SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 25
KELOMPOK 3
 ACHMAD RIZCO
 IQBAL ANUGRAH P
 M RYANZA MUBA
 YUSRINA LUTHFIANA
• Bagaimana distribusi tegangan blok beton
untuk balok dalam menerima beban!
Apakah yang dimaksud dengan wilayah
tarik dan tekan pada balok! Apa
pengaruhnya terhadap perencanaan
balok!
• Berikan gambaran model struktur dan
model beban yang akan anda analisis
untuk balok pada lantai 2 dan 3 serta ring
balk (fokus pada ring balk bagian tepi
bangunan)!
• Apakah fungsi tulangan tarik, tulangan tekan,
dan tulangan geser pada perencanaan balok?
Adakah pertimbangan tertentu yang dapat
dilakukan untuk menghilangkan salah satu
tulangan dalam perencanaan balok! Jelaskan
syarat-syaratnya!
• Apakah hasil perencanaan yang diberikan oleh
tim dinas PU merupakan hasil terbaik untuk
memenuhi syarat keamanan dan ekonomis
perencanaan? Berikan saran dan masukan
anda terkait model struktur yang telah anda
pelajari setelah penelaah anda terhadap denah
yang ada
OBJECTIVE
DISTRIBUSI TEGANGAN BALOK
DIAGRAM TEGANGAN BALOK
TARIK
TEKAN
Dari diagram kesetimbangan tegangan-regangan diatas bisa dilihat bahwasanya leleh atau
tidaknya tulangan (As) bisa dicek atau diketahui dari besarnya nilai (regangan) εs. Jika nilai εs
< εy maka tulangan belum leleh, tapi jika εs > εy maka tulangan sudah leleh.
Wilayah tarik pada balok adalah suatu
wilayah untuk menahan gaya – gaya
tarik pada serat balok bagian bawah / di
bawah garis netral penampang balok
Wilayah tekan pada balok adalah suatu
wilayah untuk menahan gaya – gaya
tekan pada serat balok bagian atas / di
atas garis netral penampang balok
Daerah Tarik
Daerah
Tekan
Tulangan tarik & tekan
PENAMPANG BALOK
BERTULANGAN SEIMBANG
KURANG LEBIH
b
c
d
c=0,003
y
As
Garis
netral
g.n penulangan kurang
g.n penulangan lebih
c<0,003
s< y
• Suatu penampang dikatakan bertulangan
seimbang (balance) apabila jumlah tulangan baja
tarik sedemikian sehingga letak garis netral pada
posisi di mana akan terjadi secara bersamaan
regangan luluh pada baja tarik dan regangan
tekan beton maksimum 0,003
• Bila penampang balok mengandung jumlah tulangan tarik lebih
banyak dari yang diperlukan untuk mencapai keseimbangan
regangan, penampang balok dikatakan bertulangan lebih
(overreinforced).
 Berlebihnya tulangan mengakibatkan garis netral bergeser ke bawah, beton
mencapai regangan maksimum 0,003 sebelum baja tarik mencapai luluh
 Bila dibebani lebih besar lagi struktur akan mengalami kehancuran tiba-tiba
(hancur getas)
• Bila suatu penampang mengandung jumlah tulangan tarik kurang
dari yang diperlukan untuk mencapai keseimbangan regangan,
penampang disebut bertulangan kurang (underreinforced)
 Letak garis netral naik sedikit dibandingkan kondisi seimbang, baja tarik
mencapai regangan luluh sebelum beton mencapai regangan 0,003
 Bertambahnya beban mengakibatkan tulangan memanjang. Keruntuhan
struktur terjadi secara perlahan yang didahului oleh terjadinya lendukan
yang meningkat tajam (hancur daktail)
MODEL BEBAN DAN MODEL
STRUKTUR
BALOK LANTAI 2 DAN 3 SERTA RING BALK
MODEL BEBAN DAN MODEL STRUKTUR BALOK LANTAI
DEAD LOAD
Plat = 12 kN/𝑚3
Spesi = 0,63 kN/𝑚3
Instalasi + plafon = 0,43 kN/𝑚3
Lantai keramik = 0,2 kN/𝑚3
+
4,42 kN/𝑚3
LIVE LOAD
3,59 kN/𝑚3
qu plat 1 = 15,44 kN/m
qu plat 2 = 16,28 kN/m
q balok = 5,88 kN/m
q total =37,6 kN/m
M max = 95,175 kN.m
Beban atap = 15 kN
Beban balok = BJ beton x h balok
= 24 kN/𝑚2
x 0,3 m
= 7,2 kN/𝑚2
Kombinasi beban balok = 1,4D
= 1,4 (7,2)
= 10,08 kN/𝑚2
x 0,15 m
= 1,512 kN/m
Shear force diagram
Bending momen diagram
𝑀𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑀 𝑈 = 29,304 + 7,655 = 37,6 𝑘𝑁. 𝑚
MODEL BEBAN DAN MODEL STRUKTUR RING BALK (ANALISA)
Beban atap = 15 kN
Beban balok = BJ beton x h balok
= 24 kN/𝑚2
x 0,3 m
= 7,2 kN/𝑚2
Kombinasi beban balok = 1,4D
= 1,4 (7,2)
= 10,08 kN/𝑚2
x 0,15 m
= 1,512 kN/m
Shear force diagram
Bending momen diagram
𝑀𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑀 𝑈 = 22,5 + 3,827 = 26,237 𝑘𝑁. 𝑚
MODEL BEBAN DAN MODEL STRUKTUR RING BALK (PERENCANAAN ULANG)
FUNGSI TULANGAN DAN SYARAT
PERENCANAAN BALOK
FUNGSI TULANGAN
TULANGAN TARIK
• Untuk menahan gaya – gaya tekan yang diterima oleh balok beton
TULANGAN TARIK
• Untuk mencegah retak beton agar tidak melebar
• Untuk menahan gaya – gaya tarik yang diterima oleh balok beton
TULANGAN GESER
• Untuk mencegah bertambahnya retak miring
• Untuk menahan gaya geser yang diterima oleh balok beton
• Untuk mengikat tulangan lentur (tarik & tekan) agar bisa saling mengika
SYARAT PERENCANAAN BALOK
Dalam perencanaan balok, perlu diperhatikan beberapa hal
• Dimensi balok (SNI 2847:2013 pasal 9.5.2.2)
• Penulangan (SNI 2847:2013 pasal 7.1.1; 7.1.2; 7.1.3; 7.6; 7.7.1; 12.5.1)
• Pembebanan (SNI 2847:2013 pasal 9.2.1)
• Kekuatan desain (faktor reduksi) (SNI 2847:2013 pasal 9.3.2.1; 9.3.2.3)
• Kekuatan desain tulangan (SNI 2847:2013 pasal 9.4)
• Asumsi desain (SNI 2847:2013 pasal 10.2)
• Geser dan torsi (SNI 2847:2013 pasal 11.1.1; 11.1.3.1; 11.2.1.1; 11.4.5.1;
11.4.6.1)
• Dan beberapa peraturan yang ada di ACI dan telah dikonversikan ke MPa,
mm, dsb.
ANALISA PERENCANAAN BALOK
LANTAI 2 DAN 3 SERTA RING BALK
ANALISIS PERENCANAAN BALOK LANTAI 2 DAN 3
• Data
h balok = 500 mm
b balok = 350 mm
h plat = 130 mm
𝑓𝑦 = 300 𝑀𝑃𝑎
𝑓𝑐
′
= 25 𝑀𝑃𝑎
𝑞 𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘 = 37,6 𝑘𝑁/𝑚
𝑀𝑢 = 95,175 𝑘𝑁. 𝑚
Tulangan tarik = 4D10 (𝐴 𝑠= 314 𝑚𝑚2
)
Tulangan tekan = 2D8 (𝐴 𝑠
′
= 101 𝑚𝑚2
)
𝑑 = ℎ − 𝑃 − 𝐷𝑠 −
1
2
𝐷𝑡 = 447 𝑚𝑚
𝑑′
= 𝑝 + 𝐷𝑠 +
1
2
𝐷𝑡 = 53 𝑚𝑚
𝑎 =
𝐴 𝑠 . 𝑓𝑦
0,85 .𝑓𝑐
′.𝑏
= 12,67 𝑚𝑚 (balok persegi karena a < h plat)
• Perhitungan
∅𝑀𝑛 = ∅ 𝐴 𝑠 . 𝑓𝑦 𝑑 −
𝑎
2
+ 𝐴 𝑠
′
. 𝑓𝑦 𝑑 − 𝑑′ = 48,131 𝑘𝑁. 𝑚
𝑀𝑢 > ∅𝑀𝑛
95,175 𝑘𝑁. 𝑚 > 48,131 𝑘𝑁. 𝑚 … 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑜𝑘
ANALISIS PERENCANAAN RING BALK
• Data
h = 300 mm
b = 300 mm
𝑓𝑦 = 300 𝑀𝑃𝑎
𝑓𝑐
′
= 25 𝑀𝑃𝑎
𝑞 𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘 = 3,024 𝑘𝑁/𝑚
Patap = 15 kN/m
𝑀𝑢 = 37,6 𝑘𝑁. 𝑚
Tulangan tarik = 2D8 (𝐴 𝑠= 101 𝑚𝑚2
)
Tulangan tekan = 2D8 (𝐴 𝑠
′
= 101 𝑚𝑚2
)
𝑑 = ℎ − 𝑃 − 𝐷𝑠 −
1
2
𝐷𝑡 = 248 𝑚𝑚
𝑑′
= 𝑝 + 𝐷𝑠 +
1
2
𝐷𝑡 = 52 𝑚𝑚
𝑎 =
𝐴 𝑠 . 𝑓𝑦
0,85 .𝑓𝑐
′.𝑏
= 4,75 𝑚𝑚
• Perhitungan
∅𝑀𝑛 = ∅ 𝐴 𝑠 . 𝑓𝑦 𝑑 −
𝑎
2
+ 𝐴 𝑠
′
. 𝑓𝑦 𝑑 − 𝑑′ = 12,043 𝑘𝑁. 𝑚
𝑀𝑢 > ∅𝑀𝑛
95,175 𝑘𝑁. 𝑚 > 12,043 𝑘𝑁. 𝑚 … 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑜𝑘
PERENCANAAN ULANG BALOK
LANTAI 2 DAN 3 SERTA RING BALK
REDESIGN BALOK LANTAI
Data:
• 𝑓𝑐
′
= 25 𝑀𝑃𝑎
• 𝑓𝑦 = 300 𝑀𝑃𝑎
• ∅ 𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘 = 0,9
• ∅ 𝑔𝑒𝑠𝑒𝑟 = 0,75
• L = 4500 mm
• P = 40 mm
• h balok = 400 mm
• b balok = 260 mm
• h plat = 130 mm
ℎ 𝑚𝑖𝑛 =
𝐿
16
0,4 +
𝑓𝑦
700
= 233,04 𝑚𝑚
𝑎 =
𝜌 .𝑓𝑦 .𝑑
0,85 .𝑓𝑐′
= 32,64 𝑚𝑚 digunakan balok persegi sebagai
perencanaan karena a < hplat
• Perhitungan tulangan tarik
2/3Mu = 63,45 kN.m
𝑑 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 = ℎ − 𝑝 − 𝐷𝑠 −
1
2
𝐷𝑡𝑢 = 342 mm
𝑅 𝑛 =
𝑀𝑢
∅𝑏𝑑2
= 2,31
𝜌 =
0,85𝑓𝑐′
𝑓𝑦
1 − 1 −
2𝑅 𝑛
0,85𝑓𝑐′
= 0,0081
𝜌 𝑚𝑖𝑛 =
1,4
𝑓𝑦
= 0,0046
𝜌 𝑚𝑎𝑥 = 0,75
0,85.𝑓𝑐′.𝛽1
𝑓𝑦
600
600+𝑓𝑦
= 0,034
𝜌 𝑚𝑖𝑛 < 𝜌 < 𝜌 𝑚𝑎𝑥
𝐴 𝑠 = 𝜌 . 𝑏 . 𝑑 = 720,252 𝑚𝑚2
Tulangan tarik = 2D19 dan 1D14 (567 + 154) 721 𝑚𝑚2
𝑑 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 = ℎ − 𝑝 − 𝐷𝑠 −
1
2
𝐷𝑡𝑢 = 342,5 mm
Jarak antar tulangan=
𝑏−2𝑃−2𝐷𝑠−3𝐷𝑡𝑢
𝑛
= 112 𝑚𝑚
𝑎 =
𝐴 𝑠 . 𝑓𝑦
0,85 .𝑓𝑐
′.𝑏
= 32,64 𝑚𝑚
∅𝑀𝑛1 = ∅𝐴 𝑠 . 𝑓𝑦 𝑑 −
𝑎
2
= 63,497. 𝑚
∅𝑀𝑛1 < 𝑀𝑢
Butuh tulangan tekan
• Perhitungan tulangan tekan
Mn tekan = 31,725 kNm
def’ = 53
d = 342,5
Mn = As . Fy (d – d’)
As = 371,704 𝑚𝑚2
Pilih tulangan
2D13 + 1D12 (265 + 113,1) = 378,5 𝑚𝑚2
Jarak antar tulangan =
𝑏−2𝑃−2𝐷𝑠
𝑛
= 126 𝑚𝑚
n = 2 (spasi)
X/n = 65 mm
d’ aktual = p + dseng + ½ D13 = 54,5
d’aktual < d’ef
Mn = As . Fy (d-d’)
Mn = 32,65
Mn aktual > Mn rencana
32,65 + 63,497 > 95,175
96,147 > 95,175
h = 400mm
b = 260mm
d = h-p
= 400-40
= 360mm
Smax = d/2 = 180 mm diambil S = 150 mm
Avmin = 0,062√𝑓𝑐′ 𝑏𝑤 . 𝑠
𝑓𝑦𝑡
= 40,3 m𝑚2
Asumsi D8
Av = 50,3 m𝑚2
2Av = 100,6 m𝑚2
Steoritis =
𝐴𝑣 .𝑓𝑦𝑡 .𝑑
𝑉𝑠
= 208,82 mm
S =
3𝐴𝑣 .𝑓𝑦𝑡
𝑏𝑤
= 348,23 mm
X = 360 mm
Vx = Va – qx
= 84,6 – 37,6 (0,36)
= 71,064 kN
Vx = Vu
∅𝑉𝑐 = 64,084
∅𝑣𝑐
2
= 32,042
32,042 = 84,6 – 37,6 x
X = 1,398
Vu = ∅𝑉𝑐 + ∅𝑉𝑠
Vs = 52, 0293 kN
S = 150mm (s< d/2)
Vs < 1/3 𝑓𝑐′. 𝑏𝑤 . 𝑑
52,0293 < 170 , 89 kN
360
X1 = 0 – 1,398
D10 – 150
As = 524 m𝑚2
X2 = 1,398 – 3,102
D10 – 200
As = 393 m𝑚2
X3 = 3,102 – 4,5
D10 – 150
As = 52 m𝑚2
• Pembengkokan tulangan tarik
Pembengkokan tulangan sebesar 180°,
Panjang tulangan setelah pembengkokan = 4𝑑 𝑏 =
4 19 = 76 𝑚𝑚
• Pembengkokan tulangan tekan
Pembengkokan tulangan sebesar 180°,
Panjang tulangan setelah pembengkokan = 4𝑑 𝑏 =
4 13 = 52 𝑚𝑚
Detail Penulangan 2D19
REDESIGN RING-BALK
Data:
• 𝑓𝑐
′
= 25 𝑀𝑃𝑎
• 𝑓𝑦 = 300 𝑀𝑃𝑎
• ∅ 𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘 = 0,9
• ∅ 𝑔𝑒𝑠𝑒𝑟 = 0,75
• L = 4500 mm
• P = 40 mm
• D tulangan utama = D16 (16mm)
• D sengkang = D8 (8mm)
• h balok = 300 mm
• b balok = 200 mm
• Beban atap = 15 kN
Cek h min. balok
ℎ 𝑚𝑖𝑛 =
𝐿
16
0,4 +
𝑓𝑦
700
= 208,93 𝑚𝑚
Berarti, h balok dapat digunakan karena memenuhi
syarat SNI.
Mu = 26,327 kN.m
𝑑 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 = ℎ − 𝑝 − 𝐷𝑠 −
1
2
𝐷𝑡𝑢 = 244 mm
𝑅 𝑛 =
𝑀𝑢
∅𝑏𝑑2 = 2,46
𝜌 =
0,85𝑓𝑐′
𝑓𝑦
1 − 1 −
2𝑅 𝑛
0,85𝑓𝑐′
= 0,0087
𝜌 𝑚𝑖𝑛 =
1,4
𝑓𝑦
= 0,0046
𝜌 𝑚𝑎𝑥 = 0,75
0,85. 𝑓𝑐′. 𝛽1
𝑓𝑦
600
600 + 𝑓𝑦
= 0,03
𝜌 𝑚𝑖𝑛 < 𝜌 < 𝜌 𝑚𝑎𝑥
𝐴 𝑠 = 𝜌 . 𝑏 . 𝑑 = 424,56 𝑚𝑚2
Tulangan tarik = 3D14 (𝐴 𝑠 = 462 𝑚𝑚2
); 𝑛 = 2
𝑑 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 = ℎ − 𝑝 − 𝐷𝑠 −
1
2
𝐷𝑡𝑢 = 245 mm
Jarak antar tulangan=
𝑏−2𝑃−2𝐷𝑠−3𝐷𝑡𝑢
𝑛
= 31 𝑚𝑚
𝑎 =
𝐴 𝑠 . 𝑓𝑦
0,85 .𝑓𝑐
′.𝑏
= 32,61 𝑚𝑚
∅𝑀𝑛1 = ∅𝐴 𝑠 . 𝑓𝑦 𝑑 −
𝑎
2
= 28,527 𝑘𝑁. 𝑚
∅𝑀𝑛1 > 𝑀𝑢
Karena ∅𝑀𝑛1 > 𝑀𝑢
Maka digunakan tulangan dengan diameter terkecil.
Tulangan tekan = 2D10 𝐴 𝑠 = 157 𝑚𝑚2
; 𝑛 = 1
𝑑′ 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 = 𝑃 + 𝐷𝑠 +
1
2
𝐷𝑡𝑢 = 53 𝑚𝑚
Jarak antar tulangan=
𝑏−2𝑃−2𝐷𝑠−3𝐷𝑡𝑢
𝑛
= 84 𝑚𝑚
∅𝑀𝑛2 = ∅𝐴′ 𝑠 . 𝑓𝑦 𝑑 − 𝑑′
= 8,139 𝑘𝑁. 𝑚
𝑀𝑛 = ∅𝑀𝑛1 + ∅𝑀𝑛2 = 36,67 𝑘𝑁. 𝑚
• Pembengkokan tulangan tarik
Pembengkokan tulangan sebesar 180°,
Panjang tulangan setelah pembengkokan = 4𝑑 𝑏 =
4 14 = 56 𝑚𝑚
• Pembengkokan tulangan tekan
Pembengkokan tulangan sebesar 180°,
Panjang tulangan setelah pembengkokan = 4𝑑 𝑏 =
4 10 = 40 𝑚𝑚
𝑑 = ℎ − 𝑃 = 260 𝑚𝑚
𝑉𝑢 𝑚𝑎𝑥 = 18,402 𝑘𝑁
𝑉𝑢 𝑑 = 𝑉𝑢1,5 +
1,5 − 𝑑
1,5
𝑉𝑢 𝑚𝑎𝑥 − 𝑉𝑢1,5 = 18,009 𝑘𝑁
∅𝑉𝑐 = ∅0,17 𝑓𝑐′. 𝑏 𝑤 . 𝑑 = 33,150 𝑘𝑁
𝑽𝒖 𝒅 >
𝟏
𝟐
∅𝑽𝒄 tetapi 𝑽𝒖 𝒅 < ∅𝑽𝒄, maka tulangan yang diperlukan adalah
tulangan dengan diameter minimum dan jarak terjauh.
Tulangan geser= D8; Av = 2As = 0,01006 𝑚𝑚2
𝑠 =
𝑑
2
= 130 𝑚𝑚
Jadi, tulangan geser yang digunakan D8-130mm
Detail penulangan balok
245
53

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Bab 2 perencanaan gording
Bab 2 perencanaan gordingBab 2 perencanaan gording
Bab 2 perencanaan gordingGraham Atmadja
 
Konstruksi baja-3 sambungan-baut
Konstruksi baja-3 sambungan-bautKonstruksi baja-3 sambungan-baut
Konstruksi baja-3 sambungan-bautJunaida Wally
 
PERHITUNGAN TULANGAN LONGITUDINAL BALOK BETON BERTULANG RANGKAP
PERHITUNGAN TULANGAN LONGITUDINAL BALOK BETON BERTULANG RANGKAPPERHITUNGAN TULANGAN LONGITUDINAL BALOK BETON BERTULANG RANGKAP
PERHITUNGAN TULANGAN LONGITUDINAL BALOK BETON BERTULANG RANGKAPSumarno Feriyal
 
Contoh soal komposit
Contoh soal kompositContoh soal komposit
Contoh soal kompositkahar pasca
 
Tugas besar baja 1
Tugas besar baja 1Tugas besar baja 1
Tugas besar baja 1Aziz Adi
 
Menghitung Respon Spektrum Gempa
Menghitung Respon Spektrum GempaMenghitung Respon Spektrum Gempa
Menghitung Respon Spektrum GempaRafi Perdana Setyo
 
PERENCANAAN GEDUNG BETON BERTULANG TAHAN GEMPA
PERENCANAAN GEDUNG BETON BERTULANG TAHAN GEMPAPERENCANAAN GEDUNG BETON BERTULANG TAHAN GEMPA
PERENCANAAN GEDUNG BETON BERTULANG TAHAN GEMPASumarno Feriyal
 
Laporan tugas struktur baja
Laporan tugas struktur bajaLaporan tugas struktur baja
Laporan tugas struktur bajatanchul
 
Bab iii analisis geser
Bab iii analisis geserBab iii analisis geser
Bab iii analisis geserKetut Swandana
 
Perencanaan gording Baja
Perencanaan gording BajaPerencanaan gording Baja
Perencanaan gording Bajabumi lohita
 
Sni 1725 2016 pembebanan untuk jembatan
Sni 1725 2016 pembebanan untuk jembatanSni 1725 2016 pembebanan untuk jembatan
Sni 1725 2016 pembebanan untuk jembatanterbott
 
240279231 perencanaan-gudang-baja-docx
240279231 perencanaan-gudang-baja-docx240279231 perencanaan-gudang-baja-docx
240279231 perencanaan-gudang-baja-docxAris Munandar Saputra
 
Contoh penyelesaian soal uas beton ii
Contoh penyelesaian soal uas beton iiContoh penyelesaian soal uas beton ii
Contoh penyelesaian soal uas beton iiHarry Calbara
 
Baja tulangan beton SNI 2052-2014
Baja tulangan beton SNI 2052-2014Baja tulangan beton SNI 2052-2014
Baja tulangan beton SNI 2052-2014WSKT
 

Mais procurados (20)

pelat sni 2013
pelat sni 2013pelat sni 2013
pelat sni 2013
 
Bab 2 perencanaan gording
Bab 2 perencanaan gordingBab 2 perencanaan gording
Bab 2 perencanaan gording
 
Perencanaan Kolom
Perencanaan KolomPerencanaan Kolom
Perencanaan Kolom
 
Konstruksi baja-3 sambungan-baut
Konstruksi baja-3 sambungan-bautKonstruksi baja-3 sambungan-baut
Konstruksi baja-3 sambungan-baut
 
PERHITUNGAN TULANGAN LONGITUDINAL BALOK BETON BERTULANG RANGKAP
PERHITUNGAN TULANGAN LONGITUDINAL BALOK BETON BERTULANG RANGKAPPERHITUNGAN TULANGAN LONGITUDINAL BALOK BETON BERTULANG RANGKAP
PERHITUNGAN TULANGAN LONGITUDINAL BALOK BETON BERTULANG RANGKAP
 
Contoh soal komposit
Contoh soal kompositContoh soal komposit
Contoh soal komposit
 
1 perhitungan-balok
1 perhitungan-balok1 perhitungan-balok
1 perhitungan-balok
 
9 contoh desain turap
9 contoh desain turap9 contoh desain turap
9 contoh desain turap
 
Tugas besar baja 1
Tugas besar baja 1Tugas besar baja 1
Tugas besar baja 1
 
Tiang Pancang I
Tiang Pancang ITiang Pancang I
Tiang Pancang I
 
Menghitung Respon Spektrum Gempa
Menghitung Respon Spektrum GempaMenghitung Respon Spektrum Gempa
Menghitung Respon Spektrum Gempa
 
PERENCANAAN GEDUNG BETON BERTULANG TAHAN GEMPA
PERENCANAAN GEDUNG BETON BERTULANG TAHAN GEMPAPERENCANAAN GEDUNG BETON BERTULANG TAHAN GEMPA
PERENCANAAN GEDUNG BETON BERTULANG TAHAN GEMPA
 
Laporan tugas struktur baja
Laporan tugas struktur bajaLaporan tugas struktur baja
Laporan tugas struktur baja
 
Bab iii analisis geser
Bab iii analisis geserBab iii analisis geser
Bab iii analisis geser
 
Perencanaan gording Baja
Perencanaan gording BajaPerencanaan gording Baja
Perencanaan gording Baja
 
Sni 1725 2016 pembebanan untuk jembatan
Sni 1725 2016 pembebanan untuk jembatanSni 1725 2016 pembebanan untuk jembatan
Sni 1725 2016 pembebanan untuk jembatan
 
Perencanaan Balok Sederhana Beton Bertulang
Perencanaan Balok Sederhana Beton BertulangPerencanaan Balok Sederhana Beton Bertulang
Perencanaan Balok Sederhana Beton Bertulang
 
240279231 perencanaan-gudang-baja-docx
240279231 perencanaan-gudang-baja-docx240279231 perencanaan-gudang-baja-docx
240279231 perencanaan-gudang-baja-docx
 
Contoh penyelesaian soal uas beton ii
Contoh penyelesaian soal uas beton iiContoh penyelesaian soal uas beton ii
Contoh penyelesaian soal uas beton ii
 
Baja tulangan beton SNI 2052-2014
Baja tulangan beton SNI 2052-2014Baja tulangan beton SNI 2052-2014
Baja tulangan beton SNI 2052-2014
 

Destaque

Laporan Tugas Besar Mekanika Rekayasa 5
Laporan Tugas Besar Mekanika Rekayasa 5Laporan Tugas Besar Mekanika Rekayasa 5
Laporan Tugas Besar Mekanika Rekayasa 5Okitanawa Everrobert
 
Laporan Struktur Rumah Tinggal
Laporan Struktur Rumah TinggalLaporan Struktur Rumah Tinggal
Laporan Struktur Rumah TinggalAli Hasan
 
Contoh metoda pelaksanaan drainase
Contoh metoda pelaksanaan drainaseContoh metoda pelaksanaan drainase
Contoh metoda pelaksanaan drainaseMetza d'Arch
 
Rigid pavement distress
Rigid pavement distress Rigid pavement distress
Rigid pavement distress Ankit Sarkar
 
Laporan Tugas Besar Rekaysa Pondasi 2 Okitanawa Everrobert
Laporan Tugas Besar Rekaysa Pondasi 2 Okitanawa EverrobertLaporan Tugas Besar Rekaysa Pondasi 2 Okitanawa Everrobert
Laporan Tugas Besar Rekaysa Pondasi 2 Okitanawa EverrobertOkitanawa Everrobert
 
Pile Dynamic Analyzer (PDA) Test and Hammer Test
Pile Dynamic Analyzer (PDA) Test and Hammer TestPile Dynamic Analyzer (PDA) Test and Hammer Test
Pile Dynamic Analyzer (PDA) Test and Hammer Testinka -chan
 
Contoh Desain Perkerasan Jalan
Contoh Desain Perkerasan JalanContoh Desain Perkerasan Jalan
Contoh Desain Perkerasan JalanFahreza Lukman
 
Desain Perkerasan Jalan | Program Studi D3 Teknik Sipil Transportasi UNS 2016
Desain Perkerasan Jalan | Program Studi D3 Teknik Sipil Transportasi UNS 2016Desain Perkerasan Jalan | Program Studi D3 Teknik Sipil Transportasi UNS 2016
Desain Perkerasan Jalan | Program Studi D3 Teknik Sipil Transportasi UNS 2016Bimo Radifan A
 
PELAKSANAAN PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATAN
PELAKSANAAN PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATANPELAKSANAAN PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATAN
PELAKSANAAN PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATANMOSES HADUN
 
Dokumen.tips pemeliharaan dan-perawatan-pptx
Dokumen.tips pemeliharaan dan-perawatan-pptxDokumen.tips pemeliharaan dan-perawatan-pptx
Dokumen.tips pemeliharaan dan-perawatan-pptxMuh.Nasir Lewa
 
Perencanaan jalan beton
Perencanaan jalan betonPerencanaan jalan beton
Perencanaan jalan betonAbd Hamid
 
01 perencanaan bendungan-waduk
01 perencanaan bendungan-waduk01 perencanaan bendungan-waduk
01 perencanaan bendungan-wadukByox Olii
 
Analysis Water Content of Fine Aggregate
Analysis Water Content of Fine Aggregate Analysis Water Content of Fine Aggregate
Analysis Water Content of Fine Aggregate Iqbal Pratama
 
Struktur bangunan-bertingkat
Struktur bangunan-bertingkatStruktur bangunan-bertingkat
Struktur bangunan-bertingkatVersa Apriana
 
Konsep rancangan struktur &amp; konstruksi
Konsep rancangan struktur &amp; konstruksiKonsep rancangan struktur &amp; konstruksi
Konsep rancangan struktur &amp; konstruksiNana Roy
 
Analisis struktur gedung bertingkat rendah dengan software etabs v9
Analisis struktur gedung bertingkat rendah dengan software etabs v9Analisis struktur gedung bertingkat rendah dengan software etabs v9
Analisis struktur gedung bertingkat rendah dengan software etabs v9Afret Nobel
 

Destaque (20)

Laporan Tugas Besar Mekanika Rekayasa 5
Laporan Tugas Besar Mekanika Rekayasa 5Laporan Tugas Besar Mekanika Rekayasa 5
Laporan Tugas Besar Mekanika Rekayasa 5
 
Beton bertulang
Beton bertulangBeton bertulang
Beton bertulang
 
Laporan Struktur Rumah Tinggal
Laporan Struktur Rumah TinggalLaporan Struktur Rumah Tinggal
Laporan Struktur Rumah Tinggal
 
Contoh metoda pelaksanaan drainase
Contoh metoda pelaksanaan drainaseContoh metoda pelaksanaan drainase
Contoh metoda pelaksanaan drainase
 
Tendon dan angkur
Tendon dan angkurTendon dan angkur
Tendon dan angkur
 
Rigid pavement distress
Rigid pavement distress Rigid pavement distress
Rigid pavement distress
 
Laporan Tugas Besar Rekaysa Pondasi 2 Okitanawa Everrobert
Laporan Tugas Besar Rekaysa Pondasi 2 Okitanawa EverrobertLaporan Tugas Besar Rekaysa Pondasi 2 Okitanawa Everrobert
Laporan Tugas Besar Rekaysa Pondasi 2 Okitanawa Everrobert
 
Pile Dynamic Analyzer (PDA) Test and Hammer Test
Pile Dynamic Analyzer (PDA) Test and Hammer TestPile Dynamic Analyzer (PDA) Test and Hammer Test
Pile Dynamic Analyzer (PDA) Test and Hammer Test
 
Contoh Desain Perkerasan Jalan
Contoh Desain Perkerasan JalanContoh Desain Perkerasan Jalan
Contoh Desain Perkerasan Jalan
 
Cover pjr
Cover pjrCover pjr
Cover pjr
 
Desain Perkerasan Jalan | Program Studi D3 Teknik Sipil Transportasi UNS 2016
Desain Perkerasan Jalan | Program Studi D3 Teknik Sipil Transportasi UNS 2016Desain Perkerasan Jalan | Program Studi D3 Teknik Sipil Transportasi UNS 2016
Desain Perkerasan Jalan | Program Studi D3 Teknik Sipil Transportasi UNS 2016
 
PELAKSANAAN PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATAN
PELAKSANAAN PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATANPELAKSANAAN PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATAN
PELAKSANAAN PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATAN
 
Sistem Pemeliharaan (01)
Sistem Pemeliharaan (01)Sistem Pemeliharaan (01)
Sistem Pemeliharaan (01)
 
Dokumen.tips pemeliharaan dan-perawatan-pptx
Dokumen.tips pemeliharaan dan-perawatan-pptxDokumen.tips pemeliharaan dan-perawatan-pptx
Dokumen.tips pemeliharaan dan-perawatan-pptx
 
Perencanaan jalan beton
Perencanaan jalan betonPerencanaan jalan beton
Perencanaan jalan beton
 
01 perencanaan bendungan-waduk
01 perencanaan bendungan-waduk01 perencanaan bendungan-waduk
01 perencanaan bendungan-waduk
 
Analysis Water Content of Fine Aggregate
Analysis Water Content of Fine Aggregate Analysis Water Content of Fine Aggregate
Analysis Water Content of Fine Aggregate
 
Struktur bangunan-bertingkat
Struktur bangunan-bertingkatStruktur bangunan-bertingkat
Struktur bangunan-bertingkat
 
Konsep rancangan struktur &amp; konstruksi
Konsep rancangan struktur &amp; konstruksiKonsep rancangan struktur &amp; konstruksi
Konsep rancangan struktur &amp; konstruksi
 
Analisis struktur gedung bertingkat rendah dengan software etabs v9
Analisis struktur gedung bertingkat rendah dengan software etabs v9Analisis struktur gedung bertingkat rendah dengan software etabs v9
Analisis struktur gedung bertingkat rendah dengan software etabs v9
 

Semelhante a BALOK LANTAI

Bab 4 skripsi
Bab 4 skripsi Bab 4 skripsi
Bab 4 skripsi ujang asf
 
Bab iii 2.2.3 penulangan balok anak ok
Bab iii 2.2.3 penulangan balok anak okBab iii 2.2.3 penulangan balok anak ok
Bab iii 2.2.3 penulangan balok anak okkhairatulfitri
 
PPT PRAPRO AZRCHKM.pptx
PPT PRAPRO AZRCHKM.pptxPPT PRAPRO AZRCHKM.pptx
PPT PRAPRO AZRCHKM.pptxGentaPermata2
 
Elemen Mesin 1 - Keling 2
Elemen Mesin 1 - Keling 2Elemen Mesin 1 - Keling 2
Elemen Mesin 1 - Keling 2Charis Muhammad
 
Elemen Mesin 1 - Keling 1
Elemen Mesin 1 - Keling 1Elemen Mesin 1 - Keling 1
Elemen Mesin 1 - Keling 1Charis Muhammad
 
Batang Tarik Baja.pptx
Batang Tarik Baja.pptxBatang Tarik Baja.pptx
Batang Tarik Baja.pptxnugrahafillah1
 
Struktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangStruktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangMira Pemayun
 
Bab 3 skripsi ujang
 Bab 3 skripsi ujang  Bab 3 skripsi ujang
Bab 3 skripsi ujang ujang asf
 
Baja - Balok Komposit
Baja - Balok Komposit Baja - Balok Komposit
Baja - Balok Komposit Yasmin Rosyad
 
Slide-CIV204-CIV204-slide-3-7.pdf
Slide-CIV204-CIV204-slide-3-7.pdfSlide-CIV204-CIV204-slide-3-7.pdf
Slide-CIV204-CIV204-slide-3-7.pdfMuhamadIlham279890
 
PPT BIMA HUTARI.pptx
PPT BIMA HUTARI.pptxPPT BIMA HUTARI.pptx
PPT BIMA HUTARI.pptxGentaPermata2
 
Detail Tulangan Transversal1.ppt
Detail Tulangan Transversal1.pptDetail Tulangan Transversal1.ppt
Detail Tulangan Transversal1.pptOnniLinoarfrino1
 
STRUKTUR STATIS TAK TENTU METODE CLAPEYRON- CONTINUOUS BEAM-2
STRUKTUR STATIS TAK TENTU METODE CLAPEYRON- CONTINUOUS BEAM-2STRUKTUR STATIS TAK TENTU METODE CLAPEYRON- CONTINUOUS BEAM-2
STRUKTUR STATIS TAK TENTU METODE CLAPEYRON- CONTINUOUS BEAM-2MOSES HADUN
 

Semelhante a BALOK LANTAI (20)

Bab 4 skripsi
Bab 4 skripsi Bab 4 skripsi
Bab 4 skripsi
 
Tugas 1 & 2 Struktur Beton 1
Tugas 1 & 2 Struktur Beton 1Tugas 1 & 2 Struktur Beton 1
Tugas 1 & 2 Struktur Beton 1
 
Bab iii 2.2.3 penulangan balok anak ok
Bab iii 2.2.3 penulangan balok anak okBab iii 2.2.3 penulangan balok anak ok
Bab iii 2.2.3 penulangan balok anak ok
 
PPT PRAPRO AZRCHKM.pptx
PPT PRAPRO AZRCHKM.pptxPPT PRAPRO AZRCHKM.pptx
PPT PRAPRO AZRCHKM.pptx
 
Elemen Mesin 1 - Keling 2
Elemen Mesin 1 - Keling 2Elemen Mesin 1 - Keling 2
Elemen Mesin 1 - Keling 2
 
Elemen Mesin 1 - Keling 1
Elemen Mesin 1 - Keling 1Elemen Mesin 1 - Keling 1
Elemen Mesin 1 - Keling 1
 
Pondasi
PondasiPondasi
Pondasi
 
JALAN REL KA.pdf
JALAN REL KA.pdfJALAN REL KA.pdf
JALAN REL KA.pdf
 
Tugas 4 Struktur beton 1
Tugas 4 Struktur  beton 1Tugas 4 Struktur  beton 1
Tugas 4 Struktur beton 1
 
Batang Tarik Baja.pptx
Batang Tarik Baja.pptxBatang Tarik Baja.pptx
Batang Tarik Baja.pptx
 
Tugas Akhir Struktur Beton Prategang
Tugas Akhir Struktur Beton PrategangTugas Akhir Struktur Beton Prategang
Tugas Akhir Struktur Beton Prategang
 
Struktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangStruktur Beton Bertulang
Struktur Beton Bertulang
 
Bab 3 skripsi ujang
 Bab 3 skripsi ujang  Bab 3 skripsi ujang
Bab 3 skripsi ujang
 
Baja - Balok Komposit
Baja - Balok Komposit Baja - Balok Komposit
Baja - Balok Komposit
 
Slide-CIV204-CIV204-slide-3-7.pdf
Slide-CIV204-CIV204-slide-3-7.pdfSlide-CIV204-CIV204-slide-3-7.pdf
Slide-CIV204-CIV204-slide-3-7.pdf
 
PPT BIMA HUTARI.pptx
PPT BIMA HUTARI.pptxPPT BIMA HUTARI.pptx
PPT BIMA HUTARI.pptx
 
Detail Tulangan Transversal1.ppt
Detail Tulangan Transversal1.pptDetail Tulangan Transversal1.ppt
Detail Tulangan Transversal1.ppt
 
3
33
3
 
STRUKTUR STATIS TAK TENTU METODE CLAPEYRON- CONTINUOUS BEAM-2
STRUKTUR STATIS TAK TENTU METODE CLAPEYRON- CONTINUOUS BEAM-2STRUKTUR STATIS TAK TENTU METODE CLAPEYRON- CONTINUOUS BEAM-2
STRUKTUR STATIS TAK TENTU METODE CLAPEYRON- CONTINUOUS BEAM-2
 
71-80 osn fisika (tkunci)
71-80 osn fisika (tkunci)71-80 osn fisika (tkunci)
71-80 osn fisika (tkunci)
 

Último

PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptxPPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptxdpcaskonasoki
 
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxPPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxYehezkielAkwila3
 
Himpunan Fuzzy Academic Engineering Data
Himpunan Fuzzy Academic Engineering DataHimpunan Fuzzy Academic Engineering Data
Himpunan Fuzzy Academic Engineering DataDAVIDSTEVENSONSIMBOL
 
Normalisasi Database dan pengertian database
Normalisasi Database dan pengertian databaseNormalisasi Database dan pengertian database
Normalisasi Database dan pengertian databasethinkplusx1
 
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia IndustriTransfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industririzwahyung
 
struktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptx
struktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptxstruktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptx
struktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptxAgusTriyono78
 
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptxSesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx185TsabitSujud
 
MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555
MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555
MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555zannialzur
 
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIK
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIKMEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIK
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIKFerdinandus9
 
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxQCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxdjam11
 
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxPPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxHamidNurMukhlis
 
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfKelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfVardyFahrizal
 
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxAhli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxarifyudianto3
 
Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdf
Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdfAnalisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdf
Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdfAgusTriyono78
 

Último (14)

PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptxPPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
 
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxPPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
 
Himpunan Fuzzy Academic Engineering Data
Himpunan Fuzzy Academic Engineering DataHimpunan Fuzzy Academic Engineering Data
Himpunan Fuzzy Academic Engineering Data
 
Normalisasi Database dan pengertian database
Normalisasi Database dan pengertian databaseNormalisasi Database dan pengertian database
Normalisasi Database dan pengertian database
 
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia IndustriTransfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
 
struktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptx
struktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptxstruktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptx
struktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptx
 
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptxSesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
 
MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555
MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555
MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555
 
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIK
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIKMEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIK
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIK
 
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxQCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
 
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxPPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
 
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfKelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
 
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxAhli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
 
Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdf
Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdfAnalisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdf
Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdf
 

BALOK LANTAI

  • 1. KELOMPOK 3  ACHMAD RIZCO  IQBAL ANUGRAH P  M RYANZA MUBA  YUSRINA LUTHFIANA
  • 2. • Bagaimana distribusi tegangan blok beton untuk balok dalam menerima beban! Apakah yang dimaksud dengan wilayah tarik dan tekan pada balok! Apa pengaruhnya terhadap perencanaan balok! • Berikan gambaran model struktur dan model beban yang akan anda analisis untuk balok pada lantai 2 dan 3 serta ring balk (fokus pada ring balk bagian tepi bangunan)! • Apakah fungsi tulangan tarik, tulangan tekan, dan tulangan geser pada perencanaan balok? Adakah pertimbangan tertentu yang dapat dilakukan untuk menghilangkan salah satu tulangan dalam perencanaan balok! Jelaskan syarat-syaratnya! • Apakah hasil perencanaan yang diberikan oleh tim dinas PU merupakan hasil terbaik untuk memenuhi syarat keamanan dan ekonomis perencanaan? Berikan saran dan masukan anda terkait model struktur yang telah anda pelajari setelah penelaah anda terhadap denah yang ada OBJECTIVE
  • 4. DIAGRAM TEGANGAN BALOK TARIK TEKAN Dari diagram kesetimbangan tegangan-regangan diatas bisa dilihat bahwasanya leleh atau tidaknya tulangan (As) bisa dicek atau diketahui dari besarnya nilai (regangan) εs. Jika nilai εs < εy maka tulangan belum leleh, tapi jika εs > εy maka tulangan sudah leleh.
  • 5. Wilayah tarik pada balok adalah suatu wilayah untuk menahan gaya – gaya tarik pada serat balok bagian bawah / di bawah garis netral penampang balok Wilayah tekan pada balok adalah suatu wilayah untuk menahan gaya – gaya tekan pada serat balok bagian atas / di atas garis netral penampang balok Daerah Tarik Daerah Tekan Tulangan tarik & tekan
  • 6. PENAMPANG BALOK BERTULANGAN SEIMBANG KURANG LEBIH b c d c=0,003 y As Garis netral g.n penulangan kurang g.n penulangan lebih c<0,003 s< y • Suatu penampang dikatakan bertulangan seimbang (balance) apabila jumlah tulangan baja tarik sedemikian sehingga letak garis netral pada posisi di mana akan terjadi secara bersamaan regangan luluh pada baja tarik dan regangan tekan beton maksimum 0,003
  • 7. • Bila penampang balok mengandung jumlah tulangan tarik lebih banyak dari yang diperlukan untuk mencapai keseimbangan regangan, penampang balok dikatakan bertulangan lebih (overreinforced).  Berlebihnya tulangan mengakibatkan garis netral bergeser ke bawah, beton mencapai regangan maksimum 0,003 sebelum baja tarik mencapai luluh  Bila dibebani lebih besar lagi struktur akan mengalami kehancuran tiba-tiba (hancur getas) • Bila suatu penampang mengandung jumlah tulangan tarik kurang dari yang diperlukan untuk mencapai keseimbangan regangan, penampang disebut bertulangan kurang (underreinforced)  Letak garis netral naik sedikit dibandingkan kondisi seimbang, baja tarik mencapai regangan luluh sebelum beton mencapai regangan 0,003  Bertambahnya beban mengakibatkan tulangan memanjang. Keruntuhan struktur terjadi secara perlahan yang didahului oleh terjadinya lendukan yang meningkat tajam (hancur daktail)
  • 8. MODEL BEBAN DAN MODEL STRUKTUR BALOK LANTAI 2 DAN 3 SERTA RING BALK
  • 9. MODEL BEBAN DAN MODEL STRUKTUR BALOK LANTAI DEAD LOAD Plat = 12 kN/𝑚3 Spesi = 0,63 kN/𝑚3 Instalasi + plafon = 0,43 kN/𝑚3 Lantai keramik = 0,2 kN/𝑚3 + 4,42 kN/𝑚3 LIVE LOAD 3,59 kN/𝑚3 qu plat 1 = 15,44 kN/m qu plat 2 = 16,28 kN/m q balok = 5,88 kN/m q total =37,6 kN/m M max = 95,175 kN.m
  • 10. Beban atap = 15 kN Beban balok = BJ beton x h balok = 24 kN/𝑚2 x 0,3 m = 7,2 kN/𝑚2 Kombinasi beban balok = 1,4D = 1,4 (7,2) = 10,08 kN/𝑚2 x 0,15 m = 1,512 kN/m Shear force diagram Bending momen diagram 𝑀𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑀 𝑈 = 29,304 + 7,655 = 37,6 𝑘𝑁. 𝑚 MODEL BEBAN DAN MODEL STRUKTUR RING BALK (ANALISA)
  • 11. Beban atap = 15 kN Beban balok = BJ beton x h balok = 24 kN/𝑚2 x 0,3 m = 7,2 kN/𝑚2 Kombinasi beban balok = 1,4D = 1,4 (7,2) = 10,08 kN/𝑚2 x 0,15 m = 1,512 kN/m Shear force diagram Bending momen diagram 𝑀𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑀 𝑈 = 22,5 + 3,827 = 26,237 𝑘𝑁. 𝑚 MODEL BEBAN DAN MODEL STRUKTUR RING BALK (PERENCANAAN ULANG)
  • 12. FUNGSI TULANGAN DAN SYARAT PERENCANAAN BALOK
  • 13. FUNGSI TULANGAN TULANGAN TARIK • Untuk menahan gaya – gaya tekan yang diterima oleh balok beton TULANGAN TARIK • Untuk mencegah retak beton agar tidak melebar • Untuk menahan gaya – gaya tarik yang diterima oleh balok beton TULANGAN GESER • Untuk mencegah bertambahnya retak miring • Untuk menahan gaya geser yang diterima oleh balok beton • Untuk mengikat tulangan lentur (tarik & tekan) agar bisa saling mengika
  • 14. SYARAT PERENCANAAN BALOK Dalam perencanaan balok, perlu diperhatikan beberapa hal • Dimensi balok (SNI 2847:2013 pasal 9.5.2.2) • Penulangan (SNI 2847:2013 pasal 7.1.1; 7.1.2; 7.1.3; 7.6; 7.7.1; 12.5.1) • Pembebanan (SNI 2847:2013 pasal 9.2.1) • Kekuatan desain (faktor reduksi) (SNI 2847:2013 pasal 9.3.2.1; 9.3.2.3) • Kekuatan desain tulangan (SNI 2847:2013 pasal 9.4) • Asumsi desain (SNI 2847:2013 pasal 10.2) • Geser dan torsi (SNI 2847:2013 pasal 11.1.1; 11.1.3.1; 11.2.1.1; 11.4.5.1; 11.4.6.1) • Dan beberapa peraturan yang ada di ACI dan telah dikonversikan ke MPa, mm, dsb.
  • 15. ANALISA PERENCANAAN BALOK LANTAI 2 DAN 3 SERTA RING BALK
  • 16. ANALISIS PERENCANAAN BALOK LANTAI 2 DAN 3 • Data h balok = 500 mm b balok = 350 mm h plat = 130 mm 𝑓𝑦 = 300 𝑀𝑃𝑎 𝑓𝑐 ′ = 25 𝑀𝑃𝑎 𝑞 𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘 = 37,6 𝑘𝑁/𝑚 𝑀𝑢 = 95,175 𝑘𝑁. 𝑚 Tulangan tarik = 4D10 (𝐴 𝑠= 314 𝑚𝑚2 ) Tulangan tekan = 2D8 (𝐴 𝑠 ′ = 101 𝑚𝑚2 ) 𝑑 = ℎ − 𝑃 − 𝐷𝑠 − 1 2 𝐷𝑡 = 447 𝑚𝑚 𝑑′ = 𝑝 + 𝐷𝑠 + 1 2 𝐷𝑡 = 53 𝑚𝑚 𝑎 = 𝐴 𝑠 . 𝑓𝑦 0,85 .𝑓𝑐 ′.𝑏 = 12,67 𝑚𝑚 (balok persegi karena a < h plat) • Perhitungan ∅𝑀𝑛 = ∅ 𝐴 𝑠 . 𝑓𝑦 𝑑 − 𝑎 2 + 𝐴 𝑠 ′ . 𝑓𝑦 𝑑 − 𝑑′ = 48,131 𝑘𝑁. 𝑚 𝑀𝑢 > ∅𝑀𝑛 95,175 𝑘𝑁. 𝑚 > 48,131 𝑘𝑁. 𝑚 … 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑜𝑘
  • 17. ANALISIS PERENCANAAN RING BALK • Data h = 300 mm b = 300 mm 𝑓𝑦 = 300 𝑀𝑃𝑎 𝑓𝑐 ′ = 25 𝑀𝑃𝑎 𝑞 𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘 = 3,024 𝑘𝑁/𝑚 Patap = 15 kN/m 𝑀𝑢 = 37,6 𝑘𝑁. 𝑚 Tulangan tarik = 2D8 (𝐴 𝑠= 101 𝑚𝑚2 ) Tulangan tekan = 2D8 (𝐴 𝑠 ′ = 101 𝑚𝑚2 ) 𝑑 = ℎ − 𝑃 − 𝐷𝑠 − 1 2 𝐷𝑡 = 248 𝑚𝑚 𝑑′ = 𝑝 + 𝐷𝑠 + 1 2 𝐷𝑡 = 52 𝑚𝑚 𝑎 = 𝐴 𝑠 . 𝑓𝑦 0,85 .𝑓𝑐 ′.𝑏 = 4,75 𝑚𝑚 • Perhitungan ∅𝑀𝑛 = ∅ 𝐴 𝑠 . 𝑓𝑦 𝑑 − 𝑎 2 + 𝐴 𝑠 ′ . 𝑓𝑦 𝑑 − 𝑑′ = 12,043 𝑘𝑁. 𝑚 𝑀𝑢 > ∅𝑀𝑛 95,175 𝑘𝑁. 𝑚 > 12,043 𝑘𝑁. 𝑚 … 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑜𝑘
  • 18. PERENCANAAN ULANG BALOK LANTAI 2 DAN 3 SERTA RING BALK
  • 19. REDESIGN BALOK LANTAI Data: • 𝑓𝑐 ′ = 25 𝑀𝑃𝑎 • 𝑓𝑦 = 300 𝑀𝑃𝑎 • ∅ 𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘 = 0,9 • ∅ 𝑔𝑒𝑠𝑒𝑟 = 0,75 • L = 4500 mm • P = 40 mm • h balok = 400 mm • b balok = 260 mm • h plat = 130 mm ℎ 𝑚𝑖𝑛 = 𝐿 16 0,4 + 𝑓𝑦 700 = 233,04 𝑚𝑚 𝑎 = 𝜌 .𝑓𝑦 .𝑑 0,85 .𝑓𝑐′ = 32,64 𝑚𝑚 digunakan balok persegi sebagai perencanaan karena a < hplat
  • 20. • Perhitungan tulangan tarik 2/3Mu = 63,45 kN.m 𝑑 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 = ℎ − 𝑝 − 𝐷𝑠 − 1 2 𝐷𝑡𝑢 = 342 mm 𝑅 𝑛 = 𝑀𝑢 ∅𝑏𝑑2 = 2,31 𝜌 = 0,85𝑓𝑐′ 𝑓𝑦 1 − 1 − 2𝑅 𝑛 0,85𝑓𝑐′ = 0,0081 𝜌 𝑚𝑖𝑛 = 1,4 𝑓𝑦 = 0,0046 𝜌 𝑚𝑎𝑥 = 0,75 0,85.𝑓𝑐′.𝛽1 𝑓𝑦 600 600+𝑓𝑦 = 0,034 𝜌 𝑚𝑖𝑛 < 𝜌 < 𝜌 𝑚𝑎𝑥 𝐴 𝑠 = 𝜌 . 𝑏 . 𝑑 = 720,252 𝑚𝑚2 Tulangan tarik = 2D19 dan 1D14 (567 + 154) 721 𝑚𝑚2 𝑑 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 = ℎ − 𝑝 − 𝐷𝑠 − 1 2 𝐷𝑡𝑢 = 342,5 mm Jarak antar tulangan= 𝑏−2𝑃−2𝐷𝑠−3𝐷𝑡𝑢 𝑛 = 112 𝑚𝑚 𝑎 = 𝐴 𝑠 . 𝑓𝑦 0,85 .𝑓𝑐 ′.𝑏 = 32,64 𝑚𝑚 ∅𝑀𝑛1 = ∅𝐴 𝑠 . 𝑓𝑦 𝑑 − 𝑎 2 = 63,497. 𝑚 ∅𝑀𝑛1 < 𝑀𝑢 Butuh tulangan tekan • Perhitungan tulangan tekan Mn tekan = 31,725 kNm def’ = 53 d = 342,5 Mn = As . Fy (d – d’) As = 371,704 𝑚𝑚2 Pilih tulangan 2D13 + 1D12 (265 + 113,1) = 378,5 𝑚𝑚2 Jarak antar tulangan = 𝑏−2𝑃−2𝐷𝑠 𝑛 = 126 𝑚𝑚 n = 2 (spasi) X/n = 65 mm d’ aktual = p + dseng + ½ D13 = 54,5 d’aktual < d’ef Mn = As . Fy (d-d’) Mn = 32,65 Mn aktual > Mn rencana 32,65 + 63,497 > 95,175 96,147 > 95,175
  • 21. h = 400mm b = 260mm d = h-p = 400-40 = 360mm Smax = d/2 = 180 mm diambil S = 150 mm Avmin = 0,062√𝑓𝑐′ 𝑏𝑤 . 𝑠 𝑓𝑦𝑡 = 40,3 m𝑚2 Asumsi D8 Av = 50,3 m𝑚2 2Av = 100,6 m𝑚2 Steoritis = 𝐴𝑣 .𝑓𝑦𝑡 .𝑑 𝑉𝑠 = 208,82 mm S = 3𝐴𝑣 .𝑓𝑦𝑡 𝑏𝑤 = 348,23 mm X = 360 mm Vx = Va – qx = 84,6 – 37,6 (0,36) = 71,064 kN Vx = Vu ∅𝑉𝑐 = 64,084 ∅𝑣𝑐 2 = 32,042 32,042 = 84,6 – 37,6 x X = 1,398 Vu = ∅𝑉𝑐 + ∅𝑉𝑠 Vs = 52, 0293 kN S = 150mm (s< d/2) Vs < 1/3 𝑓𝑐′. 𝑏𝑤 . 𝑑 52,0293 < 170 , 89 kN 360 X1 = 0 – 1,398 D10 – 150 As = 524 m𝑚2 X2 = 1,398 – 3,102 D10 – 200 As = 393 m𝑚2 X3 = 3,102 – 4,5 D10 – 150 As = 52 m𝑚2
  • 22. • Pembengkokan tulangan tarik Pembengkokan tulangan sebesar 180°, Panjang tulangan setelah pembengkokan = 4𝑑 𝑏 = 4 19 = 76 𝑚𝑚 • Pembengkokan tulangan tekan Pembengkokan tulangan sebesar 180°, Panjang tulangan setelah pembengkokan = 4𝑑 𝑏 = 4 13 = 52 𝑚𝑚 Detail Penulangan 2D19
  • 23. REDESIGN RING-BALK Data: • 𝑓𝑐 ′ = 25 𝑀𝑃𝑎 • 𝑓𝑦 = 300 𝑀𝑃𝑎 • ∅ 𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘 = 0,9 • ∅ 𝑔𝑒𝑠𝑒𝑟 = 0,75 • L = 4500 mm • P = 40 mm • D tulangan utama = D16 (16mm) • D sengkang = D8 (8mm) • h balok = 300 mm • b balok = 200 mm • Beban atap = 15 kN Cek h min. balok ℎ 𝑚𝑖𝑛 = 𝐿 16 0,4 + 𝑓𝑦 700 = 208,93 𝑚𝑚 Berarti, h balok dapat digunakan karena memenuhi syarat SNI.
  • 24. Mu = 26,327 kN.m 𝑑 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 = ℎ − 𝑝 − 𝐷𝑠 − 1 2 𝐷𝑡𝑢 = 244 mm 𝑅 𝑛 = 𝑀𝑢 ∅𝑏𝑑2 = 2,46 𝜌 = 0,85𝑓𝑐′ 𝑓𝑦 1 − 1 − 2𝑅 𝑛 0,85𝑓𝑐′ = 0,0087 𝜌 𝑚𝑖𝑛 = 1,4 𝑓𝑦 = 0,0046 𝜌 𝑚𝑎𝑥 = 0,75 0,85. 𝑓𝑐′. 𝛽1 𝑓𝑦 600 600 + 𝑓𝑦 = 0,03 𝜌 𝑚𝑖𝑛 < 𝜌 < 𝜌 𝑚𝑎𝑥 𝐴 𝑠 = 𝜌 . 𝑏 . 𝑑 = 424,56 𝑚𝑚2 Tulangan tarik = 3D14 (𝐴 𝑠 = 462 𝑚𝑚2 ); 𝑛 = 2 𝑑 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 = ℎ − 𝑝 − 𝐷𝑠 − 1 2 𝐷𝑡𝑢 = 245 mm Jarak antar tulangan= 𝑏−2𝑃−2𝐷𝑠−3𝐷𝑡𝑢 𝑛 = 31 𝑚𝑚 𝑎 = 𝐴 𝑠 . 𝑓𝑦 0,85 .𝑓𝑐 ′.𝑏 = 32,61 𝑚𝑚 ∅𝑀𝑛1 = ∅𝐴 𝑠 . 𝑓𝑦 𝑑 − 𝑎 2 = 28,527 𝑘𝑁. 𝑚 ∅𝑀𝑛1 > 𝑀𝑢 Karena ∅𝑀𝑛1 > 𝑀𝑢 Maka digunakan tulangan dengan diameter terkecil. Tulangan tekan = 2D10 𝐴 𝑠 = 157 𝑚𝑚2 ; 𝑛 = 1 𝑑′ 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 = 𝑃 + 𝐷𝑠 + 1 2 𝐷𝑡𝑢 = 53 𝑚𝑚 Jarak antar tulangan= 𝑏−2𝑃−2𝐷𝑠−3𝐷𝑡𝑢 𝑛 = 84 𝑚𝑚 ∅𝑀𝑛2 = ∅𝐴′ 𝑠 . 𝑓𝑦 𝑑 − 𝑑′ = 8,139 𝑘𝑁. 𝑚 𝑀𝑛 = ∅𝑀𝑛1 + ∅𝑀𝑛2 = 36,67 𝑘𝑁. 𝑚 • Pembengkokan tulangan tarik Pembengkokan tulangan sebesar 180°, Panjang tulangan setelah pembengkokan = 4𝑑 𝑏 = 4 14 = 56 𝑚𝑚 • Pembengkokan tulangan tekan Pembengkokan tulangan sebesar 180°, Panjang tulangan setelah pembengkokan = 4𝑑 𝑏 = 4 10 = 40 𝑚𝑚
  • 25. 𝑑 = ℎ − 𝑃 = 260 𝑚𝑚 𝑉𝑢 𝑚𝑎𝑥 = 18,402 𝑘𝑁 𝑉𝑢 𝑑 = 𝑉𝑢1,5 + 1,5 − 𝑑 1,5 𝑉𝑢 𝑚𝑎𝑥 − 𝑉𝑢1,5 = 18,009 𝑘𝑁 ∅𝑉𝑐 = ∅0,17 𝑓𝑐′. 𝑏 𝑤 . 𝑑 = 33,150 𝑘𝑁 𝑽𝒖 𝒅 > 𝟏 𝟐 ∅𝑽𝒄 tetapi 𝑽𝒖 𝒅 < ∅𝑽𝒄, maka tulangan yang diperlukan adalah tulangan dengan diameter minimum dan jarak terjauh. Tulangan geser= D8; Av = 2As = 0,01006 𝑚𝑚2 𝑠 = 𝑑 2 = 130 𝑚𝑚 Jadi, tulangan geser yang digunakan D8-130mm Detail penulangan balok 245 53