SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 53
www.lekslawyer.com 
Hukum Rumah Susun Dalam Perspektif 
Pengembang
Latar Belakang 
• Undang-Undang No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah 
Susun (“UU Rumah Susun”) diundangkan pada tanggal 
10 November 2011, dan berlaku sejak tanggal 
diundangkan. 
• Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1985 tentang Rumah 
Susun (“UU Lama”) dicabut dan dinyatakan tidak 
berlaku. 
• Semua peraturan pelaksanaan dari UU Lama dinyatakan 
tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan atau belum 
diganti dengan peraturan pelaksanaan yang baru 
berdasarkan Undang-Undang baru ini.
• Bangunan gedung bertingkat; 
• Dibangun dalam satu lingkungan yang terbagi dalam 
bagian-bagian; 
• Distrukturkan secara fungsional, baik dalam arah 
horizontal maupun vertikal; 
• Merupakan satuan-satuan yang masing-masing dapat 
dimiliki dan digunakan secara terpisah, terutama untuk 
tempat hunian; 
• Dilengkapi dengan bagian bersama, benda bersama, dan 
tanah bersama. 
Rumah 
Susun 
Perhimpunan Pemilik dan Penghuni 
Satuan Rumah Susun (PPPSRS) 
• Badan hukum 
• Anggotanya adalah pemilik atau 
penghuni Sarusun 
Jenis 
Rumah 
Susun 
Rumah 
Susun 
Umum 
Rumah 
Susun 
Khusus 
Rumah 
Susun 
Negara 
Rumah 
Susun 
Komersial
Pembangunan Rusun oleh Perusahaan 
Penanam Modal Asing 
• Pengembangan Rusun komersial dapat dilaksanakan oleh setiap 
orang, termasuk oleh perusahaan penanaman modal asing (Pasal 16 
ayat (1) dan Pasal Pasal 41 UU Rumah Susun); 
• Penanaman modal asing wajib dilakukan dalam bentuk perseroan 
terbatas (“PT PMA”); 
• Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (“KBLI”) yang cocok 
bagi PT PMA dengan kegiatan pengembangan Rusun adalah KBLI 
No. 68110 (Real Estat Yang Dimiliki Sendiri Atau Disewa).
Pembangunan Rusun oleh Perusahaan 
Penanam Modal Asing (Cont’d) 
• KBLI No. 68110 (Real Estat Yang Dimiliki Sendiri Atau Disewa): 
“Kelompok ini mencakup usaha pembelian, penjualan, persewaan 
dan pengoperasian real estat baik yang dimiliki sendiri maupun 
disewa, seperti bangunan apartemen, bangunan tempat tinggal dan 
bukan tempat tinggal. Termasuk kegiatan penjualan tanah dan 
pengoperasian kawasan tempat tinggal yang bisa dipindah-pindah.” 
• Penanam modal asing dapat memiliki 100 % (seratus persen) saham 
di dalam PT PMA dengan KBLI No. 68110.
Sertifikat Hak Milik 
Satuan Rumah 
Susun (“SHM 
Sarusun”) 
Tanda bukti kepemilikan 
atas satuan rumah susun 
(Sarusun) di atas tanah 
hak milik (HM), hak guna 
bangunan (HGB) atau hak 
pakai (HP) di atas tanah 
negara, serta HGB atau 
HP di atas tanah hak 
pengelolaan (HPL). 
Sertifikat Kepemilikan 
Bangunan Gedung 
Satuan Rumah Susun 
(“SKBH satuan 
Sarusun”) 
Tanda bukti 
kepemilikan atas 
Sarusun di atas barang 
milik negara/daerah 
berupa tanah atau 
tanah wakaf dengan 
cara sewa. 
• Angka yang menunjukkan perbandingan antara Sarusun terhadap hak atas 
bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama yang dihitung 
berdasarkan nilai sarusun yang bersangkutan terhadap jumlah nilai rumah 
susun secara keseluruhan pada waktu pelaku pembangunan pertama kali 
memperhitungkan biaya pembangunannya secara keseluruhan untuk 
menentukan harga jualnya 
Nilai 
Perbandingan 
Proporsional 
(NPP)
Sertifikat Hak Milik Satuan Rumah Susun 
(SHM Sarusun) 
Merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan, yang terdiri 
dari: 
a. Salinan buku tanah dan surat ukur atas tanah bersama sesuai 
dengan ketentuan perundang-undangan; 
b. Gambar denah lantai pada tingkat rumah susun 
bersangkutan yang menunjukkan Sarusun yang dimiliki; dan 
c. Pertelaan mengenai besarnya bagian hak atas bagian 
bersama, benda bersama, dan tanah bersama bagi yang 
bersangkutan. 
Dapat dijadikan jaminan utang dengan dibebani hak tanggungan 
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
Sertifikat Kepemilikan Bagunan Gedung 
Sarusun (SKBG Sarusun) 
Merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan 
yang terdiri atas: 
a. Salinan buku bangunan gedung; 
b. Salinan surat perjanjian sewa atas tanah; 
c. Gambar denah lantai pada tingkat Rusun yang 
bersangkutan yang menunjukkan sarusun yang 
dimiliki; dan 
d. Pertelaan mengenai besarnya bagian hak atas 
bagian bersama dan benda bersama yang 
bersangkutan. 
Dapat dijadikan jaminan utang dengan dibebani 
fidusia sesuai dengan ketentuan peraturan 
perundang-undangan.
Kewajiban Pelaku Pembangunan Rusun 
Komersial untuk Menyediakan Rusun Umum 
• Pelaku pembangunan Rusun komersial wajib untuk 
menyediakan Rusun umum (yang dapat dilakukan di 
luar lokasi Rusun komersial di dalam kabupaten/kota 
yang sama) minimal 20% dari total luas lantai Rusun 
komersial yang dibangun. 
• Ketentuan lebih lanjut akan diatur di Peraturan 
Pemerintah
• Hak Milik 
• Hak Guna Bangunan atau Hak 
Pakai di atas Tanah Negara 
• Hak Guna Bangunan atau Hak 
Pakai di atas Hak Pengelolaan 
Rusun dapat 
dibangun di atas 
tanah:
Gambar dan Uraian 
Pelaku pembangunan wajib memisahkan Rusun atas Sarusun 
yang bersifat perorangan, dengan hak bersama bersama, benda 
bersama dan tanah bersama 
Pemisahan Rusun wajib dituangkan dalam 
bentuk gambar dan uraian 
Gambar dan uraian 
menjadi dasar untuk 
menetapkan NPP, 
SHM sarusun atau 
SKBG sarusun, dan 
PPJB 
Gambar dan 
uraian dibuat 
sebelum 
pelaksanaan 
pembangunan 
Rusun 
Ketentuan lebih 
lanjut diatur 
dengan peraturan 
pemerintah
Gambar dan uraian 
dituangkan dalam bentuk 
akta pemisahan yang 
disahkan oleh 
bupati/walikota 
Khusus untuk DKI 
Jakarta, akta 
pemisahan disahkan 
oleh Gubernur 
Status hak atas tanah 
dan 
Dalam melakukan 
pembangunan Rusun, 
pelaku pembangunan 
harus memenuhi 
ketentuan administratif 
yang meliputi: 
Izin mendirikan 
bangunan (IMB)
Rencana fungsi dan 
pemanfaatan Rusun 
harus mendapatkan izin 
dari bupati/walikota 
Khusus untuk Provinsi DKI 
Jakarta, rencana fungsi dan 
pemanfaatan harus 
mendapatkan izin dari 
Gubernur. 
Setelah mendapatkan izin, pelaku pembangunan wajib 
meminta pengesahan dari pemerintah daerah tentang 
pertelaan yang menunjukkan batas yang jelas dari setiap 
Sarusun, bagian bersama, benda bersama, dan tanah 
bersama berserta uraian NPP.
Permohonan izin diajukan oleh pelaku pembangunan 
dengan melampirkan persyaratan berikut: 
• sertifikat hak atas tanah; 
• surat keterangan rencana kabupaten/kota; 
• gambar rencana tapak; 
• gambar rencana arsitektur yang memuat denah, 
tampak, dan potongan Rusun yang menunjukkan 
dengan jelas batasan secara vertikal dan horizontal 
dari Sarusun; 
• gambar rencana yang menunjukkan dengan jelas 
bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama; 
dan 
• gambar rencana utilitas umum dan instalasi berserta 
perlengkapannya. 
• Perjanjian tertulis pemanfaatan dan pendayagunaan 
tanah (bila dibangun di atas tanah sewa).
Perubahan Rencana Fungsi dan Pemanfaatan 
Tanah Rusun 
• Wajib mendapatkan izin dari bupati/ walikota; 
• Perubahan rencana fungsi dan pemanfaatan rusun tidak 
mengurangi fungsi bagian bersama, benda bersama, dan 
fungsi hunian. 
• Dalam hal perubahan rencana fungsi dan pemanfaatan tanah 
Rusun mengakibatkan perubahan NPP, maka pertelaannya 
harus mendapatkan pengesahan kembali dari 
bupati/walikota. 
• Khusus untuk Provinsi DKI Jakarta, harus mendapatkan izin 
dari Gubernur;
Sertifikat Laik Fungsi 
• Pelaku pembangunan wajib mengajukan permohonan 
Sertifikat Laik Fungsi (SLF) kepada bupati/walikota 
setelah menyelesaikan seluruh atau sebagian 
pembangunan rusun sepanjang tidak bertentangan dengan 
IMB. 
• Laik fungsi adalah berfungsinya seluruh atau sebagian 
bangunan rusun yang dapat menjamin dipenuhinya 
persyaratan tata bangunan dan keandalan bangunan rusun 
sesuai dengan fungsi yang ditetapkan dalam IMB. 
• Khusus untuk Provinsi DKI Jakarta, permohonan 
diajukan kepada Gubernur.
Pemasaran Rusun 
• Apabila pemasaran dilakukan sebelum pembangunan rusun 
dilaksanakan, pelaku pembangunan sekurang-kurangnya harus 
memiliki (Pasal 42 ayat (2) UU Rusun): 
a. kepastian peruntukan ruang; 
b. kepastian hak atas tanah; 
c. kepastian status penguasaan rusun; 
d. perizinan pembangunan rusun; dan 
e. jaminan atas pembangunan rusun dari lembaga penjamin. 
• Dalam hal pemasaran dilakukan sebelum pembangunan rusun 
segala sesuatu yang dijanjikan oleh pelaku pembangunan 
dan/atau agen pemasaran mengikat sebagai perjanjian 
pengikatan jual beli bagi para pihak.
Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB) 
PPJB 
dilakukan 
setelah 
memenuhi 
persyaratan 
atau 
kepastian: 
Status kepemilikan tanah 
Kepemilikan IMB 
Ketersediaan prasarana, sarana, dan utilitas umum 
Keterbangunan paling 
sedikit 20% 
20% dari volume 
konstruksi bangunan 
rusun yang sedang 
dipasarkan 
Hal yang 
diperjanjikan 
Lokasi, bentuk, 
spesifikasi, harga, 
prasarana, sarana, 
utilitas umum, waktu 
serah terima 
Dibuat di hadapan 
notaris
Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB) 
Pedoman PPJB Rusun 
Keputusan Menteri Negara Perumahan 
Rakyat Nomor: 11/KPTS/1994 tentang 
Pedoman Perikatan Jual Beli Satuan Rumah 
Susun (Kepmenpera No. 11/1994)
Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB) 
Ketentuan Material dalam PPJB 
PPJB mengatur hal-hal berikut, antara lain: 
 Objek yang akan diperjualbelikan adalah hak milik atas Sarusun yang 
meliputi bagian bersama, benda bersama dan tanah bersama sesuai 
dengan Nilai Perbandingan Proportional (NPP) dari Sarusun yang 
bersangkutan. Rusun yang akan dijual wajib memiliki izin-izin seperti 
izin lokasi, bukti penguasaan dan pembayaran tanah dan izin mendirikan 
bangunan. 
 Pengelolaan Rusun menetapkan bahwa pembeli harus bersedia untuk 
menjadi anggota Perimpunan Pemilik dan Penghuni Sarusun (sekarang 
PPPSRS) dalam rangka untuk mengelola bagian bersama, benda bersama, 
dan tanah bersama berserta fasilitasnya dengan memungut uang pangkal 
dan iuran yang besarnya akan ditetapkan secara musyawarah.
PPJB (Cont’d) 
 Kewajiban Pengusaha Pembangunan Perumahan dan Permukiman: 
1. Sebelum melakukan pemasaran perdana, perusahaan pembangunan 
perumahan dan permukiman wajib melaporkan kepada Bupati/Walikota 
dengan tembusan kepada Menteri Negara Perumahan Rakyat, dengan 
melampirkan: 
• salinan surat persetujuan izin prinsip; 
• salinan surat keputusan pemberian izin lokasi; 
• bukti pengadaan dan pelunasan tanah; 
• salinan surat izin mendirikan bangunan; 
• gambar denah pertelaan yang telah mendapat pengesahan dari pemerintah 
daerah setempat. 
Dalam jangka waktu selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kalendar 
terhitung sejak tanggal yang tercantum dalam tanda terima laporan tersebut 
belum mendapat jawaban dari Bupati/Walikota yang bersangkutan, maka 
pemasaran perdana tersebut dapat dilaksanakan. 
Ketentuan dan syarat terkait pemasaran dalam UU Rusun bukanlah hal 
yang baru, sebab sebelumnya telah diatur di dalam Kepmenpera No. 
11/1994.
PPJB (Cont’d) 
2. Menyediakan dokumen pembangunan perumahan antara lain : 
• sertifikat hak atas tanah; 
• rencana tapak; 
• gambar rencana arsitektur yang memuat denah dan potongan 
beserta pertelaannya yang menunjukkan dengan jelas batas 
secara vertikal dan horizontal dari Sarusun; 
• gambar rencana struktur beserta, perhitungannya; 
• gambar rencana yang menunjukkan dengan jelas bagian 
bersama, benda bersama, dan tanah bersama; 
• gambar rencana jaringan dan instalasi beserta perlengkapannya. 
3. Menyelesaikan bangunan sesuai dengan standar yang telah 
diperjanjikan; 
4. Memperbaiki kerusakan yang terjadi dalam jangka waktu 100 hari 
setelah tanggal ditandatangani berita acara penyerahan sarusun, dari 
pengusaha kepada pemesan;
PPJB (Cont’d) 
5. Bertanggung jawab terhadap adanya cacat tersembunyi yang 
baru dapat diketahui di kemudian hari; 
6. Menjadi pengelola sementara Rusun sebelum terbentuknya 
perhimpunan penghuni dan membantu menunjuk pengelola 
setelah perhimpunan penghuni terbentuk; 
7. Mengasuransikan pekerjaan pembangunan tersebut selama 
berlangsungnya pembangunan; 
8. Jika selama berlangsungnya pembangunan terjadi force 
majeur (keadaan kahar) yang di luar kemampuan para pihak, 
Pengusaha dan Pembeli akan mempertimbangkan 
penyelesaiannya sebaik-baiknya dengan dasar pertimbangan 
utama adalah dapat diselesaikannya pembangunan sarusun;
PPJB (Cont’d) 
9. Menyiapkan akta jual beli Sarusun kemudian bersama-sama dengan 
pembeli menandatangani akta jual beli di hadapan Notaris/PPAT 
pada tanggal yang ditetapkan. Kemudian, perusahaan pembangunan 
perumahan dan permukiman dan/atau Notaris/PPAT yang ditunjuk 
akan mengurus agar pembeli memperoleh sertifikat hak milik atas 
Sarusun atas nama pembeli, yang biayanya ditanggung oleh 
pembeli. 
10. Menyerahkan Sarusun termasuk fasilitas umum dan fasilitas sosial 
secara sempurna pada tanggal yang ditetapkan, dan jika pengusaha 
belum dapat menyelesaikan pada waktu tersebut, maka diberi 
kesempatan menyelesaikan pembangunan tersebut dalam jangka 
waktu 120 (seratus dua puluh) hari kalendar, dihitung sejak tanggal 
rencana penyerahan rusun tersebut.
PPJB (Cont’d) 
Apabila penyerahan Sarusun ternyata masih tidak terlaksana sama 
sekali, maka perikatan jual beli batal demi hukum, dan kebatalan ini 
tidak perlu dibuktikan atau dimintakan keputusan pengadilan atau 
badan arbitrase. Perusahaan pembangunan perumahan dan 
permukiman diwajibkan mengembalikan pembayaran uang yang 
telah diterima dari pembeli ditambah dengan denda dan bunga 
setiap bulannya sesuai dengan suku bunga bank yang berlaku. 
11. Penyelesaian perselisihan yang terjadi sehubungan dengan 
perjanjian jual beli pendahuluan sarusun dilakukan melalui arbitrase 
yang ditetapkan sesuai dengan aturan-aturan Badan Arbitrase 
Nasional Indonesia (BANI) dengan biaya ditanggung renteng oleh 
para pihak.
PPJB (Cont’d) 
 Kewajiban Pemesan adalah: 
1. Menyatakan bahwa pemesan (calon pembeli) telah membaca, memahami, dan menerima 
syarat-syarat dan ketentuan dari surat pesanan dan pengikatan jual beli serta akan tunduk 
kepada syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan anggaran dasar perhimpunan pemilik dan 
penghuni Sarusun dan dokumen-dokumen lain terkait, serta bahwa ketentuan dari 
perjanjian-perjanjian dan dokumen-dokumen tersebut mengikat pembeli; 
2. Setiap pemesan setelah menjadi pembeli Sarusun wajib membayar biaya pengelolaan 
(management fee) dan biaya utilitas (utility charge) dan jika terlambat pembayarannya 
dikenakan denda yang besarnya disesuaikan dengan keputusan perhimpunan penghuni; 
3. Yang menjadi tanggung jawab pemesan meliputi: 
a. biaya pembayaran akta-akta yang diperlukan 
b. biaya jasa PPAT untuk pembuatan akta jual beli Sarusun; 
c. biaya untuk memperoleh Hak Milik atas Sarusun, biaya pendaftaran jual beli atas 
Sarusun
PPJB (Cont’d) 
4. Setelah akta jual beli ditandatangani tetapi sebelum sertifikat hak milik 
Sarusun diterbitkan oleh kantor pertanahan setempat: 
a) Jika Sarusun tersebut dialihkan kepada pihak ketiga dikenakan biaya 
administrasi yang ditetapkan perusahaan pembangunan dan perumahan 
dan pemukiman, yang besarnya tidak lebih dari 1% dari harga jual. 
b) Jika Sarusun dialihkan kepada pihak anggota keluarga karena sebab 
apapun juga termasuk karena pewarisan menurut hukum dikenakan 
biaya administrasi untuk Notaris/ PPAT yang besarnya sesuai dengan 
ketentuan yang berlaku. 
5. Sebelum lunasnya pembayaran atas harga jual Sarusun yang dibelinya 
pemesan tidak dapat mengalihkan atau menjadikan Sarusun tersebut 
sebagai jaminan utang tanpa persetujuan tertulis dari perusahaan 
pembangunan perumahan dan pemukiman.
SHM 
Sarusun atau 
SKBG 
Sarusun 
Sertifikat 
Laik Fungsi 
Pembangunan Rusun dinyatakan selesai 
Setelah 
Penerbitan 
Pasal 44 Undang- 
Undang Rumah 
Susun
Pemanfaatan Rusun 
• Hunian, atau 
• Campuran 
Pemanfaatan 
Rusun: 
“Fungsi campuran” adalah campuran antara fungsi hunian dan 
bukan hunian 
Terdapat kerancuan di dalam UU Rusun, sebab UU Rusun tidak 
mengatur pemanfaatan Rusun untuk fungsi bukan hunian.
Pengelolaan Rusun 
Pengelolaan Rusun meliputi kegiatan 
operasional, pemeliharaan, dan perawatan 
bagian bersama, 
benda bersama, dan tanah bersama. 
Pengelolaan Rusun harus dilaksanakan oleh 
pengelola yang 
berbadan hukum, kecuali Rusun umum 
sewa, Rusun khusus, dan Rusun negara 
Pengelola berhak 
Pengelolaan Rusun 
menerima sejumlah biaya pengelolaan yang 
dibebankan kepada pemilik dan penghuni 
secara proporsional. 
Pengelola yang berbadan hukum tersebut 
harus mendaftar dan mendapatkan izin 
usaha dari 
bupati/walikota. Khusus untuk Provinsi 
DKI Jakarta, harus didapat dari Gubernur.
Pengelolaan Rusun (Cont) 
Dapat bekerjasama dengan Pengelola 
Pelaku Pembangunan, dalam masa transisi wajib mengelola 
Rusun sebelum terbentuknya Perhimpunan pemilik dan 
penghuni sarusun (PPPSRS) 
• Masa transisi ditetapkan paling lama 1 (satu) tahun sejak penyerahan 
pertama kali sarusun kepada pemilik. 
• Besarnya biaya pengelolaan Rusun pada masa transisi ditanggung oleh 
pelaku pembangunan dan pemilik sarusun berdasarkan Nilai Perbandingan 
Proporsional (NPP) setiap sarusun
Pendirian PPPSRS Berdasarkan Undang 
Undang Rusun 
• Pelaku pembangunan wajib memfasilitasi 
terbentuknya PPPSRS paling lambat sebelum masa 
transisi berakhir; 
• PPPSRS diberi kedudukan sebagai badan hukum 
berdasarkan undang-undang; 
• Pemilik sarusun wajib membentuk PPPSRS; 
• PPPSRS beranggotakan pemilik atau penghuni yang 
mendapat kuasa dari pemilik sarusun.
Pendirian PPPSRS Berdasarkan Undang 
Undang Rusun (Cont’d) 
• Dalam hal PPPSRS telah terbentuk, pelaku pembangunan 
segera menyerahkan pengelolaan benda bersama, bagian 
bersama, dan tanah bersama kepada PPPSRS. 
• PPPSRS dapat membentuk atau menunjuk pengelola; 
• Tata cara mengurus kepentingan para pemilik dan penghuni 
yang bersangkutan dengan penghunian diatur dalam 
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PPPSRS;
Pendirian PPPSRS Berdasarkan Kepmenpera 
No. 06/1995 
Keputusan Menteri NegaraPerumahan Rakyat 
No. 06/KPTS/BKP4N/1995 tentang Pedoman 
Penyusunan Akta Pendirian, Anggaran Dasar 
dan Anggaran Rumah Tangga Perhimpunan 
Penghuni Rumah Susun 
Mengatur tentang pendirian Perhimpunan 
pemilik dan penghuni sarusun (PPPSRS)
Pendirian PPPSRS Berdasarkan Kepmenpera 
No. 06/1995 (Cont’d) 
• Para pemilik dan/atau penghuni Rusun mengadakan rapat 
pembentukan PPPSRS, dan hasilnya dituangkan dalam risalah 
(notulen) rapat; 
• Rapat pembentukan PPPSRS menunjuk beberapa anggota atau 
peserta rapat yang diberi kuasa untuk membuat pernyataan dari 
segala yang diputuskan dalam rapat di hadapan notaris; 
• Rapat pembentukan PPPSRS memutuskan dan menetapkan 
anggaran dasar dari PPPSRS; 
• Akta pembentukan disahkan oleh Bupati/Walikota, dan untuk 
Daerah Khusus Ibukota Jakarta disahkan oleh Gubernur.
Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Sarusun 
(PPPSRS) – Cont’d 
• Dalam hal PPPSRS memutuskan sesuatu yang berkaitan 
dengan kepemilikan dan pengelolaan Rusun, setiap anggota 
mempunyai hak yang sama dengan NPP 
• Dalam hal PPPSRS memutuskan sesuatu yang berkaitan 
dengan kepentingan penghunian Rusun, setiap anggota berhak 
memberikan satu suara. Ini berarti apabila sarusun telah 
dihuni, suara pemilik dapat dikuasakan kepada setiap 
penghuni sarusun. Sedangkan, apabila sarusun belum dihuni, 
setiap nama pemilik hanya mempunyai satu suara walaupun 
pemilik yang bersangkutan memiliki lebih dari satu sarusun.
Hak Suara Anggota PPPSRS 
Hak Suara untuk Anggota PPPSRS 
• Hak Suara Penghunian: 
Hak suara untuk menentukan tata tertib, pemakaian fasilitas bersama dan kewajiban 
pembayaran iuran atas pengelolaan dan asuransi kebakaran terhadap hak bersama 
seperti pengelolaan benda bersama, bagian bersama dan tanah bersama 
• Hak Suara Pengelolaan: 
Hak suara untuk menentukan pemeliharaan, perbaikan dan pembangunan prasarana 
lingkungan, serta fasilitas sosial, bagian bersama, benda bersama dan tanah bersama 
• Hak Suara Kepemilikan: 
Hak suara untuk menentukan hal-hal yang menyangkut hubungan antara penghuni 
Sarusun, pemilihan pengurus perhimpunan penghuni dan biaya-biaya atas sarusun. 
Jenis hak suara tersebut di atas berpedoman pada Kepmenpera No. 06/1995
Hak Suara Anggota PPPSRS (Cont’d) 
Kepemilikan 
NPP 
Pengelolaan 
NPP 
Penghunian 
One unit one vote, apabila sarusun 
sudah dihuni, suara pemilik dapat 
dikuasakan kepada penghuni. 
Apabila belum dihuni, pemilik 
hanya punya satu suara meski 
memiliki lebih dari satu sarusun
Ketentuan Pidana (Cont’d) 
• Pelaku pembangunan rusun komersial yang 
mengingkari kewajibannya untuk menyediakan 
rusun umum minimal 20 % dari total rusun 
komersial yang dibangun. 
Dipidana dengan pidana 
penjara paling lama 2 
tahun atau denda paling 
banyak Rp 20 M 
• Pelaku pembangunan yang membuat PPJB yang 
tidak sesuai dengan yang dipasarkan 
• atau belum memenuhi semua persyaratan kepastian 
seperti yang tercantum di dalam UU sebagai 
berikut: 
• status kepemilikan tanah; 
• kepemilikan IMB; 
• ketersediaan prasarana, sarana, dan utilitas 
umum; 
• keterbangunan paling sedikit 20% (dua puluh 
persen); dan 
• hal yang diperjanjikan. 
Dipidana penjara paling 
lama 4 tahun atau denda 
paling banyak Rp 4 M
Ketentuan Pidana (Cont’d) 
Dipidana dengan 
pidana penjara paling 
lama 1 tahun atau 
denda paling banyak 
Rp 50 juta 
• Merusak atau mengubah prasarana, sarana, dan 
utilitas umum; 
• Melakukan perbuatan yang membahayakan orang 
lain atau kepentingan umum; 
• Mengubah fungsi dan pemanfaatan sarusun; atau 
• Mengalihfungsikan prasarana, sarana, dan utilitas 
umum, serta benda bersama, bagian bersama dan 
tanah bersama dalam pembangunan atau pengelolaan 
rusun. 
Dipidana dengan pidana penjara 
paling lama 1 tahun atau denda 
paling banyak Rp 50 jutaRupiah 
• mengubah peruntukan lokasi Rusun yang 
sudah ditetapkan; atau 
• mengubah fungsi dan pemanfaatan Rusun
Ketentuan Pidana yang dilakukan oleh Badan Hukum 
• Selain pidana penjara dan denda terhadap pengurusnya, pidana 
dapat dijatuhkan terhadap badan hukum berupa pidana denda 
dengan pemberatan 3 kali dari pidana denda terhadap orang 
(Pasal 117 UU Rumah Susun) 
• Badan hukum dapat dijatuhi pidana tambahan berupa: 
Pencabutan Izin Usaha 
Pencabutan Status Badan Hukum 
Pembubaran suatu perseroan terbatas terjadi karena dicabutnya izin usaha 
perseroan terbatas tersebut, sehingga mewajibkan perseroan terbatas tersebut 
untuk melakukan likuidasi.
Sengketa Pembentukan PPPSRS 
Sengketa Rapat Pembentukan PPRS Bellezza 
• Perkara Perdata No. 235/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Sel 
oleh Para Pemilik Sarusun PPRS Bellezza Permata 
Hijau terhadap (i) PT Sumber Daya Nusaphala, (ii) 
Notaris Mahendra Adinegara, dan (ii) Pengurus 
PPRS The Bellezza. 
• Gugatan Tata Usaha Negara oleh Para Pemilik 
terhadap Gubernur DKI Jakarta. PPRS The 
Bellezza Sebagai Tergugat Intervensi.
Flowchart Rapat Pembentukan Pembentukan 
PPRS The Bellezza 
Undangan Rapat 
dan Agenda Rapat 
Umum (min. H-7) 
Verifikasi 
oleh Panitia 
Rapat 
Pembukuan serta 
penetapan tata tertib 
Rapat Umum oleh 
Ketua PPRS 
Kuorum 2/3 atau 
sama dengan 67% 
dari jumlah peserta 
Rapat Umum. 
Tidak Tercapai Tercapai 
Rapat ditunda 
selama 2 x 30 menit 
Pemilihan Pengurus 
PPRS 
Berapapun jumlah 
yang hadir dapat 
melangsungkan Rapat 
Umum dan 
mengambil keputusan 
yang sah dan 
mengikat semua 
Peserta Rapat
Flowchart Rapat Pembentukan Pembentukan 
PPRS The Bellezza (Cont’d) 
Ketua PPRS 
Sementara memimpin 
agenda rapat 
Aklamasi Voting (pemungutan suara) 
Pengurus terpilih 
Serah terima jabatan oleh 
Ketua PPRS Sementara 
kepada Ketua PPRS terpilih 
Ketua PPPRS terpilih 
mengajukan draft AD/ART 
ditolak/keberatan, 
maka voting 
(pemungutan suara); 
Penetapan AD/ART 
PPRS 
Permohonan 
pengesahan ke 
Gubernur DKI 
Jakarta 
Aklamasi
Sengketa Pembentukan P3SRS 
Perkara Perdata No. 235/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Sel 
Pengguggat Tergugat I 
Tidak semua pemilik dan penghuni 
Apartemen The Bellezza menerima 
undangan Rapat Pembentukan PPRS The 
Bellezza (Rapat Pembentukan); 
Tergugat I telah mengirim undangan Rapat 
Pembentukan kepada seluruh pemilik dan 
penghuni Rusun The Bellezza; 
Pengiriman undangan Rapat Pembentukan 
tidak sesuai dengan Kepmenpera No. 
06/1995, karena kurang dari 14 hari 
sebelum Rapat Pembentukan; 
Kepmenpera No. 06/1995 tidak mengatur 
jangka waktu pengiriman undangan terkait 
dengan Rapat Pembentukan. Pengaturan 
jangka waktu undangan diatur dalam Lampiran 
III Kepmenpera No. 06/1995, adalah pedoman 
mengenai pembuatan ART. 
Kuorum Rapat Pembentukan kurang dari 
30% dari NPP; 
Tidak terdapat pengaturan secara khusus yang 
mengatur mengenai kuorum Rapat 
Pembentukan untuk pertama kali. Pengesahan 
Tata Tertib Rapat Pembentukan bukanlah 
berdasarkan kuorum dari NPP, namun 
berdasarkan aklamasi.
Sengketa Pembentukan P3SRS (Cont’d) 
Perkara Perdata No. 235/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Sel 
Berdasarkan kebiasaan, rapat umum luar 
biasa untuk pertama kali dilakukan setelah 
beberapa kali jeda waktu selama 30 menit, 
dan apabila tidak kuorum maka ditunda 
untuk kemudian diundang kembali; 
Mekanisme Rapat Pembentukan telah 
dilakukan berdasarkan ketentuan di dalam 
Tata Tertib Rapat Pembentukan. 
Rapat Pembentukan tidak mencapai 
kuorum, namun Tergugat membahas dan 
memutuskan Tata Tertib Rapat 
Pembentukan; 
Tata Tertib Rapat Pembentukan diperlukan 
karena tidak terdapat pengaturan secara 
khusus yang mengatur mekanisme 
maupun kuorum Rapat Pembentukan 
untuk pertama kali. Tata Tertib Rapat 
Pembentukan dijadikan pedoman dan 
dasar pelaksanaan dan jalannya Rapat 
Pembentukan, selayaknya norma 
pelaksanaan rapat yang ada di dalam 
masyarakat.
Sengketa Pembentukan P3SRS (Cont’d) 
Perkara Perdata No. 235/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Sel 
Tergugat I tidak dapat menunjukkan surat 
keputusan Gubernur DKI Jakarta tentang 
pertelaan; 
Pertelaan Apartemen The Bellezza telah 
disahkan berdasarkan Kepgub DKI Jakarta 
No. 2190/2010, tertanggal 17 Desember 
2010. 
AD/ART seharusnya disusun oleh 
pengurus terpilih, dan disahkan dalam 
rapat umum yang berbeda (bukan di dalam 
Rapat Pembentukan tersebut). 
Pengurus PPRS The Bellezza yang terpilih 
menyampaikan usulan draft AD/ART yang 
mengacu pada draft yang diberikan oleh 
Dinas Perumahan DKI Jakarta. Dalam 
undangan disebutkan bahwa draft tersebut 
sebelumnya telah disampaikan kepada 
para penghuni dan pemilik Apartemen The 
Bellezza untuk dapat diambil dan 
dipelajari. Kemudian, draft AD/ART 
disahkan secara musyawarah untuk 
mufakat di dalam Rapat Pembentukan.
Sengketa Pembentukan P3SRS (Cont’d) 
Putusan Perkara Perdata No. 235/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Sel 
Pertimbangan Hukum: 
• Tergugat I telah mengajukan bukti surat undangan Rapat Pembentukan; 
• Telah menjadi pengetahuan umum bahwa pemilik Rusun pada umumnya adalah orang-orang 
yang mobilitasnya sangat tinggi; 
• Kepmenpera No. 06/1995 tidak mengatur secara tegas kuorum Rapat Pembentukan; 
• Saksi ahli Mo. Yahya Mulyarso, S.H., MSi menjelaskan bahwa tidak ada aturan yang 
mengatur mengenai jangka waktu pengiriman undangan Rapat Pembentukan kepada 
para penghuni dan pemilik Rusun; 
• Tergugat II telah membacakan draft Tata Tertib Rapat Pembentukan, dan di dalam Rapat 
Pembentukan peserta rapat telah diberikan kesempatan untuk memberikan tanggapan 
terhadap draft, dan draft tersebut diterima secara aklamasi oleh peserta rapat; 
• Pengurus PPRS The Bellezza terpilih telah diakui keabsahannya berdasarkan Keputusan 
Gubernur DKI Jakarta tentang pengesahan akta pembentukan PPRS The Bellezza;
Sengketa Pembentukan P3SRS (Cont’d) 
Putusan Perkara Perdata No. 235/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Sel 
Amar Putusan: 
• Menolak gugatan Penggugat. 
• Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara. 
Perangkat hukum pembentukan PPPSRS masih belum memadai, dan sebagai 
akibatnya pembentukan PPPSRS menjadi sumber konflik antara pengembang dengan 
penghuni, terutama terkait prosedur pembentukan PPPSRS untuk pertama kalinya.
Sengketa Pembentukan P3SRS 
Perkara Tata Usaha Negara No. 226/G/2012/PTUN.JKT 
Penggugat Tergugat II Intervensi 
Kepgub DKI No. 1397/2011 telah 
melanggar Kepmen No. 06/1995 jo. Pasal 
71 PP No. 4/1998, antara lain mengenai 
tata cara undangan, kuorum rapat beserta 
Tata Tertib Rapat Pembentukan, sehingga 
seluruh hasil Rapat Pembentukan harus 
dinyatakan tidak sah 
Terkait Rapat Pembentukan, tidak ada 
satupun ketentuan dalam Kepmenpera No. 
06/1995 yang mengatur mengenai tata 
cara undangan, kuorum serta tata tertib 
bagi Rapat Pembentukan untuk pertama 
kali. 
Di dalam susunan pengurus PPRS The 
Bellezza terdapat juga pihak PT Sumber 
Daya Nusaphala, sehingga melanggar 
Pasal 57 ayat (4) PP No. 4/1988. 
Pengurus PPRS The Bellezza terdiri dari 
orang pribadi, bukan PT Sumber Daya 
Nusaphala. Pengurus PPRS The Bellezza 
dipilih berdasarkan asas kekeluargaan. 
Penggugat juga mengajukan gugatan 
perbuatan melawan hukum di Pengadilan 
Negeri Jakarta Selatan. 
Gugatan perbuatan melawan hukum oleh 
Penggugat tidak ada hubungannya dengan 
perkara ini, sebab tidak mengikutsertakan 
Gubernur DKI Jakarta sebagai Tergugat.
Sengketa Pembentukan P3SRS 
Perkara Tata Usaha Negara No. 226/G/2012/PTUN.JKT 
Tindakan Tergugat yang menerbitkan 
Kepgub No. 1397/2011 mengabaikan 
keberatan Para Penggugat sehingga 
bertentangan dengan asas-asas umum 
pemerintahan yang baik. 
Dinas Perumahan DKI Jakarta telah 
menindaklanjuti surat keberatan Para 
Penggugat. 
Putusan Perkara Tata Usaha Negara No. 226/G/2012/PTUN.JKT 
Pertimbangan Hukum: 
• Majelis Hakim tidak menemukan adanya kewenangan Tergugat untuk menunda 
pengesahan akta notaris, dan Tergugat justru terikat untuk tunduk pada pembentukan 
PPRS berdasarkan akta notaris. 
• Dalam ketentuan hukum materil, Tergugat tidak memiliki kewenangan untuk menunda 
dan mengenyampingkan akta pembentukan. 
• Putusan Peradilan Tata Usaha Negara tidak mungkin dapat menyelesaikan 
permasalahan Para Penggugat sepanjang akta pembentukan tersebut tidak dibatalkan, 
sehingga gugatan perdata yang diajukan ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan sudah 
tepat untuk menghindari disparitas putusan antara lembaga peradilan.
Sengketa Pembentukan P3SRS 
Putusan Perkara Tata Usaha Negara No. 226/G/2012/PTUN.JKT 
• Pokok permasalahan menyangkut mengenai keabsahan suatu akta notaris yang 
pembatalannya merupakan kewenangan peradilan umum, dan oleh karenanya pokok 
sengketa ini bukanlah sengketa tata usaha negara. 
Amar Putusan: 
• Menyatakan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta tidak berwenang sengketa tata 
usaha negara ini. 
• Menghukum Para Penggugat untuk membayar biaya perkara.
Leks&Co 
Menara Palma 17 Floor, Suite17-02B 
Jl. HR. Rasuna Said Blok X2 Kav.6 
Kuningan, Jakarta 12950, Indonesia 
T. +62 21 5795 7550 
F. +62 21 5795 7551 
www.lekslawyer.com

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Undang-undang Rumah Susun Terbaru
Undang-undang Rumah Susun TerbaruUndang-undang Rumah Susun Terbaru
Undang-undang Rumah Susun TerbaruLeks&Co
 
eksepsi jawaban
eksepsi jawabaneksepsi jawaban
eksepsi jawabanNakano
 
Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 2)
Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 2)Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 2)
Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 2)Leks&Co
 
Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun
Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah SusunPerhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun
Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah SusunLeks&Co
 
Konsolidasi Tanah
Konsolidasi TanahKonsolidasi Tanah
Konsolidasi Tanahushfia
 
Hukum Properti pasca UU Cipta Kerja
Hukum Properti pasca UU Cipta KerjaHukum Properti pasca UU Cipta Kerja
Hukum Properti pasca UU Cipta KerjaLeks&Co
 
Pengetahuan hukum bagi broker properti
Pengetahuan hukum bagi broker propertiPengetahuan hukum bagi broker properti
Pengetahuan hukum bagi broker propertiLeks&Co
 
Sistem Perjanjian Pendahuluan Jual Beli Rumah
Sistem Perjanjian Pendahuluan Jual Beli RumahSistem Perjanjian Pendahuluan Jual Beli Rumah
Sistem Perjanjian Pendahuluan Jual Beli RumahLeks&Co
 
Dasar-Dasar Hukum Pertanahan
Dasar-Dasar Hukum PertanahanDasar-Dasar Hukum Pertanahan
Dasar-Dasar Hukum PertanahanLeks&Co
 
Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...
Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...
Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...Leks&Co
 
Perjanjian Pengikatan Jual Beli Tanah
Perjanjian Pengikatan Jual Beli TanahPerjanjian Pengikatan Jual Beli Tanah
Perjanjian Pengikatan Jual Beli TanahLeks&Co
 
Perjanjian Sewa-Menyewa
Perjanjian Sewa-MenyewaPerjanjian Sewa-Menyewa
Perjanjian Sewa-MenyewaRizqy Putra
 
Poin-Poin Penting Dalam UU Cipta Kerja
Poin-Poin Penting Dalam UU Cipta Kerja Poin-Poin Penting Dalam UU Cipta Kerja
Poin-Poin Penting Dalam UU Cipta Kerja Leks&Co
 
Contoh Akta Pembagian Hak Bersama (APHB)
Contoh Akta Pembagian Hak Bersama (APHB)Contoh Akta Pembagian Hak Bersama (APHB)
Contoh Akta Pembagian Hak Bersama (APHB)Ahmad Kahar
 
Hak milik atas tanah powerpoint
Hak milik atas tanah powerpointHak milik atas tanah powerpoint
Hak milik atas tanah powerpointAndhika Pratama
 
Surat perjanjian-distributor
Surat perjanjian-distributorSurat perjanjian-distributor
Surat perjanjian-distributorDecky Kusuma
 
Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 1)
Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 1)Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 1)
Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 1)Leks&Co
 
Permen pu no. 5 tahun 2008 tentang rth
Permen pu no. 5 tahun 2008 tentang rthPermen pu no. 5 tahun 2008 tentang rth
Permen pu no. 5 tahun 2008 tentang rthjamestravolta
 

Mais procurados (20)

Undang-undang Rumah Susun Terbaru
Undang-undang Rumah Susun TerbaruUndang-undang Rumah Susun Terbaru
Undang-undang Rumah Susun Terbaru
 
eksepsi jawaban
eksepsi jawabaneksepsi jawaban
eksepsi jawaban
 
Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 2)
Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 2)Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 2)
Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 2)
 
Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun
Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah SusunPerhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun
Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun
 
Konsolidasi Tanah
Konsolidasi TanahKonsolidasi Tanah
Konsolidasi Tanah
 
Hukum Properti pasca UU Cipta Kerja
Hukum Properti pasca UU Cipta KerjaHukum Properti pasca UU Cipta Kerja
Hukum Properti pasca UU Cipta Kerja
 
Pengetahuan hukum bagi broker properti
Pengetahuan hukum bagi broker propertiPengetahuan hukum bagi broker properti
Pengetahuan hukum bagi broker properti
 
Sistem Perjanjian Pendahuluan Jual Beli Rumah
Sistem Perjanjian Pendahuluan Jual Beli RumahSistem Perjanjian Pendahuluan Jual Beli Rumah
Sistem Perjanjian Pendahuluan Jual Beli Rumah
 
Hukum Agraria - Pendaftaran Tanah
Hukum Agraria - Pendaftaran Tanah Hukum Agraria - Pendaftaran Tanah
Hukum Agraria - Pendaftaran Tanah
 
Dasar-Dasar Hukum Pertanahan
Dasar-Dasar Hukum PertanahanDasar-Dasar Hukum Pertanahan
Dasar-Dasar Hukum Pertanahan
 
Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...
Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...
Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...
 
Perjanjian Pengikatan Jual Beli Tanah
Perjanjian Pengikatan Jual Beli TanahPerjanjian Pengikatan Jual Beli Tanah
Perjanjian Pengikatan Jual Beli Tanah
 
Perjanjian Sewa-Menyewa
Perjanjian Sewa-MenyewaPerjanjian Sewa-Menyewa
Perjanjian Sewa-Menyewa
 
Poin-Poin Penting Dalam UU Cipta Kerja
Poin-Poin Penting Dalam UU Cipta Kerja Poin-Poin Penting Dalam UU Cipta Kerja
Poin-Poin Penting Dalam UU Cipta Kerja
 
Contoh Akta Pembagian Hak Bersama (APHB)
Contoh Akta Pembagian Hak Bersama (APHB)Contoh Akta Pembagian Hak Bersama (APHB)
Contoh Akta Pembagian Hak Bersama (APHB)
 
Hak milik atas tanah powerpoint
Hak milik atas tanah powerpointHak milik atas tanah powerpoint
Hak milik atas tanah powerpoint
 
Surat gugatan
Surat gugatanSurat gugatan
Surat gugatan
 
Surat perjanjian-distributor
Surat perjanjian-distributorSurat perjanjian-distributor
Surat perjanjian-distributor
 
Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 1)
Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 1)Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 1)
Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 1)
 
Permen pu no. 5 tahun 2008 tentang rth
Permen pu no. 5 tahun 2008 tentang rthPermen pu no. 5 tahun 2008 tentang rth
Permen pu no. 5 tahun 2008 tentang rth
 

Semelhante a RUMAH SUSUN DAN PERSPEKTIF PENGEMBANG

aspek hukum hak tanggung1
aspek hukum hak tanggung1aspek hukum hak tanggung1
aspek hukum hak tanggung1Sukman Sukman
 
Perda nomor 9 tahun 2009 tentang sarpras, utilitas perumahan dan permukiman
Perda nomor 9 tahun 2009 tentang sarpras, utilitas perumahan dan permukimanPerda nomor 9 tahun 2009 tentang sarpras, utilitas perumahan dan permukiman
Perda nomor 9 tahun 2009 tentang sarpras, utilitas perumahan dan permukimanmuhfidzilla
 
03. Materi 3.pptx
03. Materi 3.pptx03. Materi 3.pptx
03. Materi 3.pptxghifari9
 
Paparan sosialisasi uu nomor 20 tahun 2011 prog sejuta rumah-pekanbaru
Paparan sosialisasi uu nomor 20 tahun 2011 prog sejuta  rumah-pekanbaruPaparan sosialisasi uu nomor 20 tahun 2011 prog sejuta  rumah-pekanbaru
Paparan sosialisasi uu nomor 20 tahun 2011 prog sejuta rumah-pekanbarunovri ilham
 
Perumahan Permukiman
Perumahan PermukimanPerumahan Permukiman
Perumahan PermukimanLeks&Co
 
SYARAT DAN KETENTUAN PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PROPERTI
SYARAT DAN KETENTUAN PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PROPERTISYARAT DAN KETENTUAN PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PROPERTI
SYARAT DAN KETENTUAN PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PROPERTILeks&Co
 
Contoh Kasus Akuisisi
Contoh Kasus AkuisisiContoh Kasus Akuisisi
Contoh Kasus AkuisisiLeks&Co
 
Peraturan bupati-no.-30-ttg-izin-lokasi
Peraturan bupati-no.-30-ttg-izin-lokasiPeraturan bupati-no.-30-ttg-izin-lokasi
Peraturan bupati-no.-30-ttg-izin-lokasippbkab
 
Peraturan_Bupati_Cilacap_Nomor_69_Tahun_2022.pdf
Peraturan_Bupati_Cilacap_Nomor_69_Tahun_2022.pdfPeraturan_Bupati_Cilacap_Nomor_69_Tahun_2022.pdf
Peraturan_Bupati_Cilacap_Nomor_69_Tahun_2022.pdfRoySiadari1
 
Hak-Hak Atas Tanah Terkait Aset Perusahaan dan Yayasan
Hak-Hak Atas Tanah Terkait Aset Perusahaan dan YayasanHak-Hak Atas Tanah Terkait Aset Perusahaan dan Yayasan
Hak-Hak Atas Tanah Terkait Aset Perusahaan dan YayasanLeks&Co
 
Akta Pembagian Hak Bersama | Ricco S. Yubaidi, S.H., M.Kn.
Akta Pembagian Hak Bersama | Ricco S. Yubaidi, S.H., M.Kn.Akta Pembagian Hak Bersama | Ricco S. Yubaidi, S.H., M.Kn.
Akta Pembagian Hak Bersama | Ricco S. Yubaidi, S.H., M.Kn.Ricco Survival Yubaidi
 
LAND LAW - Pajak Sewa
LAND LAW - Pajak SewaLAND LAW - Pajak Sewa
LAND LAW - Pajak SewaAmirulAfiq30
 
Analisis perizinan tata ruang (aspek hukum)
Analisis perizinan tata ruang (aspek hukum)Analisis perizinan tata ruang (aspek hukum)
Analisis perizinan tata ruang (aspek hukum)Risqi Tomy
 
Tertib penghunian perumahan
Tertib penghunian perumahanTertib penghunian perumahan
Tertib penghunian perumahaninideedee
 
Strata title dan SHM Sarusun
Strata title dan SHM SarusunStrata title dan SHM Sarusun
Strata title dan SHM SarusunIwanSukirman
 
Hukum Rusun dan Hukum Perumahan
Hukum Rusun dan Hukum PerumahanHukum Rusun dan Hukum Perumahan
Hukum Rusun dan Hukum PerumahanLeks&Co
 
Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggunan / SKHMT - Ricco Survival Yubaidi, S.H.,...
Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggunan / SKHMT - Ricco Survival Yubaidi, S.H.,...Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggunan / SKHMT - Ricco Survival Yubaidi, S.H.,...
Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggunan / SKHMT - Ricco Survival Yubaidi, S.H.,...Ricco Survival Yubaidi
 
Perda 15-2012
Perda 15-2012Perda 15-2012
Perda 15-2012Indonesia
 

Semelhante a RUMAH SUSUN DAN PERSPEKTIF PENGEMBANG (20)

rumah susun nih
rumah susun nihrumah susun nih
rumah susun nih
 
aspek hukum hak tanggung1
aspek hukum hak tanggung1aspek hukum hak tanggung1
aspek hukum hak tanggung1
 
Perda nomor 9 tahun 2009 tentang sarpras, utilitas perumahan dan permukiman
Perda nomor 9 tahun 2009 tentang sarpras, utilitas perumahan dan permukimanPerda nomor 9 tahun 2009 tentang sarpras, utilitas perumahan dan permukiman
Perda nomor 9 tahun 2009 tentang sarpras, utilitas perumahan dan permukiman
 
03. Materi 3.pptx
03. Materi 3.pptx03. Materi 3.pptx
03. Materi 3.pptx
 
Paparan sosialisasi uu nomor 20 tahun 2011 prog sejuta rumah-pekanbaru
Paparan sosialisasi uu nomor 20 tahun 2011 prog sejuta  rumah-pekanbaruPaparan sosialisasi uu nomor 20 tahun 2011 prog sejuta  rumah-pekanbaru
Paparan sosialisasi uu nomor 20 tahun 2011 prog sejuta rumah-pekanbaru
 
Perumahan Permukiman
Perumahan PermukimanPerumahan Permukiman
Perumahan Permukiman
 
SYARAT DAN KETENTUAN PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PROPERTI
SYARAT DAN KETENTUAN PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PROPERTISYARAT DAN KETENTUAN PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PROPERTI
SYARAT DAN KETENTUAN PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PROPERTI
 
Contoh Kasus Akuisisi
Contoh Kasus AkuisisiContoh Kasus Akuisisi
Contoh Kasus Akuisisi
 
Peraturan bupati-no.-30-ttg-izin-lokasi
Peraturan bupati-no.-30-ttg-izin-lokasiPeraturan bupati-no.-30-ttg-izin-lokasi
Peraturan bupati-no.-30-ttg-izin-lokasi
 
Peraturan_Bupati_Cilacap_Nomor_69_Tahun_2022.pdf
Peraturan_Bupati_Cilacap_Nomor_69_Tahun_2022.pdfPeraturan_Bupati_Cilacap_Nomor_69_Tahun_2022.pdf
Peraturan_Bupati_Cilacap_Nomor_69_Tahun_2022.pdf
 
Hak-Hak Atas Tanah Terkait Aset Perusahaan dan Yayasan
Hak-Hak Atas Tanah Terkait Aset Perusahaan dan YayasanHak-Hak Atas Tanah Terkait Aset Perusahaan dan Yayasan
Hak-Hak Atas Tanah Terkait Aset Perusahaan dan Yayasan
 
Akta Pembagian Hak Bersama | Ricco S. Yubaidi, S.H., M.Kn.
Akta Pembagian Hak Bersama | Ricco S. Yubaidi, S.H., M.Kn.Akta Pembagian Hak Bersama | Ricco S. Yubaidi, S.H., M.Kn.
Akta Pembagian Hak Bersama | Ricco S. Yubaidi, S.H., M.Kn.
 
LAND LAW - Pajak Sewa
LAND LAW - Pajak SewaLAND LAW - Pajak Sewa
LAND LAW - Pajak Sewa
 
Analisis perizinan tata ruang (aspek hukum)
Analisis perizinan tata ruang (aspek hukum)Analisis perizinan tata ruang (aspek hukum)
Analisis perizinan tata ruang (aspek hukum)
 
Tertib penghunian perumahan
Tertib penghunian perumahanTertib penghunian perumahan
Tertib penghunian perumahan
 
Strata title dan SHM Sarusun
Strata title dan SHM SarusunStrata title dan SHM Sarusun
Strata title dan SHM Sarusun
 
Hukum Rusun dan Hukum Perumahan
Hukum Rusun dan Hukum PerumahanHukum Rusun dan Hukum Perumahan
Hukum Rusun dan Hukum Perumahan
 
Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggunan / SKHMT - Ricco Survival Yubaidi, S.H.,...
Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggunan / SKHMT - Ricco Survival Yubaidi, S.H.,...Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggunan / SKHMT - Ricco Survival Yubaidi, S.H.,...
Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggunan / SKHMT - Ricco Survival Yubaidi, S.H.,...
 
Perda 15-2012
Perda 15-2012Perda 15-2012
Perda 15-2012
 
Uu 20 2000
Uu 20 2000Uu 20 2000
Uu 20 2000
 

Mais de Leks&Co

Filsafat Hukum John Finnis Kewajiban Hukum dan Hukum tidak Adil
Filsafat Hukum John Finnis Kewajiban Hukum dan Hukum tidak AdilFilsafat Hukum John Finnis Kewajiban Hukum dan Hukum tidak Adil
Filsafat Hukum John Finnis Kewajiban Hukum dan Hukum tidak AdilLeks&Co
 
Hukum Ketenagakerjaan Pasca UU Cipta Kerja
Hukum Ketenagakerjaan Pasca UU Cipta KerjaHukum Ketenagakerjaan Pasca UU Cipta Kerja
Hukum Ketenagakerjaan Pasca UU Cipta KerjaLeks&Co
 
Penyelesaian Sengketa Komersial Implementasi dalam Praktik dan Contoh Kasus
Penyelesaian Sengketa Komersial Implementasi dalam Praktik dan Contoh KasusPenyelesaian Sengketa Komersial Implementasi dalam Praktik dan Contoh Kasus
Penyelesaian Sengketa Komersial Implementasi dalam Praktik dan Contoh KasusLeks&Co
 
Legal Drafting
Legal DraftingLegal Drafting
Legal DraftingLeks&Co
 
Updated and revised edition: The Ownership of House and Resident by Foreigner
Updated and revised edition: The Ownership of House and Resident by ForeignerUpdated and revised edition: The Ownership of House and Resident by Foreigner
Updated and revised edition: The Ownership of House and Resident by ForeignerLeks&Co
 
Association of Owner And Tenant of Condominium Unit (P3SRS)
Association of Owner And Tenant of Condominium Unit (P3SRS)Association of Owner And Tenant of Condominium Unit (P3SRS)
Association of Owner And Tenant of Condominium Unit (P3SRS)Leks&Co
 
Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun
Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah SusunPerhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun
Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah SusunLeks&Co
 
Perizinan Berusaha di Indonesia Melalui OSS
Perizinan Berusaha di Indonesia Melalui OSSPerizinan Berusaha di Indonesia Melalui OSS
Perizinan Berusaha di Indonesia Melalui OSSLeks&Co
 
Alternatif penyelesaian Sengketa
Alternatif penyelesaian SengketaAlternatif penyelesaian Sengketa
Alternatif penyelesaian SengketaLeks&Co
 
Mall lease agreement
Mall lease agreementMall lease agreement
Mall lease agreementLeks&Co
 
Penyediaan Tenaga Listrik untuk Bangunan dalam Kawasan Terbatas
Penyediaan Tenaga Listrik untuk Bangunan dalam Kawasan TerbatasPenyediaan Tenaga Listrik untuk Bangunan dalam Kawasan Terbatas
Penyediaan Tenaga Listrik untuk Bangunan dalam Kawasan TerbatasLeks&Co
 
Presentation for Quo Vadis RUU Pertanahan
Presentation for Quo Vadis RUU PertanahanPresentation for Quo Vadis RUU Pertanahan
Presentation for Quo Vadis RUU PertanahanLeks&Co
 
The Ownership of House and Resident by Foreigner
The Ownership of House and Resident by ForeignerThe Ownership of House and Resident by Foreigner
The Ownership of House and Resident by ForeignerLeks&Co
 
Contract presentation day 1
Contract presentation day 1Contract presentation day 1
Contract presentation day 1Leks&Co
 
Drafting contract
Drafting contractDrafting contract
Drafting contractLeks&Co
 
Penerapan Upaya Hukum dalam Pengadilan Tata Usaha Negara (Analisis Kasus)
Penerapan Upaya Hukum dalam Pengadilan Tata Usaha Negara (Analisis Kasus)Penerapan Upaya Hukum dalam Pengadilan Tata Usaha Negara (Analisis Kasus)
Penerapan Upaya Hukum dalam Pengadilan Tata Usaha Negara (Analisis Kasus)Leks&Co
 

Mais de Leks&Co (16)

Filsafat Hukum John Finnis Kewajiban Hukum dan Hukum tidak Adil
Filsafat Hukum John Finnis Kewajiban Hukum dan Hukum tidak AdilFilsafat Hukum John Finnis Kewajiban Hukum dan Hukum tidak Adil
Filsafat Hukum John Finnis Kewajiban Hukum dan Hukum tidak Adil
 
Hukum Ketenagakerjaan Pasca UU Cipta Kerja
Hukum Ketenagakerjaan Pasca UU Cipta KerjaHukum Ketenagakerjaan Pasca UU Cipta Kerja
Hukum Ketenagakerjaan Pasca UU Cipta Kerja
 
Penyelesaian Sengketa Komersial Implementasi dalam Praktik dan Contoh Kasus
Penyelesaian Sengketa Komersial Implementasi dalam Praktik dan Contoh KasusPenyelesaian Sengketa Komersial Implementasi dalam Praktik dan Contoh Kasus
Penyelesaian Sengketa Komersial Implementasi dalam Praktik dan Contoh Kasus
 
Legal Drafting
Legal DraftingLegal Drafting
Legal Drafting
 
Updated and revised edition: The Ownership of House and Resident by Foreigner
Updated and revised edition: The Ownership of House and Resident by ForeignerUpdated and revised edition: The Ownership of House and Resident by Foreigner
Updated and revised edition: The Ownership of House and Resident by Foreigner
 
Association of Owner And Tenant of Condominium Unit (P3SRS)
Association of Owner And Tenant of Condominium Unit (P3SRS)Association of Owner And Tenant of Condominium Unit (P3SRS)
Association of Owner And Tenant of Condominium Unit (P3SRS)
 
Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun
Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah SusunPerhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun
Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun
 
Perizinan Berusaha di Indonesia Melalui OSS
Perizinan Berusaha di Indonesia Melalui OSSPerizinan Berusaha di Indonesia Melalui OSS
Perizinan Berusaha di Indonesia Melalui OSS
 
Alternatif penyelesaian Sengketa
Alternatif penyelesaian SengketaAlternatif penyelesaian Sengketa
Alternatif penyelesaian Sengketa
 
Mall lease agreement
Mall lease agreementMall lease agreement
Mall lease agreement
 
Penyediaan Tenaga Listrik untuk Bangunan dalam Kawasan Terbatas
Penyediaan Tenaga Listrik untuk Bangunan dalam Kawasan TerbatasPenyediaan Tenaga Listrik untuk Bangunan dalam Kawasan Terbatas
Penyediaan Tenaga Listrik untuk Bangunan dalam Kawasan Terbatas
 
Presentation for Quo Vadis RUU Pertanahan
Presentation for Quo Vadis RUU PertanahanPresentation for Quo Vadis RUU Pertanahan
Presentation for Quo Vadis RUU Pertanahan
 
The Ownership of House and Resident by Foreigner
The Ownership of House and Resident by ForeignerThe Ownership of House and Resident by Foreigner
The Ownership of House and Resident by Foreigner
 
Contract presentation day 1
Contract presentation day 1Contract presentation day 1
Contract presentation day 1
 
Drafting contract
Drafting contractDrafting contract
Drafting contract
 
Penerapan Upaya Hukum dalam Pengadilan Tata Usaha Negara (Analisis Kasus)
Penerapan Upaya Hukum dalam Pengadilan Tata Usaha Negara (Analisis Kasus)Penerapan Upaya Hukum dalam Pengadilan Tata Usaha Negara (Analisis Kasus)
Penerapan Upaya Hukum dalam Pengadilan Tata Usaha Negara (Analisis Kasus)
 

RUMAH SUSUN DAN PERSPEKTIF PENGEMBANG

  • 1. www.lekslawyer.com Hukum Rumah Susun Dalam Perspektif Pengembang
  • 2. Latar Belakang • Undang-Undang No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun (“UU Rumah Susun”) diundangkan pada tanggal 10 November 2011, dan berlaku sejak tanggal diundangkan. • Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1985 tentang Rumah Susun (“UU Lama”) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. • Semua peraturan pelaksanaan dari UU Lama dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan atau belum diganti dengan peraturan pelaksanaan yang baru berdasarkan Undang-Undang baru ini.
  • 3. • Bangunan gedung bertingkat; • Dibangun dalam satu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian; • Distrukturkan secara fungsional, baik dalam arah horizontal maupun vertikal; • Merupakan satuan-satuan yang masing-masing dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah, terutama untuk tempat hunian; • Dilengkapi dengan bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama. Rumah Susun Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun (PPPSRS) • Badan hukum • Anggotanya adalah pemilik atau penghuni Sarusun Jenis Rumah Susun Rumah Susun Umum Rumah Susun Khusus Rumah Susun Negara Rumah Susun Komersial
  • 4. Pembangunan Rusun oleh Perusahaan Penanam Modal Asing • Pengembangan Rusun komersial dapat dilaksanakan oleh setiap orang, termasuk oleh perusahaan penanaman modal asing (Pasal 16 ayat (1) dan Pasal Pasal 41 UU Rumah Susun); • Penanaman modal asing wajib dilakukan dalam bentuk perseroan terbatas (“PT PMA”); • Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (“KBLI”) yang cocok bagi PT PMA dengan kegiatan pengembangan Rusun adalah KBLI No. 68110 (Real Estat Yang Dimiliki Sendiri Atau Disewa).
  • 5. Pembangunan Rusun oleh Perusahaan Penanam Modal Asing (Cont’d) • KBLI No. 68110 (Real Estat Yang Dimiliki Sendiri Atau Disewa): “Kelompok ini mencakup usaha pembelian, penjualan, persewaan dan pengoperasian real estat baik yang dimiliki sendiri maupun disewa, seperti bangunan apartemen, bangunan tempat tinggal dan bukan tempat tinggal. Termasuk kegiatan penjualan tanah dan pengoperasian kawasan tempat tinggal yang bisa dipindah-pindah.” • Penanam modal asing dapat memiliki 100 % (seratus persen) saham di dalam PT PMA dengan KBLI No. 68110.
  • 6. Sertifikat Hak Milik Satuan Rumah Susun (“SHM Sarusun”) Tanda bukti kepemilikan atas satuan rumah susun (Sarusun) di atas tanah hak milik (HM), hak guna bangunan (HGB) atau hak pakai (HP) di atas tanah negara, serta HGB atau HP di atas tanah hak pengelolaan (HPL). Sertifikat Kepemilikan Bangunan Gedung Satuan Rumah Susun (“SKBH satuan Sarusun”) Tanda bukti kepemilikan atas Sarusun di atas barang milik negara/daerah berupa tanah atau tanah wakaf dengan cara sewa. • Angka yang menunjukkan perbandingan antara Sarusun terhadap hak atas bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama yang dihitung berdasarkan nilai sarusun yang bersangkutan terhadap jumlah nilai rumah susun secara keseluruhan pada waktu pelaku pembangunan pertama kali memperhitungkan biaya pembangunannya secara keseluruhan untuk menentukan harga jualnya Nilai Perbandingan Proporsional (NPP)
  • 7. Sertifikat Hak Milik Satuan Rumah Susun (SHM Sarusun) Merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan, yang terdiri dari: a. Salinan buku tanah dan surat ukur atas tanah bersama sesuai dengan ketentuan perundang-undangan; b. Gambar denah lantai pada tingkat rumah susun bersangkutan yang menunjukkan Sarusun yang dimiliki; dan c. Pertelaan mengenai besarnya bagian hak atas bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama bagi yang bersangkutan. Dapat dijadikan jaminan utang dengan dibebani hak tanggungan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
  • 8. Sertifikat Kepemilikan Bagunan Gedung Sarusun (SKBG Sarusun) Merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan yang terdiri atas: a. Salinan buku bangunan gedung; b. Salinan surat perjanjian sewa atas tanah; c. Gambar denah lantai pada tingkat Rusun yang bersangkutan yang menunjukkan sarusun yang dimiliki; dan d. Pertelaan mengenai besarnya bagian hak atas bagian bersama dan benda bersama yang bersangkutan. Dapat dijadikan jaminan utang dengan dibebani fidusia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
  • 9. Kewajiban Pelaku Pembangunan Rusun Komersial untuk Menyediakan Rusun Umum • Pelaku pembangunan Rusun komersial wajib untuk menyediakan Rusun umum (yang dapat dilakukan di luar lokasi Rusun komersial di dalam kabupaten/kota yang sama) minimal 20% dari total luas lantai Rusun komersial yang dibangun. • Ketentuan lebih lanjut akan diatur di Peraturan Pemerintah
  • 10. • Hak Milik • Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai di atas Tanah Negara • Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai di atas Hak Pengelolaan Rusun dapat dibangun di atas tanah:
  • 11. Gambar dan Uraian Pelaku pembangunan wajib memisahkan Rusun atas Sarusun yang bersifat perorangan, dengan hak bersama bersama, benda bersama dan tanah bersama Pemisahan Rusun wajib dituangkan dalam bentuk gambar dan uraian Gambar dan uraian menjadi dasar untuk menetapkan NPP, SHM sarusun atau SKBG sarusun, dan PPJB Gambar dan uraian dibuat sebelum pelaksanaan pembangunan Rusun Ketentuan lebih lanjut diatur dengan peraturan pemerintah
  • 12. Gambar dan uraian dituangkan dalam bentuk akta pemisahan yang disahkan oleh bupati/walikota Khusus untuk DKI Jakarta, akta pemisahan disahkan oleh Gubernur Status hak atas tanah dan Dalam melakukan pembangunan Rusun, pelaku pembangunan harus memenuhi ketentuan administratif yang meliputi: Izin mendirikan bangunan (IMB)
  • 13. Rencana fungsi dan pemanfaatan Rusun harus mendapatkan izin dari bupati/walikota Khusus untuk Provinsi DKI Jakarta, rencana fungsi dan pemanfaatan harus mendapatkan izin dari Gubernur. Setelah mendapatkan izin, pelaku pembangunan wajib meminta pengesahan dari pemerintah daerah tentang pertelaan yang menunjukkan batas yang jelas dari setiap Sarusun, bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama berserta uraian NPP.
  • 14. Permohonan izin diajukan oleh pelaku pembangunan dengan melampirkan persyaratan berikut: • sertifikat hak atas tanah; • surat keterangan rencana kabupaten/kota; • gambar rencana tapak; • gambar rencana arsitektur yang memuat denah, tampak, dan potongan Rusun yang menunjukkan dengan jelas batasan secara vertikal dan horizontal dari Sarusun; • gambar rencana yang menunjukkan dengan jelas bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama; dan • gambar rencana utilitas umum dan instalasi berserta perlengkapannya. • Perjanjian tertulis pemanfaatan dan pendayagunaan tanah (bila dibangun di atas tanah sewa).
  • 15. Perubahan Rencana Fungsi dan Pemanfaatan Tanah Rusun • Wajib mendapatkan izin dari bupati/ walikota; • Perubahan rencana fungsi dan pemanfaatan rusun tidak mengurangi fungsi bagian bersama, benda bersama, dan fungsi hunian. • Dalam hal perubahan rencana fungsi dan pemanfaatan tanah Rusun mengakibatkan perubahan NPP, maka pertelaannya harus mendapatkan pengesahan kembali dari bupati/walikota. • Khusus untuk Provinsi DKI Jakarta, harus mendapatkan izin dari Gubernur;
  • 16. Sertifikat Laik Fungsi • Pelaku pembangunan wajib mengajukan permohonan Sertifikat Laik Fungsi (SLF) kepada bupati/walikota setelah menyelesaikan seluruh atau sebagian pembangunan rusun sepanjang tidak bertentangan dengan IMB. • Laik fungsi adalah berfungsinya seluruh atau sebagian bangunan rusun yang dapat menjamin dipenuhinya persyaratan tata bangunan dan keandalan bangunan rusun sesuai dengan fungsi yang ditetapkan dalam IMB. • Khusus untuk Provinsi DKI Jakarta, permohonan diajukan kepada Gubernur.
  • 17. Pemasaran Rusun • Apabila pemasaran dilakukan sebelum pembangunan rusun dilaksanakan, pelaku pembangunan sekurang-kurangnya harus memiliki (Pasal 42 ayat (2) UU Rusun): a. kepastian peruntukan ruang; b. kepastian hak atas tanah; c. kepastian status penguasaan rusun; d. perizinan pembangunan rusun; dan e. jaminan atas pembangunan rusun dari lembaga penjamin. • Dalam hal pemasaran dilakukan sebelum pembangunan rusun segala sesuatu yang dijanjikan oleh pelaku pembangunan dan/atau agen pemasaran mengikat sebagai perjanjian pengikatan jual beli bagi para pihak.
  • 18. Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB) PPJB dilakukan setelah memenuhi persyaratan atau kepastian: Status kepemilikan tanah Kepemilikan IMB Ketersediaan prasarana, sarana, dan utilitas umum Keterbangunan paling sedikit 20% 20% dari volume konstruksi bangunan rusun yang sedang dipasarkan Hal yang diperjanjikan Lokasi, bentuk, spesifikasi, harga, prasarana, sarana, utilitas umum, waktu serah terima Dibuat di hadapan notaris
  • 19. Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB) Pedoman PPJB Rusun Keputusan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor: 11/KPTS/1994 tentang Pedoman Perikatan Jual Beli Satuan Rumah Susun (Kepmenpera No. 11/1994)
  • 20. Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB) Ketentuan Material dalam PPJB PPJB mengatur hal-hal berikut, antara lain:  Objek yang akan diperjualbelikan adalah hak milik atas Sarusun yang meliputi bagian bersama, benda bersama dan tanah bersama sesuai dengan Nilai Perbandingan Proportional (NPP) dari Sarusun yang bersangkutan. Rusun yang akan dijual wajib memiliki izin-izin seperti izin lokasi, bukti penguasaan dan pembayaran tanah dan izin mendirikan bangunan.  Pengelolaan Rusun menetapkan bahwa pembeli harus bersedia untuk menjadi anggota Perimpunan Pemilik dan Penghuni Sarusun (sekarang PPPSRS) dalam rangka untuk mengelola bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama berserta fasilitasnya dengan memungut uang pangkal dan iuran yang besarnya akan ditetapkan secara musyawarah.
  • 21. PPJB (Cont’d)  Kewajiban Pengusaha Pembangunan Perumahan dan Permukiman: 1. Sebelum melakukan pemasaran perdana, perusahaan pembangunan perumahan dan permukiman wajib melaporkan kepada Bupati/Walikota dengan tembusan kepada Menteri Negara Perumahan Rakyat, dengan melampirkan: • salinan surat persetujuan izin prinsip; • salinan surat keputusan pemberian izin lokasi; • bukti pengadaan dan pelunasan tanah; • salinan surat izin mendirikan bangunan; • gambar denah pertelaan yang telah mendapat pengesahan dari pemerintah daerah setempat. Dalam jangka waktu selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kalendar terhitung sejak tanggal yang tercantum dalam tanda terima laporan tersebut belum mendapat jawaban dari Bupati/Walikota yang bersangkutan, maka pemasaran perdana tersebut dapat dilaksanakan. Ketentuan dan syarat terkait pemasaran dalam UU Rusun bukanlah hal yang baru, sebab sebelumnya telah diatur di dalam Kepmenpera No. 11/1994.
  • 22. PPJB (Cont’d) 2. Menyediakan dokumen pembangunan perumahan antara lain : • sertifikat hak atas tanah; • rencana tapak; • gambar rencana arsitektur yang memuat denah dan potongan beserta pertelaannya yang menunjukkan dengan jelas batas secara vertikal dan horizontal dari Sarusun; • gambar rencana struktur beserta, perhitungannya; • gambar rencana yang menunjukkan dengan jelas bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama; • gambar rencana jaringan dan instalasi beserta perlengkapannya. 3. Menyelesaikan bangunan sesuai dengan standar yang telah diperjanjikan; 4. Memperbaiki kerusakan yang terjadi dalam jangka waktu 100 hari setelah tanggal ditandatangani berita acara penyerahan sarusun, dari pengusaha kepada pemesan;
  • 23. PPJB (Cont’d) 5. Bertanggung jawab terhadap adanya cacat tersembunyi yang baru dapat diketahui di kemudian hari; 6. Menjadi pengelola sementara Rusun sebelum terbentuknya perhimpunan penghuni dan membantu menunjuk pengelola setelah perhimpunan penghuni terbentuk; 7. Mengasuransikan pekerjaan pembangunan tersebut selama berlangsungnya pembangunan; 8. Jika selama berlangsungnya pembangunan terjadi force majeur (keadaan kahar) yang di luar kemampuan para pihak, Pengusaha dan Pembeli akan mempertimbangkan penyelesaiannya sebaik-baiknya dengan dasar pertimbangan utama adalah dapat diselesaikannya pembangunan sarusun;
  • 24. PPJB (Cont’d) 9. Menyiapkan akta jual beli Sarusun kemudian bersama-sama dengan pembeli menandatangani akta jual beli di hadapan Notaris/PPAT pada tanggal yang ditetapkan. Kemudian, perusahaan pembangunan perumahan dan permukiman dan/atau Notaris/PPAT yang ditunjuk akan mengurus agar pembeli memperoleh sertifikat hak milik atas Sarusun atas nama pembeli, yang biayanya ditanggung oleh pembeli. 10. Menyerahkan Sarusun termasuk fasilitas umum dan fasilitas sosial secara sempurna pada tanggal yang ditetapkan, dan jika pengusaha belum dapat menyelesaikan pada waktu tersebut, maka diberi kesempatan menyelesaikan pembangunan tersebut dalam jangka waktu 120 (seratus dua puluh) hari kalendar, dihitung sejak tanggal rencana penyerahan rusun tersebut.
  • 25. PPJB (Cont’d) Apabila penyerahan Sarusun ternyata masih tidak terlaksana sama sekali, maka perikatan jual beli batal demi hukum, dan kebatalan ini tidak perlu dibuktikan atau dimintakan keputusan pengadilan atau badan arbitrase. Perusahaan pembangunan perumahan dan permukiman diwajibkan mengembalikan pembayaran uang yang telah diterima dari pembeli ditambah dengan denda dan bunga setiap bulannya sesuai dengan suku bunga bank yang berlaku. 11. Penyelesaian perselisihan yang terjadi sehubungan dengan perjanjian jual beli pendahuluan sarusun dilakukan melalui arbitrase yang ditetapkan sesuai dengan aturan-aturan Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) dengan biaya ditanggung renteng oleh para pihak.
  • 26. PPJB (Cont’d)  Kewajiban Pemesan adalah: 1. Menyatakan bahwa pemesan (calon pembeli) telah membaca, memahami, dan menerima syarat-syarat dan ketentuan dari surat pesanan dan pengikatan jual beli serta akan tunduk kepada syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan anggaran dasar perhimpunan pemilik dan penghuni Sarusun dan dokumen-dokumen lain terkait, serta bahwa ketentuan dari perjanjian-perjanjian dan dokumen-dokumen tersebut mengikat pembeli; 2. Setiap pemesan setelah menjadi pembeli Sarusun wajib membayar biaya pengelolaan (management fee) dan biaya utilitas (utility charge) dan jika terlambat pembayarannya dikenakan denda yang besarnya disesuaikan dengan keputusan perhimpunan penghuni; 3. Yang menjadi tanggung jawab pemesan meliputi: a. biaya pembayaran akta-akta yang diperlukan b. biaya jasa PPAT untuk pembuatan akta jual beli Sarusun; c. biaya untuk memperoleh Hak Milik atas Sarusun, biaya pendaftaran jual beli atas Sarusun
  • 27. PPJB (Cont’d) 4. Setelah akta jual beli ditandatangani tetapi sebelum sertifikat hak milik Sarusun diterbitkan oleh kantor pertanahan setempat: a) Jika Sarusun tersebut dialihkan kepada pihak ketiga dikenakan biaya administrasi yang ditetapkan perusahaan pembangunan dan perumahan dan pemukiman, yang besarnya tidak lebih dari 1% dari harga jual. b) Jika Sarusun dialihkan kepada pihak anggota keluarga karena sebab apapun juga termasuk karena pewarisan menurut hukum dikenakan biaya administrasi untuk Notaris/ PPAT yang besarnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 5. Sebelum lunasnya pembayaran atas harga jual Sarusun yang dibelinya pemesan tidak dapat mengalihkan atau menjadikan Sarusun tersebut sebagai jaminan utang tanpa persetujuan tertulis dari perusahaan pembangunan perumahan dan pemukiman.
  • 28. SHM Sarusun atau SKBG Sarusun Sertifikat Laik Fungsi Pembangunan Rusun dinyatakan selesai Setelah Penerbitan Pasal 44 Undang- Undang Rumah Susun
  • 29. Pemanfaatan Rusun • Hunian, atau • Campuran Pemanfaatan Rusun: “Fungsi campuran” adalah campuran antara fungsi hunian dan bukan hunian Terdapat kerancuan di dalam UU Rusun, sebab UU Rusun tidak mengatur pemanfaatan Rusun untuk fungsi bukan hunian.
  • 30. Pengelolaan Rusun Pengelolaan Rusun meliputi kegiatan operasional, pemeliharaan, dan perawatan bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama. Pengelolaan Rusun harus dilaksanakan oleh pengelola yang berbadan hukum, kecuali Rusun umum sewa, Rusun khusus, dan Rusun negara Pengelola berhak Pengelolaan Rusun menerima sejumlah biaya pengelolaan yang dibebankan kepada pemilik dan penghuni secara proporsional. Pengelola yang berbadan hukum tersebut harus mendaftar dan mendapatkan izin usaha dari bupati/walikota. Khusus untuk Provinsi DKI Jakarta, harus didapat dari Gubernur.
  • 31. Pengelolaan Rusun (Cont) Dapat bekerjasama dengan Pengelola Pelaku Pembangunan, dalam masa transisi wajib mengelola Rusun sebelum terbentuknya Perhimpunan pemilik dan penghuni sarusun (PPPSRS) • Masa transisi ditetapkan paling lama 1 (satu) tahun sejak penyerahan pertama kali sarusun kepada pemilik. • Besarnya biaya pengelolaan Rusun pada masa transisi ditanggung oleh pelaku pembangunan dan pemilik sarusun berdasarkan Nilai Perbandingan Proporsional (NPP) setiap sarusun
  • 32. Pendirian PPPSRS Berdasarkan Undang Undang Rusun • Pelaku pembangunan wajib memfasilitasi terbentuknya PPPSRS paling lambat sebelum masa transisi berakhir; • PPPSRS diberi kedudukan sebagai badan hukum berdasarkan undang-undang; • Pemilik sarusun wajib membentuk PPPSRS; • PPPSRS beranggotakan pemilik atau penghuni yang mendapat kuasa dari pemilik sarusun.
  • 33. Pendirian PPPSRS Berdasarkan Undang Undang Rusun (Cont’d) • Dalam hal PPPSRS telah terbentuk, pelaku pembangunan segera menyerahkan pengelolaan benda bersama, bagian bersama, dan tanah bersama kepada PPPSRS. • PPPSRS dapat membentuk atau menunjuk pengelola; • Tata cara mengurus kepentingan para pemilik dan penghuni yang bersangkutan dengan penghunian diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PPPSRS;
  • 34. Pendirian PPPSRS Berdasarkan Kepmenpera No. 06/1995 Keputusan Menteri NegaraPerumahan Rakyat No. 06/KPTS/BKP4N/1995 tentang Pedoman Penyusunan Akta Pendirian, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Perhimpunan Penghuni Rumah Susun Mengatur tentang pendirian Perhimpunan pemilik dan penghuni sarusun (PPPSRS)
  • 35. Pendirian PPPSRS Berdasarkan Kepmenpera No. 06/1995 (Cont’d) • Para pemilik dan/atau penghuni Rusun mengadakan rapat pembentukan PPPSRS, dan hasilnya dituangkan dalam risalah (notulen) rapat; • Rapat pembentukan PPPSRS menunjuk beberapa anggota atau peserta rapat yang diberi kuasa untuk membuat pernyataan dari segala yang diputuskan dalam rapat di hadapan notaris; • Rapat pembentukan PPPSRS memutuskan dan menetapkan anggaran dasar dari PPPSRS; • Akta pembentukan disahkan oleh Bupati/Walikota, dan untuk Daerah Khusus Ibukota Jakarta disahkan oleh Gubernur.
  • 36. Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Sarusun (PPPSRS) – Cont’d • Dalam hal PPPSRS memutuskan sesuatu yang berkaitan dengan kepemilikan dan pengelolaan Rusun, setiap anggota mempunyai hak yang sama dengan NPP • Dalam hal PPPSRS memutuskan sesuatu yang berkaitan dengan kepentingan penghunian Rusun, setiap anggota berhak memberikan satu suara. Ini berarti apabila sarusun telah dihuni, suara pemilik dapat dikuasakan kepada setiap penghuni sarusun. Sedangkan, apabila sarusun belum dihuni, setiap nama pemilik hanya mempunyai satu suara walaupun pemilik yang bersangkutan memiliki lebih dari satu sarusun.
  • 37. Hak Suara Anggota PPPSRS Hak Suara untuk Anggota PPPSRS • Hak Suara Penghunian: Hak suara untuk menentukan tata tertib, pemakaian fasilitas bersama dan kewajiban pembayaran iuran atas pengelolaan dan asuransi kebakaran terhadap hak bersama seperti pengelolaan benda bersama, bagian bersama dan tanah bersama • Hak Suara Pengelolaan: Hak suara untuk menentukan pemeliharaan, perbaikan dan pembangunan prasarana lingkungan, serta fasilitas sosial, bagian bersama, benda bersama dan tanah bersama • Hak Suara Kepemilikan: Hak suara untuk menentukan hal-hal yang menyangkut hubungan antara penghuni Sarusun, pemilihan pengurus perhimpunan penghuni dan biaya-biaya atas sarusun. Jenis hak suara tersebut di atas berpedoman pada Kepmenpera No. 06/1995
  • 38. Hak Suara Anggota PPPSRS (Cont’d) Kepemilikan NPP Pengelolaan NPP Penghunian One unit one vote, apabila sarusun sudah dihuni, suara pemilik dapat dikuasakan kepada penghuni. Apabila belum dihuni, pemilik hanya punya satu suara meski memiliki lebih dari satu sarusun
  • 39. Ketentuan Pidana (Cont’d) • Pelaku pembangunan rusun komersial yang mengingkari kewajibannya untuk menyediakan rusun umum minimal 20 % dari total rusun komersial yang dibangun. Dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 tahun atau denda paling banyak Rp 20 M • Pelaku pembangunan yang membuat PPJB yang tidak sesuai dengan yang dipasarkan • atau belum memenuhi semua persyaratan kepastian seperti yang tercantum di dalam UU sebagai berikut: • status kepemilikan tanah; • kepemilikan IMB; • ketersediaan prasarana, sarana, dan utilitas umum; • keterbangunan paling sedikit 20% (dua puluh persen); dan • hal yang diperjanjikan. Dipidana penjara paling lama 4 tahun atau denda paling banyak Rp 4 M
  • 40. Ketentuan Pidana (Cont’d) Dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 tahun atau denda paling banyak Rp 50 juta • Merusak atau mengubah prasarana, sarana, dan utilitas umum; • Melakukan perbuatan yang membahayakan orang lain atau kepentingan umum; • Mengubah fungsi dan pemanfaatan sarusun; atau • Mengalihfungsikan prasarana, sarana, dan utilitas umum, serta benda bersama, bagian bersama dan tanah bersama dalam pembangunan atau pengelolaan rusun. Dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 tahun atau denda paling banyak Rp 50 jutaRupiah • mengubah peruntukan lokasi Rusun yang sudah ditetapkan; atau • mengubah fungsi dan pemanfaatan Rusun
  • 41. Ketentuan Pidana yang dilakukan oleh Badan Hukum • Selain pidana penjara dan denda terhadap pengurusnya, pidana dapat dijatuhkan terhadap badan hukum berupa pidana denda dengan pemberatan 3 kali dari pidana denda terhadap orang (Pasal 117 UU Rumah Susun) • Badan hukum dapat dijatuhi pidana tambahan berupa: Pencabutan Izin Usaha Pencabutan Status Badan Hukum Pembubaran suatu perseroan terbatas terjadi karena dicabutnya izin usaha perseroan terbatas tersebut, sehingga mewajibkan perseroan terbatas tersebut untuk melakukan likuidasi.
  • 42. Sengketa Pembentukan PPPSRS Sengketa Rapat Pembentukan PPRS Bellezza • Perkara Perdata No. 235/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Sel oleh Para Pemilik Sarusun PPRS Bellezza Permata Hijau terhadap (i) PT Sumber Daya Nusaphala, (ii) Notaris Mahendra Adinegara, dan (ii) Pengurus PPRS The Bellezza. • Gugatan Tata Usaha Negara oleh Para Pemilik terhadap Gubernur DKI Jakarta. PPRS The Bellezza Sebagai Tergugat Intervensi.
  • 43. Flowchart Rapat Pembentukan Pembentukan PPRS The Bellezza Undangan Rapat dan Agenda Rapat Umum (min. H-7) Verifikasi oleh Panitia Rapat Pembukuan serta penetapan tata tertib Rapat Umum oleh Ketua PPRS Kuorum 2/3 atau sama dengan 67% dari jumlah peserta Rapat Umum. Tidak Tercapai Tercapai Rapat ditunda selama 2 x 30 menit Pemilihan Pengurus PPRS Berapapun jumlah yang hadir dapat melangsungkan Rapat Umum dan mengambil keputusan yang sah dan mengikat semua Peserta Rapat
  • 44. Flowchart Rapat Pembentukan Pembentukan PPRS The Bellezza (Cont’d) Ketua PPRS Sementara memimpin agenda rapat Aklamasi Voting (pemungutan suara) Pengurus terpilih Serah terima jabatan oleh Ketua PPRS Sementara kepada Ketua PPRS terpilih Ketua PPPRS terpilih mengajukan draft AD/ART ditolak/keberatan, maka voting (pemungutan suara); Penetapan AD/ART PPRS Permohonan pengesahan ke Gubernur DKI Jakarta Aklamasi
  • 45. Sengketa Pembentukan P3SRS Perkara Perdata No. 235/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Sel Pengguggat Tergugat I Tidak semua pemilik dan penghuni Apartemen The Bellezza menerima undangan Rapat Pembentukan PPRS The Bellezza (Rapat Pembentukan); Tergugat I telah mengirim undangan Rapat Pembentukan kepada seluruh pemilik dan penghuni Rusun The Bellezza; Pengiriman undangan Rapat Pembentukan tidak sesuai dengan Kepmenpera No. 06/1995, karena kurang dari 14 hari sebelum Rapat Pembentukan; Kepmenpera No. 06/1995 tidak mengatur jangka waktu pengiriman undangan terkait dengan Rapat Pembentukan. Pengaturan jangka waktu undangan diatur dalam Lampiran III Kepmenpera No. 06/1995, adalah pedoman mengenai pembuatan ART. Kuorum Rapat Pembentukan kurang dari 30% dari NPP; Tidak terdapat pengaturan secara khusus yang mengatur mengenai kuorum Rapat Pembentukan untuk pertama kali. Pengesahan Tata Tertib Rapat Pembentukan bukanlah berdasarkan kuorum dari NPP, namun berdasarkan aklamasi.
  • 46. Sengketa Pembentukan P3SRS (Cont’d) Perkara Perdata No. 235/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Sel Berdasarkan kebiasaan, rapat umum luar biasa untuk pertama kali dilakukan setelah beberapa kali jeda waktu selama 30 menit, dan apabila tidak kuorum maka ditunda untuk kemudian diundang kembali; Mekanisme Rapat Pembentukan telah dilakukan berdasarkan ketentuan di dalam Tata Tertib Rapat Pembentukan. Rapat Pembentukan tidak mencapai kuorum, namun Tergugat membahas dan memutuskan Tata Tertib Rapat Pembentukan; Tata Tertib Rapat Pembentukan diperlukan karena tidak terdapat pengaturan secara khusus yang mengatur mekanisme maupun kuorum Rapat Pembentukan untuk pertama kali. Tata Tertib Rapat Pembentukan dijadikan pedoman dan dasar pelaksanaan dan jalannya Rapat Pembentukan, selayaknya norma pelaksanaan rapat yang ada di dalam masyarakat.
  • 47. Sengketa Pembentukan P3SRS (Cont’d) Perkara Perdata No. 235/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Sel Tergugat I tidak dapat menunjukkan surat keputusan Gubernur DKI Jakarta tentang pertelaan; Pertelaan Apartemen The Bellezza telah disahkan berdasarkan Kepgub DKI Jakarta No. 2190/2010, tertanggal 17 Desember 2010. AD/ART seharusnya disusun oleh pengurus terpilih, dan disahkan dalam rapat umum yang berbeda (bukan di dalam Rapat Pembentukan tersebut). Pengurus PPRS The Bellezza yang terpilih menyampaikan usulan draft AD/ART yang mengacu pada draft yang diberikan oleh Dinas Perumahan DKI Jakarta. Dalam undangan disebutkan bahwa draft tersebut sebelumnya telah disampaikan kepada para penghuni dan pemilik Apartemen The Bellezza untuk dapat diambil dan dipelajari. Kemudian, draft AD/ART disahkan secara musyawarah untuk mufakat di dalam Rapat Pembentukan.
  • 48. Sengketa Pembentukan P3SRS (Cont’d) Putusan Perkara Perdata No. 235/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Sel Pertimbangan Hukum: • Tergugat I telah mengajukan bukti surat undangan Rapat Pembentukan; • Telah menjadi pengetahuan umum bahwa pemilik Rusun pada umumnya adalah orang-orang yang mobilitasnya sangat tinggi; • Kepmenpera No. 06/1995 tidak mengatur secara tegas kuorum Rapat Pembentukan; • Saksi ahli Mo. Yahya Mulyarso, S.H., MSi menjelaskan bahwa tidak ada aturan yang mengatur mengenai jangka waktu pengiriman undangan Rapat Pembentukan kepada para penghuni dan pemilik Rusun; • Tergugat II telah membacakan draft Tata Tertib Rapat Pembentukan, dan di dalam Rapat Pembentukan peserta rapat telah diberikan kesempatan untuk memberikan tanggapan terhadap draft, dan draft tersebut diterima secara aklamasi oleh peserta rapat; • Pengurus PPRS The Bellezza terpilih telah diakui keabsahannya berdasarkan Keputusan Gubernur DKI Jakarta tentang pengesahan akta pembentukan PPRS The Bellezza;
  • 49. Sengketa Pembentukan P3SRS (Cont’d) Putusan Perkara Perdata No. 235/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Sel Amar Putusan: • Menolak gugatan Penggugat. • Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara. Perangkat hukum pembentukan PPPSRS masih belum memadai, dan sebagai akibatnya pembentukan PPPSRS menjadi sumber konflik antara pengembang dengan penghuni, terutama terkait prosedur pembentukan PPPSRS untuk pertama kalinya.
  • 50. Sengketa Pembentukan P3SRS Perkara Tata Usaha Negara No. 226/G/2012/PTUN.JKT Penggugat Tergugat II Intervensi Kepgub DKI No. 1397/2011 telah melanggar Kepmen No. 06/1995 jo. Pasal 71 PP No. 4/1998, antara lain mengenai tata cara undangan, kuorum rapat beserta Tata Tertib Rapat Pembentukan, sehingga seluruh hasil Rapat Pembentukan harus dinyatakan tidak sah Terkait Rapat Pembentukan, tidak ada satupun ketentuan dalam Kepmenpera No. 06/1995 yang mengatur mengenai tata cara undangan, kuorum serta tata tertib bagi Rapat Pembentukan untuk pertama kali. Di dalam susunan pengurus PPRS The Bellezza terdapat juga pihak PT Sumber Daya Nusaphala, sehingga melanggar Pasal 57 ayat (4) PP No. 4/1988. Pengurus PPRS The Bellezza terdiri dari orang pribadi, bukan PT Sumber Daya Nusaphala. Pengurus PPRS The Bellezza dipilih berdasarkan asas kekeluargaan. Penggugat juga mengajukan gugatan perbuatan melawan hukum di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Gugatan perbuatan melawan hukum oleh Penggugat tidak ada hubungannya dengan perkara ini, sebab tidak mengikutsertakan Gubernur DKI Jakarta sebagai Tergugat.
  • 51. Sengketa Pembentukan P3SRS Perkara Tata Usaha Negara No. 226/G/2012/PTUN.JKT Tindakan Tergugat yang menerbitkan Kepgub No. 1397/2011 mengabaikan keberatan Para Penggugat sehingga bertentangan dengan asas-asas umum pemerintahan yang baik. Dinas Perumahan DKI Jakarta telah menindaklanjuti surat keberatan Para Penggugat. Putusan Perkara Tata Usaha Negara No. 226/G/2012/PTUN.JKT Pertimbangan Hukum: • Majelis Hakim tidak menemukan adanya kewenangan Tergugat untuk menunda pengesahan akta notaris, dan Tergugat justru terikat untuk tunduk pada pembentukan PPRS berdasarkan akta notaris. • Dalam ketentuan hukum materil, Tergugat tidak memiliki kewenangan untuk menunda dan mengenyampingkan akta pembentukan. • Putusan Peradilan Tata Usaha Negara tidak mungkin dapat menyelesaikan permasalahan Para Penggugat sepanjang akta pembentukan tersebut tidak dibatalkan, sehingga gugatan perdata yang diajukan ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan sudah tepat untuk menghindari disparitas putusan antara lembaga peradilan.
  • 52. Sengketa Pembentukan P3SRS Putusan Perkara Tata Usaha Negara No. 226/G/2012/PTUN.JKT • Pokok permasalahan menyangkut mengenai keabsahan suatu akta notaris yang pembatalannya merupakan kewenangan peradilan umum, dan oleh karenanya pokok sengketa ini bukanlah sengketa tata usaha negara. Amar Putusan: • Menyatakan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta tidak berwenang sengketa tata usaha negara ini. • Menghukum Para Penggugat untuk membayar biaya perkara.
  • 53. Leks&Co Menara Palma 17 Floor, Suite17-02B Jl. HR. Rasuna Said Blok X2 Kav.6 Kuningan, Jakarta 12950, Indonesia T. +62 21 5795 7550 F. +62 21 5795 7551 www.lekslawyer.com