1. Pelajaran ke-3 Triwulan III, 2021
Diadaptasi dari www.fustero.es
www.gmahktanjungpinang.org
“Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri
sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam
perbuatan jahat.” (Yakobus 3:16).
2. - Kegelisahan secara luar
- Kegelisahan batin
- Keegoisan
- Ambisi
- Kemunafikan
- Menyingkirkan kegelisahan
Kegelisahan sering muncul ketika kita tidak memperoleh apa yang kita
inginkan, sehingga kita akan merasa cemas dan kehilangan kedamaian hati.
Kegelisahan sering kali berakar pada sifat dosa kita. Di sisi lain, keputusan kita
untuk melakukan hal yang benar, tidak jarang mempersulit diri kita sendiri.
Dapatkah kita menemukan kedamaian ketika kegelisahan mengelilingi kita?
3. KEGELISAHAN
SECARA LUAR
“Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari
ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu
perempuan dari ibu mertuanya,’” (Matius 10:35)
YESUS berkhotbah dan mempraktikkan
kasih serta kedamaian, sehingga
pernyataan itu mungkin terdengar
aneh. IA mengajari kita untuk mengasihi
bahkan musuh kita, jadi kita juga harus
mengasihi keluarga dan teman kita!
Namun, yang YESUS maksudkan adalah bahwa kita tidak layak jika kita
mengasihi mereka lebih dari kita mengasihi Dia. YESUS layak karena IA-lah
Yang memberikan segalanya bagi kita (Wahyu 5:9). Sepatutnyalah kita
memilih untuk menghormati-Nya di atas segalanya.
Mungkin ada konflik antara orang-orang dekat kita dengan diri kita, sehingga mereka tidak
membuat keputusan yang sama dan mencoba memisahkan kita dari YESUS. Sehingga,
“musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya.” (Mikha 7:6)
4. “Damai sejahtera KRISTUS bukan untuk menghilangkan
perpecahan, tetapi untuk tetap berada di tengah perselisihan
dan perpecahan […]
Keluarga pasti akan terbagi namun semua yang memanggil
nama TUHAN dapat diselamatkan. Semua orang yang menolak
kasih-Nya yang tak terbatas akan menemukan ke-Kristen-an
sebagai pedang, pengacau kedamaian mereka.”
E. G. W. (Our High Calling, November 18)
5. KEEGOISAN “Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala
ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah
hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada
kekayaannya itu.” (Lukas 12:15)
Saya, aku, milikku. Kita mempelajari kata-kata tersebut dengan begitu
cepat dan terlalu sering menggunakannya.
YESUS menolak untuk menengahi pembagian warisan. IA malah menggali
akar kegelisahan dalam kasus itu: KEEGOISAN (Lukas 12:13-15).
Dia memperkenalkan suatu kasus hipotetis
seorang pria yang hanya melihat pada dirinya
sendiri. Orang itu melupakan TUHAN dan
sesamanya, sehingga ia kehilangan segala yang
dimilikinya (Lukas 12:16-21).
Apakah penangkal alkitabiah untuk KEEGOISAN?
Menjadi rendah hati seperti Kristus, melayani orang lain, dan
menempatkan mereka di atas diri kita sendiri (Filipi 2:5-8;
Galatia 5:13; Roma 12:10).
6. AMBISI “Terjadilah juga pertengkaran di antara murid-murid Yesus, siapakah
yang dapat dianggap terbesar di antara mereka.” (Lukas 22:24)
Yesus baru saja mengatakan kepada murid-murid-Nya bahwa diri-Nya akan
dikhianati dan dibunuh, dan mencurahkan darah-Nya untuk mengampuni
dosa-dosa umat manusia (Lukas 22:20-21; Matius 26:28).
Namun, mereka tidak dapat memahaminya karena
mereka dibutakan oleh ambisi. Mereka berambisi untuk
mendapatkan posisi terhormat dalam kerajaan yang
mereka kira akan segera YESUS dirikan.
YESUS menempatkan seorang anak di tengah kelompok itu.
Kemudian IA mengajar mereka bahwa mereka untuk tidak
mengejar apa yang hebat di mata dunia (Matius 18:1-3).
Kita harus percaya kepada TUHAN dan bergantung pada-Nya
seperti seorang anak kecil, dan mengizinkan IA mengendalikan
hidup kita. IA memiliki rencana yang besar untuk kita. IA akan
menolong kita untuk meninggalkan semua ambisi kita yang
salah dan agar kita bersedia untuk dipimpin oleh-Nya.
7. KEMUNAFIKAN
Engkau menutup
kerajaan surga. Engkau
tidak masuk bahkan
tidak mengizinkan orang
lain masuk
Engkau menghancurkan
para janda, tetapi
berdoa dengan doa yang
panjang
Engkau membuat orang
yang engkau tobatkan
lebih fanatik dari diri
dirimu sendiri
Engkau membayar
persepuluhan dari hal-
hal terkecil, tetapi
melupakan kasih,
keadilan, dan iman
Engkau membersihkan
bagian luar, tetapi
menjaga bagian dalam
penuh dengan pencurian
dan ketidakadilan
Engkau seperti kuburan
bercat putih. Engkau
terlihat indah tapi penuh
dengan kotoran
Engkau menghormati
para nabi yang sudah
mati, tetapi menghina
orang yang hidup
Yesus menggunakan ungkapan
“munafik” sebanyak 14 kali dalam
kitab Matius. IA mengatakan bahwa
tidak ada yang baik dalam diri mereka.
“Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat
dan orang-orang Farisi, hai kamu
orang-orang munafik” (Matius 23:13,
14, 15, 23, 25, 27, 29)
8. KEMUNAFIKAN
“Celakalah kamu, hai ahli-
ahli Taurat dan orang-orang
Farisi, hai kamu orang-orang
munafik” (Matius 23:13, 14,
15, 23, 25, 27, 29)
Mengapa Yesus menentang orang-
orang munafik?
Dalam budaya Yunani klasik, seorang munafik adalah
seorang aktor yang memainkan peran. Sekarang ini, orang
munafik adalah seseorang yang tidak tampil apa adanya,
atau tidak bertindak sesuai dengan perkataannya.
Kemunafikan sangat berbahaya: “Jadi jika seorang tahu
bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak
melakukannya, ia berdosa.” (Yakobus 4:17)
Oleh karena itu, YESUS mendorong kita dan
memberi kita kuasa yang kita perlukan untuk
hidup selaras dengan iman kita. Melalui cara ini
kita akan menolong orang lain untuk percaya
kepada YESUS dan menerima-Nya.
9. “Agama Kristus mempunyai sifat
kesungguh-sungguhan. Semangat
untuk kemuliaan ALLAH adalah
motif yang ditanamkan oleh ROH
KUDUS, dan hanyalah pekerjaan
ROH yang berhasil dapat
menanamkan motif ini. Hanya
kuasa ALLAH-lah Yang dapat
membuangkan sifat memikirkan
diri sendiri dan kepura-puraan.”
E. G. W. (The Desire of Ages, cp. 44, p. 409)
10. MENYINGKIRKAN
KEGELISAHAN
“Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah,
percayalah juga kepada-Ku.” (Yohanes 14:1)
Kita telah belajar bahwa kegelisahan mungkin disebabkan
oleh sifat dosa kita. Juga, kesetiaan dalam melakukan yang
benar dapat membawa kita ke situasi yang sulit. Bagaimana
agar kita dapat menemukan kedamaian di saat-saat yang
sukar?
IMAN adalah kuncinya. YESUS berjanji untuk memberi kita
hidup yang berkelimpahan (Yohanes 10:10). Marilah kita
percaya kepada Yesus kapan pun kita terluka, letih, lelah,
sakit, atau putus asa. IA adalah Hidup (Yohanes 14:6).
Di sisi lain, IA sedang mempersiapkan tempat bagi kita. Begitu
kita sampai di sana, rasa sakit, kecemasan, dan penderitaan
akan segera sirna (Yohanes 14:2-3; Wahyu 21:4).
Kesulitan hidup ini memudar ketika kita memikirkan
janji indah itu. Kita dapat memiliki pengharapan di
tengah-tengah kegelisahan hidup ini.
11. “Di hadapanmu ada dua jalan—jalan lebar pemanjaan
diri dan jalan sempit pengorbanan diri. Ke jalan yang
lebar engkau dapat mengambil keegoisan, kebanggaan,
cinta dunia; tetapi mereka yang berjalan di jalan yang
sempit harus mengesampingkan segala beban, dan dosa
yang begitu mudah menimpanya. Jalan manakah yang
telah engkau pilih—jalan yang menuju kematian kekal,
atau jalan yang menuju kemuliaan dan kekekalan?”
E. G. W. (Our High Calling, January 2)