengan anak didik dan kemampuannya. Semua
usaha yang direncanakan ini merupakan proses penerapan retorika baik dilakukan secara
sadar maupun tidak.
Pengajaran yang tidak memanfaatkan retorika, dapat menimbulkan kebosanan
sehingga perhatian anak didik tidak tercurah pada bahan yang disajikan. Dengan
7. demikian sukar membayangkan kalau bahan-bahan pengajaran itu akan membawa hasil
yang diharapkan. Oleh sebab itu sebaiknya para pendidik memanfaatkan retorika dalam
proses belajar mengajar. Guru yang cakap memanfaatkan retorika dalam tugasnya, disatu
pihak ia akan disenangi oleh anak didiknya dan dilain pihak mereka akan berhasil sebagai
seorang pendidik.
C. Cara Beretorika yang baik
Menurut Larry King “orang sukses adalah pembicara yang sukses dan sebaliknya.
Adakah orang sukses yang tidak dapat mengekspresikan dirinya? Jawabannya adalah
nihil. Mungkin mereka tidak pandai ngobrol atau mungkin tidak dapat bicara di depan
umum, tetapi mereka cukup berbicara dalam suasana sosial cukup berbeda, untuk meraih
kesuksesan. Untuk sebagian orang berbicara di depan umum bukan mejadi hal yang
mudah, tak heran kalau seseorang mengangap bicara adalah momok yang sangat
menakutkan dan memalukan, malah menjadikan orang gugup ketika disuruh berbicara
sehingga sering terjadi kesleo lidah, dan menjadi terpleset kata. Mereka itu hanya orang-orang
yang takut berbicara karena takut salah, atau takut salah untuk mengatakan hal
yang benar.
Tidak ada yang mengatakan Harry Truman sebagai orator ulung, tapi banyak yang
mengganggapnya presiden hebat. Ia adalah pembicara yag baik dalam urusan politik. Ia
bukan pembicara yang memikat, tetapi merupakan komunikator yang baik, karena ia
berusaha agar pembicaranya mudah dipahami. Ia tidak teoritis, tetapi mampu
meluncurkan gagasan yang jelas dan langsung. Tetapi kebanyakan yang paling penting
untuk kita adalah mengefektifkan percakapan sehari-hari, entah dalam kehidupan sehari-
8. hari, atau di ruang publik. Tak ubahnya seorang pembelajar yang mempunyai gaya
belajar yang berbeda-beda. Berbicarapun sama, seseorang mempunyai gaya berbicara
sendiri-sendiri. Seseorang dapat menilai dan memberikan gambaran bahwa gaya bicara
orang berbeda-beda, tetapi masing-masing mempunyai karakteristik tersendiri, dan
mengomentari apakah gaya berbicaranya cocok atau tidak dengan vocal pembicara.
Berbicara adalah hal yang simple sebenarnya berbicara menggunakan otak, lakukan
dengan enjoy, mengikuti zaman, jangan berpikir negatif, mengembangkan unsur-unsur
yang ada seperti warna suara, penyampaian, dan penampilan (performance), dan sikap
komunikator. Anggap lah berbicara adalah kesempatan. Tak usah enggan untuk berbicra
ingat pepatah: “Jika anda tidak merasa ahli berbicara maka yakinlah bahwa anda akan
ahli berbicara, namun jika anda merasa pandai berbicara maka anda dapat melakukan
lebih baik”. Terus berlatih dan kembangkan kemampuan berbicara di mulai berbicara
yang sederhana, dan memperhatikan orang bicara adalah salah satu media untuk belajar
menjadi pembicara yang baik dan dapat lebih dinikmati.
D. Pengertian Pidato
Pidato adalah suatu bentuk perbuatan berbicara di depan umum atau orang dalam
situasi tertentu, untuk tujuan tertentu dan kepada pendengar tertentu pula. Tahap
persiapan piadato yaitu:
a) Memilih topik dan tujuan
Sebelum kita berpidato kita harus mengetahui terlebih dahulu apa yamg akan kita
sampaikan dan tingkah laku apa yang akan diharapkan dari khalayak kita. Dengan
singkat kita memerlukan pokok bahasan (topik) dan tujuan.
9. b) Mengembangkan bahasan
Apabila topik yang baik sudah ditemukan, kita memerlukan keterangan untuk
menunjang topik tersebut. Keterangan penunjang (supporting points) dipergunakan untuk
memperjelas uraian, memperkuat kesan, menambah daya-tarik dan mempermudah
pengertian.
Sesuai dengan cara yang dilakukan waktu persiapan, dapat dikemukakan empat
macam pidato:
1. Pidato Impromtu adalah pidato dadakan tanpa ada persiapan yang matang
2. Pidato Manuskrip pidato dengan menggunakan naskah, dimana juru pidato membacakan
naskah pidato dari awal sampai akhir. Manuskrip ini cocok untuk tokoh nasional, bisa
juga menghindari kesalahan kata – kata / data.
3. Pidato Memoriter adalah pesan pidato ditulis kemudian diingat kata demi kata, seperti
manuskrip
4. Pidato Ekstempore adalah jenis pidato yang paling baik dan paling sering dilakuakan oleh
juru pidato yang mahir.
Ada 3 prinsip penyampaian pidato agar berjalan dengan baik, yaitu :
a. Kontak, melihat langsung pada khalayak dengan cara keseluruhan dan dengan perhatian
terbagi, tidak terpaku pada catatan materi pokok, kontak seperti ini disebut kontak visual
sedangkan kontak mental dengan memperhatikan umpan balik atau respon dari khalayak.
b. Olah vokal, mekanismenya mengubah bunyi menjadi kata, ungkapan atau kalimat.
Karakter dari olah vokal memberikan efek komunikasi
10. c. Olah visual, berkaitan dengan ekspresi pembicara dalam menyampaikan makna, menarik,
perhatian dan menumbuhkan kepercayaan diri dan semangat.
Disamping menyampaikan makna, gerak fisik dapat memelihara dan menarik
perhatian. Jadi 3 hal yang harus diperhatikan dalam penyampaian pidato adalah poise,
pause, pose. Poise artinya kepercayaan diri dan ketenangan, Pause artinya hentian yang
tepat yang menunjukkan olah vokal yang baik, Pose artinya penampilan saat berpidato.