Sistem reproduksi manusia terdiri atas organ reproduksi pria dan wanita. Organ reproduksi pria meliputi testis, epididimis, vas deferens, kelenjar prostat, dan penis. Organ reproduksi wanita meliputi ovarium, tuba falopi, rahim, dan alat kelamin eksternal. Kedua sistem berperan dalam produksi dan pengeluaran gamet untuk proses reproduksi.
2. Kata pengantar
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan
rahmat dan ridha-Nya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan
makalah ini. Terima kasih tak lupa kami ucapkan pada semua pihak yang ikut serta
mendukung atas pembuatan makalah ini sehingga makalah ini dapat selesai tepat
pada waktunya. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih
banyak kekurangan juga jauh dari sempurna, oleh sebab itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga dengan
Terselesaikannya makalah ini dapat memberikan ilmu, informasi, pengetahuan,
dan wawasan baru yang bermanfaat, guna untuk mengembangkan wawasan dan
peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua. Amin.
1
3. Daftar Isi…
Kata Pengantar 1
Daftar Isi 2
BAB I (Pendahuluan) 3
1.1 Latar Belakang 3
1.2 Tujuan 3
BAB II (Pembahasan) 4
2.1 Sistem Reproduksi Manusia 4
2.2 Sistem Reproduksi Pria 4
2.3 Organ Reproduksi 4
2.4 Organ Reproduksi Dalam 4
2.4.1 Saluran Pengeluaran 5
2.4.2 Kelenjar Aksesoris 6
2.5 Organ Reproduksi Luar 7
2.6 Spermatogonesis 8
2.7 Gangguan pada Sistem Reproduksi Pria 9
2.8 Sistem Reproduksi Wanita 9
2.9 Alat Kelamin Luar (Genetalia Externa) 11
2.9.1 Hymen Menurut Bentuknya 11
2.10 Alat Kelamin Dalam (Genetalia Interna) 12
2.10.1 Produksi Telur Pada Wanita Sesuai Usia 12
2.10.2 Perbedaan Ovarium 12
2.10.3 Perbedaan Tuba Falopii 13
2.10.4 Fungsi-fungsi Rahim 13
2.10.5 Bagian-bagian Uterus 13
2.10.6 Bentuk dan Ukuran Uterus 14
2.10.7 Panjang Uterus 14
2.10.8 Panjang Corpus Uteri terhadap Cervix Uteri 14
2.10.9 Letak Uterus 14
2.11 Gangguan Pada Sistem Reproduksi Wanita 17
2.12 Anatomi Payudara 18
2.13.1 Bagian-bagian Payudara 18
2.13.2 Bentuk-bentuk Putting Payudara 19
2.13 Gangguan Pada Payudara 19
BAB III (Penutup) 21
3.1 Kesimpulan 21
Daftar Pustaka 22
2
4. BAB I
Pendahuluan
Latar Belakang
Sistem reproduksi adalah suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam
organisme yang dipergunakan untuk berkembang biak. Sistem reproduksi pada suatu
organisme berbeda antara pria dan wanita.
Sebagai mahasiswa kebidanan semester 1, mahasiswa di haruskan mempelajari
anatomi dan fisiologi Sistem Reproduksi Manusia. Yaitu guna memenuhi kompetensi
mahasiswa kebidanan untuk profesinya kelak.
Tujuan
Dengan dibuatnya makalah ini bertujuan menyelesaikan tugas yang diberikan oleh
dosen Anatomi (dr. Walyanah), serta sekaligus kami dituntut untuk belajar, memahami, serta
mempelajari mengenai Sistem Reproduksi Manusia demi memenuhi kompetensi kami sebagai
mahasiswa Kebidanan semester 1 STIKes Mahardika Cirebon. Juga bertujuan memberi ilmu
pengetahuan mengenai Sistem Reproduksi Manusia kepada pembaca khususnya teman-teman
sesama mahasiswa kebidanan semester 1. Penulis berharap makalah ini bermanfaat bagi kita
semua. Amin.
3
5. BAB II
Pembahasan
Sistem Reproduksi Manusia
Sistem reproduksi berkaitan dengan kelangsungan keberadaan spesies manusia, oleh karena itu
sistem ini berbeda dengan sistem yang lainnya yang berhubungan dengan homeostatis dan kemampuan
bertahan hidup manusia. Proses reproduksi meliputi maturasi seksual (perangkat fisiologis untuk
reproduksi), pembentukan gamet (spermatozoa dan ovum), fertilisasi (penyatuan gamet), kehamilan
dan laktasi.
Sistem Reproduksi Pria
Organ Reproduksi
Organ reproduksi pria terdiri atas organ reproduksi dalam dan organ reproduksi luar
1. Organ Reprodusi Dalam
Testis
Testis (gonad jantan) Adalah organ lunak berbentuk oval dengan panjang 4-5 cm dan diameter
2,5 cm yang terletak di dalam kantung pelir (skrotum). Testis berjumlah sepasang (testes = jamak). Testis
terdapat di bagian tubuh sebelah kiri dan kanan. Testis kiri dan kanan dibatasi oleh suatu sekat yang
terdiri dari serat jaringan ikat dan otot polos.
Fungsi testis secara umum merupakan alat untuk memproduksi sperma dan hormon kelamin jantan
yang disebut testoteron. Di bagian kelenjar testis ada beberapa bagian , yaitu :
a) Tunika albuginea , yaitu kapsul yang membungkus testis yang merentang ke arah dalam
yang terdiri dari sekitar 250 lobulus.
b) Tubulus seminiferus , yaitu tempat berlangsungnya sperma togenesis yang terlilit dalam
lobules. di dalamnya terdapat sertoli yang fungsinya adalah memberi nutrisi pada sperma
tozoa yang sedang berkembang , pembentukan hormone testosterone dan estrogen serta
produksi hormone inhibin ( negative feedback ) sehingga fesh turun .
c) Duktus, yang membawa sperma masuk dari testis ke bagian exterior tubuh . Dalam testis
sperma bergerak ke lumen tubulus seminiferus , kemudian menuju tubulus rekti , kemudian
menuju jaringan-jaringan kanal testis yang bersambung dengan 10-15 duktus deferen yang
muncul dari bagian testis.
4
6. Saluran Pengeluaran
Saluran pengeluaran pada organ reproduksi dalam pria terdiri dari epididimis, vas deferens,
saluran ejakulasi dan uretra
A. Epididimis
Epididimis merupakan tuba terlilit dengan saluran berkelok-kelok yang panjangnya 4-6
meter yang terletak di dalam skrotum yang keluar dari testis. Epididimis berjumlah sepasang di
sebelah kanan dan kiri. Epididimis berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara sperma
sampai sperma menjadi matang dan bergerak menuju vas deferens. . Epididimis menyimpan sperma
dan mapu mempertrahankanya sampai 6minggu . selama 6 minggu ini sperma akan menjadi motil ,
matur , sempurna dan mampu melakukan fertilisasi .
B. Vas deferens
Vas deferens atau saluran sperma (duktus deferens) merupakan saluran lurus yang
mengarah ke atas dan merupakan lanjutan dari epididimis. Vas deferens tidak menempel pada testis
dan ujung salurannya terdapat di dalam kelenjar prostat. Vas deferens berfungsi sebagai saluran
tempat jalannya sperma dari epididimis menuju kantung semen atau kantung mani (vesikula
seminalis). Duktus deferens terletak dalam korda spermatic yang mengandung pembuluh darah dan
pembuluh limfatik , syaraf SSO , otot kresmater dan jaringan ikat . duktus ini mengalir di balik
kandung kemih bagian bawah untuk bergabung dengan duktus ejaculator.
C. Saluran ejakulasi (Duktus Ejaculator)
Saluran ejakulasi merupakan saluran pendek yang menghubungkan kantung semen dengan
uretra. Saluran ini berfungsi untuk mengeluarkan sperma agar masuk ke dalam uretra.
Merupakan tempat pertemuan pembesaran ( ampula ) di bagian kedua ujung duktus deferen dan
duktus dari vesika seminalis . panjang mencapai sekitar 2cm dan menembus kelenjar postat untuk
bergabung dengan uretra yang berasal dari kandung kemih.
D. Uretra
Uretra merupakan saluran akhir reproduksi yang terdapat di dalam penis. Uretra berfungsi
sebagai saluran kelamin yang berasal dari kantung semen dan saluran untuk membuang urine dari
kantung kemih dan sperma.
5
7. Kelenjar Asesoris
Selama sperma melalui saluran pengeluaran, terjadi penambahan berbagai getah kelamin yang
dihasilkan oleh kelenjar asesoris. Getah-getah ini berfungsi untuk mempertahankan kelangsungan hidup
dan pergerakakan sperma. Kelenjar asesoris merupakan kelenjar kelamin yang terdiri dari vesikula
seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar Cowper.
1. Vesikula seminalis (Vesikel Seminalis)
Vesikula seminalis atau kantung semen (kantung mani) merupakan kelenjar berlekuk-lekuk
(Terkonvulsi) yang terletak di belakang kantung kemih dan bermuara di dalam duktus ejaculator yang
kemudian menghasilkan secret berupa airan kental dan basah yang kaya akan fruktosa, yang berfungsi
untuk melindungi dan memberi nutrisi sperma, meningkatkan PH ejakulat dan mengandung
prostaglandin yag menyebabkan gerakan spermatozoa lebih cepat . Dinding vesikula seminalis
menghasilkan zat makanan yang merupakan sumber makanan bagi sperma.
2. Kelenjar prostat
Kelenjar prostat mengeluarkan cairan basa yang menyerupai susu yang menetralisir asiditas
vagina selama senggama dan meningkatkan motilitas sperma yang optimum pada PH 6.0 sampai 6.5
Kelenjar ini membesar saat remaja dan mencapai ukuran optimalnya usia 20 tahun. Pada banyak lelaki
ukuranya bertambah besar seiring bertambahnya usia, sehingga saat berusia tujuh puluhan tahun dua
pertiga dari semua laki-laki mengalami pembesaran prostat yang menganggu perkemihan. Kelenjar
prostat melingkari bagian atas uretra dan terletak di bagian bawah kantung kemih. Kelenjar prostat
menghasilkan getah yang mengandung kolesterol, garam dan fosfolipid yang berperan untuk
kelangsungan hidup sperma.
3. Kelenjar Cowper
Kelenjar Cowper (kelenjar bulbouretra) adalah sepasang kelenjar kecil yang ukurannya dan
bentuknya menyerupai kacang polong. Kelenjar ini mensekresi ciran basah yang mengandung mucus
kedalam uretra penis untuk melumasi dan melindungi serta ditambahkan pada semen (spermatozoa +
secret). Kelenjar cowper merupakan kelenjar yang salurannya langsung menuju uretra. Kelenjar Cowper
menghasilkan getah yang bersifat alkali (basa).
6
8. 2. Organ Reproduksi Luar
Organ reproduksi luar pria terdiri dari penis dan skrotum.
Penis
Penis, adalah organ yang berfungsi untuk tempat keluar urine, semen serta sebagai organ
kopulasi. Penis terdiri dari 3 bagian, yaitu akar, badan dan glans penis yang banyak mengandung ujung-
ujung syaraf sensorik. Badan penis dibentuk dari 3 massa jaringan erektil silindris, yang terdiri dari 2
korpus kavernosum dan satu korpus spongiusum ventral disekitar uretra.
Penis terdiri dari tiga rongga yang berisi jaringan spons. Dua rongga yang terletak di bagian atas
berupa jaringan spons korpus kavernosa. Satu rongga lagi berada di bagian bawah yang berupa jaringan
spons korpus spongiosum yang membungkus uretra. Uretra pada penis dikelilingi oleh jaringan erektil
yang rongga-rongganya banyak mengandung pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa. Bila ada
suatu rangsangan, rongga tersebut akan terisi penuh oleh darah sehingga penis menjadi tegang dan
mengembang (ereksi).
Mekanisme ereksi penis
Ereksi adalah salah satu fungsi vascular korpus kavernosum di bawah pengendalian system
syaraf otak. Jika penis lunak maka stimulus simpatis terhadap arterial penis menyebabkan
kontriksi sebagian organ ini, sehingga aliran darah melalui penis tetap hanya sedikit. Saat
stimulasi mental atau seksual, stimulasi parasimpatis menyebabkan vasodilatasi arterial yang
memasuki penis sehingga lebih banyak darah yang memasuki vena dibandingkan yang dapat
didrainase vena. Sinusoid korpus kavernosum berdistensi karena berisi darah dan menekan vena
yang dikelilingi tunika albugiena nonditensi. Setelah ejakulasi, impuls simpatis menyebabkan
terjadinya vasokontriksi arteri dan darah akan mengalir ke vena untuk di bawah menjauhi
korpus. Penis mengalami detumesensi, atau kembali ke kondisi lunak.
Ejakulasi
Adalah saat pengeluaran sperma yang merupakan titik kulminasi aksi seksual pada laki-laki.
Semen diejakulasi melalui serangkaian semprotan. Impuls simpatis dari pusat reflek medulla
spinalis menjalar disepanjang syaraf spinal lumbal (L1 dan L2) menunju organ dan menyebabkan
kontriksi peristaltic dalam duktus testis, epididimis, dan duktus deferen. Kontraksi ini
menggerakkan sperma disepanjang saluran. Impuls pada parasimpatis menjalar pada saraf
pundedal dan menyebabkan otot bulbokavernosum pada dasar penis berkontraksi secara
berirama. Kontraksi yang stimulan pada vesika seminlais, prostat dan kelenjar bulbouretral
menyebabkan terjadinya sekresi cairan seminal yang bercampur dengan sperma untuk
membentuk semen.
Kuantitas dan komposisi semen
Volume ejakulasi berkisar antara 1 ml – 10 ml dan rata-rata 3 ml. Semen terdiri dari 90% air
mengandung 50-120 juta sperma per ml. Volume sperma mencapai 5% volume semen.
Bagian pertama ejakulasi mengandung spermatozoa, cairan epididimal, dan sekresi kelenjar prostat
dan bulbouretra. Bagian terakhir ejakulasi berisi sekresi dari vesikal seminalis.
Setelah ejakulasi, spermatozoa bertahan hidup hanya 24-27 jam dalam saluran reproduksi
perempuan. Sperma dapat disimpan beberapa hari pada suhu rendah atau dibekukan jika akan
disimpan lebih dari satu tahun. Spermatozoa bergerak dengan ekornya 1-4 mm/mt.
Skrotum
Skrotum (kantung pelir) merupakan kantong longgar yang tersusun atas kulit, fasia, dan otot
polos yang membungkus dan menopang testis di luar tubuh yang pada suhu optimum untuk produksi
spermato-zoa. Skrotum berjumlah sepasang, yaitu skrotum kanan dan skrotum kiri. Di antara skrotum
kanan dan skrotum kiri dibatasi oleh sekat yang berupa jaringan ikat dan otot polos (otot dartos). Otot
7
9. dartos berfungsi untuk menggerakan skrotum sehingga dapat mengerut dan mengendur. Di dalam
skrotum juga tedapat serat-serat otot yang berasal dari penerusan otot lurik dinding perut yang disebut
otot kremaster. Otot ini bertindak sebagai pengatur suhu lingkungan testis agar kondisinya stabil. Proses
pembentukan sperma (spermatogenesis) membutuhkan suhu yang stabil, yaitu beberapa derajat lebih
rendah daripada suhu tubuh.
Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah proses perkembangan spermatogonia menjadi spermatozoa dan
berlangsung sekitar 64 hari ( lebih atau kurang 4 hari). Spermatogonia terletak berdekatan dengan
membrane basalis tubulus seminiferus yang berproliferasi melalui mitosis dan berdiferensiasi menjadi
spermatosis primer. Setelah itu mengalami pembelaan meiosis untuk membentuk 2 spermatosit
sekunder. Tahap akhir spermatogenesis adalah maturasi spermatid menjadi spermatozoa (sperma).
Sperma matur memiliki 1 kepala, 1 badan ,1 flagelum(ekor).
Kepala berisi nucleus dan dilapisi akrosom (tutup kepala) yang mengandung enzim diperlukan untuk
menembus ovum.
Badan mengandung mitochondria yang memproduksi ATP yang diperlukan untuk pergerakan.
Goyangan flagellum mengakibatkan motilitas sperma (untuk berenang).
Spermatogenesis terjadi di dalam di dalam testis, tepatnya pada tubulus seminiferus. Spermatogenesis
mencakup pematangan sel epitel germinal dengan melalui proses pembelahan dan diferensiasi sel, yang
mana bertujuan untuk membentu sperma fungsional. Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus
yang kemudian disimpan di epididimis.
8
10. Gangguan pada Sistem Reproduksi Pria
A. Hipogonadisme: Hipogonadisme adalah penurunan fungsi testis yang disebabkan oleh
gangguan interaksi hormon, seperti hormon androgen dan testoteron. Gangguan ini
menyebabkan infertilitas, impotensi dan tidak adanya tanda-tanda kepriaan.
Penanganan dapat dilakukan dengan terapi hormon.
B. Kriptorkidisme: Kriptorkidisme adalah kegagalan dari satu atau kedua testis untuk turun
dari rongga abdomen ke dalam skrotum pada waktu bayi. Hal tersebut dapat ditangani
dengan pemberian hormon human chorionic gonadotropin untuk merangsang
terstoteron. Jika belum turun juga, dilakukan pembedahan.
C. Uretritis: Uretritis adalah peradangan uretra dengan gejala rasa gatal pada penis dan
sering buang air kecil. Organisme yang paling sering menyebabkan uretritis adalah
Chlamydia trachomatis, Ureplasma urealyticum atau virus herpes.
D. Prostatitis: Prostatitis adalah peradangan prostat. Penyebabnya dapat berupa bakteri,
seperti Escherichia coli maupun bukan bakteri.
E. Epididimitis: Epididimitis adalah infeksi yang sering terjadi pada saluran reproduksi pria.
Organisme penyebab epididimitis adalah E. coli dan Chlamydia.
F. Orkitis: Orkitis adalah peradangan pada testis yang disebabkan oleh virus parotitis. Jika
terjadi pada pria dewasa dapat menyebabkan infertilitas.
Sistem Reproduksi Wanita
Sistem reproduksi perempuan terdiri atas genetalia externa dan genetalia interna.
1.Alat Kelamin Luar (Genetalia Externa)
Genetalia eksternal secara kesatuan disebut vulva atau pudendum.
1. Mons pubis (mons veneris)
Mons Pubis adalah bagian yg menonjol dan terdiri dari jaringan lemak yg menutupi bagian
depan simpisis pubis. Fungsi Mons pubis adalah sebagai pelindung terhadap benturan-benturan dari
luar dan dapat menghindari infeksi dari luar. Setelah pubertas kulit dari mons veneris tertutup oleh
rambut.
2. Labia Mayora (Bibir mayor/besar)
Labia Mayora adalah 2 lapisan kulit longitudinal (sinistra & dextra). Berbentuk lonjong dan
menonjol yang merentang ke bawah berasal dr mons veneris. Labia majora sisistra dan dextra
bersatu (pada sisi posterior perineum) di sebelah belakang dan merupakan batas depan dari
perenium, disebut: Commisura Posterior (Frunullum). Bagian luar labia mayora terdiri dari kulit
berambut, kelenjar lamak, dan kelenjar keringat. Bagian dalamnya tidak berambut dan mengandung
kelenjar lemak. Labium mayor homoloog dengan skrotum pada alat kelamin pria.
3. Labia Minora (bibir minor/kecil)
Labia Minora adalah lipatan kulit diantara labium mayora, kedua lipatan tersebut (kiri &
kanan) bertemu di atas (prepitium clitoris) dan di bawah clitoris (frenulum clitoridis). Labium mayora
mengandung kelenjar sebasea dan beberapa kelanjar keringat.
9
11. 4. Clitoris
Clitoris analog dengan penis pada pria, tetapi lebih kecil dan tidak memiliki mulut uretra.
Klitoris terdiri terdiri dr 2 krura (akar), satu batang (korpus) dan satu glans clitoris bundar yang
banyak mengandung banyak ujung syaraf dan pembuluh-pembuluh darah yg sangat sensitif. Batang
klitoris mengandung dua korpora kavernosum yang tersusun dari jaringan erektil. Saat mengembung
dengan darah selama eksitasi seksual, Bagian ini bertanggung jawab untuk reaksi klitoris.
5. Vestibulum (Vestibula)
Vestibulum (Vestibula) adalah area yang dikelilingi oleh labia minora yang menutupi mulut
uretra, mulut vagina dan duktus kelenjar bartholini.(kelenjar bartholini homolog dengan kelenjar
bolbouretral pada pria). Kelenjar ini memproduksi beberapa tetes sekresi mukus untuk membantu
melumasi orifisium vaginal seksual. Gl. Vestibularis majoris Bartholini (Merupakan kelenjar
terpenting di daerah vulva dan vagina dan mengeluarkan secret murcus terutama pada waktu
coitus).
Pada vestibulum terdapat muara-muara dari vagina uretra dan terdapat 4 lubang kecil yaitu:
› 2 muara dr kelenjar Bartholini
› 2 muara dr kelenjar Skene
Kelenjar-kelenjar ini akan mengeluarkan cairan pada saat permainan pendahuluan dalam
hubungan seks sehingga memudahkan penetrasi penis.
Bulbura vestibular adalah massa jaringan erektil dalam disubstansi jaringan labial.
Bagian ini sebanding dengan corpora spongiosum penis.
6. Orivisium uretra
Orivisium uretra adalah jalur keluar urine dr kandung kemih, tapi lateralnya mengandung duktus
untuk kelenjar parauretral (skene) yang dianggap homolog dengan kelenjar prostat pada pria.
7. Hymen ( selaput darah )
Berupa lapisan yang tipis dan menutupi sebagian besar dari introitus vaginae.Biasanya hymen
berlubang sebesar ujung jari hingga getah dari getenalia interna dan darah haid dapat mengalir ke luar.
Bila hymen tertutup sama sekali di sebut hymen occlusivum. Setelah partus, hanya tinggal sisa-sia kecil
pada pinggir introitus dan disebut: carunculae myrtiformis.
Pada virgo intacta introitus vagina sebagian ditutupi oleh suatu selaput yang disebut hymen,
menurut bentuknya dapat dibedakan:
1. Hymen anularis ( sebagai cincin)
2. Hymen seminularis( sebagai bulan sabit)
3. Hymen cribriformis ( berlubang2 sebagai saringan)
4.Hymen fimbriatus ( dengan tepi sebagai jari2)
5. Hymen imperforatus ( tidak berlubang)
10
12. 8. Mulut Vagina
Terletak bawah orifiseum eretra. Himen (selaput darah) adalah suatu membran yang bentuk dan
ukurannya bervariasi, melingkari mulut vagina.
9. Perineum
Yaitu kulit antara pertemuan dua lipatan labia mayora dan anus yang merupakan area
berbentuk seperti intan yang terbentang dari simpisis pubis dan sisi anterior sampai ke koksiks disisi
posterior dan ketuberiositas iskial disisi lateral.
11
13. 2. Alat Kelamin Dalam (Genitalia Interna)
Terdiri dari ovarium, tuba fallopii, uterus dan vagina.
1. Ovarium (Indung Telur)
Indung telur terletak antara rahim dan dinding panggul, dan digantung ke rahim oleh
ligamentum ovarii proprium dan ke dinding panggul oleh ligamentum infundibulo-pelvikum disini
terdapat pembuluh darah untuk ovarium yaitu a & v ovarica. Indung telur memiliki panjang 3-5 cm,
lebar 2-3 cm dan tebal 1 cm, dengan bentuk seperti kacang kenari. Indung telur juga merupakan sumber
hormonal perempuan yang paling utama, sehingga mempunyai dampak keperempuanan dalam
pengatur proses menstruasi. Indung telur mengeluarkan telur (ovum) setiap bulan silih berganti kanan
dan kiri. Pada saat telur (ovum) dikeluarkan perempuan disebut “dalam masa subur”. Struktur ovarium
dilapisi epitelium germinal (permukaan).
jaringan ovarium terdiri dari:
a) Medulla ovarium (bagian dalam), merupakan area terdalam yang mengandung pembuluh darah
dan limfatik, serabut syaraf, sel-sel otot polos dan sel-sel jaringan ikat.
b) Korteks (Bagian luar), merupakan lapisan stroma luar yang rapat yang mengandung folikel
ovarium/ folikel-folikel primodial (unit fungsional pada ovarium).
Umumnya setiap ovarium menghasilkan ovum setiap 28 hari. Ovum yang dihasilkan ovarium akan
bergerak ke saluran reproduksi. Fungsi ovarium yakni menghasilkan ovum (sel telur) serta hormon
estrogen dan progesteron.
Produksi telur pada wanita sesuai dengan usia adalah sebagai berikut:
Saat lahir bayi: mempunyai sel telur 750.000
Umur 6-15 tahun: mempunyai sel telur 439.000
Umur 6-25 tahun: mempunyai sel telur 159.000
Umur 26-35 tahun: mempunyai sel telur 59.000
Umur 35-45 tahun: mempunyai sel telur 34.000
Masa menopause semua telur menghilang
Pada ovarium dibedakan:
a. Permukaan medial yang menghadap ke arah cavum Douglasi dan permukaan lateral.
b. Ujung atas yang berdekatan dengan tuba dan ujung bawah yang lebih dekat dengan uterus
(extreminas tubaria dan extreminas uterina)
c. Pinggir yang mengahadap ke muka (margomesovaricus) melekat pada lembar belakang ligament
latum dengan perantaran mesovarium dan pinggir yang menghadap ke belakang (margo liber).
2. Tuba Falopii (Tuba Uterina Falopii)
Alat ini terdapat pada tepi atas ligament latum, berjalan ke arah lateral, mulai dari cornu uteru
kanan kiri. Panjangnya sekitar 12 cm dan diameter 3-8 mm. Fungsinya yaitu menerima dan
mentransport oosit keuterus setelah ovulasi. Tuba falopii panjang 10 cm dan diameter 0,7 cm, yang
ditopang ligament besar uterus. Salah satu ujungnya melekat pada uterus dan ujung lainnya membuka
kedalam rongga pelvis. Fertilisasi biasanya terjadi di 1/3 bagian atas tuba falopii.
12
14. Pada tuba di bedakan 4 bagian, yaitu:
1) Infundubullum, adalah ujung terbuka yang menyerupai corong (ostium abdibinale tubae).
Bagian ini memiliki prosesus motil mnyerupai jarring atau rumbai-rumbai (fimbria) sehingga
dapat menangkap ovum (telur) saat terjadi pelepasan telur (ovulasi).
2) Pars Ampullaris (Ampula), Bagian tuba antara inthmica dan infundibulum (merupakan bagian
tengah segmen tuba) merupakan bagian tuba yang paling lebar dan berbentuk S.
3) Pars interstitialis: bagian tuba yang berjalan dalam dinding, uterus, mulai pada ostium internum
tubae.
4) Pars inthmica: Bagian tuba setelah keluar dari dinding uterus, merupakan bagian tuba yang lurus
dan sempit.
Saluran telur ini menyalurkan saluran hasil konsepsi (hasil pembuahan) menuju rahim. Tuba
fallopii merupakan bagian yang paling sensitif terhadap infeksi dan menjadi penyebab utama terjadinya
kemandulan (infertilitas).
Fungsi tuba fallopii sangat vital dalam proses kehamilan, yaitu menjadi saluran tempat
bertemunya spermatozoa dan ovum, mempunyai fungsi penangkap ovum, tempat terjadinya
pembuahan (fertilitas), menjadi saluran dan tempat pertumbuhan hasil pembuahan sebelum mampu
menanamkan diri pada lapisan dalam rahim.
Fungsi tuba:
- Tempat terjadinya fertilisasi
- Saluran yang mengeluarkan hasil konsepsi
- Fimbria mengangkat ovum yang keluar dari ovarium
3. Uterus / Rahim (Kantung peranakan)
Uterus merupakan organ tunggal muscular dan berongga berbentuk seperti buah pir terbalik
dengan ukuran (saat tidak hamil) panjang 7 cm, lebar 5 cm dan diameter 2,3 cm, dengan berat
sekitar 30 gr. Organ ini terletak di panggul kecil diantara rektum (bagian usus sebelum dubur) dan di
depannya terletak kandung kemih. Hanya bagian bawahnya disangga oleh ligamen yang kuat,
sehingga bebas untuk tumbuh dan berkembang saat kehamilan. Ruangan rahim berbentuk segitiga,
dengan bagian besarnya di atas. Dari bagian atas rahim (fundus) terdapat ligamen menuju lipatan
paha (kanalis inguinalis), sehingga kedudukan rahim menjadi ke arah depan. Lapisan otot rahim
terdiri dari tiga lapis, yang mempunyai kemampuan untuk tumbuh-kembang sehingga dapat
memelihara dan mempertahankan kehamilan selama sembilan bulan. Rahim juga merupakan jalan
lahir yang penting dan mempunyai kemampuan untuk mendorong jalan lahir. Segera setelah
persalinan otot rahim dapat menutup pembuluh darah untuk menghindari perdarahan. Setelah
persalinan, rahim dalam waktu 42 hari dapat mengecil seperti semula.
Fungsi rahim
1) Sebagai alat tempat terjadinya menstruasi
2) Sebagai alat tumbuh dan berkembangnya hasil konsepsi
3) Tempat pembuatan hormon misal HCG
Bagian-bagian uterus:
1. Dinding Uterus, Terdiri dari bagian terluar serosa (perimetrium), bagian tengah (meometrium)
yang merupakan lapisan otot polos dengan bagian terdalam (endometrium), bagian inilah yang
menjalani perubahan siklus selama menstruasi dan membentuk lokasi implantasi untuk ovum
yang dibuahi.
13
15. 2. Fudus Uterus, yang merupakan bagian bundar yang letaknya superior terhadap mulut tuba
falopii.
3. Badan uterus, merupakan luas berdinding tebal yang membungkus rongga uterus.
4. Serviks, merupakan leher bawah uterus yang terkontriksi.
5. Portio vaginalis, merupakan bagian serviks yang menonjol kedalam ujung bagian atas vagina.
Bentuk dan ukuran uterus sangat berbeda-beda tergantung dari pada:
a) Usia
b) Pernah melahirkan anak atau belum
Panjang Uterus:
a. Pada anak-anak panjangnya uterus : 2-3 cm
b. Pada nullipara : 6-8 cm
c. Pada multipara : 8-9 cm
Panjangnya corpus uteri terhadap cervix uteri juga berbeda-beda:
a) Pada anak-anak, panjangnya corpus uteri ½ dari panjangnya corpus uteri.
b) Pada gadis remaja, sama panjangnya dengan cervix uteri.
c) Pada multipara, corpus uteri 2x panjangnya cervix uteri.
Cavum Uteri (Rongga rahim) berbentuk segitiga, lebar di daerah fundus dan sempit ke arah
cervix.
Sebelah atas rongga rahim berhubungan dengan saluran telur (Tuba falopii) dan sebelah bawah
dengan saluran leher rahim (cenalis cervicalis).
Hubungan antara cavum uteri dan canalis cervixalis disebut ostium uteri internum, sedangkan
muara canalis cervicalis ke dalam vagina disebut ostium uteri externum.
Secara Histologis dinding rahim terdiri dari 3 lapisan:
1) Perimetrium (Lapisan peritoneum), yang meliputi dinding uterus bagian luar. (Terdiri dari
jaringan ikat)
2) Myometrium (Lapisan otot), merupakan lapisan yang paling tebal. Terdiri dari otot polos
yang disusun sedemikian rupa hingga dapat mendorong isinya keluar pada persalinan.
3) Endometrium, Diantara serabut-serabut otot terdapat pembuluh darah, pembuluh limfa dan
urat saraf. Yaitu lapisan uterus yang paling dalam yang tiap bulan lepas sebagai darah
menstruasi.
Letak uterus
A. Ante & Retroflexio uteri, Sumbu cervix dan sumbu corpus uteri membentuk
sudut. Jika sudut ini menbuka ke depan, disebut ante flexio, jika membuka ke
belakang, didebut retro flexio
B. Ante & Retroversio Uteri, Sumbu vagina dan sumbu uterus membentuk sudut.
Jika sudut ini membuka ke depan, disebut ante versio, jika membuka ke
belakang disebut retro versio
C. Positio, Uterus biasanya tidak terletak tepat pada sumbu panggul, bisa lebih ke
kiri, ke kanan, lebih ke depan, lebih ke belakang, disebut sinistro, dextro, antero,
dorso positio.
D. Torsio, Letak uterus biasanya agak berputar.
14
16. Uterus di dalam perut terapung-apung tetapi terfiksasi oleh jaringan-jaringan ikat & ligamentum
Ligamentum-ligamentum yang mengfiksir uterus :
1. Ligamentum cardinale sinistra & dextra (Mackenrodt)
Ligamen ini fungsinya:
a. Mencegah supaya uterus tidak turun
b. Di dalamnya terdapat pembuluh darah yang arteria & vena uterina
Ligamen ini berjalan dari servix uteri dan puncak vagina ke arah lateral dinding panggul
Penyebab uterus turun:
a. Sering melahirkan
b. Perempuan yang sering melahirkan sering dipijat
c. Orang yang sudah tua
2. Ligamentum Sakro Uterinum sinistra & dextra
Fungsi : menahan uterus supaya didak dapat bergerak
Berjalan dari servik bagian belakang kiri kanan ke Os sacrum
3. Ligamentum Rotundum sinistra & dextra
Ligamen ini berjalan dari daerah Fundus uteri ke dinding panggul
Pada perempuan hamil sering mengalami nyeri pada daerah kaki bawah dikarenakan ligamen
rotundum tegang
4. Ligamentum Latum sinistra & dextra
Merupakan suatu jaringan lapis tipis yang menutupi tuba uterina dan uterus di sebelah belakang
ligamentum latum terdapat ovarium/indung telur
5. Ligamentum infundibulum pelvikum sinistra & dextra
Di dalam ligamen ini terdapat urat-urat syaraf kelenjar limfa serta arteria dan vena ovarika untuk
darah yang memberikan ke ovarium dan uterus
6. Ligamentum ovarii proprium
Yang berjalan dari ovarium menuju ke bagian belakang Fundus uteri
Ligamentum ini secara embriologi berasal dari Gubernaculum seperti juga ligamentum rotundum.
4. Vagina (Saluran Senggama)
Vagina adalah tuba fibromuskularis atau saluran muskulo-membranasea (otot-selaput yang
dapat bersdistansi yang merupakan jalan lahir bayi dan aliran menstrual yang fungsinya sebagai
organ kopulasi perempuan. Organ ini menghadap uterus pada sudut sekutar 45 derajat. Vagina
dilembabkan dan dilumasi oleh cairan yang berasal dari kapiler pada dinding vaginal dan sekresi dari
kelenjar-kelenjar serviks.
Vagina merupakan suatu saluran muscola-membranosa yang menghubungkan uterus dengan vulva.
A. Vagina terletak antara kandung kencing dan rectum
B. Dinding depan vagina 8-10 cm lebih pendek dari dinding belakang ( 11cm ).
C. Pada dinding vagina terdapat lipatan-lipatan yang berjalan circulair dan disebut : rugae,
terutama pada bagian bawah vagina.
D. Setelah melahirkan,sebagian dari rugae akan menghilang.
E. Walaupun sedikit selaput lendir vagina, selaput ini tidak mempunyai kelenjar-kelenjar sama
sekali sehingga tak dapat menghasilkan lendir, mungkin lebih baik disebut kulit.
F. Ke dalam puncak vagina menonjol ujung dari servix.
G. Bagian dari servix yang menonjol ke dalam vagina disebut partio.
H. Oleh portio ini puncak vagina dibagi dalam 4 bagian yaitu fornix anterior, fornix posterior, fornix
lateral kanan dan kiri.
15
17. Vagina mempunyai faal penting:
1. Sebagai saluran keluar dari uterus yang dapat mengalir darah waktu haid dan secret
dari uterus.
2. Sebagai alat persetubuhan.
3. Sebagai jalan lahir pada waktu partus.
Sel-sel dari lapisan atas epitheel vagina mengandung glycogen. Glycogen ini menghasilkan asam
susu oleh karena adanya bacil-bacil Doderlein hingga vagina mempunyai reaksi asam dengan pH=4.5
dan ini member proteksi terhadap invasi Kuman-kuman.
Bagian ototnya berasal dari otot levator ani dan otot sfingter ani (otot dubur) sehingga dapat
dikendalikan dan dilatih. Dinding vagina mempunyai lipatan sirkuler (berkerut) yang disebut “rugae”.
Sebagian dari rahim yang menonjol pada vagina disebut “porsio” (leher rahim).
Vagina (saluran senggama) mempunyai fungsi penting :
a) sebagai jalan lahir bagian lunak,
b) sebagai sarana hubungan seksual
c) saluran untuk mengalirkan lendir dan darah menstruasi.
5. Parametrium (Penyangga Rahim)
Merupakan lipatan peritonium dengan berbagai penebalan, yang menghubungkan rahim
dengan tulang panggul. Lipatan atasnya mengandung tuba fallopii dan ikut serta menyangga indumg
telur. Bagian ini sensitif terhadap infeksi sehingga mengganggu fungsinya.
Hampir keseluruhan alat reproduksi perempuan berada di rongga panggul. Setiap individu perempuan
mempunyai rongga panggul (pelvis ) yang berbeda satu sama lain. Bentuk dan ukuran ini mempengaruhi
kemudahan suatu proses persalinan. Dan perubahan ukuran pada panggul ini pula untuk mengukur
umur kehamilan seorang perempuan.
16
18. Oogenesis
Oogenesis merupakan proses pembentukan ovum di dalam ovarium. Di dalam ovarium terdapat
oogonium (oogonia = jamak) atau sel indung telur. Oogonium bersifat diploid dengan 46 kromosom atau
23 pasang kromosom. Oogonium akan memperbanyak diri dengan cara mitosis membentuk oosit
primer..
Gangguan pada Sistem Reproduksi Wanita
A. Gangguan menstruasi
Gangguan menstruasi pada wanita dibedakan menjadi dua jenis, yaitu amenore primer dan
amenore sekunder. Amenore primer adalah tidak terjadinya menstruasi sampai usia 17 tahun
17
19. dengan atau tanpa perkembangan seksual. Amenore sekunder adalah tidak terjadinya
menstruasi selama 3 – 6 bulan atau lebih pada orang yang tengah mengalami siklus menstruasi.
B. Kanker genitalia
Kanker genitalia pada wanita dapat terjadi pada vagina, serviks dan ovarium.
C. Kanker vagina
Kanker vagina tidak diketahui penyebabnya tetapi kemungkinan terjadi karena iritasi yang
diantaranya disebabkan oleh virus. Pengobatannya antara lain dengan kemoterapi dan bedah
laser.
D. Kanker serviks
Kanker serviks adalah keadaan dimana sel-sel abnormal tumbuh di seluruh lapisan epitel serviks.
Penanganannya dilakukan dengan mengangkat uterus, oviduk, ovarium, sepertiga bagian atas
vagina dan kelenjar limfe panggul.
E. Kanker ovarium
Kanker ovarium memiliki gejala yang tidak jelas. Dapat berupa rasa berat pada panggul,
perubahan fungsi saluran pencernaan atau mengalami pendarahan vagina abnormal.
Penanganan dapat dilakukan dengan pembedahan dan kemoterapi.
F. Endometriosis
Endometriosis adalah keadaan dimana jaringan endometrium terdapat di luar uterus, yaitu
dapat tumbuh di sekitar ovarium, oviduk atau jauh di luar uterus, misalnya di paru-paru.
Gejala endometriosis berupa nyeri perut, pinggang terasa sakit dan nyeri pada masa menstruasi. Jika tidak
ditangani, endometriosis dapat menyebabkan sulit terjadi kehamilan. Penanganannya dapat dilakukan
dengan pemberian obat-obatan, laparoskopi atau bedah laser.
G. Infeksi vagina
Gejala awal infeksi vagina berupa keputihan dan timbul gatal-gatal. Infeksi vagina menyerang wanita usia
produktif. Penyebabnya antara lain akibat hubungan kelamin, terutama bila suami terkena infeksi, jamur
atau bakteri
Anatomi Payudara
Payudara (mammae, susu) adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit, di atas otot dada. Fungsi
dari payudara adalah memproduksi susu untuk nutrisi bayi. Manusia mempunyai sepasang kelenjar
payudara, yang beratnya kurang lebih 200 gram, saat hamil 600 gram dan saat menyusui 800 gram.
Pada payudara terdapat tiga bagian utama, yaitu :
a) Korpus (badan), yaitu bagian yang membesar.
b) Areola, yaitu bagian yang kehitaman di tengah.
c) Papilla atau puting,yaitu bagian yang menonjol di puncak payudara.
18
20. 1) Korpus, Alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu. Bagian dari alveolus adalah sel
Aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos dan pembuluh darah.
Lobulus, yaitu kumpulan dari alveolus.
Lobus, yaitu beberapa lobulus yang berkumpul menjadi 15-20 lobus pada tiap payudara.
ASI dsalurkan dari alveolus ke dalam saluran kecil (duktulus), kemudian beberapa duktulus
bergabung membentuk saluran yang lebih besar (duktus laktiferus).
2) Areola
Sinus laktiferus, yaitu saluran di bawah areola yang besar melebar, akhirnya memusat ke dalam
puting dan bermuara ke luar. Di dalam dinding alveolus maupun saluran-saluran
terdapat ototpolos yang bila berkontraksi dapat memompa ASI keluar.
3) Papilla
Bentuk puting ada empat, yaitu bentuk yang normal, pendek/ datar, panjang dan
terbenam(inverted).
Gangguan Pada Payudara
Payudara ternyata juga butuh perawatan agar bisa sehat dan indah terawat. Kelainan pada
payudara timbul dalam berbagai bentuk. Ada pula yang karena faktor bawaan, pula karena kelainan
hormon. Menurut dr. Sonar Soni Panigoro, SpB.K-Onk dari Klinik Swadana Bedah Tumor RSCM, Jakarta,
secara garis besar kelainan-kelainan pada payudara wanita terbagi dalam 5 kelompok besar, yakni:
A. Infeksi Payudara
Infeksi ini terbagi dua, infeksi pada masa menyusui dan infeksi yang umumnya sering terjadi.
“Bisa akibat kuman atau virus dari luar yang masuk ke dalam tubuh. Biasanya, payudara akan
membengkak dan muncul keluhan rasa nyeri,” tutur Sonar. Infeksi payudara lebih sering terjadi pada
wanita yang sedang menyusui. Pasalnya, air susu ibu (ASI) merupakan media paling subur bagi
pertumbuhan kuman-kuman penyakit. Jika ada hambatan dalam proses pengeluaran air susu, maka
kuman jadi lebih mudah masuk. “Wanita yang sedang menyusui kerap mengeluh demam. Selain itu,
payudara akan terasa sakit dan memerah. Kalau infeksi sudah parah, bisa pecah seperti bisul,” tambah
Sonar. Namun, bukan tak mungkin infeksi juga dialami wanita yang tidak sedang menyusui. “Ini akibat
masuknya kuman pada lapisan kelenjar payudara.”
B. Kelainan Bawaan
Payudara manusia sebenarnya seperti pada binatang. Manusia memiliki 6 pasang payudara.
Posisi yang akan menjadi cikal bakal payudara dimulai dari pangkal ketiak hingga selangkangan. Pada
saat kehamilan 10 minggu, ini akan hilang, kecuali di kiri-kanan dada. Pada beberapa orang, fase
tersebut bisa saja terhambat. “Ini dapat menyebabkan tumbuh payudara lebih dari sepasang. Oleh
sebab itu, beberapa wanita memiliki payudara lebih dari sepasang. Bahkan, payudara tambahan ini
19
21. kadang dilengkapi puting susu juga,” lanjutnya. Besar-kecilnya kelenjar payudara tambahan ini pun
bervariasi. “Lebih sering terjadi, adanya gumpalan kelenjar payudara pada salah satu sisi ketiak. Tapi,
ada pula yang kelenjar payudaranya tidak terbentuk sama sekali, atau perkembangan kedua payudara
tidak berjalan normal,” tambah Sonar. Wanita dengan kelainan seperti ini biasanya tak nyaman dengan
kondisi tubuhnya. Tak jarang, kelainan bawaan ini membuat wanita kehilangan rasa percaya dirinya.
Dokter biasanya akan mengambil langkah operasi estetika. Menurut Sonar, munculnya kelenjar
payudara tambahan ini juga perlu diwaspadai. “Soalnya, benjolan yang tumbuh sebagai payudara
tambahan ini kemungkinan bisa berkembang menjadi tumor.”
C. Status Hormon
Kelainan hormonal cukup sering dikeluhkan wanita. Timbul nyeri dan pegal pada payudara.
Keluhan sering terjadi menjelang atau ketika tiba masa menstruasi. “Rasa sakit bervariasi, ada yang nyeri
biasa, tapi ada juga yang merasa nyeri luar biasa,” tutur Sonar. Payudara disiapkan tubuh untuk
memproduksi air susu pada akhir masa kehamilan. Ketika menstruasi, kondisi payudara dipengaruhi oleh
hormon kewanitaan. “Ini yang membuat payudara terasa lebih padat dan kencang. Tak jarang disertai
munculnya benjolan, selain keluar cairan dari kedua puting susu.” Sonar mengganggap kelainan
hormonal ini merupakan reaksi wajar. “Kecuali bila muncul rasa sakit yang hebat, sebaiknya segera
kunjungi dokter.”
D. Neoplasma-Tumor
Tumor terbagi tumor jinak dan ganas. “Selama 30 tahun ini, pasien di Indonesia lebih banyak
mendatangi dokter setelah tumor yang diidapnya memasuki stadium lanjut,” ungkap Sonar. Hal itu
tentu saja mengakibatkan pengobatan medis yang diberikan tidak maksimal.
E. Kelainan Lain
Salah satunya adalah trauma pada payudara. “Trauma dapat terjadi karena adanya benturan
keras pada payudara,”
20
22. BAB III
Penutup
Kesimpulan
ALAT REPRODUKSI LAKI-LAKI
Sistem reproduksi laki-laki terdiri atas testis, vesika seminalis, kelenjar prostat, epidermis, vas
deferen, semen, uretra, penis, skrotum.
SALURAN ALAT REPRODUKSI LAKI-LAKI
Skrotum, Adalah kantong longgar yang tersusun atas kulit, fasia, dan otot polos yang membungkus dan
menopang testis di luar tubuh yang pada suhu optimum untuk produksi spermato-zoa.
Testis, Adalah organ lunak , berbentuk oval dengan panjang 4-5 cm dan diameter 2,5 cm . fungsi untuk
menghasilkn hormone testosterone dn sperma.
Duktus ejaculator, Merupakan tempat pertemuan pembesaran ( ampula ) di bagian kedua ujung duktus
deferen dan duktus dari vesika seminalis .
Uretra , yang merentang dari kandung kemih sampai ujung penis sebagai saluran sperma dan urine.
Penis, adalah organ yang berfungsi untuk tempat keluar urine, semen serta sebagai organ kopulasi.
Penis terdiri dari 3 bagian, yaitu akar, badan dan glans penis yang banyak mengandung ujung-ujung
syaraf sensorik.
TEMPAT SPERMATOGENESIS
Spermatogenesis adalah proses perkembangan spermatogonia menjadi spermatozoa dan
berlangsung sekitar 64 hari ( lebih atau kurang 4 hari).
ALAT REPRODUKSI PEREMPUAN
Sistem reproduksi perempuan terdiri atas genetalia externa dan genetalia interna
Genetalia eksterna terdiri dari:
Mons Pubis
Labia Minora (bibir minora), Klitoris, Vestibula, Mulut Vagina dan Perineum
Genitalia Interna terdiri dari:
Ovarium, Dua tuba uterin ( tuba fallopi ), Uterus, Dinding uterus, Fundus uterus, Badan uterus, Servixs,
Vagina
21
23. Daftar Pustaka
GuruNgeblog, (2008). Sistem Reproduksi pada Manusia – Pria. From
http://gurungeblog.wordpress.com/2008/10/31/sistem-reproduksi-pada-
manusia-pria/
Setiadi, (2007). Anatomi dan Fisiologi Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu
Lusa.web.id, (2009) Anatomi dan fisiologi Payudara. From
http://www.caramembesarkanpayudara.net/kelainan-pada-payudara/
Prof. Sastrawinata, Sulaiman, (1983). Obstetri Fisiologi. Bandung: Bagian
Obstetri Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung.
Presentasi dr. Denianto, Lukman
22