SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 43
PRESENTASI PKN
Sistem Hukum &
Peradilan
Internasional
BY :
1.Anadia P / 4
2.Jesica G / 19
B. SISTEM HUKUM
DAN PERADILAN
INTERNASIONAL
1. Sistem Hukum Internasional
Sistem hukum internasional merupakan satu
kesatuan hukum yang berlaku untuk komunitas
internasional (semua negara didunia) yang
harus dipatuhi dan ditaati oleh setiap negara.
oSistem hukum internasional merupakan
aturan yang diciptakan bersama oleh negara
anggota yang melintasi batas negara.
2. Pengertian Hukum Internasional
oPengertian secara umum : bagian hukum yang mengatur aktivitas entitas berskala
internasional.
oPendapat beberapa sarjana tentang hukum internasional :
a.J.G.Starke : sekumpulan hukum yang sebagian besar terdiri asas – asas dan karena
itu ditaati dalam hubungan antarnegara.
b.Wirjono Prodjodikoro : hukum yang mengatur perhubungan hukum antara berbaga
bangsa di berbagai negara.
c.Mochtar Kusumaatmadja : keseluruhan kaidah dan asas yang mengatur hubungan /
persoalan yang melintasi batas negara antara lain :
• negara dan negara.
• negara dan subjek hukum lain bukan negara
3. Asal Mula Hukum Internasional
o Bangsa Romawi mengenal hukum internasional sejak 89 SM, dan lebih dikenal dengan nama ius
civile (hukum sipil) dan ius gentium (hukum antarbangsa)
o Ius civile : hukum nasional yang berlaku bagi warga Romawi dimanapun mereka berada.
o Ius gentium berkembang menjadi ius inter gentium : hukum yang merupakan bagian dari
hukum Romawi dan diterapkan bagi kaula negara(orang asing) yang bukan orang Romawi yaitu
orang – orang jajahan.
o Hukum berkembang menjadi volkernrecht (bhs jerman), droit des gens (bhs perancis), law of
nations/international law(bhs inggris).
o Arti ius gentium :
a.Hukum yang mengatur hubungan antara 2 warga Roma dan waga asing.
b.Hukum diturunkan dari tata tertib yang mengatur masyarakat segala bangsa yaitu hukum alam
yang menjadi dasar perkembangan hukum internasional di Eropa pada abad ke 15 sampa abad
19.
oHukum internasional dibedakan 2 :
a.Hukum perdata internasional : hukum internasional yang mengatur
hubungan hukum antar warga negara suatu negara dan warga negara dari
negara lain (antarbangsa).
b.Hukum publik internasional : hukum internasional yang mengatur negara
yang satu dengan yang lain dalam hubungan internasional
(hukum antarnegara).
oPersamaan dan perbedaan hukum perdata internasional dan
hukum publik internasional :
Persamaan :
keduanya mengatur
hubungan antar
persoalan yang
melintasi batas
negara.
Perbedaan : dalam
hukum perdata
internasional, persoalan
berkaitan dengan
hukum perdata,
sedangkan dalam
hukum publik
internasional, persoalan
berkaitan dengan
hukum publik.
Hukum perdata
internasional dan
hukum publik
internasional
4. Hukum Internasional dalam arti modern
oHukum internasional dapat dibagi 2 : hukum internasional tertulis
dan hukum internasional tidak tertulis, yang terwujud dalam
bentuk perjanjian internasional.
KONVENSI WINA
1969
KONVENSI WINA
1969
HUKUM TERTULIS :
•Ruang lingkup hukum
internasional hanya berlaku
untuk perjanjian antar negara
•Menghasilkan perjanjian
tertulis yang dikenal dengan
nama Vienna Convention on
Law of Treaties
HUKUM TIDAK TERTULIS :
•Masih terdapat hukum kebiasaan internasional
(hukum tidak tertulis) yang ruang lingkupnya
hanya untuk perjanjian antarnegara.
•Perjanjian antarnegara dengan subjek hukum
lain memiliki pengaturan tersendiri seperti
perjanjian antarnegara dan organisasi
internasional.
5. Asas Hukum Internasional
1.Asas teritorial : didasarkan pada
kekuasaan negara atas daerahnya.
2.Asas kebangsaan : didasarkan pada
kekuasaan negara untuk warga
negaranya.
3.Asas kepentingan umum :
didasarkan pada wewenang
negara untuk melindungi dan
mengatur kepentingan dalam
kehidupan masyarakat.
Asas Hubungan Internasional
1. PACTA SUNT SERVANDA : setiap perjajnian
yang dibuat harus ditaati pihak yang
mengadakannya
2. EGALITY RIGHTS : pihak yang saling
mengadakan hubungan berkedudukan sama.
3. RECIPROSITAS : tindakan suatu negara
terhadap negara lain dapat dibalas setimpal,
baik tindakan yang bersifat negatif maupun
positif.
4. COURTESY : asas saling menghormati dan
saling menjaga kehormatan negara.
5. REBUS SIG STANTIBUS : asas digunakan
terhadap perubahan mendasar/ fundamental
dalam keadaan yang bertalian dengan
perjanjian itu.
6. Sumber Hukum Internasional
Sumber hukum internasional : sumber yang digunakan
Mahkamah Internasional dalam memutuskan masalah
hubungan internasional.
Menurut Mochtar Kusumaatmadja, sumber hukum
internasional dalam buku “ hukum internasional humaniter
“ dapat dibedakan antara sumber hukum dalam arti
material dan sumber hukum dalam arti formal.
Dalam arti material, hukum internasional tidak dapat
dipaksakan seperti hukum nasional karena masyarakat
internasional bukanlah suatu negara dunia yg memiliki
badan kekuasaan/pemerintahan tertentu seperti sebuah
negara.
Masyarakat internasional : masyarakat negara/bangsa yg
anggotanya didasarkan atas kesukarelaan & kesadaran,
sedangkan kedaulatan sbg kekuasaan tertinggi tetap berada
dinegara masing-masing.
Ada 2 aliran, yaitu :
1. Aliran naturalis : bersandar pada hak asasi/hak
alamiah. Aliran ini berpendapat bahwa kekuatan
mengikat dari hukum internasional didasarkan
pada hukum alam yang berasal dari Tuhan.
Menurut teori ini hukum internasional adalah
hukum alam sehingga kedudukannya dianggap
lebih tinggi daripada hukum nasional.
Pencetusnya : Grotius (Hugo de Groot) dan
disempurnakan Emmerich Vattel, ahli hukum dan
diplomat Swiss.
2. Aliran positivisme : mendasarkan berlakunya
hukum internasional pada persetujuan bersama
dari negara dengan asas pacta sunt servanda yang
dianut mazhab Wina dengan pelopornya Hans
Kelsen. Menurut Hans Kelsen, pacta sunt servanda
merupakan kaidah dasar pasal 26 Konvensi Wina
tentang hukum Perjanjian (Viena Convention of the
Law of Treaties)tahun 1969.
Dalam arti formal, hukum internasional
merupakan sumber hukum yang digunakan
oleh Mahkamah Internasional dalam
memutuskan masalah hubungan internasional.
Menurut Brierly, sumber hukum internasional
dalam arti formal merupakan sumber hukum
paling utama dan memiliki otoritas tertinggi
dan otentik yang dapat dipergunakan oleh
Mahkamah Internasional dalam memutuskan
suatu sengketa internasional.
Pasal 38 Piagam Mahkamah Internasional
Permanen tanggal 16 Desember 1920 dapat
dipakai oleh Mahkamah Internasional untuk
menyelesaikan persoalan internasional.
Sumber hukum internasional menurut
Piagam Mahkamah Internasional pasal
38 :
1. Perjanjian internasional (traktat =treaty)
2. Kebiasaan internasional yang terbukti
dalam praktik umum dan diterima seb agai
hukum
3. Asas umum hukum yang diakui bangsa
beradab
4. Keputusan hakim dan ajaran para ahli
hukum internasional dari berbagai negara
sebagai alat tambahan untuk menentukan
hukum
5. Pendapat para ahli hukum yang terkemuka
7. Subjek Hukum Internasional
Subjek hukum internasional
adalah orang, negara, badan /
organisasi tertentu yang
melakukan tindakan untuk
dan atas nama sendiri / pihak
lain yang dapat menimbulkan
hak dan kewajiban dalam
bidang internasional.Pihak
dalam subjek hukum :
8. Hubungan Hukum Internasional
dengan Hukum Nasional
2 aliran tentang keterkaitan antara hukum internasional dengan hukum nasional :
1.Aliran monoisme
Tokoh : hanz kelsen dan georges scelle.
Semua hukum merupakan sistem kesatuan hukum yang mengikat individu dalam suatu negara
dalam masyarakat internasional.
Hukum internasional dan hukum nasional merupakan satu kesatuan disebabkan karena :
Walau kedua sistem hukum berbeda istilah, tapi subjek hukumnya sama yaitu individu dalam
suatu negara
Sama – sama mempunyai kekuatan hukum yang mengikat. Hukum internasional dan hukum
nasional merupakan bagian dari satu kesatuan ilmu hukum dan karena itu kedua perangkat
hukum sama – sama mempunyai kekuatan mengikat terhadap individu maupun negara
2.Aliran dualisme
Tokoh : triepel dan anzi
Hukum internasional dan hukum nasional merupakan dua sistem terpisah yang berbeda satu
sama lain.
Menurut aliran dualisme perbedaan kedua hukum disebabkan karena :
Perbedaan sumber hukum, Perbedaan mengenai subjek, Perbedaan mengenai kekuatan hukum
9. Proses Ratifikasi Hukum Internasional
menjadi Hukum Nasional
A. Proses ratifikasi hukum internasional menurut UU
no. 24 tahun 2000 tentang perjanjian internasional :
pembuatannya harus didasarkan pada prinsip persamaan, saling
menguntungkan dan memperhatikan hukum nasional / hukum internasional
yang berlaku.
Surat perjanjian internasional dapat berakhir apabila :
•Terdapat kesepakatan para pihak melalui prosedur dalam perjanjian
•Tujuan perjanjian telah dicapai
•Terdapat perubahan dasar yang mempengaruhi pelaksanaan perjanjian
•Salah satu pihak tidak melaksanakan / melanggar ketentuan dalam
perjanjian
•Dibuat perjanjian baru yang menggantikan perjanjian lama
•Muncul norma baru dalam hukum internasional
•Hilangnya objek perjanjian
•Terdapat hal yang merugikan kepentingan nasional
B. Proses ratifikasi perjanjian internasional
menurut pasal 11 UUD 1945
1. Pengertian ratifikasi
Ratifikasi merupakan suatu cara melembaga dalam
kegiatan hukum(perjanjian) internasional.
Ratifikasi dibedakan sebagai berikut :
1.Ratifikasi oleh badan eksekutif : dilakukan raja
absolut dan pemerintah otoriter
2.Ratifikasi oleh badan legislatif : sistem jarang
digunakan
3.Ratifikasi campuran (DPR dan pemerintah) :
sistem banyak digunakan karena peranan legislatif
dan eksekutif menentukan dalam proses ratifikasi
suatu perjanjian.
2. Proses ratifikasi
Proses ratifikasi hukum(perjanjian) internasional
menjadi hukum nasional :
1.Persetujuan Indonesia – Belanda mengenai
penyerahan Irian Barat(papua) yang ditandatangani di
New York pada 15 Januari 1962 diebut agreement.
2.Perjanjian Indonesia – Australia mengenai garis
batas wilayah antara Indonesia dengan Papua New
Guinea yang ditandatangani di Jakarta pada 12
Februari 1973 dalam bentuk agreement.
3.Persetujuan garis batas landas kontinen antara
Indonesia dan Singapura tentang selat Singapura
pada 25 Mei 1973.
3. Proses ratifikasi menurut UUD 1945
Untuk menjamin kelancaran kerja sama antara eksekutif
(presiden) dengan legislatif(DPR)harus memperhatikan :
1.Presiden dengan persetujuan DPR meenyatakan perang,
membuat perdamaian, dan perjanjian dengan negara lain
2.Presiden dalam membuat perjanjian internasional lainnya
dapat menimbulkan akibat luas dan mendasar bagi
kehidupan rakyat yang terkait beban keuangan negara, dan
atau mengharuskan perubahan/pembentukan UU harus
dengan persetujuan DPR
3.Ketentuan lebih lanjut tentang perjanjian internasional
diatur dengan UU
Pemerintah berpendapat bahwa perjanjian harus
disampaikan ke DPR untuk mendapat persetujuan sebelum
disahkan presiden ialah perjanjian yang lazimnya
berbentuk treaty dan mengandung materi sebagai berikut :
1.Soal politik yang mempengaruhi haluan politik
negara seperti perjanjian persahbatan, perjanjian
perubahan wilayah, / penetapan tapal batas
2.Ikatan yang sifatnya mempengaruhi haluan politik
negara, perjanjian kerjasama ekonomi, / pinjaman
uang
3.Soal yang menurut UUD harus diatur dengan UU,
seperti soal kewarganegaraan dan soal kehakiman.
Negara B,
C, D DST
Negara A
10. Peradilan Internasional
Mahkamah Agung Internasional merupakan
Mahkamah pengadilan teringgi diseluruh dunia.
Peradilan internasional dilaksanakan oleh Mahkamah
internasional yang merupakan organ perlengkapan
PBB yang berkedudukan di Den Haag, Belanda.
Anggotanya terdiri dari 15 ahli hukum terkemuka
diberbagai negaraberdasarkan kecakapannya dalam
hukum. Masa jabatannya 9 tahun dan bertugas
memberi nasehat tentang persoalan hukum kepada
Majelis Umum dan Dewan Keamanan, memeriksa
perselisihan/sengketa antara negara anggota PBB
yang diserahkan pada Mahkamah Internasional
Selain mahkamah internasional juga ada pengadilan
arbitrase internasional, hanya untuk perselisihan
hukum, keputusan para abrbitet tak perlu
berdasarkan peraturan hukum.
Dalam hukum internasional dikenal juga
adjudication yaitu suatu teknik hukum untuk
menyelesaikan persengketaan internasional dengan
menyerahkan putusan kepada lembaga peradilan.
Lembaga peradilan pertama yang berkaitan dengan
adjudikasi adalah Permanent Court of International
Justice ( PCJI) yang berfungsi sebagai bagian dari
LBB mulai tahun 1920 – 1946. Lalu PCJI dilanjutkan
dengan International Court of Justice (ICJ), suatu
organ pokok PBB.
C. PENYEBAB
TIMBULNYA SENGKETA
INTERNASIONAL DAN
CARA PENYELESAIAN
OLEH MI
1. Sengketa
Internasional & Faktor
Penyebab
Sengketa Internasional :
sengketa/perselisihan
antarnegara berupa masalah
wilayah, warga negara, HAM,
dan terorisme.
Faktor penyebab sengketa internasional :
1.Segi politis : pascaperang dunia kedua muncul blok
barat dan blok timur
2.Suatu wilayah teritorial : wilayah menjadi sengketa
“saling mengklaim” antar negara
3.Pengembangan senjata nuklir/senjata biologi :
negara selalu dicurigai dalam mengembangkan
senjata teknologi nuklir/biologi
4.Permasalah terorisme : kasus Amerika-Afganistan.
Amerika menduga serangan tsb dilakukan oleh
kelompok Al-Qaeda
5.Ketidakpuasan terhadap rezim yang berkuasa :
pemerintah dirasakan kurang adil oleh sebagian
masyarakat/daerah
6.Adanya Hagemoni(pengaruh kekuatan Amerika) :
kekuatan dunia telah menjadi satu kekuatan, Amerika
dan sekutunya
2. Peran MI Dalam
Menyelesaikan Sengketa
Internasional
MI : badan PBB yang
berkedudukan di Den Haag
yang dapat mengadili
perselisihan kepentingan dan
perselisihan hukum
WEWENANG :
1.Ratione Personae : MI hanya terbuka
bagi negara anggota dari statuta.
2.Ratione Materiae : semua perkara yang
diajukan pihak-pihak yang terdapat dalam
piagam PBB/perjanjian dan konvensi yang
berlaku.
3.Wewenang wajib (tambahan) : jika
negara sebelumnya dalam suatu
persetujuan menerima wewenang tsb.
FUNGSI KONSULATIF MI
Memberikan pendapat yang tidak
mengikat “Advisory Opinion”
1.Natur yuridik pendapat hukum
(advisory opinion)
2.Permintaan pendapat MI
•Badan yang dapat meminta pendapat
mahkamah
•Pemberian pendapat oleh mahkamah
Upaya penyelesaian sengketa internasional :
1.Advisory Opinion
Opini hukum yang dibuat oleh pengadilan
untuk melarasi permasalahan yang diajukan
lembaga berwenang.
2.Compromis
Kesepakatan awal diantara pihak yang
bersengketa yang menetapkan ketentuan
ihwal persengkataan yang akan diselesaikan.
3.Ex Aequo et Bono
Asas untuk menetapkan keputusan oleh
pengadilan internasional atas dasar keadilan
dan keterbukaan.
3. Prosedur Penyelesaian Sengketa
Internasional Melalui MI
KETERANGAN :
a)Telah terjadi pelanggaran HAM/kejahatan
humaniter antar negara
b)Ada pengaduan dari korban(rakyat) dan
pemerintahan negara terhadap negara yang
bersangkutan
c)Pengaduan disampaikan di Komisi Tinggi
HAM/lembaga HAM internasional
d)Pengaduan ditindak lanjuti dengan
penyelidikan, pemeriksaan, dan penyidikan.
Lalu diajukan ke MI.
e)Dimulailah proses peradilan sampai
dijatuhkan sanksi
4. Keputusan MI Dalam
Menyelesaikan Sengketa
Internasional
Diambil dengan suara mayoritas dari hakim-
hakim yang hadir.
COMPULSORY JURISDICTION : kekuasaan
peradilan internasional untuk mendengar dan
memutuskan kategori tertentu mengenai suatu
kasus tanpa memerlukan kesepakatan terlebih
dahulu dari pihak yang terlibat untuk
menerima ketentuan hukum dalam kasus tsb.
5. Peranan Hukum
Internasional Dalam Menjaga
Perdamaian Dunia
1. Perjanjian pemanfaatan
Benua Antartika secara
damai (1959)
2. Perjanjian pemanfaatkan
nuklir untuk perdamaian
(1968)
3. Perjanjian damai Dayton
“Ohio-AS” (1995)
6. Prinsip Hidup Berdampingan Secara
Damai Berdasarkan Persamaan Derajat
•Prinsip bahwa negara tidak akan menggunakan
kekerasan yang bersifat mengancam integritas
teritorial/kebebasan politik negara
•Prinsip non intervensi dalam urusan DN dan LN
suatu negara
•Prinsip persamaan hak menentukan nasib sendiri
bagi setiap bangsa
•Prinsip persamaan kedaulatan negara
•Prinsip hukum internasional mengenai
kemerdekaan, kedaulatan, dan integritas teritorial
negara
•Prinsip itikad baik dalam hubungan internasional
•Prinsip keadilan dan hukum internasional
D. MENGHARGAI
KEPUTUSAN MI
NO PIHAK YG
TERLIBAT
URAIAN KETERANGAN
1 AS di Filipina,
Indo-China,
dan Jepang
1906 : tentara Amerika
melakukan kejahatan perang dan
membunuh warga Filipina
1968 : sebuah kompi Amerika
menyapu warga desa (500
korban)
1945 : dijatuhkannya bom atom di
Hiroshima dan Nagasaki, Jepang
(40.000 korban)
Pelaku kejahatan perang
telah diajukan ke
pengadilan militer, namun
tidak lama kemudian
banyak yg dibebaskan
2 Jerman dan
Jepang dalam
aksinya di
Eropa dan
Asia
1933-1939 : melakukan
pembasmian terhadap lawan
politik dan orang Yahudi
Pasukan Jepang di Indonesia,
Korea, Cina
Sebelum perang dunia II,
kolonialisme Barat
dengan jutaan korban
tidak tersentuh.
Baru setelah sekutu
membuka pengadilan
Nuremberg untuk Nazi
dan Jepang dimulailah
proses kelembagaan
NO PIHAK YG
TERLIBAT
URAIAN KETERANGAN
3 Serbia di
Kroasia dan
Bosnia
Herzegovina
- 1992-1995 : pasukan
Serbia melakukan
pembersihan etnik,
terutama terhadap
warga sipil muslim
Bosnia dan daerah lain
di Kroasia yang ingin
melepaskan diri dari
Serbia
1994 : pengadilan
terhadap para
penjahat perang
telah terbukti di
Den Haag. Namun
masih banyak yang
gagal ditangkap
4 Pemerintah
Rwanda
terhadap etnis
Hutu dan Tutsi
3 bulan pada 1994, sekitar
500.000 etnis Hutu dan
Tutsi terbunuh
PBB menggelar
pengadilan
kejahatan perang di
Arusha(Tanzania)
Thankyou

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Hukum acara perdata
Hukum acara perdataHukum acara perdata
Hukum acara perdata
sesukakita
 
Pembuktian dalam Hukum Acara Peradilan Agama
Pembuktian dalam Hukum Acara Peradilan AgamaPembuktian dalam Hukum Acara Peradilan Agama
Pembuktian dalam Hukum Acara Peradilan Agama
Daniel_Alfaruqi
 
Kuliah pthi, asas asas hukum perdata
Kuliah pthi, asas asas hukum perdataKuliah pthi, asas asas hukum perdata
Kuliah pthi, asas asas hukum perdata
BetlehemKetarenR
 

Mais procurados (20)

PPT Kel 4 Sumber dan Subyek Hukum Internasional
PPT Kel 4 Sumber dan Subyek Hukum InternasionalPPT Kel 4 Sumber dan Subyek Hukum Internasional
PPT Kel 4 Sumber dan Subyek Hukum Internasional
 
Hukum acara perdata
Hukum acara perdataHukum acara perdata
Hukum acara perdata
 
Kualifikasi Penggunaan Hukum Perdata Internasional Dalam Kasus Sengketa Merek...
Kualifikasi Penggunaan Hukum Perdata Internasional Dalam Kasus Sengketa Merek...Kualifikasi Penggunaan Hukum Perdata Internasional Dalam Kasus Sengketa Merek...
Kualifikasi Penggunaan Hukum Perdata Internasional Dalam Kasus Sengketa Merek...
 
Amandemen dan Modifikasi Perjanjian Internasional.pptx
Amandemen dan Modifikasi Perjanjian Internasional.pptxAmandemen dan Modifikasi Perjanjian Internasional.pptx
Amandemen dan Modifikasi Perjanjian Internasional.pptx
 
Hukum Acara Pidana Militer PPT
Hukum Acara Pidana Militer PPT Hukum Acara Pidana Militer PPT
Hukum Acara Pidana Militer PPT
 
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
 
Pembuktian dalam Hukum Acara Peradilan Agama
Pembuktian dalam Hukum Acara Peradilan AgamaPembuktian dalam Hukum Acara Peradilan Agama
Pembuktian dalam Hukum Acara Peradilan Agama
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...
 
sumber sumber hukum
 sumber sumber hukum sumber sumber hukum
sumber sumber hukum
 
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
 
MATERI HUKUM PEMBIAYAAN Fenti Anita Sari
MATERI HUKUM PEMBIAYAAN Fenti Anita SariMATERI HUKUM PEMBIAYAAN Fenti Anita Sari
MATERI HUKUM PEMBIAYAAN Fenti Anita Sari
 
Hukum internasional
Hukum internasionalHukum internasional
Hukum internasional
 
Hukum acara perdata - Konsep dasar surat kuasa (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Konsep dasar surat kuasa (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Konsep dasar surat kuasa (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Konsep dasar surat kuasa (Idik Saeful Bahri)
 
Pengakuan dalam Hukum Internasional
Pengakuan dalam Hukum InternasionalPengakuan dalam Hukum Internasional
Pengakuan dalam Hukum Internasional
 
Hukum humaniter
Hukum humaniterHukum humaniter
Hukum humaniter
 
Kuliah pthi, asas asas hukum perdata
Kuliah pthi, asas asas hukum perdataKuliah pthi, asas asas hukum perdata
Kuliah pthi, asas asas hukum perdata
 
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...
 
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
 
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
 
Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)
 

Semelhante a Sistem Hukum Internasional

Bab 5: Sistem Hukum dan Peradilan Internasional (SMA Negeri 2 Surabaya)
Bab 5: Sistem Hukum dan Peradilan Internasional (SMA Negeri 2 Surabaya)Bab 5: Sistem Hukum dan Peradilan Internasional (SMA Negeri 2 Surabaya)
Bab 5: Sistem Hukum dan Peradilan Internasional (SMA Negeri 2 Surabaya)
Mirza Afrizal
 
Hukum Internasional 11ipa4
Hukum Internasional 11ipa4 Hukum Internasional 11ipa4
Hukum Internasional 11ipa4
yesiferamefranda
 
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasionalMakalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasionalMakalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasionalMakalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasionalMakalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
Operator Warnet Vast Raha
 
Tugas makalah (sistem hukum internasional )
Tugas makalah (sistem hukum internasional )Tugas makalah (sistem hukum internasional )
Tugas makalah (sistem hukum internasional )
Aziza Zea
 
Pengertian hukum internasionalmenurut para ahli
Pengertian hukum internasionalmenurut para ahliPengertian hukum internasionalmenurut para ahli
Pengertian hukum internasionalmenurut para ahli
Syifa Fauziyah
 
Asas perjanjian internasional
Asas perjanjian internasionalAsas perjanjian internasional
Asas perjanjian internasional
Adam Hecc
 
Pkn sistem hukum internasional
Pkn   sistem hukum internasionalPkn   sistem hukum internasional
Pkn sistem hukum internasional
Sharas Charlotha
 
Makalah pkn sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah pkn sistem hukum dan peradilan internasionalMakalah pkn sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah pkn sistem hukum dan peradilan internasional
Sri Rahayu
 
Sistem Hukum dan Perdilan Internasional
Sistem Hukum dan Perdilan InternasionalSistem Hukum dan Perdilan Internasional
Sistem Hukum dan Perdilan Internasional
Fanny Yunitasari
 
Tugas makalah (sistem hukum internasional )
Tugas makalah (sistem hukum internasional )Tugas makalah (sistem hukum internasional )
Tugas makalah (sistem hukum internasional )
Aziza Zea
 

Semelhante a Sistem Hukum Internasional (20)

Bab 5: Sistem Hukum dan Peradilan Internasional (SMA Negeri 2 Surabaya)
Bab 5: Sistem Hukum dan Peradilan Internasional (SMA Negeri 2 Surabaya)Bab 5: Sistem Hukum dan Peradilan Internasional (SMA Negeri 2 Surabaya)
Bab 5: Sistem Hukum dan Peradilan Internasional (SMA Negeri 2 Surabaya)
 
Sistem_Hukum_dan_Peradilan_Internasional.pptx
Sistem_Hukum_dan_Peradilan_Internasional.pptxSistem_Hukum_dan_Peradilan_Internasional.pptx
Sistem_Hukum_dan_Peradilan_Internasional.pptx
 
Hukum Internasional 11ipa4
Hukum Internasional 11ipa4 Hukum Internasional 11ipa4
Hukum Internasional 11ipa4
 
Pkn Kel 4
Pkn Kel 4Pkn Kel 4
Pkn Kel 4
 
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasionalMakalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
 
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasionalMakalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
 
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasionalMakalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
 
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasionalMakalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
 
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasionalMakalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
 
Tugas makalah (sistem hukum internasional )
Tugas makalah (sistem hukum internasional )Tugas makalah (sistem hukum internasional )
Tugas makalah (sistem hukum internasional )
 
Pengantar Hukum Internasional - Pandangan Tentang Hukum Internasional
Pengantar Hukum Internasional - Pandangan Tentang Hukum InternasionalPengantar Hukum Internasional - Pandangan Tentang Hukum Internasional
Pengantar Hukum Internasional - Pandangan Tentang Hukum Internasional
 
Pengertian hukum internasionalmenurut para ahli
Pengertian hukum internasionalmenurut para ahliPengertian hukum internasionalmenurut para ahli
Pengertian hukum internasionalmenurut para ahli
 
Asas perjanjian internasional
Asas perjanjian internasionalAsas perjanjian internasional
Asas perjanjian internasional
 
Pkn sistem hukum internasional
Pkn   sistem hukum internasionalPkn   sistem hukum internasional
Pkn sistem hukum internasional
 
Makalah pkn sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah pkn sistem hukum dan peradilan internasionalMakalah pkn sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah pkn sistem hukum dan peradilan internasional
 
Sistem hukum dan peradilan internasional
Sistem hukum dan peradilan internasionalSistem hukum dan peradilan internasional
Sistem hukum dan peradilan internasional
 
Sistem Hukum dan Perdilan Internasional
Sistem Hukum dan Perdilan InternasionalSistem Hukum dan Perdilan Internasional
Sistem Hukum dan Perdilan Internasional
 
Sistem hukum dan perdilan internasional
Sistem hukum dan perdilan internasionalSistem hukum dan perdilan internasional
Sistem hukum dan perdilan internasional
 
Tugas makalah (sistem hukum internasional )
Tugas makalah (sistem hukum internasional )Tugas makalah (sistem hukum internasional )
Tugas makalah (sistem hukum internasional )
 
Kels xi bab5
Kels xi bab5Kels xi bab5
Kels xi bab5
 

Mais de Jesica Grace

Pengaruh Gaya Berpakaian Siswa-Siswi SMAReCisTa
Pengaruh Gaya Berpakaian Siswa-Siswi SMAReCisTaPengaruh Gaya Berpakaian Siswa-Siswi SMAReCisTa
Pengaruh Gaya Berpakaian Siswa-Siswi SMAReCisTa
Jesica Grace
 
Chicken Soup for The Soul
Chicken Soup for The SoulChicken Soup for The Soul
Chicken Soup for The Soul
Jesica Grace
 

Mais de Jesica Grace (19)

Pengukuran Skala, Realibilitas, dan Validitas
Pengukuran  Skala, Realibilitas, dan ValiditasPengukuran  Skala, Realibilitas, dan Validitas
Pengukuran Skala, Realibilitas, dan Validitas
 
Pancasila Sebagai Paradigma Hukum
Pancasila Sebagai Paradigma HukumPancasila Sebagai Paradigma Hukum
Pancasila Sebagai Paradigma Hukum
 
Menulis Artikel Kolom di Media Massa
Menulis Artikel Kolom di Media MassaMenulis Artikel Kolom di Media Massa
Menulis Artikel Kolom di Media Massa
 
Efek Globalisasi bagi Pertahanan dan Keamanan
Efek Globalisasi bagi Pertahanan dan KeamananEfek Globalisasi bagi Pertahanan dan Keamanan
Efek Globalisasi bagi Pertahanan dan Keamanan
 
Ketahanan Pertahanan dan Keamanan di Indonesia
Ketahanan Pertahanan dan Keamanan di IndonesiaKetahanan Pertahanan dan Keamanan di Indonesia
Ketahanan Pertahanan dan Keamanan di Indonesia
 
Diskriminasi Gender
Diskriminasi GenderDiskriminasi Gender
Diskriminasi Gender
 
Uang, Harga, dan Sistem keuangan
Uang, Harga, dan Sistem keuanganUang, Harga, dan Sistem keuangan
Uang, Harga, dan Sistem keuangan
 
The Seven Colours of The Sky
The Seven Colours of The Sky  The Seven Colours of The Sky
The Seven Colours of The Sky
 
Globalisasi Tekhnologi
Globalisasi TekhnologiGlobalisasi Tekhnologi
Globalisasi Tekhnologi
 
London (geography)
London (geography)London (geography)
London (geography)
 
Akulturasi & Kenakalan Remaja
Akulturasi & Kenakalan Remaja  Akulturasi & Kenakalan Remaja
Akulturasi & Kenakalan Remaja
 
Pengaruh Gaya Berpakaian Siswa-Siswi SMAReCisTa
Pengaruh Gaya Berpakaian Siswa-Siswi SMAReCisTaPengaruh Gaya Berpakaian Siswa-Siswi SMAReCisTa
Pengaruh Gaya Berpakaian Siswa-Siswi SMAReCisTa
 
Kerusakan Alam INDONESIA
Kerusakan Alam INDONESIAKerusakan Alam INDONESIA
Kerusakan Alam INDONESIA
 
Konflik
KonflikKonflik
Konflik
 
WORLD FOOD DAY 'Pembagian & Pemerataan Pangan'
WORLD FOOD DAY 'Pembagian & Pemerataan Pangan'WORLD FOOD DAY 'Pembagian & Pemerataan Pangan'
WORLD FOOD DAY 'Pembagian & Pemerataan Pangan'
 
HURDLES (LARI HALANG RINTANG)
HURDLES (LARI HALANG RINTANG)HURDLES (LARI HALANG RINTANG)
HURDLES (LARI HALANG RINTANG)
 
Chicken Soup for The Soul
Chicken Soup for The SoulChicken Soup for The Soul
Chicken Soup for The Soul
 
USA (sociology)
USA (sociology)USA (sociology)
USA (sociology)
 
Religiositas
Religiositas Religiositas
Religiositas
 

Sistem Hukum Internasional

  • 1. PRESENTASI PKN Sistem Hukum & Peradilan Internasional BY : 1.Anadia P / 4 2.Jesica G / 19
  • 2. B. SISTEM HUKUM DAN PERADILAN INTERNASIONAL
  • 3. 1. Sistem Hukum Internasional Sistem hukum internasional merupakan satu kesatuan hukum yang berlaku untuk komunitas internasional (semua negara didunia) yang harus dipatuhi dan ditaati oleh setiap negara. oSistem hukum internasional merupakan aturan yang diciptakan bersama oleh negara anggota yang melintasi batas negara.
  • 4. 2. Pengertian Hukum Internasional oPengertian secara umum : bagian hukum yang mengatur aktivitas entitas berskala internasional. oPendapat beberapa sarjana tentang hukum internasional : a.J.G.Starke : sekumpulan hukum yang sebagian besar terdiri asas – asas dan karena itu ditaati dalam hubungan antarnegara. b.Wirjono Prodjodikoro : hukum yang mengatur perhubungan hukum antara berbaga bangsa di berbagai negara. c.Mochtar Kusumaatmadja : keseluruhan kaidah dan asas yang mengatur hubungan / persoalan yang melintasi batas negara antara lain : • negara dan negara. • negara dan subjek hukum lain bukan negara
  • 5. 3. Asal Mula Hukum Internasional o Bangsa Romawi mengenal hukum internasional sejak 89 SM, dan lebih dikenal dengan nama ius civile (hukum sipil) dan ius gentium (hukum antarbangsa) o Ius civile : hukum nasional yang berlaku bagi warga Romawi dimanapun mereka berada. o Ius gentium berkembang menjadi ius inter gentium : hukum yang merupakan bagian dari hukum Romawi dan diterapkan bagi kaula negara(orang asing) yang bukan orang Romawi yaitu orang – orang jajahan. o Hukum berkembang menjadi volkernrecht (bhs jerman), droit des gens (bhs perancis), law of nations/international law(bhs inggris). o Arti ius gentium : a.Hukum yang mengatur hubungan antara 2 warga Roma dan waga asing. b.Hukum diturunkan dari tata tertib yang mengatur masyarakat segala bangsa yaitu hukum alam yang menjadi dasar perkembangan hukum internasional di Eropa pada abad ke 15 sampa abad 19.
  • 6. oHukum internasional dibedakan 2 : a.Hukum perdata internasional : hukum internasional yang mengatur hubungan hukum antar warga negara suatu negara dan warga negara dari negara lain (antarbangsa). b.Hukum publik internasional : hukum internasional yang mengatur negara yang satu dengan yang lain dalam hubungan internasional (hukum antarnegara). oPersamaan dan perbedaan hukum perdata internasional dan hukum publik internasional : Persamaan : keduanya mengatur hubungan antar persoalan yang melintasi batas negara. Perbedaan : dalam hukum perdata internasional, persoalan berkaitan dengan hukum perdata, sedangkan dalam hukum publik internasional, persoalan berkaitan dengan hukum publik. Hukum perdata internasional dan hukum publik internasional
  • 7. 4. Hukum Internasional dalam arti modern oHukum internasional dapat dibagi 2 : hukum internasional tertulis dan hukum internasional tidak tertulis, yang terwujud dalam bentuk perjanjian internasional. KONVENSI WINA 1969 KONVENSI WINA 1969 HUKUM TERTULIS : •Ruang lingkup hukum internasional hanya berlaku untuk perjanjian antar negara •Menghasilkan perjanjian tertulis yang dikenal dengan nama Vienna Convention on Law of Treaties HUKUM TIDAK TERTULIS : •Masih terdapat hukum kebiasaan internasional (hukum tidak tertulis) yang ruang lingkupnya hanya untuk perjanjian antarnegara. •Perjanjian antarnegara dengan subjek hukum lain memiliki pengaturan tersendiri seperti perjanjian antarnegara dan organisasi internasional.
  • 8. 5. Asas Hukum Internasional 1.Asas teritorial : didasarkan pada kekuasaan negara atas daerahnya. 2.Asas kebangsaan : didasarkan pada kekuasaan negara untuk warga negaranya. 3.Asas kepentingan umum : didasarkan pada wewenang negara untuk melindungi dan mengatur kepentingan dalam kehidupan masyarakat.
  • 9. Asas Hubungan Internasional 1. PACTA SUNT SERVANDA : setiap perjajnian yang dibuat harus ditaati pihak yang mengadakannya 2. EGALITY RIGHTS : pihak yang saling mengadakan hubungan berkedudukan sama. 3. RECIPROSITAS : tindakan suatu negara terhadap negara lain dapat dibalas setimpal, baik tindakan yang bersifat negatif maupun positif. 4. COURTESY : asas saling menghormati dan saling menjaga kehormatan negara. 5. REBUS SIG STANTIBUS : asas digunakan terhadap perubahan mendasar/ fundamental dalam keadaan yang bertalian dengan perjanjian itu.
  • 10. 6. Sumber Hukum Internasional Sumber hukum internasional : sumber yang digunakan Mahkamah Internasional dalam memutuskan masalah hubungan internasional. Menurut Mochtar Kusumaatmadja, sumber hukum internasional dalam buku “ hukum internasional humaniter “ dapat dibedakan antara sumber hukum dalam arti material dan sumber hukum dalam arti formal. Dalam arti material, hukum internasional tidak dapat dipaksakan seperti hukum nasional karena masyarakat internasional bukanlah suatu negara dunia yg memiliki badan kekuasaan/pemerintahan tertentu seperti sebuah negara. Masyarakat internasional : masyarakat negara/bangsa yg anggotanya didasarkan atas kesukarelaan & kesadaran, sedangkan kedaulatan sbg kekuasaan tertinggi tetap berada dinegara masing-masing.
  • 11.
  • 12. Ada 2 aliran, yaitu : 1. Aliran naturalis : bersandar pada hak asasi/hak alamiah. Aliran ini berpendapat bahwa kekuatan mengikat dari hukum internasional didasarkan pada hukum alam yang berasal dari Tuhan. Menurut teori ini hukum internasional adalah hukum alam sehingga kedudukannya dianggap lebih tinggi daripada hukum nasional. Pencetusnya : Grotius (Hugo de Groot) dan disempurnakan Emmerich Vattel, ahli hukum dan diplomat Swiss. 2. Aliran positivisme : mendasarkan berlakunya hukum internasional pada persetujuan bersama dari negara dengan asas pacta sunt servanda yang dianut mazhab Wina dengan pelopornya Hans Kelsen. Menurut Hans Kelsen, pacta sunt servanda merupakan kaidah dasar pasal 26 Konvensi Wina tentang hukum Perjanjian (Viena Convention of the Law of Treaties)tahun 1969.
  • 13. Dalam arti formal, hukum internasional merupakan sumber hukum yang digunakan oleh Mahkamah Internasional dalam memutuskan masalah hubungan internasional. Menurut Brierly, sumber hukum internasional dalam arti formal merupakan sumber hukum paling utama dan memiliki otoritas tertinggi dan otentik yang dapat dipergunakan oleh Mahkamah Internasional dalam memutuskan suatu sengketa internasional. Pasal 38 Piagam Mahkamah Internasional Permanen tanggal 16 Desember 1920 dapat dipakai oleh Mahkamah Internasional untuk menyelesaikan persoalan internasional.
  • 14. Sumber hukum internasional menurut Piagam Mahkamah Internasional pasal 38 : 1. Perjanjian internasional (traktat =treaty) 2. Kebiasaan internasional yang terbukti dalam praktik umum dan diterima seb agai hukum 3. Asas umum hukum yang diakui bangsa beradab 4. Keputusan hakim dan ajaran para ahli hukum internasional dari berbagai negara sebagai alat tambahan untuk menentukan hukum 5. Pendapat para ahli hukum yang terkemuka
  • 15. 7. Subjek Hukum Internasional Subjek hukum internasional adalah orang, negara, badan / organisasi tertentu yang melakukan tindakan untuk dan atas nama sendiri / pihak lain yang dapat menimbulkan hak dan kewajiban dalam bidang internasional.Pihak dalam subjek hukum :
  • 16.
  • 17.
  • 18. 8. Hubungan Hukum Internasional dengan Hukum Nasional 2 aliran tentang keterkaitan antara hukum internasional dengan hukum nasional : 1.Aliran monoisme Tokoh : hanz kelsen dan georges scelle. Semua hukum merupakan sistem kesatuan hukum yang mengikat individu dalam suatu negara dalam masyarakat internasional. Hukum internasional dan hukum nasional merupakan satu kesatuan disebabkan karena : Walau kedua sistem hukum berbeda istilah, tapi subjek hukumnya sama yaitu individu dalam suatu negara Sama – sama mempunyai kekuatan hukum yang mengikat. Hukum internasional dan hukum nasional merupakan bagian dari satu kesatuan ilmu hukum dan karena itu kedua perangkat hukum sama – sama mempunyai kekuatan mengikat terhadap individu maupun negara 2.Aliran dualisme Tokoh : triepel dan anzi Hukum internasional dan hukum nasional merupakan dua sistem terpisah yang berbeda satu sama lain. Menurut aliran dualisme perbedaan kedua hukum disebabkan karena : Perbedaan sumber hukum, Perbedaan mengenai subjek, Perbedaan mengenai kekuatan hukum
  • 19. 9. Proses Ratifikasi Hukum Internasional menjadi Hukum Nasional A. Proses ratifikasi hukum internasional menurut UU no. 24 tahun 2000 tentang perjanjian internasional : pembuatannya harus didasarkan pada prinsip persamaan, saling menguntungkan dan memperhatikan hukum nasional / hukum internasional yang berlaku. Surat perjanjian internasional dapat berakhir apabila : •Terdapat kesepakatan para pihak melalui prosedur dalam perjanjian •Tujuan perjanjian telah dicapai •Terdapat perubahan dasar yang mempengaruhi pelaksanaan perjanjian •Salah satu pihak tidak melaksanakan / melanggar ketentuan dalam perjanjian •Dibuat perjanjian baru yang menggantikan perjanjian lama •Muncul norma baru dalam hukum internasional •Hilangnya objek perjanjian •Terdapat hal yang merugikan kepentingan nasional
  • 20. B. Proses ratifikasi perjanjian internasional menurut pasal 11 UUD 1945 1. Pengertian ratifikasi Ratifikasi merupakan suatu cara melembaga dalam kegiatan hukum(perjanjian) internasional. Ratifikasi dibedakan sebagai berikut : 1.Ratifikasi oleh badan eksekutif : dilakukan raja absolut dan pemerintah otoriter 2.Ratifikasi oleh badan legislatif : sistem jarang digunakan 3.Ratifikasi campuran (DPR dan pemerintah) : sistem banyak digunakan karena peranan legislatif dan eksekutif menentukan dalam proses ratifikasi suatu perjanjian.
  • 21. 2. Proses ratifikasi Proses ratifikasi hukum(perjanjian) internasional menjadi hukum nasional : 1.Persetujuan Indonesia – Belanda mengenai penyerahan Irian Barat(papua) yang ditandatangani di New York pada 15 Januari 1962 diebut agreement. 2.Perjanjian Indonesia – Australia mengenai garis batas wilayah antara Indonesia dengan Papua New Guinea yang ditandatangani di Jakarta pada 12 Februari 1973 dalam bentuk agreement. 3.Persetujuan garis batas landas kontinen antara Indonesia dan Singapura tentang selat Singapura pada 25 Mei 1973.
  • 22. 3. Proses ratifikasi menurut UUD 1945 Untuk menjamin kelancaran kerja sama antara eksekutif (presiden) dengan legislatif(DPR)harus memperhatikan : 1.Presiden dengan persetujuan DPR meenyatakan perang, membuat perdamaian, dan perjanjian dengan negara lain 2.Presiden dalam membuat perjanjian internasional lainnya dapat menimbulkan akibat luas dan mendasar bagi kehidupan rakyat yang terkait beban keuangan negara, dan atau mengharuskan perubahan/pembentukan UU harus dengan persetujuan DPR 3.Ketentuan lebih lanjut tentang perjanjian internasional diatur dengan UU
  • 23. Pemerintah berpendapat bahwa perjanjian harus disampaikan ke DPR untuk mendapat persetujuan sebelum disahkan presiden ialah perjanjian yang lazimnya berbentuk treaty dan mengandung materi sebagai berikut : 1.Soal politik yang mempengaruhi haluan politik negara seperti perjanjian persahbatan, perjanjian perubahan wilayah, / penetapan tapal batas 2.Ikatan yang sifatnya mempengaruhi haluan politik negara, perjanjian kerjasama ekonomi, / pinjaman uang 3.Soal yang menurut UUD harus diatur dengan UU, seperti soal kewarganegaraan dan soal kehakiman.
  • 24. Negara B, C, D DST Negara A
  • 25.
  • 26. 10. Peradilan Internasional Mahkamah Agung Internasional merupakan Mahkamah pengadilan teringgi diseluruh dunia. Peradilan internasional dilaksanakan oleh Mahkamah internasional yang merupakan organ perlengkapan PBB yang berkedudukan di Den Haag, Belanda. Anggotanya terdiri dari 15 ahli hukum terkemuka diberbagai negaraberdasarkan kecakapannya dalam hukum. Masa jabatannya 9 tahun dan bertugas memberi nasehat tentang persoalan hukum kepada Majelis Umum dan Dewan Keamanan, memeriksa perselisihan/sengketa antara negara anggota PBB yang diserahkan pada Mahkamah Internasional
  • 27. Selain mahkamah internasional juga ada pengadilan arbitrase internasional, hanya untuk perselisihan hukum, keputusan para abrbitet tak perlu berdasarkan peraturan hukum. Dalam hukum internasional dikenal juga adjudication yaitu suatu teknik hukum untuk menyelesaikan persengketaan internasional dengan menyerahkan putusan kepada lembaga peradilan. Lembaga peradilan pertama yang berkaitan dengan adjudikasi adalah Permanent Court of International Justice ( PCJI) yang berfungsi sebagai bagian dari LBB mulai tahun 1920 – 1946. Lalu PCJI dilanjutkan dengan International Court of Justice (ICJ), suatu organ pokok PBB.
  • 28. C. PENYEBAB TIMBULNYA SENGKETA INTERNASIONAL DAN CARA PENYELESAIAN OLEH MI
  • 29. 1. Sengketa Internasional & Faktor Penyebab Sengketa Internasional : sengketa/perselisihan antarnegara berupa masalah wilayah, warga negara, HAM, dan terorisme.
  • 30. Faktor penyebab sengketa internasional : 1.Segi politis : pascaperang dunia kedua muncul blok barat dan blok timur 2.Suatu wilayah teritorial : wilayah menjadi sengketa “saling mengklaim” antar negara 3.Pengembangan senjata nuklir/senjata biologi : negara selalu dicurigai dalam mengembangkan senjata teknologi nuklir/biologi 4.Permasalah terorisme : kasus Amerika-Afganistan. Amerika menduga serangan tsb dilakukan oleh kelompok Al-Qaeda 5.Ketidakpuasan terhadap rezim yang berkuasa : pemerintah dirasakan kurang adil oleh sebagian masyarakat/daerah 6.Adanya Hagemoni(pengaruh kekuatan Amerika) : kekuatan dunia telah menjadi satu kekuatan, Amerika dan sekutunya
  • 31. 2. Peran MI Dalam Menyelesaikan Sengketa Internasional MI : badan PBB yang berkedudukan di Den Haag yang dapat mengadili perselisihan kepentingan dan perselisihan hukum
  • 32. WEWENANG : 1.Ratione Personae : MI hanya terbuka bagi negara anggota dari statuta. 2.Ratione Materiae : semua perkara yang diajukan pihak-pihak yang terdapat dalam piagam PBB/perjanjian dan konvensi yang berlaku. 3.Wewenang wajib (tambahan) : jika negara sebelumnya dalam suatu persetujuan menerima wewenang tsb.
  • 33. FUNGSI KONSULATIF MI Memberikan pendapat yang tidak mengikat “Advisory Opinion” 1.Natur yuridik pendapat hukum (advisory opinion) 2.Permintaan pendapat MI •Badan yang dapat meminta pendapat mahkamah •Pemberian pendapat oleh mahkamah
  • 34. Upaya penyelesaian sengketa internasional : 1.Advisory Opinion Opini hukum yang dibuat oleh pengadilan untuk melarasi permasalahan yang diajukan lembaga berwenang. 2.Compromis Kesepakatan awal diantara pihak yang bersengketa yang menetapkan ketentuan ihwal persengkataan yang akan diselesaikan. 3.Ex Aequo et Bono Asas untuk menetapkan keputusan oleh pengadilan internasional atas dasar keadilan dan keterbukaan.
  • 35. 3. Prosedur Penyelesaian Sengketa Internasional Melalui MI
  • 36. KETERANGAN : a)Telah terjadi pelanggaran HAM/kejahatan humaniter antar negara b)Ada pengaduan dari korban(rakyat) dan pemerintahan negara terhadap negara yang bersangkutan c)Pengaduan disampaikan di Komisi Tinggi HAM/lembaga HAM internasional d)Pengaduan ditindak lanjuti dengan penyelidikan, pemeriksaan, dan penyidikan. Lalu diajukan ke MI. e)Dimulailah proses peradilan sampai dijatuhkan sanksi
  • 37. 4. Keputusan MI Dalam Menyelesaikan Sengketa Internasional Diambil dengan suara mayoritas dari hakim- hakim yang hadir. COMPULSORY JURISDICTION : kekuasaan peradilan internasional untuk mendengar dan memutuskan kategori tertentu mengenai suatu kasus tanpa memerlukan kesepakatan terlebih dahulu dari pihak yang terlibat untuk menerima ketentuan hukum dalam kasus tsb.
  • 38. 5. Peranan Hukum Internasional Dalam Menjaga Perdamaian Dunia 1. Perjanjian pemanfaatan Benua Antartika secara damai (1959) 2. Perjanjian pemanfaatkan nuklir untuk perdamaian (1968) 3. Perjanjian damai Dayton “Ohio-AS” (1995)
  • 39. 6. Prinsip Hidup Berdampingan Secara Damai Berdasarkan Persamaan Derajat •Prinsip bahwa negara tidak akan menggunakan kekerasan yang bersifat mengancam integritas teritorial/kebebasan politik negara •Prinsip non intervensi dalam urusan DN dan LN suatu negara •Prinsip persamaan hak menentukan nasib sendiri bagi setiap bangsa •Prinsip persamaan kedaulatan negara •Prinsip hukum internasional mengenai kemerdekaan, kedaulatan, dan integritas teritorial negara •Prinsip itikad baik dalam hubungan internasional •Prinsip keadilan dan hukum internasional
  • 41. NO PIHAK YG TERLIBAT URAIAN KETERANGAN 1 AS di Filipina, Indo-China, dan Jepang 1906 : tentara Amerika melakukan kejahatan perang dan membunuh warga Filipina 1968 : sebuah kompi Amerika menyapu warga desa (500 korban) 1945 : dijatuhkannya bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, Jepang (40.000 korban) Pelaku kejahatan perang telah diajukan ke pengadilan militer, namun tidak lama kemudian banyak yg dibebaskan 2 Jerman dan Jepang dalam aksinya di Eropa dan Asia 1933-1939 : melakukan pembasmian terhadap lawan politik dan orang Yahudi Pasukan Jepang di Indonesia, Korea, Cina Sebelum perang dunia II, kolonialisme Barat dengan jutaan korban tidak tersentuh. Baru setelah sekutu membuka pengadilan Nuremberg untuk Nazi dan Jepang dimulailah proses kelembagaan
  • 42. NO PIHAK YG TERLIBAT URAIAN KETERANGAN 3 Serbia di Kroasia dan Bosnia Herzegovina - 1992-1995 : pasukan Serbia melakukan pembersihan etnik, terutama terhadap warga sipil muslim Bosnia dan daerah lain di Kroasia yang ingin melepaskan diri dari Serbia 1994 : pengadilan terhadap para penjahat perang telah terbukti di Den Haag. Namun masih banyak yang gagal ditangkap 4 Pemerintah Rwanda terhadap etnis Hutu dan Tutsi 3 bulan pada 1994, sekitar 500.000 etnis Hutu dan Tutsi terbunuh PBB menggelar pengadilan kejahatan perang di Arusha(Tanzania)