SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 44
6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 1
ILMU UKUR TANAH
BAHAN AJAR
SPL 102 SKS 3(2-1)
SEMESTER 3
UNIVERSITAS LAMPUNG
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL S1
6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 2
DISUSUN
IR. YOHANNES, MT
NIP. 19520407 198603 1 001
2014
OLEH
6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 3
PROFIL DOSEN
Nama Dosen : Ir. Yohannes, MT
NIP. : 195204071986031001
Alamat Blog : Blog.unila.ac.id/Yohannes/
Alamat E-mail : Yohanes@unila.ac.id
Yohannessp@gmail.com
Alamat Rumah : Jl. Patimura Gg. Gn. Pesagi 38
Bandar Lampung 35211
Alamat Kantor : Fak. Teknik UNILA
Telp. Rumah/HP : (0721) 487910 / 085669918715
Kelulusan : S1 Teknik Geodesi UGM
S2 Teknik Geodesi ITB
6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 4
MATERI
ILMU UKUR
TANAH
DASAR
PEMETAAN
KERANGKA
PETA
PEMETAAN
SITUASI
PENAMPANG
TEKNIK
PEMANCANGAN
LUAS DAN
VOLUME
6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 5
BAB 1
SELAMAT
MENGIKUTI KULIAH
6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 6
PENGERTIAN
PETA
UNSUR POKOK
PENGUKURAN
TINGGI DAN
BEDA TINGGI
PERALATAN
UKUR TANAH
DASAR
PEMETAAN
SISTEM
KOORDINAT
6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 7
PENGERTIAN
PETA
6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 8
Peta adalah gambaran sebagian atau seluruh
permukaan bumi yang diproyeksikan pada suatu
bidang datar dengan skala tertentu disertai
keterangan, simbol, anotasi, dan arah utara
DEFINISI PETA
Peta dapat dibedakan atas:
a. Peta Garis atau Peta Vektor, yaitu peta yang
dibuat dengan menarik garis atau mendigit
titik-titik detail
b. Peta Citra atau Peta Raster, yaitu peta yang
dibuat melalui rekaman citra atau scanning
6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 9
Sumber:http://www.primaironline.com/images_content/2009714peta_lampung.jpg
Peta Garis Lampung
6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 10
Sumber: http://www.badilag.net/data/petabadilag/images/propinsi/9.jpg
6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 11
6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 12
Selat Sunda
Prop. Banten
Prop. Lampung
Bandarlampung
Peta Citra Landsat (Raster) Sebagian Propinsi Lampung
6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 13
Peta Citra Landsat (Raster) Sungai Tulang Bawang
6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 14
Peta Citra Landsat (Raster) Danau Ranau
6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 15
DIGITAL TERRAIN MODEL (DTM)
6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 16
Kenampakan 3 D dijital data radar
interferometri – Peg.Jayawijaya, Papua
6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 17
Peta Jakarta daerah Monas
6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 18
SKALA PETA
Skala peta dibedakan atas:
a. Skala angka/numerik
b. Skala garis/grafis
Skala peta adalah perbandingan antara
jarak di peta dan jarak sebenarnya di bumi
SKALA ANGKA/NUMERIK
6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 19
Ditulis dalam bentuk perbandingan angka
Misal skala 1 : 100.000
Artinya, 1 cm di peta = 100.000 cm
= 1000 m
= 1 km di lapangan
Sebaliknya, 100 meter di lapangan =
10.000 cm dibagi 100.000 = 0,1 cm =
1 mm di peta
SKALA GARIS/GRAFIS
6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 20
Ditulis dalam bentuk perbandingan nilai
garis
Misal skala 1 : 50.000, digambar sbb:
0 2 4 cm
0 1 2 km
6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 21
JENIS PETA BERDASAR
SKALA
PETA IKHTISAR :
< 1:100.000
PETA TOPOGRAFI :
1:25.000 s/d 1:50.000
PETA TEKNIS :
1:1.000 s/d 1:10.000
6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 22
INFORMASI KUANTITATIF
ISI PETA
INFORMASI KUALITATIF
Berisi informasi mengenai data ukuran:
koordinat atau posisi, jarak, sudut, arah,
azimut, tinggi, kemiringan, dll.
Berisi informasi mengenai detail:
a. Detail buatan manusia : jalan, irigasi,
bangunan, jembatan, batas, dll.
b. Detail alami : sungai, danau, rawa, pantai,
kontur, dll.
6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 23
LATIHAN
1. Terdapat peta dengan skala 1 : 2.000, berapakah :
a. Jarak di lapangan, jika jarak di peta 5,3 cm?
b. Jarak di peta, jika jarak di lapangan 124,567 m?
c. Sudut di peta, jika sudut di lapangan 370?
2. Jika jarak di peta 17,5 cm dan jarak di lapangan
3,5 km, berapakah skala peta itu?
3. Sebuah peta skala 1:2.500, diperkecil 2 kali,
berapakah skalanya? jika diperbesar 3 kali?
4. Sebuah peta skala 1:1.000 dikopi. Ternyata peta
kopian menyusut 2 mm ke arah mendatar
maupun vertikal, berapa skala peta kopian itu?
DISKUSI
6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 24
Dapatkah perancangan jembatan dengan bentang
30 meter dilakukan menggunakan peta topografi
1:50.000? Berikan alasan anda?
Bagaimanakah teknik memetakan suatu daerah
seluas 100.000 ha dengan skala 1:5.000. Berikan
alasan anda?
Menggunakan atlas, anda bisa mendapatkan peta
seluruh Indonesia, bahkan dunia. Mengapa masih
diperlukan pembuatan peta untuk berbagai hal?
Peta tematik adalah peta yang menyajikan data
untuk suatu tema tertentu, misalnya peta curah
hujan, peta tutupan lahan, peta kependudukan, dll.
Berikan 5 contoh peta tematik lainnya.
6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 25
UNSUR POKOK
PENGUKURAN
6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 26
KUADRAN
0o
90o
180o
270o
Kuadran IKuadran II
Kuadran IVKuadran III
Sistem Kuadran
Matematika
Sistem Kuadran
Ilmu Ukur Tanah
90o
0o
270o
180o
Kuadran IKuadran IV
Kuadran IIKuadran III
Utara
Timur
Selatan
Barat
6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 27
SUDUT
Satuan Sudut
90o
0o / 360o
270o
180o
100g
0g / 400g
300g
200g
1/2 π
0 π / 2π
3/2π
π
Sistem Derajat /
Seksagesimal
Sistem Radial/
Radian
1 derajat = 60 menit, 1 menit = 60 detik, 1 derajat = 3600 detik
1 grade = 100 centigrade, 1 cg = 100 centi-centigrade
Sistem Grade/
Sentisimal
Jarang digunakan
1 π = 3,141592654……. 1 π = 180o
6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 28
Menghitung Panjang Busur
L
θ R
θ = besar sudut (derajat)
R = Jari-jari busur (meter)
L = panjang busur (meter)
θ
360o
=
L
2πR
θ
360o
=L 2πR
Contoh:
Besar sudut suatu busur θ = 27o 11’ 34” dengan jari-
jari R = 500 meter. Tentukan panjang busur L
Panjang L = θ
360o
2πR =
27o 11’ 34”
360o
2π500 = 237,302 m
Jawab:
6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 29
LATIHAN
1. Ubah sudut S = 103o 23’ 11” dalam desimal derajat
2. Ubah sudut S = 121, 334121o dalam derajat, menit
dan detik
3. Ubah sudut S = 103o 23’ 11” dalam sistem radian
4. Ubah sudut S = 2/3 π radian dalam sistem
seksagesimal
5. Sudut S1 = 103o 46’ 53” dan S2 = 258o 36’ 27”,
hitunglah sudut S1 + S2 dan S1 – S2
6. Panjang busur suatu lingkaran = 1.352 m dengan
jari-jari R = 750 meter. Tentukan sudut busurnya.
6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 30
Dalam Ilmu Ukur Tanah, sudut dibedakan atas:
a. Sudut Horizontal / Sudut Datar
P
Q
R
1
2
Sudut Q1 = arah QP – arah QR
Sudut Q2 = arah QR – arah QP
Sudut Q1 + Sudut Q2 = 360o
Misal : Alat pengukur sudut (teodolit) didirikan di Q,
teropong diarahkan ke R, arah QR = 60o 10’ 10”. Lalu
teropong diarahkan ke P, arah QP = 130o 50’ 40”. Maka,
Sudut Q1 = 130o 50’ 40” – 60o 10’ 10” = 70o 40’ 30”
Sudut Q2 = 60o 10’ 10” – 130o 50’ 40” = – 70o 40’ 30”
= – 70o 40’ 30” + 360o = 289o 19’ 30”
6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 31
LATIHAN
P
A
R
1
2
Q
S
3
4
Diketahui :
Arah AP = 53o 20’ 19”
Arah AQ = 149o 52’ 08”
Arah AR = 194o 05’ 56”
Arah AS = 279o 45’ 07”
Hitung:
Sudut A1, A2, A3, A4, A12, dan A34
6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 32
b. Sudut Vertikal dibedakan atas:
1. Sudut Helling:
0o
90o
0o
– 90o
Bidang Datar
Bidang Vertikal
Sudut Elevasi
Sudut Depresi
 Sudut Elevasi
Misal : 15o 17’ 06”
 Sudut Depresi
Misal : – 10o 25’ 47”
garis nol pada bidang datar
2. Sudut Zenit:
garis nol pada
bidang vertikal 90o
0o
270o
180o
Bidang Datar
Bidang Vertikal
Sudut Zenit
Misal : 65o 24’ 56”
Sudut zenit meniadakan
sudut minus
6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 33
DISKUSI
Pada awal pembuatan alat teodolit, sistem sudut
vertikal adalah sudut helling. Lalu diproduksi teodolit
menggunakan sudut zenit. Apa tujuannya? Mengapa
sudut minus berusaha dihindari?
Jika anda diberikan suatu teodolit, bagaimana anda
mengetahui bahwa sudut vertikalnya adalah sudut
helling atau sudut zenit?
Dalam pengukuran sudut datar, mengapa harus
mengamat arah terlebih dulu? Mengapa tidak
langsung mengukur sudut?
6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 34
AZIMUT
Azimut suatu garis adalah besar sudut datar yang
diukur searah jarum jam dari garis arah Utara sampai
ke garis tersebut. Umumnya diberi simbol α
Utara
A
B
αAB Azimut dari utara ke garis AB
Besar azimut mulai dari 0o (mengarah ke utara)
sampai dengan 360o (kembali mengarah ke utara)
Alat pengukur azimut adalah kompas
6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 35
Relasi antara azimut dan sudut
Utara
A
B
αAB
C
D
SBAC
SCAD
azimut AB = αAB
sudut BAC = SBAC
sudut CAD = SCAD
maka
azimut AC = αAB + SBAC
azimut AD = αAB + SBAC + SCAD
Misal :
αAB = 76o 27’ 46”, SBAC = 34o 51’ 03”, SCAD = 77o 05’ 44”,
maka αAC = 111o 18’ 49”, dan αAD = 188o 24’ 33”
6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 36
Utara
A
B
αAB
αBA
Utara
αAB
180o
Dari gambar di atas dapat dirumuskan:
αBA = αAB + 180o untuk αAB < 180o
Misal : αAB = 261o 12’ 10” maka
αBA = 261o 12’ 10”– 180o = 81o 12’ 10”
αBA = αAB – 180o untuk αAB ≥ 180o
Relasi antara azimut yang berlawanan arah
6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 37
Dari gambar di atas dapat dirumuskan:
Menghitung azimut 2 titik bersebelahan
αBC = αAB + B1 – 180o untuk sudut sehadap
Utara
A B
αAB
αBC
Utara
αAB
C
B1
B2
atau
αBC = αAB – B2 + 180o untuk sudut sebalik
6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 38
CONTOH
U
A B
αAB
C
SB
Diketahui: Azimut αAB = 72o 10’ 14”
Sudut SB = 215o 32’ 07”
Hitung: azimut αBC
Jawab:
azimut αBC = 72o 10’ 14” + 215o 32’ 07” – 180o
= 107o 42’ 21”
6/30/2014
by Yohannes T. Sipil UNILA
39
LATIHAN
U
B
αPBA
C
S1
S2
S3
P
Arah:
PA = 125o 42’ 37”
PB = 291o 11’ 20”
PC = 015o 25’ 19”
Hitung:
a. Sudut S1, S2, dan S3
b. Azimut αPC, αPA
Dari titik P diukurlah
Azimut:
αPB = 84o 22’ 34”
6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 40
Azimut:
αPA = 125o 42’ 37”
αPB = 291o 11’ 20”
αPC = 015o 25’ 19”
Hitung:
a. Sudut APB
b. Sudut BPC
c. Sudut CPA
d. Jumlah sudut total
U
B
αPBA
C
P
αPA
αPC
Dari titik P diukurlah
6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 41
Diketahui: Azimut αAB = 115o 40’ 54”
Sudut SB = 201o 02’ 37”
Hitung: Azimut αBC dan αCD
U
A
B
αAB
C
SB
D
SC
Sudut SC = 224o 45’ 07”
6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 42
JARAK
Yang dimaksud adalah jarak mendatar
bukan jarak miring
jarak mendatar
P
Q
6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 43
Metode Pengukuran Jarak
1. Pengukuran Jarak Langsung
2. Pengukuran Jarak Optis
3. Pengukuran Jarak Elektronik
Menggunakan meteran
Menggunakan teodolit / waterpas
Menggunakan Pengukur Jarak Elektronik
6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 44
SEKIAN KULIAH BAB 1
DAN
LANJUTKAN KE BAB 2

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Pengikatan ke muka & belakang
Pengikatan ke muka & belakangPengikatan ke muka & belakang
Pengikatan ke muka & belakangTutus Kusuma
 
pengkuran jarak dan sudut (ilmu ukur tanah)
pengkuran jarak dan sudut (ilmu ukur tanah)pengkuran jarak dan sudut (ilmu ukur tanah)
pengkuran jarak dan sudut (ilmu ukur tanah)pasbond
 
Alinemen vertikal-teks1
Alinemen vertikal-teks1Alinemen vertikal-teks1
Alinemen vertikal-teks1WSKT
 
Latihan soal ilmu ukur tambang
Latihan soal ilmu ukur tambangLatihan soal ilmu ukur tambang
Latihan soal ilmu ukur tambangyulika usman
 
Iuw 4 penentuan arah sudut dan luas
Iuw   4 penentuan arah sudut dan luasIuw   4 penentuan arah sudut dan luas
Iuw 4 penentuan arah sudut dan luasKharistya Amaru
 
Cara menghitung alinyemen horizontal
Cara menghitung alinyemen horizontalCara menghitung alinyemen horizontal
Cara menghitung alinyemen horizontalJulia Maidar
 
Contoh kasus poligon tertutup
Contoh kasus poligon tertutupContoh kasus poligon tertutup
Contoh kasus poligon tertutupEqi Arzaqi
 
52 pengukuran-sudut-jarak
52 pengukuran-sudut-jarak52 pengukuran-sudut-jarak
52 pengukuran-sudut-jarakFalih Azmi
 
Bab 8 kerangka dasar pemetaan poligon
Bab 8 kerangka dasar pemetaan poligonBab 8 kerangka dasar pemetaan poligon
Bab 8 kerangka dasar pemetaan poligonHendra Supriyanto
 
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)andribacotid
 
Cara setting out atau stake out bangunan dengan theodolite
Cara setting out atau stake out bangunan dengan theodoliteCara setting out atau stake out bangunan dengan theodolite
Cara setting out atau stake out bangunan dengan theodolitedidiek hermansyah
 
3.8 perhitungan debit rencana
3.8 perhitungan debit rencana3.8 perhitungan debit rencana
3.8 perhitungan debit rencanavieta_ressang
 
Modul 3 waterpass memanjang
Modul 3 waterpass memanjangModul 3 waterpass memanjang
Modul 3 waterpass memanjangafadliansyah
 
Eksentrisitas pada-pondasi
Eksentrisitas pada-pondasiEksentrisitas pada-pondasi
Eksentrisitas pada-pondasidwidam
 
Laporan praktikum 1 pengenalan alat
Laporan praktikum 1 pengenalan alatLaporan praktikum 1 pengenalan alat
Laporan praktikum 1 pengenalan alatAndi Azizah
 
Bab viii analisis hidrometer (hydrometer analysis)
Bab viii   analisis hidrometer (hydrometer analysis)Bab viii   analisis hidrometer (hydrometer analysis)
Bab viii analisis hidrometer (hydrometer analysis)candrosipil
 

Mais procurados (20)

Pengikatan ke muka & belakang
Pengikatan ke muka & belakangPengikatan ke muka & belakang
Pengikatan ke muka & belakang
 
pengkuran jarak dan sudut (ilmu ukur tanah)
pengkuran jarak dan sudut (ilmu ukur tanah)pengkuran jarak dan sudut (ilmu ukur tanah)
pengkuran jarak dan sudut (ilmu ukur tanah)
 
Alinemen vertikal-teks1
Alinemen vertikal-teks1Alinemen vertikal-teks1
Alinemen vertikal-teks1
 
Latihan soal ilmu ukur tambang
Latihan soal ilmu ukur tambangLatihan soal ilmu ukur tambang
Latihan soal ilmu ukur tambang
 
Iuw 4 penentuan arah sudut dan luas
Iuw   4 penentuan arah sudut dan luasIuw   4 penentuan arah sudut dan luas
Iuw 4 penentuan arah sudut dan luas
 
Cara menghitung alinyemen horizontal
Cara menghitung alinyemen horizontalCara menghitung alinyemen horizontal
Cara menghitung alinyemen horizontal
 
Contoh kasus poligon tertutup
Contoh kasus poligon tertutupContoh kasus poligon tertutup
Contoh kasus poligon tertutup
 
52 pengukuran-sudut-jarak
52 pengukuran-sudut-jarak52 pengukuran-sudut-jarak
52 pengukuran-sudut-jarak
 
Bab 8 kerangka dasar pemetaan poligon
Bab 8 kerangka dasar pemetaan poligonBab 8 kerangka dasar pemetaan poligon
Bab 8 kerangka dasar pemetaan poligon
 
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
 
Cara setting out atau stake out bangunan dengan theodolite
Cara setting out atau stake out bangunan dengan theodoliteCara setting out atau stake out bangunan dengan theodolite
Cara setting out atau stake out bangunan dengan theodolite
 
3.8 perhitungan debit rencana
3.8 perhitungan debit rencana3.8 perhitungan debit rencana
3.8 perhitungan debit rencana
 
Laporan Praktikhum IUT
Laporan Praktikhum IUTLaporan Praktikhum IUT
Laporan Praktikhum IUT
 
Modul 3 waterpass memanjang
Modul 3 waterpass memanjangModul 3 waterpass memanjang
Modul 3 waterpass memanjang
 
Pengenalan Ilmu Ukur Tanah
Pengenalan Ilmu Ukur TanahPengenalan Ilmu Ukur Tanah
Pengenalan Ilmu Ukur Tanah
 
Eksentrisitas pada-pondasi
Eksentrisitas pada-pondasiEksentrisitas pada-pondasi
Eksentrisitas pada-pondasi
 
Laporan praktikum 1 pengenalan alat
Laporan praktikum 1 pengenalan alatLaporan praktikum 1 pengenalan alat
Laporan praktikum 1 pengenalan alat
 
KERUNTUHAN PONDASI
KERUNTUHAN PONDASIKERUNTUHAN PONDASI
KERUNTUHAN PONDASI
 
Bab iii hitungan polygon
Bab iii hitungan polygonBab iii hitungan polygon
Bab iii hitungan polygon
 
Bab viii analisis hidrometer (hydrometer analysis)
Bab viii   analisis hidrometer (hydrometer analysis)Bab viii   analisis hidrometer (hydrometer analysis)
Bab viii analisis hidrometer (hydrometer analysis)
 

Destaque

Ilmu Ukur Tanah by Yuli Kusumawati
Ilmu Ukur Tanah by Yuli KusumawatiIlmu Ukur Tanah by Yuli Kusumawati
Ilmu Ukur Tanah by Yuli Kusumawatiyulika usman
 
Geomatika pengukuran mendatar
Geomatika pengukuran mendatarGeomatika pengukuran mendatar
Geomatika pengukuran mendatarDangzt Iman
 
PENGENALAN ALAT UKUR TANAH DASAR
PENGENALAN ALAT UKUR TANAH DASARPENGENALAN ALAT UKUR TANAH DASAR
PENGENALAN ALAT UKUR TANAH DASARinka -chan
 
Soal uts ilmu ukur tanah
Soal uts ilmu ukur tanahSoal uts ilmu ukur tanah
Soal uts ilmu ukur tanahRizky Faisal
 
Latihan soal 1 ILMU UKUR TANAH
Latihan soal 1 ILMU UKUR TANAHLatihan soal 1 ILMU UKUR TANAH
Latihan soal 1 ILMU UKUR TANAHZainal Muttaqin
 
Laporan praktikum ilmu ukur tanah theodolit
Laporan praktikum ilmu ukur tanah theodolitLaporan praktikum ilmu ukur tanah theodolit
Laporan praktikum ilmu ukur tanah theodolitRpbowo
 
Pengenalan alat ukur tanah sederhana
Pengenalan alat ukur tanah sederhanaPengenalan alat ukur tanah sederhana
Pengenalan alat ukur tanah sederhanainka -chan
 
Materi Rekayasa Lalu Lintas Pertemuan ke-3
Materi Rekayasa Lalu Lintas Pertemuan ke-3Materi Rekayasa Lalu Lintas Pertemuan ke-3
Materi Rekayasa Lalu Lintas Pertemuan ke-3Lampung University
 
Precentation of ilmu ukur tanah
Precentation of ilmu ukur tanahPrecentation of ilmu ukur tanah
Precentation of ilmu ukur tanahDevita Anjani
 
Dasar dasar ilmu ukur tanah
Dasar dasar ilmu ukur tanahDasar dasar ilmu ukur tanah
Dasar dasar ilmu ukur tanahIqrimha Lairung
 
Laporan praktikum ilmu ukur tanah
Laporan praktikum ilmu ukur tanahLaporan praktikum ilmu ukur tanah
Laporan praktikum ilmu ukur tanahfarlisazahra
 
Pengenalan theodolit
Pengenalan theodolitPengenalan theodolit
Pengenalan theodolitRetno Pratiwi
 

Destaque (17)

Ilmu Ukur Tanah by Yuli Kusumawati
Ilmu Ukur Tanah by Yuli KusumawatiIlmu Ukur Tanah by Yuli Kusumawati
Ilmu Ukur Tanah by Yuli Kusumawati
 
Geomatika pengukuran mendatar
Geomatika pengukuran mendatarGeomatika pengukuran mendatar
Geomatika pengukuran mendatar
 
PENGENALAN ALAT UKUR TANAH DASAR
PENGENALAN ALAT UKUR TANAH DASARPENGENALAN ALAT UKUR TANAH DASAR
PENGENALAN ALAT UKUR TANAH DASAR
 
Soal uts ilmu ukur tanah
Soal uts ilmu ukur tanahSoal uts ilmu ukur tanah
Soal uts ilmu ukur tanah
 
Latihan soal 1 ILMU UKUR TANAH
Latihan soal 1 ILMU UKUR TANAHLatihan soal 1 ILMU UKUR TANAH
Latihan soal 1 ILMU UKUR TANAH
 
Laporan praktikum ilmu ukur tanah theodolit
Laporan praktikum ilmu ukur tanah theodolitLaporan praktikum ilmu ukur tanah theodolit
Laporan praktikum ilmu ukur tanah theodolit
 
Pengenalan alat ukur tanah sederhana
Pengenalan alat ukur tanah sederhanaPengenalan alat ukur tanah sederhana
Pengenalan alat ukur tanah sederhana
 
Materi Rekayasa Lalu Lintas Pertemuan ke-3
Materi Rekayasa Lalu Lintas Pertemuan ke-3Materi Rekayasa Lalu Lintas Pertemuan ke-3
Materi Rekayasa Lalu Lintas Pertemuan ke-3
 
Pengukuran mendatar
Pengukuran mendatarPengukuran mendatar
Pengukuran mendatar
 
Bahan presentasi Ukur Tanah
Bahan presentasi Ukur TanahBahan presentasi Ukur Tanah
Bahan presentasi Ukur Tanah
 
Precentation of ilmu ukur tanah
Precentation of ilmu ukur tanahPrecentation of ilmu ukur tanah
Precentation of ilmu ukur tanah
 
Alat ukur tanah
Alat ukur tanahAlat ukur tanah
Alat ukur tanah
 
Dasar dasar ilmu ukur tanah
Dasar dasar ilmu ukur tanahDasar dasar ilmu ukur tanah
Dasar dasar ilmu ukur tanah
 
Teodolit
TeodolitTeodolit
Teodolit
 
Laporan praktikum ilmu ukur tanah
Laporan praktikum ilmu ukur tanahLaporan praktikum ilmu ukur tanah
Laporan praktikum ilmu ukur tanah
 
Iuw 2 pengetahuan alat
Iuw   2 pengetahuan alatIuw   2 pengetahuan alat
Iuw 2 pengetahuan alat
 
Pengenalan theodolit
Pengenalan theodolitPengenalan theodolit
Pengenalan theodolit
 

Semelhante a Ilmu Ukur Tanah Pertemuan 1

Navigasi darat, dilengkapi animasi kompas orienteering
Navigasi darat, dilengkapi animasi kompas orienteeringNavigasi darat, dilengkapi animasi kompas orienteering
Navigasi darat, dilengkapi animasi kompas orienteeringsoni takari
 
Pembahasan Soal UN Fisika SMA
Pembahasan Soal UN Fisika SMAPembahasan Soal UN Fisika SMA
Pembahasan Soal UN Fisika SMASafri Hani
 
PENGETAHUAN PETA 1..ppt
PENGETAHUAN PETA 1..pptPENGETAHUAN PETA 1..ppt
PENGETAHUAN PETA 1..pptPambudiSusila2
 
ukur-tanah1.pdf
ukur-tanah1.pdfukur-tanah1.pdf
ukur-tanah1.pdfjaebub
 
To un 2015 fisika b
To un 2015 fisika bTo un 2015 fisika b
To un 2015 fisika bKasmadi Rais
 
Pengetahuan_Dasar_Pemetaan, OKE NEMEN Yes Sept. 21 !!!.pptx
Pengetahuan_Dasar_Pemetaan, OKE NEMEN Yes  Sept. 21 !!!.pptxPengetahuan_Dasar_Pemetaan, OKE NEMEN Yes  Sept. 21 !!!.pptx
Pengetahuan_Dasar_Pemetaan, OKE NEMEN Yes Sept. 21 !!!.pptxMukarobinspdMukarobi
 
GAME MATEMATIKA eunike gracia xs3 8
GAME MATEMATIKA eunike gracia xs3 8GAME MATEMATIKA eunike gracia xs3 8
GAME MATEMATIKA eunike gracia xs3 8eunikegracia
 
Resume ilmu ukur tanah pertemuan ke 2
Resume ilmu ukur tanah pertemuan ke 2Resume ilmu ukur tanah pertemuan ke 2
Resume ilmu ukur tanah pertemuan ke 2Gian Adiwinata
 
Laporan Pembuatan Peta Kontur, Peta Lereng, dan Tracing Jalan
Laporan Pembuatan Peta Kontur, Peta Lereng, dan Tracing JalanLaporan Pembuatan Peta Kontur, Peta Lereng, dan Tracing Jalan
Laporan Pembuatan Peta Kontur, Peta Lereng, dan Tracing JalanSally Indah N
 

Semelhante a Ilmu Ukur Tanah Pertemuan 1 (20)

Bab 2 pengetahuan dasar pemetaan
Bab 2 pengetahuan dasar pemetaanBab 2 pengetahuan dasar pemetaan
Bab 2 pengetahuan dasar pemetaan
 
pengetahuan dasar pemetaan.pdf
pengetahuan dasar pemetaan.pdfpengetahuan dasar pemetaan.pdf
pengetahuan dasar pemetaan.pdf
 
Navigasi darat, dilengkapi animasi kompas orienteering
Navigasi darat, dilengkapi animasi kompas orienteeringNavigasi darat, dilengkapi animasi kompas orienteering
Navigasi darat, dilengkapi animasi kompas orienteering
 
Pembahasan Soal UN Fisika SMA
Pembahasan Soal UN Fisika SMAPembahasan Soal UN Fisika SMA
Pembahasan Soal UN Fisika SMA
 
Fisika paket 4
Fisika paket 4Fisika paket 4
Fisika paket 4
 
Distribusi kecepatan
Distribusi kecepatanDistribusi kecepatan
Distribusi kecepatan
 
PENGETAHUAN PETA 1..ppt
PENGETAHUAN PETA 1..pptPENGETAHUAN PETA 1..ppt
PENGETAHUAN PETA 1..ppt
 
ukur-tanah1.pdf
ukur-tanah1.pdfukur-tanah1.pdf
ukur-tanah1.pdf
 
materi_awal_IUT.pdf
materi_awal_IUT.pdfmateri_awal_IUT.pdf
materi_awal_IUT.pdf
 
ppt peta.ppt
ppt peta.pptppt peta.ppt
ppt peta.ppt
 
Fisika paket 1
Fisika paket 1Fisika paket 1
Fisika paket 1
 
To un 2015 fisika b
To un 2015 fisika bTo un 2015 fisika b
To un 2015 fisika b
 
Pengetahuan_Dasar_Pemetaan, OKE NEMEN Yes Sept. 21 !!!.pptx
Pengetahuan_Dasar_Pemetaan, OKE NEMEN Yes  Sept. 21 !!!.pptxPengetahuan_Dasar_Pemetaan, OKE NEMEN Yes  Sept. 21 !!!.pptx
Pengetahuan_Dasar_Pemetaan, OKE NEMEN Yes Sept. 21 !!!.pptx
 
Ilmu ukur tanah satu (2014
Ilmu ukur tanah satu (2014Ilmu ukur tanah satu (2014
Ilmu ukur tanah satu (2014
 
GAME MATEMATIKA eunike gracia xs3 8
GAME MATEMATIKA eunike gracia xs3 8GAME MATEMATIKA eunike gracia xs3 8
GAME MATEMATIKA eunike gracia xs3 8
 
Pts FISIKA X MIPA 1920
Pts FISIKA X MIPA 1920 Pts FISIKA X MIPA 1920
Pts FISIKA X MIPA 1920
 
Resume ilmu ukur tanah pertemuan ke 2
Resume ilmu ukur tanah pertemuan ke 2Resume ilmu ukur tanah pertemuan ke 2
Resume ilmu ukur tanah pertemuan ke 2
 
Garis dan-sudut
Garis dan-sudutGaris dan-sudut
Garis dan-sudut
 
transformasi smp
transformasi smptransformasi smp
transformasi smp
 
Laporan Pembuatan Peta Kontur, Peta Lereng, dan Tracing Jalan
Laporan Pembuatan Peta Kontur, Peta Lereng, dan Tracing JalanLaporan Pembuatan Peta Kontur, Peta Lereng, dan Tracing Jalan
Laporan Pembuatan Peta Kontur, Peta Lereng, dan Tracing Jalan
 

Mais de Lampung University

sistem transportasi pertemuan ke-2
sistem transportasi pertemuan ke-2sistem transportasi pertemuan ke-2
sistem transportasi pertemuan ke-2Lampung University
 
Materi Struktur Baja I Pertemuan ke-2
Materi Struktur Baja I Pertemuan ke-2Materi Struktur Baja I Pertemuan ke-2
Materi Struktur Baja I Pertemuan ke-2Lampung University
 
Sistem transportasi pertemuan ke 1
Sistem transportasi pertemuan ke 1Sistem transportasi pertemuan ke 1
Sistem transportasi pertemuan ke 1Lampung University
 
statistika dan probabilitas pertemuan ke-1
statistika dan probabilitas pertemuan ke-1statistika dan probabilitas pertemuan ke-1
statistika dan probabilitas pertemuan ke-1Lampung University
 
statistika dan probabilitas pertemuan ke-2
statistika dan probabilitas pertemuan ke-2statistika dan probabilitas pertemuan ke-2
statistika dan probabilitas pertemuan ke-2Lampung University
 
Pengantar Struktur Bangunan Gedung
Pengantar Struktur Bangunan GedungPengantar Struktur Bangunan Gedung
Pengantar Struktur Bangunan GedungLampung University
 

Mais de Lampung University (6)

sistem transportasi pertemuan ke-2
sistem transportasi pertemuan ke-2sistem transportasi pertemuan ke-2
sistem transportasi pertemuan ke-2
 
Materi Struktur Baja I Pertemuan ke-2
Materi Struktur Baja I Pertemuan ke-2Materi Struktur Baja I Pertemuan ke-2
Materi Struktur Baja I Pertemuan ke-2
 
Sistem transportasi pertemuan ke 1
Sistem transportasi pertemuan ke 1Sistem transportasi pertemuan ke 1
Sistem transportasi pertemuan ke 1
 
statistika dan probabilitas pertemuan ke-1
statistika dan probabilitas pertemuan ke-1statistika dan probabilitas pertemuan ke-1
statistika dan probabilitas pertemuan ke-1
 
statistika dan probabilitas pertemuan ke-2
statistika dan probabilitas pertemuan ke-2statistika dan probabilitas pertemuan ke-2
statistika dan probabilitas pertemuan ke-2
 
Pengantar Struktur Bangunan Gedung
Pengantar Struktur Bangunan GedungPengantar Struktur Bangunan Gedung
Pengantar Struktur Bangunan Gedung
 

Ilmu Ukur Tanah Pertemuan 1

  • 1. 6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 1 ILMU UKUR TANAH BAHAN AJAR SPL 102 SKS 3(2-1) SEMESTER 3 UNIVERSITAS LAMPUNG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL S1
  • 2. 6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 2 DISUSUN IR. YOHANNES, MT NIP. 19520407 198603 1 001 2014 OLEH
  • 3. 6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 3 PROFIL DOSEN Nama Dosen : Ir. Yohannes, MT NIP. : 195204071986031001 Alamat Blog : Blog.unila.ac.id/Yohannes/ Alamat E-mail : Yohanes@unila.ac.id Yohannessp@gmail.com Alamat Rumah : Jl. Patimura Gg. Gn. Pesagi 38 Bandar Lampung 35211 Alamat Kantor : Fak. Teknik UNILA Telp. Rumah/HP : (0721) 487910 / 085669918715 Kelulusan : S1 Teknik Geodesi UGM S2 Teknik Geodesi ITB
  • 4. 6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 4 MATERI ILMU UKUR TANAH DASAR PEMETAAN KERANGKA PETA PEMETAAN SITUASI PENAMPANG TEKNIK PEMANCANGAN LUAS DAN VOLUME
  • 5. 6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 5 BAB 1 SELAMAT MENGIKUTI KULIAH
  • 6. 6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 6 PENGERTIAN PETA UNSUR POKOK PENGUKURAN TINGGI DAN BEDA TINGGI PERALATAN UKUR TANAH DASAR PEMETAAN SISTEM KOORDINAT
  • 7. 6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 7 PENGERTIAN PETA
  • 8. 6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 8 Peta adalah gambaran sebagian atau seluruh permukaan bumi yang diproyeksikan pada suatu bidang datar dengan skala tertentu disertai keterangan, simbol, anotasi, dan arah utara DEFINISI PETA Peta dapat dibedakan atas: a. Peta Garis atau Peta Vektor, yaitu peta yang dibuat dengan menarik garis atau mendigit titik-titik detail b. Peta Citra atau Peta Raster, yaitu peta yang dibuat melalui rekaman citra atau scanning
  • 9. 6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 9 Sumber:http://www.primaironline.com/images_content/2009714peta_lampung.jpg Peta Garis Lampung
  • 10. 6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 10 Sumber: http://www.badilag.net/data/petabadilag/images/propinsi/9.jpg
  • 11. 6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 11
  • 12. 6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 12 Selat Sunda Prop. Banten Prop. Lampung Bandarlampung Peta Citra Landsat (Raster) Sebagian Propinsi Lampung
  • 13. 6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 13 Peta Citra Landsat (Raster) Sungai Tulang Bawang
  • 14. 6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 14 Peta Citra Landsat (Raster) Danau Ranau
  • 15. 6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 15 DIGITAL TERRAIN MODEL (DTM)
  • 16. 6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 16 Kenampakan 3 D dijital data radar interferometri – Peg.Jayawijaya, Papua
  • 17. 6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 17 Peta Jakarta daerah Monas
  • 18. 6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 18 SKALA PETA Skala peta dibedakan atas: a. Skala angka/numerik b. Skala garis/grafis Skala peta adalah perbandingan antara jarak di peta dan jarak sebenarnya di bumi
  • 19. SKALA ANGKA/NUMERIK 6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 19 Ditulis dalam bentuk perbandingan angka Misal skala 1 : 100.000 Artinya, 1 cm di peta = 100.000 cm = 1000 m = 1 km di lapangan Sebaliknya, 100 meter di lapangan = 10.000 cm dibagi 100.000 = 0,1 cm = 1 mm di peta
  • 20. SKALA GARIS/GRAFIS 6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 20 Ditulis dalam bentuk perbandingan nilai garis Misal skala 1 : 50.000, digambar sbb: 0 2 4 cm 0 1 2 km
  • 21. 6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 21 JENIS PETA BERDASAR SKALA PETA IKHTISAR : < 1:100.000 PETA TOPOGRAFI : 1:25.000 s/d 1:50.000 PETA TEKNIS : 1:1.000 s/d 1:10.000
  • 22. 6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 22 INFORMASI KUANTITATIF ISI PETA INFORMASI KUALITATIF Berisi informasi mengenai data ukuran: koordinat atau posisi, jarak, sudut, arah, azimut, tinggi, kemiringan, dll. Berisi informasi mengenai detail: a. Detail buatan manusia : jalan, irigasi, bangunan, jembatan, batas, dll. b. Detail alami : sungai, danau, rawa, pantai, kontur, dll.
  • 23. 6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 23 LATIHAN 1. Terdapat peta dengan skala 1 : 2.000, berapakah : a. Jarak di lapangan, jika jarak di peta 5,3 cm? b. Jarak di peta, jika jarak di lapangan 124,567 m? c. Sudut di peta, jika sudut di lapangan 370? 2. Jika jarak di peta 17,5 cm dan jarak di lapangan 3,5 km, berapakah skala peta itu? 3. Sebuah peta skala 1:2.500, diperkecil 2 kali, berapakah skalanya? jika diperbesar 3 kali? 4. Sebuah peta skala 1:1.000 dikopi. Ternyata peta kopian menyusut 2 mm ke arah mendatar maupun vertikal, berapa skala peta kopian itu?
  • 24. DISKUSI 6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 24 Dapatkah perancangan jembatan dengan bentang 30 meter dilakukan menggunakan peta topografi 1:50.000? Berikan alasan anda? Bagaimanakah teknik memetakan suatu daerah seluas 100.000 ha dengan skala 1:5.000. Berikan alasan anda? Menggunakan atlas, anda bisa mendapatkan peta seluruh Indonesia, bahkan dunia. Mengapa masih diperlukan pembuatan peta untuk berbagai hal? Peta tematik adalah peta yang menyajikan data untuk suatu tema tertentu, misalnya peta curah hujan, peta tutupan lahan, peta kependudukan, dll. Berikan 5 contoh peta tematik lainnya.
  • 25. 6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 25 UNSUR POKOK PENGUKURAN
  • 26. 6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 26 KUADRAN 0o 90o 180o 270o Kuadran IKuadran II Kuadran IVKuadran III Sistem Kuadran Matematika Sistem Kuadran Ilmu Ukur Tanah 90o 0o 270o 180o Kuadran IKuadran IV Kuadran IIKuadran III Utara Timur Selatan Barat
  • 27. 6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 27 SUDUT Satuan Sudut 90o 0o / 360o 270o 180o 100g 0g / 400g 300g 200g 1/2 π 0 π / 2π 3/2π π Sistem Derajat / Seksagesimal Sistem Radial/ Radian 1 derajat = 60 menit, 1 menit = 60 detik, 1 derajat = 3600 detik 1 grade = 100 centigrade, 1 cg = 100 centi-centigrade Sistem Grade/ Sentisimal Jarang digunakan 1 π = 3,141592654……. 1 π = 180o
  • 28. 6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 28 Menghitung Panjang Busur L θ R θ = besar sudut (derajat) R = Jari-jari busur (meter) L = panjang busur (meter) θ 360o = L 2πR θ 360o =L 2πR Contoh: Besar sudut suatu busur θ = 27o 11’ 34” dengan jari- jari R = 500 meter. Tentukan panjang busur L Panjang L = θ 360o 2πR = 27o 11’ 34” 360o 2π500 = 237,302 m Jawab:
  • 29. 6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 29 LATIHAN 1. Ubah sudut S = 103o 23’ 11” dalam desimal derajat 2. Ubah sudut S = 121, 334121o dalam derajat, menit dan detik 3. Ubah sudut S = 103o 23’ 11” dalam sistem radian 4. Ubah sudut S = 2/3 π radian dalam sistem seksagesimal 5. Sudut S1 = 103o 46’ 53” dan S2 = 258o 36’ 27”, hitunglah sudut S1 + S2 dan S1 – S2 6. Panjang busur suatu lingkaran = 1.352 m dengan jari-jari R = 750 meter. Tentukan sudut busurnya.
  • 30. 6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 30 Dalam Ilmu Ukur Tanah, sudut dibedakan atas: a. Sudut Horizontal / Sudut Datar P Q R 1 2 Sudut Q1 = arah QP – arah QR Sudut Q2 = arah QR – arah QP Sudut Q1 + Sudut Q2 = 360o Misal : Alat pengukur sudut (teodolit) didirikan di Q, teropong diarahkan ke R, arah QR = 60o 10’ 10”. Lalu teropong diarahkan ke P, arah QP = 130o 50’ 40”. Maka, Sudut Q1 = 130o 50’ 40” – 60o 10’ 10” = 70o 40’ 30” Sudut Q2 = 60o 10’ 10” – 130o 50’ 40” = – 70o 40’ 30” = – 70o 40’ 30” + 360o = 289o 19’ 30”
  • 31. 6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 31 LATIHAN P A R 1 2 Q S 3 4 Diketahui : Arah AP = 53o 20’ 19” Arah AQ = 149o 52’ 08” Arah AR = 194o 05’ 56” Arah AS = 279o 45’ 07” Hitung: Sudut A1, A2, A3, A4, A12, dan A34
  • 32. 6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 32 b. Sudut Vertikal dibedakan atas: 1. Sudut Helling: 0o 90o 0o – 90o Bidang Datar Bidang Vertikal Sudut Elevasi Sudut Depresi  Sudut Elevasi Misal : 15o 17’ 06”  Sudut Depresi Misal : – 10o 25’ 47” garis nol pada bidang datar 2. Sudut Zenit: garis nol pada bidang vertikal 90o 0o 270o 180o Bidang Datar Bidang Vertikal Sudut Zenit Misal : 65o 24’ 56” Sudut zenit meniadakan sudut minus
  • 33. 6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 33 DISKUSI Pada awal pembuatan alat teodolit, sistem sudut vertikal adalah sudut helling. Lalu diproduksi teodolit menggunakan sudut zenit. Apa tujuannya? Mengapa sudut minus berusaha dihindari? Jika anda diberikan suatu teodolit, bagaimana anda mengetahui bahwa sudut vertikalnya adalah sudut helling atau sudut zenit? Dalam pengukuran sudut datar, mengapa harus mengamat arah terlebih dulu? Mengapa tidak langsung mengukur sudut?
  • 34. 6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 34 AZIMUT Azimut suatu garis adalah besar sudut datar yang diukur searah jarum jam dari garis arah Utara sampai ke garis tersebut. Umumnya diberi simbol α Utara A B αAB Azimut dari utara ke garis AB Besar azimut mulai dari 0o (mengarah ke utara) sampai dengan 360o (kembali mengarah ke utara) Alat pengukur azimut adalah kompas
  • 35. 6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 35 Relasi antara azimut dan sudut Utara A B αAB C D SBAC SCAD azimut AB = αAB sudut BAC = SBAC sudut CAD = SCAD maka azimut AC = αAB + SBAC azimut AD = αAB + SBAC + SCAD Misal : αAB = 76o 27’ 46”, SBAC = 34o 51’ 03”, SCAD = 77o 05’ 44”, maka αAC = 111o 18’ 49”, dan αAD = 188o 24’ 33”
  • 36. 6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 36 Utara A B αAB αBA Utara αAB 180o Dari gambar di atas dapat dirumuskan: αBA = αAB + 180o untuk αAB < 180o Misal : αAB = 261o 12’ 10” maka αBA = 261o 12’ 10”– 180o = 81o 12’ 10” αBA = αAB – 180o untuk αAB ≥ 180o Relasi antara azimut yang berlawanan arah
  • 37. 6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 37 Dari gambar di atas dapat dirumuskan: Menghitung azimut 2 titik bersebelahan αBC = αAB + B1 – 180o untuk sudut sehadap Utara A B αAB αBC Utara αAB C B1 B2 atau αBC = αAB – B2 + 180o untuk sudut sebalik
  • 38. 6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 38 CONTOH U A B αAB C SB Diketahui: Azimut αAB = 72o 10’ 14” Sudut SB = 215o 32’ 07” Hitung: azimut αBC Jawab: azimut αBC = 72o 10’ 14” + 215o 32’ 07” – 180o = 107o 42’ 21”
  • 39. 6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 39 LATIHAN U B αPBA C S1 S2 S3 P Arah: PA = 125o 42’ 37” PB = 291o 11’ 20” PC = 015o 25’ 19” Hitung: a. Sudut S1, S2, dan S3 b. Azimut αPC, αPA Dari titik P diukurlah Azimut: αPB = 84o 22’ 34”
  • 40. 6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 40 Azimut: αPA = 125o 42’ 37” αPB = 291o 11’ 20” αPC = 015o 25’ 19” Hitung: a. Sudut APB b. Sudut BPC c. Sudut CPA d. Jumlah sudut total U B αPBA C P αPA αPC Dari titik P diukurlah
  • 41. 6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 41 Diketahui: Azimut αAB = 115o 40’ 54” Sudut SB = 201o 02’ 37” Hitung: Azimut αBC dan αCD U A B αAB C SB D SC Sudut SC = 224o 45’ 07”
  • 42. 6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 42 JARAK Yang dimaksud adalah jarak mendatar bukan jarak miring jarak mendatar P Q
  • 43. 6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 43 Metode Pengukuran Jarak 1. Pengukuran Jarak Langsung 2. Pengukuran Jarak Optis 3. Pengukuran Jarak Elektronik Menggunakan meteran Menggunakan teodolit / waterpas Menggunakan Pengukur Jarak Elektronik
  • 44. 6/30/2014 by Yohannes T. Sipil UNILA 44 SEKIAN KULIAH BAB 1 DAN LANJUTKAN KE BAB 2