SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 4
Baixar para ler offline
Resume Buku Pengantar Ekonomi Pertanian (Mubyarto)
BAB 6
http://maqsalina.blogspot.com/2014/08/resume-buku-pengantar-ekonomi-pertanian.html
BAB 6. TANAH DALAM PRODUKSI PERTANIAN
A Tanah Sebagai Faktor Produksi
Tanah merupakan salah satu faktor produksi yang memiliki kedudukan paling penting. Hal
ini terbukti dari besarnya balas jasa (sewa bagi hasil) yang sesuai dengan permintaan dan
penawaran tanah dalam masyarakat dan daerah tertentu. Sebagai faktor produksi, tanah
mendapat bagian dari hasil produksi karena jasanya dalam produksi tersebut. Pembayaran atas
jasa produksi ini disebut sewa tanah (rent). Faktor yang mendasari alasan sewa tanah harus
dibayar karena persediaan tanah terbatas, dan penawaran tidak elastis secara sempurna (perfectly
inelastis).
Dengan besarnya permintaan hasil pertanian dan makin banyak petani bersaing untuk
berusahatani, maka makin tinggi pula sewa tanah dan persediaan tanah makin terbatas. Syarat
adanya sewa tanah seperti ini yaitu tanah homogen, mutunya sama, dan karena hal ini
disebabkan kelangkaan maka disebut scarcity rent. Sedangkan menurut David Ricardo
mengenai teorinya sewa tanah diferensial (differential rent) ditunjukkan bahwa tinggi rendahnya
sewa tanah disebabkan oleh kesuburan tanah dan harga dari komoditi yang diproduksikan dari
tanah tersebut. Baik padadifferential rent dan scarcity rent, faktor yang memiliki peran penting
adalah bertambahnya penduduk. Semakin banyak penduduk maka semakin kompleks kebutuhan
yang diperlukan.
B Hubungan Antara Pemilik dan Penggarap Tanah
Semakin bertambahnya penduduk maka hubungan antara pemilik tanah dan penggarap di
bidang pertanian makin lama makin kompleks. Dalam Undang-Undang Pokok Bagi Hasil
(UUPBH) yang berlaku mulai tahun 1960 menganjurkan agar perjanjian diantara keduanya
diadakan scara tertulis dengan tujuan sebagai berikut:
1 Ada jaminan dalam hal waktu penyakapan.
2 Dapat ditentukan secara jelas dan tegas kewajiban masing-masing pihak.
3 Agar pembagian hasil dapat bersifat adil, tanpa ada yang merasa dirugikan.
Namun dalam pelaksanaanya, salah satu kelemahan dari UUPBH adalah ketidakjelasan dalam
pembebanan biaya. Walaupun ketentuan pembebanan biaya dibebankan bersama masing-masing
seperdua, tapi kenyataannya memberatkan petani penyakap.
Jika dalam suatu daerah terdapat petani penyakap yang memerlukan tanah garapan lebih
banyak dari pada persediaan tanah yang ada maka pemilik tanah dapat meminta syarat-syarat
yang lebih berat dibanding daerah yang persedian tanahnya lebih luas. Selain itu, pemilik tanah
akan memilih petani penyakap yang sanggup menawarkan bagi hasil yang menarik, dan yang
lebih rajin dan menunjukkan kesungguhan dalam mengerjakan tanahnya. Dalam pembagian hasil
berhubungan erat dengan kesuburan tanah yang bersangkutan. Jika tanah subur maka pemilik
biasanya mendapat bagian yang lebih dan sebaliknya. Jika tanah tidak subur maka pemilik tanah
hanya dapat sepertiganya saja dari hasil bersih.
C Perpecahan Atau Perpencaran Tanah
Perpecahan tanah adalah pembagian milik seseorang kedalam bidang atau petak-petak kecil
untuk diberikan kepada ahli waris tanah itu. Sedangkan perpencaran tanah adalah kenyataan
adanya sebuah usahatani (dibawah satu managemen) yang terdiri atas beberapa bidang yang
berserakan. Perpecahan dan perpencaran tanah ini disebabkan oleh beberapa hal seperti jual beli,
pewarisan serta hibah perkawinan dan sistem penyakapan. Bagi daerah yang berbukit dimana
sawah harus diatur dengan teras-teras untuk mengatur pengairan maka perserakan sawah tidak
terhindarkan. Tapi didaerah lain alasan perpencahan tanah hanyalah agar anak-anak petani
mendapat bagian warisan. Untuk menghindari masalah tersebut yaitu sebaiknya diatur agar
hanya anak-anak petani yang benar-benar ingin bertani meneruskan usahatani orang tuanya,
sementara anak-anak lainnya mendapatkan bagian warisan berupa uang tunai yang dipinjam dari
Bank atas nama anak petani dengan jaminan tanah yang bersangkutan.
D Konsolidasi Tanah-Tanah Yang Bersangkutan
Konsolidasi merupakan penggabungan petak-petak sawah yang berserakan menjadi satu
atau lebih petak-petak sawah yang lebih besar. Konsolidasibertujuan untuk meningkatkan
efisiensi usahatani dari tanah-tanah pertanian yang berserakan. Pada tahap sekarang, konsolidasi
tanah-tanah di Indonesia belum mendapatkan pemikiran. Yang sudah dikerjakan hanyalah
konsolidasi dalam managemen usahatani dalam arti luas seperti pembelian sarana produksi dan
alat pertanian, pemasaran hasil pertanian dan lain-lain.
E Bentuk Milik Tanah dan Produksi Pertanian
Di indonesia, tanah dibagi menjadi 2 yaitu tanah milik perorangan dan tanah milik bersama
(tanah desa). Tanah desa diusahakan secara bersama demi kepentingan anggota masyarakat desa
itu. Oleh karena itu,setiap masyarakat memiliki hak untuk menguasai tanah yang ada di
daerahnya, seperti hak ulayat, hak pertuanan atau persekutuan yang pelaksananya dilakukan
oleh kepala desa. Menurut Bachtiar Rifa’i (1958) dalam disertasinya yang berjudul hubungan
antara bentuk milik tanah dan tingkat kemakmuran yaitu tingkat kemakmuran diukur dengan
mutu konsumsi bahan makanan baik dari tanaman maupun hewan. Golongan petani penyakap
memiliki tingkat kemakmuran yang lebih tinggi dan lebih stabil dibanding dengan pemilik
sawah.Hal ini disebabkan para petani menggantungkan hidupnya dari tanah sakapnya sehingga
mereka lebih berambisi dan giat mengerjakan tanah sakapnya agar tidak mengecewakan pemilik
tanah, sebaliknya golongan pemilik tanah tidak memiliki dorongan seperti itu.
Perbedaan sistem pemilikan tanah (lend tenure) yaitu sistem tanah yasan (hak milik turun-
temurun) dan tanah kongsen (hak mengerjakan). Tanah kongsen yang tidak lagi digilirkan
sebenarnya sudah hampir mendekati yasan tapi tidak dapat dijual. Tanah kongsen kebanyakan
dapatd diwariskan tapi tidak boleh dipecah-pecah. Tanah yang dapat dijual dan diwariskan
dengan dipecah-pecah, kemungkinan besar menjadi terpusat pada pemilik-pemilik tanah kaya
didesa atau luar desa sehingga mempercepat proses kemelaratan (agricultural ladder).
F Tanah bagi Tanaman-Tanaman Tahunan Perusahaan
Pada zaman kolonial, pemerintahan Belanda berkepentingan menarik modal besar Belanda
dan negara eropa lainnya untuk datang ke Indonesia. Untuk itu, pemerintah harus memberikan
hak-hak mengusahakan tanah yang selain sesuai dengan tanaman tahunan seperti
karet,kopi,kina,dll, juga harus dapat menjamin keuntungan perusahaan yang bersangkutan. Itulah
sebabnya Belanda mengeluarkan Undang-Undang Agraria (1870) meliputi hak sewa turun-
temurun,hak sewa,hak opstal,dll. Namun hak-hak tersebut diubah dengan adanya Undang-
Undang Pokok Agraria (UUPA) menjadi hak guna usaha, hak milik, hak pakai, dll. Demikianlah
setiap sistem hubungan pertanahan harus disesuaikan sewaktu waktu, pada macam tanaman dan
tujuan sosial ekonomi tartentu.
G Pengairan Dan Konservasi Tanah
1 Pengairan
Salah satu faktor yang sangat penting dalam usaha peningkatan produksi pertanian melalui
panca usaha tani adalah pengairan. Karena saluran-saluran irigasi dibuat oleh manusia dengan
biaya dan persediaan tidak selalu cukup memenuhi permintaan maka timbullah persoalan
ekonomi. Irigasi dan pengairan memiliki nilai yang tinggi dimana petani yang memerlukan
bersedia membayarnya. Disamping itu, nilai tanah juga mengalami kenaikan akibat dari
pengairan. Hal ini dapat dibuktikan dengan perbedaan nilai tanah yang dapat diairi dan tanah
yang tidak dapat diairi. Kemudian penemuan bibit-bibit baru, semuanya mutlak membutuhkan
bantuan air dalam penerapannya. Karena sebab-sebab inilah maka rencana pembangunan
ekonomi memberikan prioritas pada pembangunan saluran-saluran irigasi dalam rangka
mempercepat proses pembangunan pertanian.
2 Konservasi tanah
Tanah yang diolah atau dikerjakan secara terus-menerus akan berkurang tingkat
kesuburannya. Untuk meningkatkan kesuburan tanah, petani harus mengadakan rotasi tanaman
dan usaha-usaha konservasi tanah lainnya. Konservasi tanah adalah usaha untuk
mempertahankan efisiensi pengguaan tanah untuk waktu yang selama mungkin tanpa terputus.
Dalam arti yang lebih sempit konservasi ini biasanya mengurangi laju pengusahaan tanah
sekarang untuk memungkinkan pengusahaan yang lebih besar dikemudian hari.
Konservasi tanah tidak sama dengan penggunaan tanah secara ekonomis. Pengertian
ekonomis hanya membandingkan hasil-hasil dan biaya serta manfaat dan pengurbanan
sedangkan konservasi lebih menekankan fungsi tanah dalam arti ekologis. Namun penggunaan
lahan secara ekonomis dan disertai dengan pertimbangan jangka panjang juga dapat disebut
konservasi. Penerapan prinsip ekonomi dalam konservasi tanah yaitu membandingkan hasil dan
biaya pada saat sekarang dan masa yang akan datang.
Marich Maqsalina

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Konflik Agraria dan Pembangunan Desa
Konflik Agraria dan Pembangunan DesaKonflik Agraria dan Pembangunan Desa
Konflik Agraria dan Pembangunan DesaMuhammad Mardhan
 
Multiple cropping dalam koridor sistem pertanian terpadu berkelanjutan pada l...
Multiple cropping dalam koridor sistem pertanian terpadu berkelanjutan pada l...Multiple cropping dalam koridor sistem pertanian terpadu berkelanjutan pada l...
Multiple cropping dalam koridor sistem pertanian terpadu berkelanjutan pada l...rizky hadi
 
PERUBAHAN ALIH FUNGSI LAHAN DARI TANAH PERTANIAN MENJADI TANAH NON PERTANIAN ...
PERUBAHAN ALIH FUNGSI LAHAN DARI TANAH PERTANIAN MENJADI TANAH NON PERTANIAN ...PERUBAHAN ALIH FUNGSI LAHAN DARI TANAH PERTANIAN MENJADI TANAH NON PERTANIAN ...
PERUBAHAN ALIH FUNGSI LAHAN DARI TANAH PERTANIAN MENJADI TANAH NON PERTANIAN ...Law Firm "Fidel Angwarmasse & Partners"
 
Geografi - Alih Fungsi Lahan
Geografi - Alih Fungsi LahanGeografi - Alih Fungsi Lahan
Geografi - Alih Fungsi LahanRania Afifa Dewi
 
Intensifikasi, ekstensifikasi dan diversifikasi
Intensifikasi, ekstensifikasi  dan diversifikasiIntensifikasi, ekstensifikasi  dan diversifikasi
Intensifikasi, ekstensifikasi dan diversifikasiHafshah Zuhairoh
 
Keynote speech menteri pertanian dalam seminar keadulatan pangan
Keynote speech menteri pertanian dalam seminar keadulatan panganKeynote speech menteri pertanian dalam seminar keadulatan pangan
Keynote speech menteri pertanian dalam seminar keadulatan panganZain Corps
 
Issues on food & energy
Issues on food & energyIssues on food & energy
Issues on food & energyUdi Pungut
 
Pemanfaatan lahan kering
Pemanfaatan lahan keringPemanfaatan lahan kering
Pemanfaatan lahan keringFrederick_zihu
 
Alih Fungsi Lahan Terbuka Hijau menjadi Perumahan pada Kawasan Padang Bulan/S...
Alih Fungsi Lahan Terbuka Hijau menjadi Perumahan pada Kawasan Padang Bulan/S...Alih Fungsi Lahan Terbuka Hijau menjadi Perumahan pada Kawasan Padang Bulan/S...
Alih Fungsi Lahan Terbuka Hijau menjadi Perumahan pada Kawasan Padang Bulan/S...BaneDoli
 
Agroteknologi Lahan Kering
Agroteknologi Lahan KeringAgroteknologi Lahan Kering
Agroteknologi Lahan Keringptkartika
 
Bahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian Terpadu
Bahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian TerpaduBahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian Terpadu
Bahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian TerpaduPurwandaru Widyasunu
 
PEMAPARAN AGROFORESTRY
PEMAPARAN AGROFORESTRYPEMAPARAN AGROFORESTRY
PEMAPARAN AGROFORESTRYEDIS BLOG
 

Mais procurados (19)

Konflik Agraria dan Pembangunan Desa
Konflik Agraria dan Pembangunan DesaKonflik Agraria dan Pembangunan Desa
Konflik Agraria dan Pembangunan Desa
 
Multiple cropping dalam koridor sistem pertanian terpadu berkelanjutan pada l...
Multiple cropping dalam koridor sistem pertanian terpadu berkelanjutan pada l...Multiple cropping dalam koridor sistem pertanian terpadu berkelanjutan pada l...
Multiple cropping dalam koridor sistem pertanian terpadu berkelanjutan pada l...
 
PERUBAHAN ALIH FUNGSI LAHAN DARI TANAH PERTANIAN MENJADI TANAH NON PERTANIAN ...
PERUBAHAN ALIH FUNGSI LAHAN DARI TANAH PERTANIAN MENJADI TANAH NON PERTANIAN ...PERUBAHAN ALIH FUNGSI LAHAN DARI TANAH PERTANIAN MENJADI TANAH NON PERTANIAN ...
PERUBAHAN ALIH FUNGSI LAHAN DARI TANAH PERTANIAN MENJADI TANAH NON PERTANIAN ...
 
Geografi - Alih Fungsi Lahan
Geografi - Alih Fungsi LahanGeografi - Alih Fungsi Lahan
Geografi - Alih Fungsi Lahan
 
Alih fungsi lahan
Alih fungsi lahanAlih fungsi lahan
Alih fungsi lahan
 
Intensifikasi, ekstensifikasi dan diversifikasi
Intensifikasi, ekstensifikasi  dan diversifikasiIntensifikasi, ekstensifikasi  dan diversifikasi
Intensifikasi, ekstensifikasi dan diversifikasi
 
Klasifikasi pertanian
Klasifikasi pertanianKlasifikasi pertanian
Klasifikasi pertanian
 
Pertanian Konservasi
Pertanian KonservasiPertanian Konservasi
Pertanian Konservasi
 
Keynote speech menteri pertanian dalam seminar keadulatan pangan
Keynote speech menteri pertanian dalam seminar keadulatan panganKeynote speech menteri pertanian dalam seminar keadulatan pangan
Keynote speech menteri pertanian dalam seminar keadulatan pangan
 
Lahan
LahanLahan
Lahan
 
Ekotan 15
Ekotan 15Ekotan 15
Ekotan 15
 
Issues on food & energy
Issues on food & energyIssues on food & energy
Issues on food & energy
 
Pemanfaatan lahan kering
Pemanfaatan lahan keringPemanfaatan lahan kering
Pemanfaatan lahan kering
 
Alih Fungsi Lahan Terbuka Hijau menjadi Perumahan pada Kawasan Padang Bulan/S...
Alih Fungsi Lahan Terbuka Hijau menjadi Perumahan pada Kawasan Padang Bulan/S...Alih Fungsi Lahan Terbuka Hijau menjadi Perumahan pada Kawasan Padang Bulan/S...
Alih Fungsi Lahan Terbuka Hijau menjadi Perumahan pada Kawasan Padang Bulan/S...
 
Agroteknologi Lahan Kering
Agroteknologi Lahan KeringAgroteknologi Lahan Kering
Agroteknologi Lahan Kering
 
Pertanian berkelanjutan
Pertanian berkelanjutanPertanian berkelanjutan
Pertanian berkelanjutan
 
2.ciri ciri pertanian di indonesia
2.ciri ciri pertanian di indonesia2.ciri ciri pertanian di indonesia
2.ciri ciri pertanian di indonesia
 
Bahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian Terpadu
Bahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian TerpaduBahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian Terpadu
Bahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian Terpadu
 
PEMAPARAN AGROFORESTRY
PEMAPARAN AGROFORESTRYPEMAPARAN AGROFORESTRY
PEMAPARAN AGROFORESTRY
 

Destaque

palabras en ingles con imagenes
palabras en ingles con imagenespalabras en ingles con imagenes
palabras en ingles con imagenesROSALVA AC
 
10 Razones para vivir en un departamento frente al parque
10 Razones para vivir en un departamento frente al parque10 Razones para vivir en un departamento frente al parque
10 Razones para vivir en un departamento frente al parqueCiudaris Inmobiliaria
 
The Brand Gospel of Lady Gaga
The Brand Gospel of Lady GagaThe Brand Gospel of Lady Gaga
The Brand Gospel of Lady GagaJaci Russo
 
02ใบงาน203จริยธรรมการใช้ข้อมูล
02ใบงาน203จริยธรรมการใช้ข้อมูล02ใบงาน203จริยธรรมการใช้ข้อมูล
02ใบงาน203จริยธรรมการใช้ข้อมูลKruJarin Mrw
 
Presentacion quimica analitica
Presentacion quimica analiticaPresentacion quimica analitica
Presentacion quimica analiticadubraskamillan
 
02ใบงาน201ข้อมูลและการจัดการข้อมูล
02ใบงาน201ข้อมูลและการจัดการข้อมูล02ใบงาน201ข้อมูลและการจัดการข้อมูล
02ใบงาน201ข้อมูลและการจัดการข้อมูลKruJarin Mrw
 
Tech, Mobile and Media Outlook 2016
Tech, Mobile and Media Outlook 2016Tech, Mobile and Media Outlook 2016
Tech, Mobile and Media Outlook 2016Philippe Dumont
 
cellmaxx.co.id - Presentasi Produk dan Marketing Plan Cell Maxx Indonesia
cellmaxx.co.id - Presentasi Produk dan Marketing Plan Cell Maxx Indonesiacellmaxx.co.id - Presentasi Produk dan Marketing Plan Cell Maxx Indonesia
cellmaxx.co.id - Presentasi Produk dan Marketing Plan Cell Maxx IndonesiaKamaludin Somanri
 
Meg Griesmer Resume
Meg Griesmer ResumeMeg Griesmer Resume
Meg Griesmer ResumeMeg Griesmer
 
Digital AWARDS 2016. Как выглядит виртуальный музей
Digital AWARDS 2016. Как выглядит виртуальный музейDigital AWARDS 2016. Как выглядит виртуальный музей
Digital AWARDS 2016. Как выглядит виртуальный музейАКМР Corpmedia.ru
 

Destaque (20)

palabras en ingles con imagenes
palabras en ingles con imagenespalabras en ingles con imagenes
palabras en ingles con imagenes
 
Unit Plan Power Point
Unit Plan Power PointUnit Plan Power Point
Unit Plan Power Point
 
Test5807
Test5807Test5807
Test5807
 
10 Razones para vivir en un departamento frente al parque
10 Razones para vivir en un departamento frente al parque10 Razones para vivir en un departamento frente al parque
10 Razones para vivir en un departamento frente al parque
 
The Brand Gospel of Lady Gaga
The Brand Gospel of Lady GagaThe Brand Gospel of Lady Gaga
The Brand Gospel of Lady Gaga
 
02ใบงาน203จริยธรรมการใช้ข้อมูล
02ใบงาน203จริยธรรมการใช้ข้อมูล02ใบงาน203จริยธรรมการใช้ข้อมูล
02ใบงาน203จริยธรรมการใช้ข้อมูล
 
Upeps 2016
Upeps 2016Upeps 2016
Upeps 2016
 
แนะนำหน่วยงาน
แนะนำหน่วยงานแนะนำหน่วยงาน
แนะนำหน่วยงาน
 
REVISED OPENING HOURS
REVISED OPENING HOURSREVISED OPENING HOURS
REVISED OPENING HOURS
 
Kyriakos Μahos
Kyriakos ΜahosKyriakos Μahos
Kyriakos Μahos
 
VTSJournalDec2013_Hymes
VTSJournalDec2013_HymesVTSJournalDec2013_Hymes
VTSJournalDec2013_Hymes
 
Pride Instititue
Pride InstitituePride Instititue
Pride Instititue
 
Presentacion quimica analitica
Presentacion quimica analiticaPresentacion quimica analitica
Presentacion quimica analitica
 
Crt2
Crt2Crt2
Crt2
 
02ใบงาน201ข้อมูลและการจัดการข้อมูล
02ใบงาน201ข้อมูลและการจัดการข้อมูล02ใบงาน201ข้อมูลและการจัดการข้อมูล
02ใบงาน201ข้อมูลและการจัดการข้อมูล
 
Tech, Mobile and Media Outlook 2016
Tech, Mobile and Media Outlook 2016Tech, Mobile and Media Outlook 2016
Tech, Mobile and Media Outlook 2016
 
cellmaxx.co.id - Presentasi Produk dan Marketing Plan Cell Maxx Indonesia
cellmaxx.co.id - Presentasi Produk dan Marketing Plan Cell Maxx Indonesiacellmaxx.co.id - Presentasi Produk dan Marketing Plan Cell Maxx Indonesia
cellmaxx.co.id - Presentasi Produk dan Marketing Plan Cell Maxx Indonesia
 
Meg Griesmer Resume
Meg Griesmer ResumeMeg Griesmer Resume
Meg Griesmer Resume
 
Digital AWARDS 2016. Как выглядит виртуальный музей
Digital AWARDS 2016. Как выглядит виртуальный музейDigital AWARDS 2016. Как выглядит виртуальный музей
Digital AWARDS 2016. Как выглядит виртуальный музей
 
Atropina fx
Atropina fxAtropina fx
Atropina fx
 

Semelhante a Bahan 3

Jurnal penelitian masyarakat adat
Jurnal penelitian masyarakat adatJurnal penelitian masyarakat adat
Jurnal penelitian masyarakat adatfakultashukumuiba
 
Jurnal penelitian Masyarakat Adat
Jurnal penelitian Masyarakat AdatJurnal penelitian Masyarakat Adat
Jurnal penelitian Masyarakat Adaternidiswan
 
1_konsp hukum agraria matakuliah pendaftaran tanah
1_konsp hukum agraria matakuliah pendaftaran tanah1_konsp hukum agraria matakuliah pendaftaran tanah
1_konsp hukum agraria matakuliah pendaftaran tanahMahfudzFT
 
Perda Kab. Padang Pariaman No 14 tahun 2004 tentang Pemanfaatan Lahan Terlant...
Perda Kab. Padang Pariaman No 14 tahun 2004 tentang Pemanfaatan Lahan Terlant...Perda Kab. Padang Pariaman No 14 tahun 2004 tentang Pemanfaatan Lahan Terlant...
Perda Kab. Padang Pariaman No 14 tahun 2004 tentang Pemanfaatan Lahan Terlant...Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman
 
Penguasaan dan Pengusahaan Lahan serta Kemiskinan di Pedesaan.pptx
Penguasaan dan Pengusahaan Lahan serta Kemiskinan di Pedesaan.pptxPenguasaan dan Pengusahaan Lahan serta Kemiskinan di Pedesaan.pptx
Penguasaan dan Pengusahaan Lahan serta Kemiskinan di Pedesaan.pptxSMPranata
 
Tugas sosiologi pedesaan perbedaan pertanian BERPINDAH FEODALISTIK KAPITALIST...
Tugas sosiologi pedesaan perbedaan pertanian BERPINDAH FEODALISTIK KAPITALIST...Tugas sosiologi pedesaan perbedaan pertanian BERPINDAH FEODALISTIK KAPITALIST...
Tugas sosiologi pedesaan perbedaan pertanian BERPINDAH FEODALISTIK KAPITALIST...Joel mabes
 
Pasar Tanah
Pasar TanahPasar Tanah
Pasar TanahTasya S.
 
Tugas pertanahan resume
Tugas pertanahan resumeTugas pertanahan resume
Tugas pertanahan resumeAdyPrabowo1
 
Analisis Perbandingan Tingkat Keefektifan Sistem Kebijakan yang Mendorong In...
Analisis Perbandingan Tingkat Keefektifan Sistem Kebijakan  yang Mendorong In...Analisis Perbandingan Tingkat Keefektifan Sistem Kebijakan  yang Mendorong In...
Analisis Perbandingan Tingkat Keefektifan Sistem Kebijakan yang Mendorong In...Fajar Rian Wulandari
 
Pembangunan pertanian dan usahatani
Pembangunan pertanian dan usahataniPembangunan pertanian dan usahatani
Pembangunan pertanian dan usahataniMuhammad Saddam
 

Semelhante a Bahan 3 (17)

7.faktor produksi tanah
7.faktor produksi tanah7.faktor produksi tanah
7.faktor produksi tanah
 
7.faktor produksi tanah
7.faktor produksi tanah7.faktor produksi tanah
7.faktor produksi tanah
 
Jurnal penelitian masyarakat adat
Jurnal penelitian masyarakat adatJurnal penelitian masyarakat adat
Jurnal penelitian masyarakat adat
 
Jurnal penelitian Masyarakat Adat
Jurnal penelitian Masyarakat AdatJurnal penelitian Masyarakat Adat
Jurnal penelitian Masyarakat Adat
 
1_konsp hukum agraria matakuliah pendaftaran tanah
1_konsp hukum agraria matakuliah pendaftaran tanah1_konsp hukum agraria matakuliah pendaftaran tanah
1_konsp hukum agraria matakuliah pendaftaran tanah
 
Perda Kab. Padang Pariaman No 14 tahun 2004 tentang Pemanfaatan Lahan Terlant...
Perda Kab. Padang Pariaman No 14 tahun 2004 tentang Pemanfaatan Lahan Terlant...Perda Kab. Padang Pariaman No 14 tahun 2004 tentang Pemanfaatan Lahan Terlant...
Perda Kab. Padang Pariaman No 14 tahun 2004 tentang Pemanfaatan Lahan Terlant...
 
Penguasaan dan Pengusahaan Lahan serta Kemiskinan di Pedesaan.pptx
Penguasaan dan Pengusahaan Lahan serta Kemiskinan di Pedesaan.pptxPenguasaan dan Pengusahaan Lahan serta Kemiskinan di Pedesaan.pptx
Penguasaan dan Pengusahaan Lahan serta Kemiskinan di Pedesaan.pptx
 
Faktor produksi alam
Faktor produksi alamFaktor produksi alam
Faktor produksi alam
 
Tugas sosiologi pedesaan perbedaan pertanian BERPINDAH FEODALISTIK KAPITALIST...
Tugas sosiologi pedesaan perbedaan pertanian BERPINDAH FEODALISTIK KAPITALIST...Tugas sosiologi pedesaan perbedaan pertanian BERPINDAH FEODALISTIK KAPITALIST...
Tugas sosiologi pedesaan perbedaan pertanian BERPINDAH FEODALISTIK KAPITALIST...
 
Pasar Tanah
Pasar TanahPasar Tanah
Pasar Tanah
 
Buku tora syahyuti
Buku tora   syahyutiBuku tora   syahyuti
Buku tora syahyuti
 
1 kajian
1 kajian1 kajian
1 kajian
 
Ciri
CiriCiri
Ciri
 
Tugas pertanahan resume
Tugas pertanahan resumeTugas pertanahan resume
Tugas pertanahan resume
 
Konsesi Mencaplok Sawah Food Estate Mematikan Petani
Konsesi Mencaplok Sawah Food Estate Mematikan PetaniKonsesi Mencaplok Sawah Food Estate Mematikan Petani
Konsesi Mencaplok Sawah Food Estate Mematikan Petani
 
Analisis Perbandingan Tingkat Keefektifan Sistem Kebijakan yang Mendorong In...
Analisis Perbandingan Tingkat Keefektifan Sistem Kebijakan  yang Mendorong In...Analisis Perbandingan Tingkat Keefektifan Sistem Kebijakan  yang Mendorong In...
Analisis Perbandingan Tingkat Keefektifan Sistem Kebijakan yang Mendorong In...
 
Pembangunan pertanian dan usahatani
Pembangunan pertanian dan usahataniPembangunan pertanian dan usahatani
Pembangunan pertanian dan usahatani
 

Bahan 3

  • 1. Resume Buku Pengantar Ekonomi Pertanian (Mubyarto) BAB 6 http://maqsalina.blogspot.com/2014/08/resume-buku-pengantar-ekonomi-pertanian.html BAB 6. TANAH DALAM PRODUKSI PERTANIAN A Tanah Sebagai Faktor Produksi Tanah merupakan salah satu faktor produksi yang memiliki kedudukan paling penting. Hal ini terbukti dari besarnya balas jasa (sewa bagi hasil) yang sesuai dengan permintaan dan penawaran tanah dalam masyarakat dan daerah tertentu. Sebagai faktor produksi, tanah mendapat bagian dari hasil produksi karena jasanya dalam produksi tersebut. Pembayaran atas jasa produksi ini disebut sewa tanah (rent). Faktor yang mendasari alasan sewa tanah harus dibayar karena persediaan tanah terbatas, dan penawaran tidak elastis secara sempurna (perfectly inelastis). Dengan besarnya permintaan hasil pertanian dan makin banyak petani bersaing untuk berusahatani, maka makin tinggi pula sewa tanah dan persediaan tanah makin terbatas. Syarat adanya sewa tanah seperti ini yaitu tanah homogen, mutunya sama, dan karena hal ini disebabkan kelangkaan maka disebut scarcity rent. Sedangkan menurut David Ricardo mengenai teorinya sewa tanah diferensial (differential rent) ditunjukkan bahwa tinggi rendahnya sewa tanah disebabkan oleh kesuburan tanah dan harga dari komoditi yang diproduksikan dari tanah tersebut. Baik padadifferential rent dan scarcity rent, faktor yang memiliki peran penting adalah bertambahnya penduduk. Semakin banyak penduduk maka semakin kompleks kebutuhan yang diperlukan. B Hubungan Antara Pemilik dan Penggarap Tanah Semakin bertambahnya penduduk maka hubungan antara pemilik tanah dan penggarap di bidang pertanian makin lama makin kompleks. Dalam Undang-Undang Pokok Bagi Hasil (UUPBH) yang berlaku mulai tahun 1960 menganjurkan agar perjanjian diantara keduanya diadakan scara tertulis dengan tujuan sebagai berikut: 1 Ada jaminan dalam hal waktu penyakapan. 2 Dapat ditentukan secara jelas dan tegas kewajiban masing-masing pihak. 3 Agar pembagian hasil dapat bersifat adil, tanpa ada yang merasa dirugikan. Namun dalam pelaksanaanya, salah satu kelemahan dari UUPBH adalah ketidakjelasan dalam pembebanan biaya. Walaupun ketentuan pembebanan biaya dibebankan bersama masing-masing seperdua, tapi kenyataannya memberatkan petani penyakap. Jika dalam suatu daerah terdapat petani penyakap yang memerlukan tanah garapan lebih banyak dari pada persediaan tanah yang ada maka pemilik tanah dapat meminta syarat-syarat yang lebih berat dibanding daerah yang persedian tanahnya lebih luas. Selain itu, pemilik tanah akan memilih petani penyakap yang sanggup menawarkan bagi hasil yang menarik, dan yang lebih rajin dan menunjukkan kesungguhan dalam mengerjakan tanahnya. Dalam pembagian hasil
  • 2. berhubungan erat dengan kesuburan tanah yang bersangkutan. Jika tanah subur maka pemilik biasanya mendapat bagian yang lebih dan sebaliknya. Jika tanah tidak subur maka pemilik tanah hanya dapat sepertiganya saja dari hasil bersih. C Perpecahan Atau Perpencaran Tanah Perpecahan tanah adalah pembagian milik seseorang kedalam bidang atau petak-petak kecil untuk diberikan kepada ahli waris tanah itu. Sedangkan perpencaran tanah adalah kenyataan adanya sebuah usahatani (dibawah satu managemen) yang terdiri atas beberapa bidang yang berserakan. Perpecahan dan perpencaran tanah ini disebabkan oleh beberapa hal seperti jual beli, pewarisan serta hibah perkawinan dan sistem penyakapan. Bagi daerah yang berbukit dimana sawah harus diatur dengan teras-teras untuk mengatur pengairan maka perserakan sawah tidak terhindarkan. Tapi didaerah lain alasan perpencahan tanah hanyalah agar anak-anak petani mendapat bagian warisan. Untuk menghindari masalah tersebut yaitu sebaiknya diatur agar hanya anak-anak petani yang benar-benar ingin bertani meneruskan usahatani orang tuanya, sementara anak-anak lainnya mendapatkan bagian warisan berupa uang tunai yang dipinjam dari Bank atas nama anak petani dengan jaminan tanah yang bersangkutan. D Konsolidasi Tanah-Tanah Yang Bersangkutan Konsolidasi merupakan penggabungan petak-petak sawah yang berserakan menjadi satu atau lebih petak-petak sawah yang lebih besar. Konsolidasibertujuan untuk meningkatkan efisiensi usahatani dari tanah-tanah pertanian yang berserakan. Pada tahap sekarang, konsolidasi tanah-tanah di Indonesia belum mendapatkan pemikiran. Yang sudah dikerjakan hanyalah konsolidasi dalam managemen usahatani dalam arti luas seperti pembelian sarana produksi dan alat pertanian, pemasaran hasil pertanian dan lain-lain. E Bentuk Milik Tanah dan Produksi Pertanian Di indonesia, tanah dibagi menjadi 2 yaitu tanah milik perorangan dan tanah milik bersama (tanah desa). Tanah desa diusahakan secara bersama demi kepentingan anggota masyarakat desa itu. Oleh karena itu,setiap masyarakat memiliki hak untuk menguasai tanah yang ada di daerahnya, seperti hak ulayat, hak pertuanan atau persekutuan yang pelaksananya dilakukan oleh kepala desa. Menurut Bachtiar Rifa’i (1958) dalam disertasinya yang berjudul hubungan antara bentuk milik tanah dan tingkat kemakmuran yaitu tingkat kemakmuran diukur dengan mutu konsumsi bahan makanan baik dari tanaman maupun hewan. Golongan petani penyakap memiliki tingkat kemakmuran yang lebih tinggi dan lebih stabil dibanding dengan pemilik sawah.Hal ini disebabkan para petani menggantungkan hidupnya dari tanah sakapnya sehingga mereka lebih berambisi dan giat mengerjakan tanah sakapnya agar tidak mengecewakan pemilik tanah, sebaliknya golongan pemilik tanah tidak memiliki dorongan seperti itu. Perbedaan sistem pemilikan tanah (lend tenure) yaitu sistem tanah yasan (hak milik turun- temurun) dan tanah kongsen (hak mengerjakan). Tanah kongsen yang tidak lagi digilirkan sebenarnya sudah hampir mendekati yasan tapi tidak dapat dijual. Tanah kongsen kebanyakan
  • 3. dapatd diwariskan tapi tidak boleh dipecah-pecah. Tanah yang dapat dijual dan diwariskan dengan dipecah-pecah, kemungkinan besar menjadi terpusat pada pemilik-pemilik tanah kaya didesa atau luar desa sehingga mempercepat proses kemelaratan (agricultural ladder). F Tanah bagi Tanaman-Tanaman Tahunan Perusahaan Pada zaman kolonial, pemerintahan Belanda berkepentingan menarik modal besar Belanda dan negara eropa lainnya untuk datang ke Indonesia. Untuk itu, pemerintah harus memberikan hak-hak mengusahakan tanah yang selain sesuai dengan tanaman tahunan seperti karet,kopi,kina,dll, juga harus dapat menjamin keuntungan perusahaan yang bersangkutan. Itulah sebabnya Belanda mengeluarkan Undang-Undang Agraria (1870) meliputi hak sewa turun- temurun,hak sewa,hak opstal,dll. Namun hak-hak tersebut diubah dengan adanya Undang- Undang Pokok Agraria (UUPA) menjadi hak guna usaha, hak milik, hak pakai, dll. Demikianlah setiap sistem hubungan pertanahan harus disesuaikan sewaktu waktu, pada macam tanaman dan tujuan sosial ekonomi tartentu. G Pengairan Dan Konservasi Tanah 1 Pengairan Salah satu faktor yang sangat penting dalam usaha peningkatan produksi pertanian melalui panca usaha tani adalah pengairan. Karena saluran-saluran irigasi dibuat oleh manusia dengan biaya dan persediaan tidak selalu cukup memenuhi permintaan maka timbullah persoalan ekonomi. Irigasi dan pengairan memiliki nilai yang tinggi dimana petani yang memerlukan bersedia membayarnya. Disamping itu, nilai tanah juga mengalami kenaikan akibat dari pengairan. Hal ini dapat dibuktikan dengan perbedaan nilai tanah yang dapat diairi dan tanah yang tidak dapat diairi. Kemudian penemuan bibit-bibit baru, semuanya mutlak membutuhkan bantuan air dalam penerapannya. Karena sebab-sebab inilah maka rencana pembangunan ekonomi memberikan prioritas pada pembangunan saluran-saluran irigasi dalam rangka mempercepat proses pembangunan pertanian. 2 Konservasi tanah Tanah yang diolah atau dikerjakan secara terus-menerus akan berkurang tingkat kesuburannya. Untuk meningkatkan kesuburan tanah, petani harus mengadakan rotasi tanaman dan usaha-usaha konservasi tanah lainnya. Konservasi tanah adalah usaha untuk mempertahankan efisiensi pengguaan tanah untuk waktu yang selama mungkin tanpa terputus. Dalam arti yang lebih sempit konservasi ini biasanya mengurangi laju pengusahaan tanah sekarang untuk memungkinkan pengusahaan yang lebih besar dikemudian hari. Konservasi tanah tidak sama dengan penggunaan tanah secara ekonomis. Pengertian ekonomis hanya membandingkan hasil-hasil dan biaya serta manfaat dan pengurbanan sedangkan konservasi lebih menekankan fungsi tanah dalam arti ekologis. Namun penggunaan lahan secara ekonomis dan disertai dengan pertimbangan jangka panjang juga dapat disebut konservasi. Penerapan prinsip ekonomi dalam konservasi tanah yaitu membandingkan hasil dan biaya pada saat sekarang dan masa yang akan datang.