SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 54
PENYEMBUHAN
LUKA
Maria haryanti. B
DAMPAK YANG TIMBUL
AKIBAT LUKA :
1)HILANGNYA
FUNGSI
SEBAGIAN/SELURU
H ORGAN
2)PERDARAHAN
3)KEMATIAN SEL
4)INFEKSI
FASE PENYEMBUHAN
LUKA
1.FASE
INFLAMASI
2.FASE
PROLOFERASI
3.FASE
REMODELLING/
MATURASI
1. FASE
INFLAMASI
Dimulai saat terjadi luka, bertahan
2 hingga 3 hari
Diawali dengan vasokontriksi unk
mencapai homestatis (efek
epineprin dan tromboksan)
Thrombus terbentuk dan
rangkaian pembentukan darah
diaktifkan sehingga terjadi
deposisi fibrin
Keping darah melepaskan platelet
derived growth factor (PDGF) dan
transforming growth factor ᵦ (TGF-ᵦ) yg
menarik sel-sel inflamasi, terutama
magrofag
Setelah homestatis tercapai, terjadi
vasodilatasi dan permeabilitas
pembuluh darah meningkat
Jumlah neutrofil memuncak pada
24 jam dan membantu debridement
Monosit memasuki luka, menjadi
makrofag dan jumlahnya
memuncak dalam 2 hingga 3 hari
Magrofag menghasilkan PDGF dan
TGF-ᵦ akan menarik fibroblast dan
merangsang pembentukan kalogen
B. FASE
PROLOFERASI
1)Dimulai pd hari ke 3 sertelah fibroblast
datang dan bertahan hingga minggu
ke 3
2)Fibroblast : ditarik dan diaktifkan oleh
PDGF dan TGF-ᵦ : memasuki luka
padaa hari ke 3 mencapai jumlah
terbanyak pada hari ke 7
3)Terjadi sintesis kolagen (terutama tipe
III) angiogenesis dan epitelisasi
4) Jumlah kolagen total meningkat
selama 3 minggu hingga produksi
dan pemecahan kolagen mencapai
keseimbangan yg menandai
dimulainya fase remodeling
5)Pd fase ini biasanya jahitan
diangkat (bila digunakan benang yg
tdk diserap)
C. FASE
REMODELLING/maturasi
1. Peningkatan produksi maupun
penyerapan kolagen berlangsung 6
bulan hingga 1 tahun, dpt lebih lama
bila dekat sendi
2. Kolagen tipe 1 menggantikan kolagen
tipe III hingga mencapai
perbandingan 4:1 (seperti kulit normal
dan parut matang)
3. Kekuatan luka meningkat sejalan
dengan reorganisasi kolagen
sepanjang garis tegangan kulit terjadi
cross-link kolagen
4. Penurunan vaskularitas
5. Fibroblast dan miofibroblas
menyebabkan kontraksi luka selama
fase remodeling
6. Selesai fase ini luka daoat dikatakan
sembuh dengan ciri :
a. Tidak terlalu gatal
b. Tidak menonjol
c. Tidak merah
d. Lunak bila di tekan
Tipe Penyembuhan
luka
1)Primary Intention healing
(penyembuhan luka
primer)
2) Secondary Intention
healing (penyembuhan luka
sekunder)
3) Tertiary intention healing
(penyembuhan luka tertier)
PRIMARY INTENSION
HEALING
yaitu penyembuhan
yang terjadi setelah diusahakan bertaut
nya tepi luka, biasanya dengan jahitan,
plester, skin graft,
atau flap. hanya sedikit
jaringan yang hilang dan luka bersih.
jaringan granulasi sangat sedikit. Re-
epitelisasi sempurna dalam 10-14 hari,
menyisakan jaringan parut tipis.
Kontraindikasi Penutupan Luka Sec
Primer :
a) Infeksi
b) luka dg jaringan nekrotik.
c) Waktu terjadinya luka >3 jam
sebelumnya, kecuali luka di area
wajah.
d) asih tdpt benda asing dlm luka
e) Perdarahan dr luka
f) Diperkirakan tdpt <dead space> stlaH
dilakukan jahitan
g) Tegangan dlm luka atau kulit di sekitar
luka terlalu tinggi
h) perfusi jaringan buruk
SecondarY Intention Healing
(penyembuhan luka sekunder)
yaitu luka yang tidak mengalami penyembuhan
primer Dikarakteristikkan oleh luka yang luas
dan hilangnya jaringan dalam jumlah besar.
Tidak ada tindakan aktif menutupluka, luka
sembuh secara alamiah (intervensi hanya
berupa pembersihan luka, dressing, dan
pemberian antibiotika bila perlu). Proses
penyembuhan lebih kompleks dan lama.
Jaringan parut dapat luas/hipertrofik, terutama
bila luka berada di daerah presternal, deltoid
dan leher.
Indikasi Penutupan luka secara sekunder :
a) Luka kecil (<1.5 cm)
b) Struktur penting di bawah kulit tidak
terpapar
c) Luka tidak terletak di area
persendian&area yg penting
secarakosmetik
d) Luka bakar derajat 2
e) Waktu terjadinya luka >6 jam
sebelumnya, kecuali bila luka di area
wajah.
F) Luka terkontaminasi (highly
contaminated wounds)
G)perkirakan terdapat “dead space”
setelah dilakukan jahitan
H) arah terkumpul dlm dead space
I) Kulit yg hilang cukup luas
J) edema jaringan yg hebat sehingga
jahitan terlalu kencang danmengganggu
vaskularisasi yang dapat menyebabkan
iskemia & nekrosis
TertiarY Intention Healing
(penyembuhan luka tertier)
yaitu luka yang dibiarkan terbuka
selama beberapa hari setelah tindakan
debridement.Setelah yakin luka bersih,
tepi luka dipertautkan selama 4 hari-7
hari. Luka ini merupakan tipe
penyembuhan luka yang terakhir.
Delayed primary closure yang terjadi
setelah mengulang debridement dan
pemberian terapi antibiotika
BERDASARKAN
TINGKAT
KONTAMINASI
Clean Wounds (Luka bersih), yaitu
luka bedah tidak terinfeksi yang tidak
terjadi proses peradangan (inflamasi)
Luka bersih biasanya menghasilkan luka
yang tertutup; jika diperlukan
dimasukkan drainase tertutup.
Kemungkinan terjadinya infeksi luka
sekitar 1% – 5%.
Dirty or Infected Wounds (Luka kotor
atau infeksi), yaitu terdapatnya
mikroorganisme pada luka.
RDASAS Clean-contamined Wounds (Luka
bersih terkontaminasi), merupakan luka
pembedahan disaluran respirasi,
pencernaan, genital atau perkemihan
dalam kondisi terkontrol, kontaminasi tidak
selalu terjadi, kemungkinan timbulnya
infeksi luka adalah 3% – 11%.
3. Contamined Wounds (Luka
terkontaminasi), termasuk luka terbuka,
fresh, luka akibat kecelakaan dan operasi
dengan kerusakan besar dengan teknik
aseptik atau kontaminasi dari saluran cerna
Kemungkinan infeksi luka 10% – 17%.
BERDASARKAN KEDALAMAN
DAN LUAS LUKA
1. Stadium I : Luka Superfisial (“Non-
Blanching Erithema) : yaitu luka yang
terjadi pada lapisan epidermis kulit.
2. Stadium II : Luka “Partial Thickness” :
yaitu hilangnya lapisan kulit pada lapisan
epidermis dan bagian atas dari dermis.
Merupakan luka superficial dan adanya
tanda klinis seperti abrasi, blister atau
lubang yang dangkal.
3. Stadium III : Luka “Full Thickness” : yaitu
hilangnya kulit keseluruhan meliputi
kerusakan atau nekrosis jaringan subkutan
yang dapat meluas sampai bawah tetapi
tidak melewati jaringan yang mendasarinya.
terdapat exsudat dari sedikit sampai sedang
4. Stadium IV : Luka “Full Thickness” yang
telah mencapai lapisan otot, tendon dan
tulang dengan adanya destruksi/kerusakan
yang luas.
MEKANISME TERJADINYA
LUKA
o Luka insisi (Incised Wound), terjadi
karena teriris oleh instrument yang tajam.
Misal yang terjadi akibat pembedahan.
o Luka memar (Contusion Wound), terjadi
akibat benturan oleh suatu tekanan dan
diklasifikasikan oleh cedera pada jaringan
lunak, perdarahan dan bengkak.
o Luka lecet (Abraded Wound), terjadi
akibat kulit bergesekan dengan benda lain
yang biasanya dengan benda yang tidak
tajam.
o Luka tusuk (Punctured Wound),
terjadi akibat adanya benda, seperti
pisau yang masuk ke dalam kulit
o Luka gores (Lacerated Wound),
terjadi akibat benda yang tajam
seperti oleh kaca atau oleh kawat.
o Luka tembus (Penetrating
Wound), yaitu luka yang menembus
organ tubuh
o Luka bakar (Combustio), yaitu luka
akibat terkena suhu panas seperti
api, matahari, listrik, maupun bahan
kimia.
Penampilan
Klinik
Tampilan klinis luka dpt dibagi
berdasarkan warna dasar luka antara lain :
a. hitam/nekrotik yaitu eschar yg
mengeras dan nekrotik, kering atau
lembab
b. Kuning/sloughy yaitu jaringan mati
yang fibrous, kuning dan slough
c. Pink/epithellating yaitu terjadi
epitelisasi
d. Kehijauan/terinfeksi yaitu terdapat
tanda infeksi
LOKACATION
Lokasi/posisi luka, dihubungkan dengan
posisi anatomis tubuh dan mudah dikenali
di dokumentasikan sebagai referensi
utama.
 Lokasi luka mempengaruhi waktu
penyembuhan luka
 jenis perawatan yang diberikan.
 Lokasi luka di area persendian
cenderung bergerak dan bergesek,
lebih lambat sembuh karena
regenerasi dan migrasi sel terkena
trauma (lutut, siku dan kaki). Area
yang rentan oleh tekanan dan
gaya lipatan akan lambat sembuh
(pinggul, bokong), sedangkan
penyembuhan meningkat diarea
dengan vaskularisasi baik (wajah)
PENGUKURAN LUKA
Ukuran Luka
Dimensi luka meliputi ukuran panjang, lebar,
kedalaman, diameter (lingkaran). Semua
luka memerlukan pengkajian dengan 2
dimensi (pada luka terbuka) dan pengkajian
dengan 3 dimensi (pada luka berongga dan
terowongan)
A. Pengkajian 2 Dimensi
 Pengukuran superfisial dapat
dilakukan dengan alat seperti
penggaris untuk mengukur
panjang dan lebar luka
dengan menggunakan plastik
transparan atau asetat sheet
dan memakai spidol
B. Pengkajian 3 Dimensi
 Pengkajian kedalaman berbagai sinus tract
internal memerlukan pendekatan 3
dimensi. Metode paling mudah adalah
menggunakan instrumen berupa aplikator
kapas lembab steril atau kateter/baby
feeding tube. Pegang aplikator dengan ibu
jari dan telunjuk pada titik yang
berhubungan dengan batas tepi luka
 Hati-hati saat menarik aplikator sambil
mempertahankan posisi ibu jari dan telunjuk
yang memegangnya. Ukur dari ujung aplikator
pada posisi sejajar dengan penggaris sentimeter
(Cm)
 Melihat luka ibaratkan melihat jam. Bagian atas luka
(jam 12) adalah titik kearah kepala klien, sedangkan
bagian bawah luka (jam 6) adalah titik kearah kaki
klien. Panjang dapat diukur dari jam 12 – jam 6.
lebar dapat diukur dari sisi ke sisi atau dari jam 3 –
jam 9
Exudate
Hal yang perlu dicatat ttg exsudat adalah
jenis, warna, jumlah, konsistensi dan bau
A. Jenis exsudate
• cairan berwarna jernihSerous
• cairan serous yang
berwarna merah teranghomeserous
• cairan berwarna darah
kental/pekatsanguenous
Purulen
kental mengandung
nanah
B. Jumlah
Kehilangan jumlah exsudat luka
berlebihan, seperti tampak pada
luka bakar atau fistula dapat
mengganggu keseimbangan cairan
dan mengakibatkan gangguan
elektrolit. Kulit sekitar luka
cenderung maserasi jika tidak
menggunakan balutan atau alat
pengelolaan luka yang tepat
C. Warna
 Berhubungan dengan jenis exsudat dan
juga menjadi indikator klinis dari jenis
bahteri yang ada pada luka terinfeksi
contoh pada luka Peseudomonas
aeruginosa yang berwarna hijau/kebiruan
D. Konsistensi
 Berhubungan dengan jenis exsudat,
sangat bermakna pada luka yang edema
dan fistula
E. Bau
Berhubungan dengan infeksi luka dan
kontaminasi luka oleh cairan tubuh
seperti faces terlihat pada fistula, bau
berhubungan dengan proses autolisis
jaringan nekrotik pada balutan oklusif
(Hidrocoloid)
FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI
PENYEMBUHAN LUKA
Faktor Instrinsik :
faktor dari penderita yang berpengaruh
dalam prosespenyembuhan meliputi :
usia, status nutrisi dan hidrasi, oksigenasi
dan perfusi jaringan, status imunologi,
Sirkulasi, Hematoma dan penyakit
penyerta hipertensi, arthereosclerosis
Faktor Ekstrinsik :
Faktor didapat dari luar penderita
yang dapat berpengaruh dalam
proses penyembuhan luka, meliputi
: pengobatan, radiasi, stres
psikologis, infeksi, iskemia dan
trauma jaringan
PENILAIAN TERHADAP
KLIEN
Anamnesis
1.Riwayat luka (mode of injury)
2.Keluhan yang dirasakan saat ini.
3.Riwayat kesehatan dan penyakit
pasien secara keseluruhan
4.Riwayat penanganan luka yang
sudah diperoleh
5.Konsekuensi luka dan bekas luka
bagi pasien fungsional, kosmetik,
psikologis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan tanda vital
Pemeriksaan Fsik umum : bertujuan
mencari tanda
Adanya faktor komorbid.
Adanya penyakit dasar : Anemia,
Arteriosklerosis, Keganasan,
diabetes,Penyakit autoimun, Gangguan
fungsi hati, Cheumatoid arthritis,
Gangguan fungsi ginjal.
 infeksi baik gejala lokal
maupun sistemik
 Umur dan komposisi
tubuh
 Status nutrisi
 Merokok
 Pengobatan
 STatus psikologis
 Lingkungan sosial dan higiene.
 Akses terhadap perawatan luka
 Riwayat perawatan luka sebelumnya.
 Penilaian tanda umum dan
 tanda lokal adanya infeksi
 Penilaian terhadap terjadinya
kerusakan struktur di bawah luka
pembuluh darah, syaraf, ligamentum,
otot, tulang
Inspeksi Luka
1.Menentukan jenis luka
Membedakan luka akut &kronis
Penyebab luka : fisik, mekanik
(abrasio, kontusio, laserasio ,
kombinasi) chemical, termal, listrik
Tingkat kontaminasi (luka bersih,
luka bersih terkontaminasi, luka
terkontaminasi, luka kotor/terinfeksi)
Resiko infeksi, penatalaksanaan,
bekas luka
2. Penilaian status lokalisa
Benda asing dalam luka : adakah pasir
, aspal, kotoran binatang, logam atau
karat
Dasar luka/tingkat penyembuhan luka :
menentukan penatalaksanaan dan
pemilihan dressing/balutan
Posisi/letak luka : mempengaruhi
kecepatan penyembuhan dan pemilihan
dressing
Ukuran luka :
 Ukur panjang, lebar , kedalaman dan
luas dasar luka
 Adakah pembentukan sinus, kavitas
dan traktus
 Adakah undermining
 Re-assessment - penambahan atau
pengurangan ukuran luka
 Gunakan alat ukur yang akurat, jangan
berganti#ganti alat ukur
 Penyembuhan luka ditandai dengan
pengurangan ukuran luka
Jumlah discharge
 Kelembaban luka (luka kering, lembab atau
basah)
 Jumlah discharge (sedikit, sedang, banyak)
 Konsistensi discharge (pus, seropurulen,
serous, serohemoragis, hemoragis)
 Bau : Tidak berbau, berbau, sangat berbau
Nyeri : Penyebab nyeri (adakah
inflamasi atau infeksi), derajat nyeri,
kapan nyeri terasa (sepanjang
waktu, saat mengganti pembalut)
Tepi luka & jaringan di sekeliling luka
: Teratur , tidak teratur , menggaung,
tanda radang, maserasi, dinilai
kurang lebih sampai 2 cm dari tepi
luka
Penyembuhan luka part 1

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Peradangan telinga tengah
Peradangan telinga tengahPeradangan telinga tengah
Peradangan telinga tengahYohanita Tengku
 
222312121 cara-menjahit-luka-jenis-benang-dan-jarum-jahit
222312121 cara-menjahit-luka-jenis-benang-dan-jarum-jahit222312121 cara-menjahit-luka-jenis-benang-dan-jarum-jahit
222312121 cara-menjahit-luka-jenis-benang-dan-jarum-jahitDafid Rozi
 
Seminar wound revise
Seminar wound reviseSeminar wound revise
Seminar wound reviseyudhasetya01
 
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisKolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisyudhasetya01
 
Pendekatan diagnosis limfadenopati
Pendekatan diagnosis limfadenopatiPendekatan diagnosis limfadenopati
Pendekatan diagnosis limfadenopatiMerdy Prianda
 
Urtikaria akut
Urtikaria akutUrtikaria akut
Urtikaria akutdeky akbar
 
Prurigo hebra
Prurigo hebraPrurigo hebra
Prurigo hebraKindal
 
Laporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHLaporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHKharima SD
 
Dermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak alergiDermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak alergiUsqi Krizdiana
 
Manifestasi dan patofisiologi
Manifestasi dan patofisiologiManifestasi dan patofisiologi
Manifestasi dan patofisiologiBrenda Panjaitan
 
Referat pneumothorax
Referat pneumothoraxReferat pneumothorax
Referat pneumothoraxListiana Dewi
 
Presentasi laporan kasus impetigo krustosa
Presentasi laporan kasus impetigo krustosaPresentasi laporan kasus impetigo krustosa
Presentasi laporan kasus impetigo krustosaadiastron
 

Mais procurados (20)

Peradangan telinga tengah
Peradangan telinga tengahPeradangan telinga tengah
Peradangan telinga tengah
 
222312121 cara-menjahit-luka-jenis-benang-dan-jarum-jahit
222312121 cara-menjahit-luka-jenis-benang-dan-jarum-jahit222312121 cara-menjahit-luka-jenis-benang-dan-jarum-jahit
222312121 cara-menjahit-luka-jenis-benang-dan-jarum-jahit
 
Appendicitis)
Appendicitis)Appendicitis)
Appendicitis)
 
Resusitasi cairan
Resusitasi cairanResusitasi cairan
Resusitasi cairan
 
Penatalaksanaan Luka
Penatalaksanaan LukaPenatalaksanaan Luka
Penatalaksanaan Luka
 
Seminar wound revise
Seminar wound reviseSeminar wound revise
Seminar wound revise
 
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisKolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
 
Luka Akut, Luka Kronis, dan Luka Bakar
Luka Akut, Luka Kronis, dan Luka BakarLuka Akut, Luka Kronis, dan Luka Bakar
Luka Akut, Luka Kronis, dan Luka Bakar
 
Pendekatan diagnosis limfadenopati
Pendekatan diagnosis limfadenopatiPendekatan diagnosis limfadenopati
Pendekatan diagnosis limfadenopati
 
Dermatitis seboroik
Dermatitis seboroikDermatitis seboroik
Dermatitis seboroik
 
Ppt perawatan luka ot
Ppt perawatan luka otPpt perawatan luka ot
Ppt perawatan luka ot
 
Invaginasi
InvaginasiInvaginasi
Invaginasi
 
Urtikaria akut
Urtikaria akutUrtikaria akut
Urtikaria akut
 
Prurigo hebra
Prurigo hebraPrurigo hebra
Prurigo hebra
 
Dermatofitosis
DermatofitosisDermatofitosis
Dermatofitosis
 
Laporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHLaporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPH
 
Dermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak alergiDermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak alergi
 
Manifestasi dan patofisiologi
Manifestasi dan patofisiologiManifestasi dan patofisiologi
Manifestasi dan patofisiologi
 
Referat pneumothorax
Referat pneumothoraxReferat pneumothorax
Referat pneumothorax
 
Presentasi laporan kasus impetigo krustosa
Presentasi laporan kasus impetigo krustosaPresentasi laporan kasus impetigo krustosa
Presentasi laporan kasus impetigo krustosa
 

Semelhante a Penyembuhan luka part 1

Semelhante a Penyembuhan luka part 1 (20)

Seminar Wound revisi
Seminar Wound revisi Seminar Wound revisi
Seminar Wound revisi
 
Perawatan luka bencana
Perawatan luka bencanaPerawatan luka bencana
Perawatan luka bencana
 
INTEGRITAS KULIT.pdf
INTEGRITAS KULIT.pdfINTEGRITAS KULIT.pdf
INTEGRITAS KULIT.pdf
 
Perawatan luka dasar
Perawatan luka dasarPerawatan luka dasar
Perawatan luka dasar
 
11. Perawatan Luka power point Ns.Heny-1.pptx
11. Perawatan Luka  power point Ns.Heny-1.pptx11. Perawatan Luka  power point Ns.Heny-1.pptx
11. Perawatan Luka power point Ns.Heny-1.pptx
 
PENJAHITAN PERAWATAN LUKA KEBIDANAN
PENJAHITAN  PERAWATAN LUKA KEBIDANANPENJAHITAN  PERAWATAN LUKA KEBIDANAN
PENJAHITAN PERAWATAN LUKA KEBIDANAN
 
Teknik perawatan luka
Teknik perawatan lukaTeknik perawatan luka
Teknik perawatan luka
 
Gangguan integritas kulit dan luka
Gangguan integritas kulit dan lukaGangguan integritas kulit dan luka
Gangguan integritas kulit dan luka
 
PPT PERAWATAN LUKA. IRA ANGGRIANI.pdf
PPT PERAWATAN LUKA. IRA ANGGRIANI.pdfPPT PERAWATAN LUKA. IRA ANGGRIANI.pdf
PPT PERAWATAN LUKA. IRA ANGGRIANI.pdf
 
Merawat luka
Merawat lukaMerawat luka
Merawat luka
 
Luka dan perawatan nya
Luka dan perawatan nyaLuka dan perawatan nya
Luka dan perawatan nya
 
Konsep luka traumatic
Konsep luka traumaticKonsep luka traumatic
Konsep luka traumatic
 
Konsep luka traumatic
Konsep luka traumaticKonsep luka traumatic
Konsep luka traumatic
 
PERAWATAN_LUKA.pptx
PERAWATAN_LUKA.pptxPERAWATAN_LUKA.pptx
PERAWATAN_LUKA.pptx
 
WOUND_LUKA.pptx
WOUND_LUKA.pptxWOUND_LUKA.pptx
WOUND_LUKA.pptx
 
Perawatan Luka
Perawatan LukaPerawatan Luka
Perawatan Luka
 
Materi Luka Dasar.docx
Materi Luka Dasar.docxMateri Luka Dasar.docx
Materi Luka Dasar.docx
 
Luka dan penyembuhan AKPER PEMKAB MUNA
Luka dan penyembuhan  AKPER PEMKAB MUNA Luka dan penyembuhan  AKPER PEMKAB MUNA
Luka dan penyembuhan AKPER PEMKAB MUNA
 
Luka dan penyembuhan
Luka dan penyembuhanLuka dan penyembuhan
Luka dan penyembuhan
 
Perawatan luka
Perawatan luka Perawatan luka
Perawatan luka
 

Mais de Maria Haryanthi Butar-Butar

Mais de Maria Haryanthi Butar-Butar (10)

Konsep homecare
Konsep homecareKonsep homecare
Konsep homecare
 
Pemeriksaan fisik thorax
Pemeriksaan fisik thoraxPemeriksaan fisik thorax
Pemeriksaan fisik thorax
 
Faktor penghambat dalam komunikasi
Faktor penghambat dalam komunikasiFaktor penghambat dalam komunikasi
Faktor penghambat dalam komunikasi
 
Konsep dan prinsip kegawatdaruratan dalam keperawatan
Konsep dan prinsip kegawatdaruratan dalam keperawatanKonsep dan prinsip kegawatdaruratan dalam keperawatan
Konsep dan prinsip kegawatdaruratan dalam keperawatan
 
Konsep pertolongan pasien gawat darurat BHD by Maria haryanti Butarbutar
Konsep pertolongan pasien gawat darurat BHD by Maria haryanti ButarbutarKonsep pertolongan pasien gawat darurat BHD by Maria haryanti Butarbutar
Konsep pertolongan pasien gawat darurat BHD by Maria haryanti Butarbutar
 
Penanggulangan bencana terpadu by Maria Haryanti Butarbutar
Penanggulangan bencana terpadu by Maria Haryanti ButarbutarPenanggulangan bencana terpadu by Maria Haryanti Butarbutar
Penanggulangan bencana terpadu by Maria Haryanti Butarbutar
 
Taukah kamu about words on emergencies by Maria Haryanti Butarbutar
Taukah kamu about words on emergencies by Maria Haryanti ButarbutarTaukah kamu about words on emergencies by Maria Haryanti Butarbutar
Taukah kamu about words on emergencies by Maria Haryanti Butarbutar
 
Sistem penanggulangan gawat darurat terpadu (SPGDT)
Sistem penanggulangan gawat darurat terpadu (SPGDT) Sistem penanggulangan gawat darurat terpadu (SPGDT)
Sistem penanggulangan gawat darurat terpadu (SPGDT)
 
cara menyuntik SC
cara menyuntik SCcara menyuntik SC
cara menyuntik SC
 
cara menyuntik SC
cara menyuntik SCcara menyuntik SC
cara menyuntik SC
 

Último

DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxMateri Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxshafiraramadhani9
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 

Último (20)

DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxMateri Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 

Penyembuhan luka part 1

  • 2. DAMPAK YANG TIMBUL AKIBAT LUKA : 1)HILANGNYA FUNGSI SEBAGIAN/SELURU H ORGAN 2)PERDARAHAN 3)KEMATIAN SEL 4)INFEKSI
  • 4.
  • 5. 1. FASE INFLAMASI Dimulai saat terjadi luka, bertahan 2 hingga 3 hari Diawali dengan vasokontriksi unk mencapai homestatis (efek epineprin dan tromboksan) Thrombus terbentuk dan rangkaian pembentukan darah diaktifkan sehingga terjadi deposisi fibrin
  • 6. Keping darah melepaskan platelet derived growth factor (PDGF) dan transforming growth factor ᵦ (TGF-ᵦ) yg menarik sel-sel inflamasi, terutama magrofag Setelah homestatis tercapai, terjadi vasodilatasi dan permeabilitas pembuluh darah meningkat
  • 7. Jumlah neutrofil memuncak pada 24 jam dan membantu debridement Monosit memasuki luka, menjadi makrofag dan jumlahnya memuncak dalam 2 hingga 3 hari Magrofag menghasilkan PDGF dan TGF-ᵦ akan menarik fibroblast dan merangsang pembentukan kalogen
  • 8. B. FASE PROLOFERASI 1)Dimulai pd hari ke 3 sertelah fibroblast datang dan bertahan hingga minggu ke 3 2)Fibroblast : ditarik dan diaktifkan oleh PDGF dan TGF-ᵦ : memasuki luka padaa hari ke 3 mencapai jumlah terbanyak pada hari ke 7 3)Terjadi sintesis kolagen (terutama tipe III) angiogenesis dan epitelisasi
  • 9. 4) Jumlah kolagen total meningkat selama 3 minggu hingga produksi dan pemecahan kolagen mencapai keseimbangan yg menandai dimulainya fase remodeling 5)Pd fase ini biasanya jahitan diangkat (bila digunakan benang yg tdk diserap)
  • 10. C. FASE REMODELLING/maturasi 1. Peningkatan produksi maupun penyerapan kolagen berlangsung 6 bulan hingga 1 tahun, dpt lebih lama bila dekat sendi 2. Kolagen tipe 1 menggantikan kolagen tipe III hingga mencapai perbandingan 4:1 (seperti kulit normal dan parut matang) 3. Kekuatan luka meningkat sejalan dengan reorganisasi kolagen sepanjang garis tegangan kulit terjadi cross-link kolagen
  • 11. 4. Penurunan vaskularitas 5. Fibroblast dan miofibroblas menyebabkan kontraksi luka selama fase remodeling 6. Selesai fase ini luka daoat dikatakan sembuh dengan ciri : a. Tidak terlalu gatal b. Tidak menonjol c. Tidak merah d. Lunak bila di tekan
  • 12. Tipe Penyembuhan luka 1)Primary Intention healing (penyembuhan luka primer) 2) Secondary Intention healing (penyembuhan luka sekunder) 3) Tertiary intention healing (penyembuhan luka tertier)
  • 13. PRIMARY INTENSION HEALING yaitu penyembuhan yang terjadi setelah diusahakan bertaut nya tepi luka, biasanya dengan jahitan, plester, skin graft, atau flap. hanya sedikit jaringan yang hilang dan luka bersih. jaringan granulasi sangat sedikit. Re- epitelisasi sempurna dalam 10-14 hari, menyisakan jaringan parut tipis.
  • 14. Kontraindikasi Penutupan Luka Sec Primer : a) Infeksi b) luka dg jaringan nekrotik. c) Waktu terjadinya luka >3 jam sebelumnya, kecuali luka di area wajah. d) asih tdpt benda asing dlm luka e) Perdarahan dr luka f) Diperkirakan tdpt <dead space> stlaH dilakukan jahitan g) Tegangan dlm luka atau kulit di sekitar luka terlalu tinggi h) perfusi jaringan buruk
  • 15. SecondarY Intention Healing (penyembuhan luka sekunder) yaitu luka yang tidak mengalami penyembuhan primer Dikarakteristikkan oleh luka yang luas dan hilangnya jaringan dalam jumlah besar. Tidak ada tindakan aktif menutupluka, luka sembuh secara alamiah (intervensi hanya berupa pembersihan luka, dressing, dan pemberian antibiotika bila perlu). Proses penyembuhan lebih kompleks dan lama. Jaringan parut dapat luas/hipertrofik, terutama bila luka berada di daerah presternal, deltoid dan leher.
  • 16. Indikasi Penutupan luka secara sekunder : a) Luka kecil (<1.5 cm) b) Struktur penting di bawah kulit tidak terpapar c) Luka tidak terletak di area persendian&area yg penting secarakosmetik d) Luka bakar derajat 2 e) Waktu terjadinya luka >6 jam sebelumnya, kecuali bila luka di area wajah.
  • 17. F) Luka terkontaminasi (highly contaminated wounds) G)perkirakan terdapat “dead space” setelah dilakukan jahitan H) arah terkumpul dlm dead space I) Kulit yg hilang cukup luas J) edema jaringan yg hebat sehingga jahitan terlalu kencang danmengganggu vaskularisasi yang dapat menyebabkan iskemia & nekrosis
  • 18. TertiarY Intention Healing (penyembuhan luka tertier) yaitu luka yang dibiarkan terbuka selama beberapa hari setelah tindakan debridement.Setelah yakin luka bersih, tepi luka dipertautkan selama 4 hari-7 hari. Luka ini merupakan tipe penyembuhan luka yang terakhir. Delayed primary closure yang terjadi setelah mengulang debridement dan pemberian terapi antibiotika
  • 19.
  • 20. BERDASARKAN TINGKAT KONTAMINASI Clean Wounds (Luka bersih), yaitu luka bedah tidak terinfeksi yang tidak terjadi proses peradangan (inflamasi) Luka bersih biasanya menghasilkan luka yang tertutup; jika diperlukan dimasukkan drainase tertutup. Kemungkinan terjadinya infeksi luka sekitar 1% – 5%. Dirty or Infected Wounds (Luka kotor atau infeksi), yaitu terdapatnya mikroorganisme pada luka.
  • 21. RDASAS Clean-contamined Wounds (Luka bersih terkontaminasi), merupakan luka pembedahan disaluran respirasi, pencernaan, genital atau perkemihan dalam kondisi terkontrol, kontaminasi tidak selalu terjadi, kemungkinan timbulnya infeksi luka adalah 3% – 11%. 3. Contamined Wounds (Luka terkontaminasi), termasuk luka terbuka, fresh, luka akibat kecelakaan dan operasi dengan kerusakan besar dengan teknik aseptik atau kontaminasi dari saluran cerna Kemungkinan infeksi luka 10% – 17%.
  • 22. BERDASARKAN KEDALAMAN DAN LUAS LUKA 1. Stadium I : Luka Superfisial (“Non- Blanching Erithema) : yaitu luka yang terjadi pada lapisan epidermis kulit. 2. Stadium II : Luka “Partial Thickness” : yaitu hilangnya lapisan kulit pada lapisan epidermis dan bagian atas dari dermis. Merupakan luka superficial dan adanya tanda klinis seperti abrasi, blister atau lubang yang dangkal.
  • 23. 3. Stadium III : Luka “Full Thickness” : yaitu hilangnya kulit keseluruhan meliputi kerusakan atau nekrosis jaringan subkutan yang dapat meluas sampai bawah tetapi tidak melewati jaringan yang mendasarinya. terdapat exsudat dari sedikit sampai sedang 4. Stadium IV : Luka “Full Thickness” yang telah mencapai lapisan otot, tendon dan tulang dengan adanya destruksi/kerusakan yang luas.
  • 24.
  • 25. MEKANISME TERJADINYA LUKA o Luka insisi (Incised Wound), terjadi karena teriris oleh instrument yang tajam. Misal yang terjadi akibat pembedahan. o Luka memar (Contusion Wound), terjadi akibat benturan oleh suatu tekanan dan diklasifikasikan oleh cedera pada jaringan lunak, perdarahan dan bengkak. o Luka lecet (Abraded Wound), terjadi akibat kulit bergesekan dengan benda lain yang biasanya dengan benda yang tidak tajam.
  • 26.
  • 27. o Luka tusuk (Punctured Wound), terjadi akibat adanya benda, seperti pisau yang masuk ke dalam kulit o Luka gores (Lacerated Wound), terjadi akibat benda yang tajam seperti oleh kaca atau oleh kawat. o Luka tembus (Penetrating Wound), yaitu luka yang menembus organ tubuh o Luka bakar (Combustio), yaitu luka akibat terkena suhu panas seperti api, matahari, listrik, maupun bahan kimia.
  • 28.
  • 29. Penampilan Klinik Tampilan klinis luka dpt dibagi berdasarkan warna dasar luka antara lain : a. hitam/nekrotik yaitu eschar yg mengeras dan nekrotik, kering atau lembab b. Kuning/sloughy yaitu jaringan mati yang fibrous, kuning dan slough c. Pink/epithellating yaitu terjadi epitelisasi d. Kehijauan/terinfeksi yaitu terdapat tanda infeksi
  • 30. LOKACATION Lokasi/posisi luka, dihubungkan dengan posisi anatomis tubuh dan mudah dikenali di dokumentasikan sebagai referensi utama.  Lokasi luka mempengaruhi waktu penyembuhan luka  jenis perawatan yang diberikan.
  • 31.  Lokasi luka di area persendian cenderung bergerak dan bergesek, lebih lambat sembuh karena regenerasi dan migrasi sel terkena trauma (lutut, siku dan kaki). Area yang rentan oleh tekanan dan gaya lipatan akan lambat sembuh (pinggul, bokong), sedangkan penyembuhan meningkat diarea dengan vaskularisasi baik (wajah)
  • 33. Ukuran Luka Dimensi luka meliputi ukuran panjang, lebar, kedalaman, diameter (lingkaran). Semua luka memerlukan pengkajian dengan 2 dimensi (pada luka terbuka) dan pengkajian dengan 3 dimensi (pada luka berongga dan terowongan)
  • 34. A. Pengkajian 2 Dimensi  Pengukuran superfisial dapat dilakukan dengan alat seperti penggaris untuk mengukur panjang dan lebar luka dengan menggunakan plastik transparan atau asetat sheet dan memakai spidol
  • 35. B. Pengkajian 3 Dimensi  Pengkajian kedalaman berbagai sinus tract internal memerlukan pendekatan 3 dimensi. Metode paling mudah adalah menggunakan instrumen berupa aplikator kapas lembab steril atau kateter/baby feeding tube. Pegang aplikator dengan ibu jari dan telunjuk pada titik yang berhubungan dengan batas tepi luka
  • 36.  Hati-hati saat menarik aplikator sambil mempertahankan posisi ibu jari dan telunjuk yang memegangnya. Ukur dari ujung aplikator pada posisi sejajar dengan penggaris sentimeter (Cm)  Melihat luka ibaratkan melihat jam. Bagian atas luka (jam 12) adalah titik kearah kepala klien, sedangkan bagian bawah luka (jam 6) adalah titik kearah kaki klien. Panjang dapat diukur dari jam 12 – jam 6. lebar dapat diukur dari sisi ke sisi atau dari jam 3 – jam 9
  • 37. Exudate Hal yang perlu dicatat ttg exsudat adalah jenis, warna, jumlah, konsistensi dan bau
  • 38. A. Jenis exsudate • cairan berwarna jernihSerous • cairan serous yang berwarna merah teranghomeserous • cairan berwarna darah kental/pekatsanguenous Purulen kental mengandung nanah
  • 39. B. Jumlah Kehilangan jumlah exsudat luka berlebihan, seperti tampak pada luka bakar atau fistula dapat mengganggu keseimbangan cairan dan mengakibatkan gangguan elektrolit. Kulit sekitar luka cenderung maserasi jika tidak menggunakan balutan atau alat pengelolaan luka yang tepat
  • 40. C. Warna  Berhubungan dengan jenis exsudat dan juga menjadi indikator klinis dari jenis bahteri yang ada pada luka terinfeksi contoh pada luka Peseudomonas aeruginosa yang berwarna hijau/kebiruan
  • 41. D. Konsistensi  Berhubungan dengan jenis exsudat, sangat bermakna pada luka yang edema dan fistula E. Bau Berhubungan dengan infeksi luka dan kontaminasi luka oleh cairan tubuh seperti faces terlihat pada fistula, bau berhubungan dengan proses autolisis jaringan nekrotik pada balutan oklusif (Hidrocoloid)
  • 42. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEMBUHAN LUKA Faktor Instrinsik : faktor dari penderita yang berpengaruh dalam prosespenyembuhan meliputi : usia, status nutrisi dan hidrasi, oksigenasi dan perfusi jaringan, status imunologi, Sirkulasi, Hematoma dan penyakit penyerta hipertensi, arthereosclerosis
  • 43. Faktor Ekstrinsik : Faktor didapat dari luar penderita yang dapat berpengaruh dalam proses penyembuhan luka, meliputi : pengobatan, radiasi, stres psikologis, infeksi, iskemia dan trauma jaringan
  • 44.
  • 45. PENILAIAN TERHADAP KLIEN Anamnesis 1.Riwayat luka (mode of injury) 2.Keluhan yang dirasakan saat ini. 3.Riwayat kesehatan dan penyakit pasien secara keseluruhan 4.Riwayat penanganan luka yang sudah diperoleh 5.Konsekuensi luka dan bekas luka bagi pasien fungsional, kosmetik, psikologis
  • 46. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan tanda vital Pemeriksaan Fsik umum : bertujuan mencari tanda Adanya faktor komorbid. Adanya penyakit dasar : Anemia, Arteriosklerosis, Keganasan, diabetes,Penyakit autoimun, Gangguan fungsi hati, Cheumatoid arthritis, Gangguan fungsi ginjal.
  • 47.  infeksi baik gejala lokal maupun sistemik  Umur dan komposisi tubuh  Status nutrisi  Merokok  Pengobatan
  • 48.  STatus psikologis  Lingkungan sosial dan higiene.  Akses terhadap perawatan luka  Riwayat perawatan luka sebelumnya.  Penilaian tanda umum dan  tanda lokal adanya infeksi  Penilaian terhadap terjadinya kerusakan struktur di bawah luka pembuluh darah, syaraf, ligamentum, otot, tulang
  • 49. Inspeksi Luka 1.Menentukan jenis luka Membedakan luka akut &kronis Penyebab luka : fisik, mekanik (abrasio, kontusio, laserasio , kombinasi) chemical, termal, listrik Tingkat kontaminasi (luka bersih, luka bersih terkontaminasi, luka terkontaminasi, luka kotor/terinfeksi) Resiko infeksi, penatalaksanaan, bekas luka
  • 50. 2. Penilaian status lokalisa Benda asing dalam luka : adakah pasir , aspal, kotoran binatang, logam atau karat Dasar luka/tingkat penyembuhan luka : menentukan penatalaksanaan dan pemilihan dressing/balutan Posisi/letak luka : mempengaruhi kecepatan penyembuhan dan pemilihan dressing
  • 51. Ukuran luka :  Ukur panjang, lebar , kedalaman dan luas dasar luka  Adakah pembentukan sinus, kavitas dan traktus  Adakah undermining  Re-assessment - penambahan atau pengurangan ukuran luka  Gunakan alat ukur yang akurat, jangan berganti#ganti alat ukur  Penyembuhan luka ditandai dengan pengurangan ukuran luka
  • 52. Jumlah discharge  Kelembaban luka (luka kering, lembab atau basah)  Jumlah discharge (sedikit, sedang, banyak)  Konsistensi discharge (pus, seropurulen, serous, serohemoragis, hemoragis)  Bau : Tidak berbau, berbau, sangat berbau
  • 53. Nyeri : Penyebab nyeri (adakah inflamasi atau infeksi), derajat nyeri, kapan nyeri terasa (sepanjang waktu, saat mengganti pembalut) Tepi luka & jaringan di sekeliling luka : Teratur , tidak teratur , menggaung, tanda radang, maserasi, dinilai kurang lebih sampai 2 cm dari tepi luka