SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 56
Baixar para ler offline
PERENCANAAN STRUKTUR
RUMAH TINGGAL CISARUA
PASIRHALANG, BANDUNG BARAT
JAWA BARAT
OKTOBER 2014
1 PENDAHULUAN
1,1 Spesifikasi Bangunan
1,2 Referensi
1,3 Spesifikasi Bahan
1,4 Beban Rencana
1,5 Kombinasi Pembebanan
2 PRELIMINARY DESIGN
3 PEMBEBANAN & GEMPA
4 PERHTIUNGAN PENULANGAN
4,1 Pelat Lantai & Pelat Dak
4,2 Balok Induk & Balok Anak
4,3 Kolom
4,4 Sloof
4,5 Tangga
4,5 Pondasi Tapak
5 ANALISA STRUKTUR KOLAM RENANG
5,1 Dinding Kolam
5,2 Lantai Kolam
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN
I.1 Spesifikasi Bangunan
Nama Proyek : RUMAH TINGGAL BANDUNG
Lokasi : Cisarua, Pasir Halang
Fungsi Bangunan : Rumah Tinggal
Luas Bangunan : 225 m2
Jumlah Lantai : 2 Lantai
Konstruksi Atap : Baja Ringan
Penutup Atap : Genteng Beton
Pondasi : Foot plate dan Batu Belah
I.2 Referensi
Referensi yang digunakan dalam perencanaan ini adalah :
1. Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung 1983 oleh Departemen Pekerjaan Umum.
2. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung oleh Departemen Pekerjaan Umum tahun 2002
3. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung oleh Departemen Pekerjaan Umum 2002.
I.3 Spesifikasi Bahan
Spesifikasi beton dan baja yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Mutu beton (fc’) = 250 kg/cm2= 24,517 Mpa
2. Mutu baja tulangan (fy) = 235 Mpa = 2396,3 kg/cm2
390 Mpa = 3976,9 kg/cm2
3. Modulus elastisitas beton 4700 √fc' = 23272 Mpa = kg/cm2
4. Modulus elastisitas baja = 205000 Mpa = kg/cm2
I.4 Beban Rencana
Beban-beban yang diperhitungkan dalam perencanaan meliputi :
1. Beban mati (PPPURG Pasal 2.1.1)
Berat sendiri bahan bangunan dan komponen gedung (tabel 1 PPPURG)
·         Beton bertulang 2400 kg/m3
·         Pasangan bata merah 1700 kg/m3
·         Pasangan batu merah setengah bata 250 kg/m2
·         Adukan per cm tebal (dari semen) 21 kg/m2
·         Plafon (tanpa penggantung) 11 kg/m2
·         Penggantung langit-langit 7 kg
·         Semen asbes gelombang (tebal 5 mm) 11 kg/m2
2. Beban Hidup (PPPURG pasal 2.1.2)
·         Beban Hidup pada lantai rumah tinggal 200 kg/m2
·         Beban air hujan 5 kg/m3
·         Beban terpusat dari pekerja 100 kg/m2
·         Beban hidup pada lantai dan tangga rumah tinggal 125 kg/m2
Koefisien reduksi beban hidup pada perkantoran
·         Untuk perencanaan balok induk dan portal (lantai) 0,6
·         Untuk peninjauan gempa (lantai) 0,3
·         Untuk perencanaan balok induk dan portal (tangga) 0,6
·         Untuk peninjauan gempa (tangga) 0,3
237305,298
2090417,8
3. Beban Angin (PPPURG pasal 2.1.3)
·         Tekanan Tiup 40 kg/m2
·         Koefisien angin untuk bangunan ini (Gambar 1 PPPURG)
1. Angin tiup +0,2 α – 0,4
2. Angin hisap
α adalah sudut kemiringan atap gedung
·         Selain yang disebut di atas kami juga menetapkan besar beban untuk lift beserta penumpang
berdasarkan Data Arsitek sebesar 2000 kg dengan koefisien kejut sebesar 2
·         Mekanikal dan Elektrikal 25 kg/m2
- Beban Hidup (LL)
- Beban Mati (DL)
4. Beban Gempa (EQ)
Adapun faktor-faktor reduksi yang digunakan dalam perhitungan adalah :
- 0.85 untuk mereduksi beban-beban merata yang terbentuk trapesium menjadi persegi panjang
I.5 Kombinasi Pembebanan
Perhitungan beban menggunakan teori kekuatan batas dengan load factor sebagai berikut :
U1 1,4 D
U2 1,2 D + 1,6 L + 1 La
U3 1,2 D + 1,6 L + 1 H
U4 1,2 D + 1,6 La + γL L
U5 1,2 D + 1,6 La + 1 W
U6 1,2 D + 1,6 H + γL L
U7 1,2 D + 1,6 H + 1 W
U8 1,2 D + 1,3 W + γL L + 0,5 La
U9 1,2 D + 1,3 W + γL L + 0,5 H
U10 1,2 D + 1 E + γL L
U11 1,2 D - 1 E + γL L
U12 0,9 D + 1,3 W
U13 0,9 D - 1,3 W
U14 0,9 D + 1 E
U15 1,2 D - 1 E
Adalah beban – beban mati yang terjadi pada masing-masing komponen lantai bangunan
yang ditinjau.
Beban gempa yang diperkirakan akan terjadi dan besarnya dihitung berdasarkan atas
analisa Respon Spectra Wilayah Gempa IV.
Adalah beban – beban hidup yang terjadi pada masing-masing lantai yang besarnya telah
ditentukan oleh Peraturan Muatan Indonesia.
II. PRELIMINARY DESIGN
II.1 PELAT LANTAI
II.1.1 Pelat Lantai
· Beban Mati
Berat sendiri pelat = 0,12 m x 2400 kg/m3 = 288 kg/m2
Adukan semen/cm (3 cm) = 0,03 m x 21 kg/m2 = 0,63 kg/m2
Penutup lantai (2 cm) = 0,02 m x 2200 kg/m3 = 44 kg/m2
Plafond dan rangka = 11 + 7 kg/m2 = 18 kg/m2
Mekanikal dan elektrikal = 25 kg/m2
qDL = 376 kg/m2
· Beban Hidup
Beban hidup lantai rumah tinggal = 200 kg/m2
qLL = 200 kg/m2
· Q Ultimate = 1.2 qDL + 1.6 qLL = kg/m2
Rencana tebal pelat lantai yang digunakan adalah = 12 cm
II.1.2 Pelat Lantai Atap
· Beban Mati
Berat sendiri pelat = 0,1 m x 2400 kg/m3 = 240 kg/m2
Adukan semen/cm (3 cm) = 0,03 m x 21 kg/m2 = 0,63 kg/m2
Penutup lantai (3 cm) = 0,02 m x 2200 kg/m3 = 44 kg/m2
Plafond dan rangka = 11 + 7 kg/m2 = 18 kg/m2
Mekanikal dan elektrikal = 25 kg/m2
qDL = 328 kg/m2
· Beban Hidup
Genangan air hujan = 5 kg/m2
Beban hidup lantai atap = 100 kg/m2
qLL = 105 kg/m2
Rencana tebal pelat atap yang digunakan adalah = 10 cm
II.2 BALOK
II.2.1 Balok Anak Lantai 2
· Beban Mati
Berat sendiri pelat = 0,12 m x 2400 kg/m3 = 288 kg/m2
Adukan semen/cm (3 cm) = 0,03 m x 21 kg/m2 = 0,63 kg/m2
Penutup lantai (2 cm) = 0,02 m x 2200 kg/m3 = 44 kg/m2
Plafond dan rangka = 11 + 7 kg/m2 = 18 kg/m2
Mekanikal dan elektrikal = 40 kg/m2
qDL = 391 kg/m2
· Beban Hidup
Beban hidup lantai rumah tinggal = 200 kg/m2
qLL = 200 kg/m2
770,756
Dicari momen dan pembebanan yang terbesar dengan meninjau bentangan yang terbesar
1,5 m 3 m
10
3 m
0,75 m
12'
3 m
0,75 m
F H
Gambar 2.1 Sketsa tampak atas dan samping Pembebanan Tributary Pada Balok Anak Lantai 2
Dari gambar maka selanjutnya diperoleh beban ekivalen sebagai berikut :
qDL = 390,6 x 0,75 x 2 = kg/m
qLL = 200 x 0,75 x 2 = kg/m
qu = 1,2 x + 1,6 x = kg/m
Perencanaan dimensi
Balok Anak Lantai 2
B1A2A = b x h = 15 x 25 cm
B1A2 = b x h = 15 x 20 cm
II.2.2 Balok Induk Lantai 2
· Beban Mati
Berat sendiri pelat = 0,12 m x 2400 kg/m3 = 288 kg/m2
Adukan semen/cm (3 cm) = 0,03 m x 21 kg/m2 = 0,63 kg/m2
Penutup lantai (3 cm) = 0,03 m x 2200 kg/m3 = 66 kg/m2
Plafond dan rangka = 11 + 7 kg/m2 = 18 kg/m2
Mekanikal dan elektrikal = 40 kg/m2
qDL = 413 kg/m2
· Beban Hidup
Beban hidup lantai rumah tinggal = 200 kg/m2
qLL = 200 kg/m2
Dicari momen dan pembebanan yang terbesar dengan meninjau bentangan yang terbesar
3 m
4,5 m
G
3 m
F 1,5 m
4,5 m
1,5 m
1 2
Gambar 2.2 Sketsa tampak atas dan samping Pembebanan Tributary Pada Balok induk Lantai 2
1183,134585,945 300
585,945
300
Dari gambar maka selanjutnya diperoleh beban ekivalen sebagai berikut :
qDL = 412,6 x 1,5 x 2 = kg/m
qLL = 200 x 1,5 x 2 = kg/m
PDL = 0,5 x x 4,5 - 1,5 = kg/m
PLL = 0,5 x x 4,5 - 1,5 = kg/m
qu = 1,2 x + 1,6 x = kg/m
Pu = 1,2 x + 1,6 x = kg/m
2 2
Perencanaan dimensi
Balok Induk Lantai 2
B24 = b x h = 20 x 40 cm
B1A3 = b x h = 15 x 30 cm
II.3 KOLOM
Kolom C1
Luas daerah pembebanan = = 18 kg/m2
Panjang balok = 9 m'
3 m 3 m
3 m
II.3.1 Beban Pelat
II.3.1.1 Beban Pelat Lantai tiap m
2
· Beban Mati
Berat sendiri pelat = 0,12 m x 2400 kg/m3 = 288 kg/m2
Adukan semen/cm (3 cm) = 0,03 m x 21 kg/m2 = 0,63 kg/m2
Penutup lantai (3 cm) = 0,03 m x 2200 kg/m3 = 66 kg/m2
Plafond dan rangka = 11 + 7 kg/m2 = 18 kg/m2
Mekanikal dan elektrikal = 25 kg/m2
qDL = 398 kg/m2
· Beban Hidup
Beban hidup lantai perkantoran = 250 kg/m2
qLL = 250 kg/m2
II.3.1.2 Beban Pelat Atap tiap m
2
· Beban Mati
Berat sendiri pelat = 0,1 m x 2400 kg/m3 = 240 kg/m2
Adukan semen/cm (3 cm) = 0,03 m x 21 kg/m2 = 0,63 kg/m2
Penutup lantai (3 cm) = 0,03 m x 2200 kg/m3 = 66 kg/m2
Plafond dan rangka = 11 + 7 kg/m2 = 18 kg/m2
Mekanikal dan elektrikal = 40 kg/m2
qDL = 365 kg/m2
· Beban Hidup
Genangan air hujan = 5 kg/m2
1856,835 900 3668,202
1237,89
600
1237,89 600 2445,468
1237,89 1856,835
600 900
Beban hidup lantai perkantoran = 100 kg/m2
qLL = 105 kg/m2
maka
qu Pelat Lantai = 1.2 qDL + 1.6 qLL = kg/m'
qu Pelat atap = 1.2 qDL + 1.6 qLL = kg/m'
II.3.2 Beban Balok
Ring Balok (RB1A2)
= 0,15 x 0,2 x 2400 kg/m3 = kg/m'
Balok B24
= 0,2 x 0,28 x 2400 kg/m3 = kg/m'
Balok B1A3
= 0,15 x 0,3 x 2400 kg/m3 = kg/m'
Balok B1A2A
= 0,15 x 0,25 x 2400 kg/m3 = kg/m'
Balok B1A2
= 0,15 x 0,2 x 2400 kg/m3 = kg/m'
Tabel 2.1 Summary Plreliminary Design
No
1 Pelat lantai 12 cm
2 Balok Anak
B1A2A 15 / 25
B1A2 15 / 20
3 Balok Induk
B24 20 / 40
B1A3 15 / 30
4 Kolom
C1 13 / 40
C2 13 / 30
C3 13 / 20
C4 20 / 20
Gambar Permodelan dengan SAP2000
72
72
Komponen Struktur Dimensi
134,4
108
90
877,156
605,556
III. PEMBEBANAN & GEMPA
III.1 BEBAN GRAVITASI ( W )
III.1.1 Berat total lantai 1
· Beban Mati
Pelat Lantai L = m
2
x 375,63 kg/m2 = kg
Kolom C1 = 14 x 3,78 x 0,13 x 0,4 x 2400 = kg
Kolom C2 = 3 x 3,78 x 0,13 x 0,3 x 2400 = kg
Kolom C3 = 4 x 3,78 x 0,13 x 0,2 x 2400 = kg
Kolom C4 = 4 x 3,78 x 0,2 x 0,2 x 2400 = kg
Berat dinding bata = 67,3 x 1700 kg/m = kg
WDL = kg
· Beban Hidup
Tangga bordes (l bordes = 1,35 m, l bordes = 8,15 m ) m x 300 kg/m
2
= kg
Beban hidup lantai rumah tinggal m
2
x 250 kg/m
2
= kg
= kg
Reduksi 30% beban hidup WLL = kg
· Berat total lantai 1 WU1 = kg/cm2
III.1.2 Berat total lantai 2
· Beban Mati
Pelat Lantai L = m
2
x 375,63 kg/m2 = kg
Kolom C1 = 10 x 3,4 x 0,13 x 0,4 x 2400 = kg
Kolom C2 = 8 x 3,4 x 0,13 x 0,3 x 2400 = kg
Kolom C3 = 13 x 3,4 x 0,13 x 0,2 x 2400 = kg
Balok B24 = 56,7 x 0,2 x 0,4 x 2400 = kg
Balok B1A3 = 22 x 0,15 x 0,3 x 2400 = kg
Balok B1A2A = 48 x 0,15 x 0,25 x 2400 = kg
Balok B1A2 = 16 x 0,15 x 0,2 x 2400 = kg
Berat dinding bata = 30 x 1700 kg/m = kg
WDL = kg
· Beban Hidup
Beban hidup lantai perkantoran m
2
x 250 kg/m
2
= kg
= kg
Reduksi 30% beban hidup WLL = kg
· Berat total lantai 2 WU2 = kg/cm2
943,49
1451,52
10886,40
2376,00
4320,00
1152,00
183,1 68777,85
4243,20
13732,50
3300,75
167,92 41980,00
Beban gravitasi berupa beban mati dan beban hidup yang bekerja di tiap lantai / atap dipaparkan di bawah. Beban hidup untuk perhitungan W ini,
sesuai dengan SNI-03-1727-1987 pakai koefisien reduksi 0,3. Total beban gravitasi ( W ) ini merupakan penjumlahan W untuk seluruh lantai (
lantai 1 s/d lantai 5 ).
246790,725
167,92 63075,79
1061,42
45775,00
2545,92
2758,08
51000,00
199643,344
148059,45
183,1 45775,00
6604,42
114410,00
187546,64
45280,75
13584,23
III.1.3 Berat total lantai Ring Balk
· Beban Mati
Konstruksi Baj Ringan = m
2
x 10 kg/m2 = kg
Ring Balok B24 = 142 x 0,15 x 0,2 x 2400 = kg
WDL = kg
· Beban Hidup
Beban hidup lantai atap m
2
x 20 kg/m
2
= kg
= kg
Reduksi 30% beban hidup WLL = kg
· Berat total lantai 2 WU3 = kg/cm2
Summary berat total tiap lantai
III.2 PERHITUNGAN BEBAN GEMPA
III.2.1 Taksiran waktu getar alami (T1) secara empiris
hn = 7,18 m
Ct = 0,0731
T1 = Ct (hn)
3/4
= 0,0731 x 7,18
3/4
= 0,3206 detik
ζ = 0,17 (Tabel koefisien ζ yang membatasi waktu getar alami fundamental struktur gedung)
n = 2
maka, T = ζ.n = 0,17 x 2
= 0,34 detik … > T empiris = 0,3206 detik ---> OK
183,1 1831,00
183,1 3662,00
3662,00
1098,60
Lantai
1
2
Untuk menghitung gaya-gaya akibat gempa terlebih dahulu diperlukan beberapa parameter sebagai berikut :
16223,760
Rumus empiris pakai Metode A dari UBC section 1630.2.2
Total 462657,829
3 16223,760
10224,00
12055,00
Kontrol pembatasan T sesuai pasal 5.6. SNI 03-1726-2002
Berat tiap lantai (kg)
246790,725
199643,344
III.2.2 Perhitungan beban geser dasar nominal statik ekuivalen (V)
V dihitung dengan rumus ( 26 ) pada SNI 03-1726-2002
C1 besarnya diambil dari grafik SNI 1726 di bawah ini,
Wilayah Gempa IV,
Tanah lunak
T1 = 0,3206 detik, maka berdasarkan Gambar 2 SNI 1726, diperoleh
C1 = 0,85
Faktor keutamaan gempa ( I ) sesuai SNI 1726 tabel 1
I = 1
Sehingga diperoleh :
= 0,85 x 1 x =
3,5
V = kg
III.2.3 Distribusi beban gempa nominal statik ekuivalen Fi
Distribusi ini dilakukan sesuai rumus ( 27 ) pada SNI 03-1726-2002 Pasal 6.1.3
Tabel dibawah ini merangkum hasil perhitungan Fi dan gaya geser tingkat Vi
2,7
3,78
7,18
Di puncak gedung tidak ada beban horizontal gempa terpusat karena rasio
7,18
16
tinggi total gedung
panjang denah gedung
= = 0,4488 < 3
1 246790,73 666334,96 48696,28 12174,07 9739,26
Zi (m) Fi x-y (kg)
8512,93 2128,2316223,76 116486,60 1702,59Atap
462657,83 1537473,39
13787,64 11030,11
Lantai
Faktor reduksi gempa R didapat dari UBC 97 Tabel 16.N - Structural system, dimana untuk Ordinary moment resisting frame - Concrete,
nilai R = 3,5
Untuk tiap portal
arah x (0,25Fi)
kg
Untuk tiap portal
arah y (0,2Fi) kg
Wi (kg) Wi x Zi
2 199643,34 754651,84 55150,55
112359,7584
462657,829=
1.
= .
∑
.
0,3
III.2.4 Analisis terhadap T Rayleigh
2,7
3,78
7,18
Ti = 0,63
9810 x
Nilai T yang diizinkan :
T - T1
T1
0,3206 - 0,2028
-0,2 ≤ 0,368 ≤ 0,2 ---> cek
maka T1 hasil empiris yang dihitung di atas memenuhi kektentuan pasal 6.2
Gambar Pembebanan beban hidup dan mati pada bangunan
3028908,62246790,73 48696,28
Wi.di
2
(Kg.mm2)
954793828,97
Lantai Zi (m) Wi (kg) Fi (Kg)
-0,2 ≤ ≤ 0,2
0,321
3802726,56
25068433816,13 24665667,48
24665667,482
25068433816,125
= 0,2028 detik
Atap 16223,76 8512,93 446,70
462657,83 112359,76
3237303509,55
≤ ≤ 0,2-0,2
Besarnya T yang dihitung sebelumnya memakai cara-cara empiris, harus dibandingkan dengan T Rayleigh, dengan rumus :
2 199643,34 55150,55 323,37 20876336477,61 17834032,31
di (mm)
1 62,20
Fi.di (Kg.mm)
= 6.3
∑ . 2
. ∑ .
⬚
Gambar Pembebanan gempa pada bangunan
A. DATA BAHAN STRUKTUR
Kuat tekan beton, fc' = 25 MPa
Tegangan leleh baja untuk tulangan lentur, fy = 240 MPa
B. DATA PLAT LANTAI
Panjang bentang plat arah x, Lx = 2,50 m
Panjang bentang plat arah y, Ly = 3,50 m
Tebal plat lantai, h = 120 mm
Koefisien momen plat untuk : Ly / Lx = 1,40 KOEFISIEN MOMEN PLAT
Lapangan x Clx = 36
Lapangan y Cly = 17
Tumpuan x Ctx = 76
Tumpuan y Cty = 57
Diameter tulangan yang digunakan,  = 8 mm
Tebal bersih selimut beton, ts = 30 mm
C. BEBAN PLAT LANTAI
1. BEBAN MATI (DEAD LOAD )
No Jenis Beban Mati Berat satuan Tebal (m) Q (kN/m
2
)
1 Berat sendiri plat lantai (kN/m
3
) 24,0 0,1 2,400
2 Berat finishing lantai (kN/m
3
) 22,0 0,02 0,440
3 Berat plafon dan rangka (kN/m
2
) 0,0 - 0,000
4 Berat instalasi ME (kN/m
2
) 0,0 - 0,000
Total beban mati, QD = 2,840
PERHITUNGAN PLAT LANTAI (SLAB )
PELAT LANTAI DAK RUANG SERVICE
2. BEBAN HIDUP (LIVE LOAD )
Beban hidup pada lantai dak = 105 kg/m
2
 QL = 1,050 kN/m
2
3. BEBAN RENCANA TERFAKTOR
Beban rencana terfaktor, Qu = 1.2 * QD + 1.6 * QL = 5,088 kN/m
2
4. MOMEN PLAT AKIBAT BEBAN TERFAKTOR
Momen lapangan arah x, Mulx = Clx * 0.001 * Qu * Lx
2
= 1,145 kNm/m
Momen lapangan arah y, Muly = Cly * 0.001 * Qu * Lx
2
= 0,541 kNm/m
Momen tumpuan arah x, Mutx = Ctx * 0.001 * Qu * Lx
2
= 2,417 kNm/m
Momen tumpuan arah y, Muty = Cty * 0.001 * Qu * Lx
2
= 1,813 kNm/m
Momen rencana (maksimum) plat,  Mu = 2,417 kNm/m
A. DATA BAHAN STRUKTUR
Kuat tekan beton, fc' = 25 MPa
Tegangan leleh baja untuk tulangan lentur, fy = 240 MPa
B. DATA PLAT LANTAI
Panjang bentang plat arah x, Lx = 3,00 m
Panjang bentang plat arah y, Ly = 3,50 m
Tebal plat lantai, h = 120 mm
Koefisien momen plat untuk : Ly / Lx = 1,17 KOEFISIEN MOMEN PLAT
Lapangan x Clx = 36
Lapangan y Cly = 17
Tumpuan x Ctx = 76
Tumpuan y Cty = 57
Diameter tulangan yang digunakan,  = 8 mm
Tebal bersih selimut beton, ts = 30 mm
C. BEBAN PLAT LANTAI
1. BEBAN MATI (DEAD LOAD )
No Jenis Beban Mati Berat satuan Tebal (m) Q (kN/m
2
)
1 Berat sendiri plat lantai (kN/m
3
) 24,0 0,12 2,880
2 Berat finishing lantai (kN/m
3
) 22,0 0,02 0,440
3 Berat plafon dan rangka (kN/m
2
) 0,2 - 0,180
4 Berat instalasi ME (kN/m
2
) 0,3 - 0,250
Total beban mati, QD = 3,750
PERHITUNGAN PLAT LANTAI (SLAB )
PELAT LANTAI 2 RUMAH UTAMA
2. BEBAN HIDUP (LIVE LOAD )
Beban hidup pada lantai rumah tinggal = 200 kg/m
2
 QL = 2,000 kN/m
2
3. BEBAN RENCANA TERFAKTOR
Beban rencana terfaktor, Qu = 1.2 * QD + 1.6 * QL = 7,700 kN/m
2
4. MOMEN PLAT AKIBAT BEBAN TERFAKTOR
Momen lapangan arah x, Mulx = Clx * 0.001 * Qu * Lx
2
= 2,495 kNm/m
Momen lapangan arah y, Muly = Cly * 0.001 * Qu * Lx
2
= 1,178 kNm/m
Momen tumpuan arah x, Mutx = Ctx * 0.001 * Qu * Lx
2
= 5,267 kNm/m
Momen tumpuan arah y, Muty = Cty * 0.001 * Qu * Lx
2
= 3,950 kNm/m
Momen rencana (maksimum) plat,  Mu = 5,267 kNm/m
IV. PERHITUNGAN PENULANGAN STRUKTUR
IV.1 PERHITUNGAN PENULANGAN PELAT
IV.1.1 Pelat Lantai
Koefisien Bahan
fc' = 24,516625 Mpa = 250 kg/cm2 = 0,250 t/cm2
fc = 0,45.fc' = 11,0 Mpa = 0,110 t/cm2
Ec = 23272 Mpa = 237305 kg/cm2 = 237 t/cm2
Es = 200000 Mpa = 2039432 kg/cm2
εc = fc/Ec = 0,0005
εy = fy/Es = 0,0017
n = Es/Ec = 8,594
fy = 340 Mpa = 3400 kg/cm2
Kcb = 0,003 = 0,642793251
0.003 + εy
Kc = 0.75 x Kcb = 0,482
Ka = β1 x Kc = 0,410
Kz = 1 - 1/2.Ka = 0,795
Kd
2
= 1 = 0,0144 cm
2
/kg
0.85.fc'.Ka.Kz
Gambar Penentuan jarak d pada pelat lantai
b = 1 m = 1000 mm
d = 120-20-10-(10/2)= 85 mm
Dari program SAP200 perencanaan rumah utama didapatkan :
M.maks = 537,0661296 kg.m
MR = φ bd
2
k
Perencanan menggunakan MU = MR sebagai batas, maka :
k perlu = MU = 92918,0155 kg/m
2
= 0,911 Mpa
φ bd
2
m = fy = 16,31545941
0.85 x f'c
0,002740907
As perlu = ρ. b. d = 232,9770622 mm
2
Jarak spasi maksimum yang diizinkan adalah nilai terkecil dari 3x tebal pelat (h) dan 500 mm
3 h = 360 mm ==> diambil jarak tulangan pelat lantai = 200 mm
Maka kebutuhan tulangan untuk pelat lantai adalah Ø8-200 As = 502,65 mm
2
/m'
Kuat momen terpasang pelat dapat dihitung sebagai berikut :
a = As.fy = 8,201044386 mm
0,85.fc.b
φ Mn = φ As.fy.(d-1/2a) = 1106074,749 kg.mm = 1106,1 kg.m
…> M.maks ==> OK
d = 85
120
20
Ø 8 Ø 8









fy
k.m.2
-1-1
m
1

IV.1.2 Pelat Atap
Koefisien Bahan
fc' = 250 Mpa = 2500 kg/cm2 = 2,500 t/cm2
fc = 0,45.fc' = 112,5 Mpa = 1,125 t/cm2
Ec = 74314 Mpa = 743135 kg/cm2 = 743 t/cm2
Es = 200000 Mpa = 2039432 kg/cm2
εc = fc/Ec = 0,0015
εy = fy/Es = 0,0017
n = Es/Ec = 2,691
fy = 340 Mpa = 3400 kg/cm2
Kcb = 0,003 = 0,642793254
0.003 + εy
Kc = 0.75 x Kcb = 0,482
Ka = β1 x Kc = 0,410
Kz = 1 - 1/2.Ka = 0,795
Kd
2
= 1 = 0,0014 cm
2
/kg
0.85.fc'.Ka.Kz
Gambar Penentuan jarak d pada pelat atap
b = 1 m = 1000 mm
d = 100-20-8-(8/2)= 68 mm
Dari program SAP200 perencanaan ruang service didapatkan :
M.maks = 246,466324 kg.m
MR φ bd
2
k
Perencanan menggunakan MU = MR sebagai batas, maka :
k perlu = MU = 66626,92582 kg/m
2
= 0,653 Mpa
φ bd
2
m = fy = 1,6
0.85 x f'c
0,001924387
As perlu = ρ. b. d = 130,8582981 mm
2
Jarak spasi maksimum yang diizinkan adalah nilai terkecil dari 3x tebal pelat (h) dan 500 mm
3 h = 360 mm ==> diambil jarak tulangan pelat lantai = 150 mm
Maka kebutuhan tulangan untuk pelat lantai atap adalah Ø8-150 As = 502,65 mm
2
/m'
Kuat momen terpasang pelat dapat dihitung sebagai berikut :
a = As.fy = 0,804247719 mm
0,85.fc.b
φ Mn = φ As.fy.(d-1/2a) = 924212,4412 kg.mm = 924,21 kg.m
…> M.maks ==> OK
d = 55
100
25
Ø 8-150









fy
k.m.2
-1-1
m
1

IV.2 PERHITUNGAN PENULANGAN BALOK
IV.2.1 Balok B24
IV.2.1.1 Perhitungan Tulangan Lentur
Parameter Penampang
b = 20 cm
h = 40 cm
d = 35,95 cm
d' = 4,05 cm d 5 cm
Kcb = = 0,638 D 1,9 cm
Kc = 0.75 x Kcb = 0,479
Ka = β1 x Kc = 0,407
Kz = 1 - 1/2.Ka = 0,797
Kd
2
= 1 = 0,0123 cm
2
/kg
0.85.fc'.Ka.Kz
Koefisien Bahan
fc' = 25 Mpa = 250 kg/cm2 = 0,250 t/cm2
fc = 0,45.fc' = 11,250 Mpa = 0,113 t/cm2
Ec = 23500 Mpa = 235000 kg/cm2 = 235 t/cm2
Es = 200000 Mpa = 2039432 kg/cm2
εc = fc/Ec = 0,0005
εy = fy/Es = 0,0017
n = Es/Ec = 8,511
fy = 340 Mpa = 3400 kg/cm2
Mo = bxd
2
= 2094500 kg.cm = 20945 kg.m
Kd
2
Tulangan Lentur Tarik Pada Lapangan
Dari perhitungan dengan menggunakan SAP 2000 didapat Mu
Mu = 3308,1 kg.m = 330810 kg.cm
Mn = Mu / Ø = Mu / 0.80 = 413513 kg.cm => < Mo ==> Tulangan tunggal
As = Mn = 413513
Kz. d. fy 97361
As = 4,25 cm2 = 424,719 mm2
As.min = 1.4 x b x d = 1006,600
fy (Mpa) 340
As.min = 2,961 cm2 = 296,059 mm2
A D19 = 283,529 mm2
As > As.min --> OK n = As = 1,49798
maka, A D19
n = 1,50 ~ 3 bh ,digunakan pada tumpuan (Serat Atas) = 3 D 19
0,003
0.003 + fy/Es
Tulangan Lentur Tarik Pada Tumpuan
Dari perhitungan dengan menggunakan SAP 2000 didapat Mu
Mu = 8153,56 kg.m = 815356 kg.cm
Mn = Mu / Ø = Mu / 0.80 = 1019195 kg.cm => < Mo ==> Tulangan tunggal
As = Mn = 1019195
Kz. d. fy 97361
As = 10,47 cm2 = 1046,816 mm2
As.min = 1.4 x b x d = 1006,600
fy (Mpa) 340
As.min = 2,961 cm2 = 296,059 mm2
A D19 = 1023,539 mm2
As > As.min' n = As = 1,02274
maka, A D19
n = 1,02 ~ 2 bh ,digunakan pada tumpuan (Serat Atas) = 2 D 19
IV.2.1.2 Perhitungan Tulangan Geser
Dari perhitungan dengan menggunakan SAP 2000 didapat Vu
Vu = 2430,54 kg = 243,054 Mpa
Vc = 1894,731365 kg
Vs' = 7578,925459 kg
Vs = 2156,168635 kg ==> Vs < Vs'Penampang sudah cukup
Vu = 2430,54 kg > Ø . Vc = 568,419 kg ==> Memerlukan Tulangan Geser
2
Vu = 2430,54 kg < Ø . Vc = 1136,84 kg
Maka Kebutuhan Tulangan Gesernya =
Av cm2 = 31,7525 mm2
==> S ≤ d/2 = 17,975 cm ~ 18 cm
A Ø8 = 50,265 mm2
Maka digunakan Tulangan Geser D8 - 150
IV.2.2 Balok B1A2
IV.2.2.1 Perhitungan Tulangan Lentur
Parameter Penampang
b = 13 cm
h = 20 cm
d = 15,65 cm
d' = 4,35 cm d 5 cm
Kcb = = 0,638 D 1,3 cm
Kc = 0.75 x Kcb = 0,479
Ka = β1 x Kc = 0,407
Kz = 1 - 1/2.Ka = 0,797
Kd
2
= 1 = 0,0119 cm
2
/kg
0.85.fc'.Ka.Kz
Koefisien Bahan
0,317524629
0,003
0.003 + fy/Es
.bw.dfc'
6
1







.bw.dfc'
3
2







Vc-
Φ
Vu







  


dfy
sVcVu
.
./
fc' = 26 Mpa = 260 kg/cm2 = 0,260 t/cm2
fc = 0,45.fc' = 11,7 Mpa = 0,117 t/cm2
Ec = 23965 Mpa = 239654 kg/cm2 = 240 t/cm2
Es = 200000 Mpa = 2039432 kg/cm2
εc = fc/Ec = 0,0005
εy = fy/Es = 0,0017
n = Es/Ec = 8,345
fy = 340 Mpa = 3400 kg/cm2
Mo = bxd
2
= 268323 kg.cm = 2683 kg.m
Kd
2
Tulangan Lentur Tarik Pada Lapangan
Dari perhitungan dengan menggunakan SAP 2000 didapat Mu
Mu = 170,68 kg.m = 17068 kg.cm
Mn = Mu / Ø = Mu / 0.80 = 21335 kg.cm => < Mo ' ==>Tulangan tunggal
As = Mn = 21335
Kz. d. fy 42384
As = 0,50 cm2 = 50,337 mm2
As.min = 1.4 x b x d = 284,830
fy (Mpa) 340
As.min = 0,838 cm2 = 83,774 mm2
A D13 = 132,732 mm2
As > As.min --> OK n = As = 0,37924
maka, A D13
n = 0,38 ~ 2 bh ,digunakan pada tumpuan (Serat Atas) = 3 D 13
Tulangan Lentur Tarik Pada Tumpuan
Dari perhitungan dengan menggunakan SAP 2000 didapat Mu
Mu = 142,72 kg.m = 14272 kg.cm
Mn = Mu / Ø = Mu / 0.80 = 17840 kg.cm => < Mo ' ==>Tulangan tunggal
As = Mn = 17840
Kz. d. fy 42384
As = 0,42 cm2 = 42,091 mm2
As.min = 1.4 x b x d = 284,830
fy (Mpa) 340
As.min = 0,838 cm2 = 83,774 mm2
A D13 = 132,732 mm2
As > As.min' n = As = 0,31711
maka, A D13
n = 0,32 ~ 1 bh ,digunakan pada tumpuan (Serat Atas) = 2 D 13
IV.2.2.2 Perhitungan Tulangan Geser
Dari perhitungan dengan menggunakan SAP 2000 didapat Vu
Vu = 416,31 kg = 41,631 Mpa
Vc = 546,7554463 kg
Vs' = 2187,021785 kg
Vs = 147,0945537 kg ==> Vs < Vs'Penampang sudah cukup
Vu = 416,31 kg > Ø . Vc = 164,027 kg ==> Memerlukan Tulangan Geser
2
Vu = 416,31 kg < Ø . Vc = 328,053 kg
Maka Kebutuhan Tulangan Gesernya =
Av cm2 = 2,21153 mm2
==> S ≤ d/2 = 7,825 cm ~ 8 cm
A Ø8 = 50,265 mm2
Maka digunakan Tulangan Geser D8 - 100
IV.2.3 Balok B1A3
IV.2.3.1 Perhitungan Tulangan Lentur
Parameter Penampang
b = 15 cm
h = 30 cm
d = 25,95 cm
d' = 4,05 cm d 5 cm
Kcb = = 0,638 D 1,9 cm
Kc = 0.75 x Kcb = 0,479
Ka = β1 x Kc = 0,407
Kz = 1 - 1/2.Ka = 0,797
Kd
2
= 1 = 0,0119 cm
2
/kg
0.85.fc'.Ka.Kz
Koefisien Bahan
fc' = 26 Mpa = 260 kg/cm2 = 0,260 t/cm2
fc = 0,45.fc' = 11,7 Mpa = 0,117 t/cm2
Ec = 23965 Mpa = 239654 kg/cm2 = 240 t/cm2
Es = 200000 Mpa = 2039432 kg/cm2
εc = fc/Ec = 0,0005
εy = fy/Es = 0,0017
n = Es/Ec = 8,345
fy = 340 Mpa = 3400 kg/cm2
Mo = bxd
2
= 851240 kg.cm = 8512 kg.m
Kd
2
0,022115325
0,003
0.003 + fy/Es
.bw.dfc'
6
1







.bw.dfc'
3
2







Vc-
Φ
Vu







  


dfy
sVcVu
.
./
Tulangan Lentur Tarik Pada Lapangan
Dari perhitungan dengan menggunakan SAP 2000 didapat Mu
Mu = 3174,03 kg.m = 317403 kg.cm
Mn = Mu / Ø = Mu / 0.80 = 396754 kg.cm => < Mo ' ==>Tulangan tunggal
As = Mn = 396754
Kz. d. fy 70279
As = 5,65 cm2 = 564,541 mm2
As.min = 1.4 x b x d = 544,950
fy (Mpa) 340
As.min = 1,603 cm2 = 160,279 mm2
A D19 = 283,529 mm2
As > As.min --> OK n = As = 1,99113
maka, A D19
n = 1,99 ~ 2 bh ,digunakan pada tumpuan (Serat Atas) = 3 D 19
Tulangan Lentur Tarik Pada Tumpuan
Dari perhitungan dengan menggunakan SAP 2000 didapat Mu
Mu = 2941,94 kg.m = 294194 kg.cm
Mn = Mu / Ø = Mu / 0.80 = 367743 kg.cm => < Mo ' ==>Tulangan tunggal
As = Mn = 367743
Kz. d. fy 70279
As = 5,23 cm2 = 523,261 mm2
As.min = 1.4 x b x d = 544,950
fy (Mpa) 340
As.min = 1,603 cm2 = 160,279 mm2
A D19 = 283,529 mm2
As > As.min' n = As = 1,84553
maka, A D19
n = 1,85 ~ 2 bh ,digunakan pada tumpuan (Serat Atas) = 2 D 19
IV.2.3.2 Perhitungan Tulangan Geser
Dari perhitungan dengan menggunakan SAP 2000 didapat Vu
Vu = 1633,68 kg = 163,368 Mpa
Vc = 1046,077943 kg
Vs' = 4184,311771 kg
Vs = 1676,722057 kg ==> Vs < Vs'Penampang sudah cukup
Vu = 1633,68 kg > Ø . Vc = 313,823 kg ==> Memerlukan Tulangan Geser
2
Vu = 1633,68 kg < Ø . Vc = 627,647 kg
Maka Kebutuhan Tulangan Gesernya =
Av cm2 = 24,7052 mm2
==> S ≤ d/2 = 12,975 cm ~ 13 cm
A Ø8 = 50,265 mm2
Maka digunakan Tulangan Geser D8 - 150
0,247051873
.bw.dfc'
6
1







.bw.dfc'
3
2







Vc-
Φ
Vu







  


dfy
sVcVu
.
./
IV.2.4 Balok B1A2A
IV.2.4.1 Perhitungan Tulangan Lentur
Parameter Penampang
b = 15 cm
h = 25 cm
d = 20,65 cm
d' = 4,35 cm d 5 cm
Kcb = = 0,638 D 1,3 cm
Kc = 0.75 x Kcb = 0,479
Ka = β1 x Kc = 0,407
Kz = 1 - 1/2.Ka = 0,797
Kd
2
= 1 = 0,0119 cm
2
/kg
0.85.fc'.Ka.Kz
Koefisien Bahan
fc' = 26 Mpa = 260 kg/cm2 = 0,260 t/cm2
fc = 0,45.fc' = 11,7 Mpa = 0,117 t/cm2
Ec = 23965 Mpa = 239654 kg/cm2 = 240 t/cm2
Es = 200000 Mpa = 2039432 kg/cm2
εc = fc/Ec = 0,0005
εy = fy/Es = 0,0017
n = Es/Ec = 8,345
fy = 340 Mpa = 3400 kg/cm2
Mo = bxd
2
= 539035 kg.cm = 5390 kg.m
Kd
2
Tulangan Lentur Tarik Pada Lapangan
Dari perhitungan dengan menggunakan SAP 2000 didapat Mu
Mu = 629,9 kg.m = 62990 kg.cm
Mn = Mu / Ø = Mu / 0.80 = 78738 kg.cm => < Mo ' ==>Tulangan tunggal
As = Mn = 78738
Kz. d. fy 55925
As = 1,41 cm2 = 140,791 mm2
As.min = 1.4 x b x d = 433,650
fy (Mpa) 340
As.min = 1,275 cm2 = 127,544 mm2
A D19 = 132,732 mm2
As > As.min --> OK n = As = 1,06071
maka, A D19
n = 1,06 ~ 2 bh ,digunakan pada tumpuan (Serat Atas) = 3 D 13
0,003
0.003 + fy/Es
  


dfy
sVcVu
.
./
Tulangan Lentur Tarik Pada Tumpuan
Dari perhitungan dengan menggunakan SAP 2000 didapat Mu
Mu = 399,65 kg.m = 39965 kg.cm
Mn = Mu / Ø = Mu / 0.80 = 49956 kg.cm => < Mo ' ==>Tulangan tunggal
As = Mn = 49956
Kz. d. fy 55925
As = 0,89 cm2 = 89,327 mm2
As.min = 1.4 x b x d = 433,650
fy (Mpa) 340
As.min = 1,275 cm2 = 127,544 mm2
A D13 = 132,732 mm2
As > As.min' n = As = 0,67298
maka, A D13
n = 0,67 ~ 1 bh ,digunakan pada tumpuan (Serat Atas) = 2 D 13
IV.2.4.2 Perhitungan Tulangan Geser
Dari perhitungan dengan menggunakan SAP 2000 didapat Vu
Vu = 1005,98 kg = 100,598 Mpa
Vc = 832,4281125 kg
Vs' = 3329,71245 kg
Vs = 844,2052208 kg ==> Vs < Vs'Penampang sudah cukup
Vu = 1005,98 kg > Ø . Vc = 249,728 kg ==> Memerlukan Tulangan Geser
2
Vu = 1005,98 kg < Ø . Vc = 499,457 kg
Maka Kebutuhan Tulangan Gesernya =
Av cm2 = 13,2264 mm2
==> S ≤ d/2 = 10,325 cm ~ 11 cm
A Ø8 = 50,265 mm2
Maka digunakan Tulangan Geser D8 - 150
0,132264028
.bw.dfc'
6
1







.bw.dfc'
3
2







Vc-
Φ
Vu







  


dfy
sVcVu
.
./
IV.3 PERHITUNGAN PENULANGAN KOLOM
IV.3.1 KOLOM C1
IV.3.1.1 Perhitungan Tulangan Lentur
Dari program SAP 2000 didapatkan ==> Mu = kg.m Pu = kg
Parameter Penampang
b = 13 cm
h = 40 cm d 5 cm
d = 35,65 cm D 1,3 cm
d' = 4,35 cm 2,04%
Koefisien Bahan
fc' = 26 Mpa = 260 kg/cm2 = 0,260 t/cm2
fc = 0,45.fc' = 11,7 Mpa = 0,117 t/cm2
Ec = 23965 Mpa = 239654 kg/cm2 = 240 t/cm2
Es = 200000 Mpa = 2039432 kg/cm2
εc = fc/Ec = 0,0005
εy = fy/Es = 0,0017
n = Es/Ec = 8,345
fy = 340 Mpa = 3400 kg/cm2
Mn = Mu = 13324,76 = 20499,63077 kg.m = 20,5 t.m
φ 0,65
Pn = Pu = 7843,97 = 12067,64615 kg = 12,068 ton
φ 0,65
Ka = Pn = 12,067646 = 0,117822276
0,85.fc'.b.d 102,42245
Kc = Ka = 0,1178223 = 0,138614442
β1 0,85
Kz = 1 - 1/2.Ka = 0,941
Kd
2
= 1 = 40,8084 cm
2
/t
0.85.fc'.Ka.Kz
Mo = b.d
2
= 165,21993 = 4,048673313 ==> > Mn ==> OK
Kd
2
40,8084
As = Mn = 20500 = 17,97119489 cm2
Kz. d. fy 1141
A D13 = 1,327 cm2
n = 13,53942959 bh ~ 8 bh, dengan As = 10,6186 cm2
Digunakan tulangan8D13
Kontrol Pn (SNI 2002 Pasal 12.3 ( 5 ( 2 ) ) ;
φ Pn max = 0,80 φ [ 0,85 fc’ ( Ag – Ast ) + ( fy x Ast ) ]
= 0,8 x 0,65 [ 0.85 x 260 x ( 520 - 10,6186 ) + 3400 x 10,6186 )
= 77311,76747 kg ... > Pn --> OK.
IV.3.1.2 Perhitungan Tulangan Geser
Dari program SAP 2000 didapatkan ==> Vu = kg
Vn = Vu / 0,6 = 10581,517 kg
Vc = 1/6.√fc'.b.d = 393,85677 kg
Vs = Vn - Vc = 10187,66 kg
S = Av.fy.d = 304633,96 = 29,90225031 cm ~290 mm
Vs 10187,66
Digunakan tulangan Ø8 - 150
13324,76 7843,97
6348,91
Pada tahap perhitungan penulangan kolom ini, akan dilakukan pada kolom yang dianggap memiliki beban paling besar oleh karena memiliki
area pembebanan paling besar
IV.3.2 KOLOM C2
IV.3.2.1 Perhitungan Tulangan Lentur
Dari program SAP 2000 didapatkan ==> Mu = kg.m Pu = kg
Parameter Penampang
b = 13 cm
h = 30 cm d 5 cm
d = 25,65 cm D 1,3 cm
d' = 4,35 cm 2,04%
Koefisien Bahan
fc' = 26 Mpa = 260 kg/cm2 = 0,260 t/cm2
fc = 0,45.fc' = 11,7 Mpa = 0,117 t/cm2
Ec = 23965 Mpa = 239654 kg/cm2 = 240 t/cm2
Es = 200000 Mpa = 2039432 kg/cm2
εc = fc/Ec = 0,0005
εy = fy/Es = 0,0017
n = Es/Ec = 8,345
fy = 340 Mpa = 3400 kg/cm2
Mn = Mu = 7091,95 = 10910,69231 kg.m = 10,911 t.m
φ 0,65
Pn = Pu = 2917,11 = 4487,861538 kg = 4,4879 ton
φ 0,65
Ka = Pn = 4,4878615 = 0,060899882
0,85.fc'.b.d 73,69245
Kc = Ka = 0,0608999 = 0,07164692
β1 0,85
Kz = 1 - 1/2.Ka = 0,970
Kd
2
= 1 = 76,6339 cm
2
/t
0.85.fc'.Ka.Kz
Mo = b.d
2
= 85,529925 = 1,116084446 ==> > Mn ==> OK
Kd
2
76,6339
As = Mn = 10911 = 12,90374538 cm2
Kz. d. fy 846
A D13 = 1,327 cm2
n = 9,721632482 bh ~ 6 bh, dengan As = 7,96394 cm2
Digunakan tulangan6D13
Kontrol Pn (SNI 2002 Pasal 12.3 ( 5 ( 2 ) ) ;
φ Pn max = 0,80 φ [ 0,85 fc’ ( Ag – Ast ) + ( fy x Ast ) ]
= 0,8 x 0,65 [ 0.85 x 260 x ( 390 - 7,96394 ) + 3400 x 7,96394 )
= 57983,8256 kg ... > Pn --> OK.
IV.3.2.2 Perhitungan Tulangan Geser
Dari program SAP 2000 didapatkan ==> Vu = kg
Vn = Vu / 0,6 = 5779,55 kg
Vc = 1/6.√fc'.b.d = 283,37801 kg
Vs = Vn - Vc = 5496,172 kg
S = Av.fy.d = 219182,64 = 39,87914436 cm ~390 mm
Vs 5496,172
Digunakan tulangan Ø8 - 150
7091,95
3467,73
2917,11
IV.3.3 KOLOM C3
IV.3.3.1 Perhitungan Tulangan Lentur
Dari program SAP 2000 didapatkan ==> Mu = kg.m Pu = kg
Parameter Penampang
b = 13 cm
h = 20 cm d 5 cm
d = 15,65 cm D 1,3 cm
d' = 4,35 cm 2,04%
Koefisien Bahan
fc' = 26 Mpa = 260 kg/cm2 = 0,260 t/cm2
fc = 0,45.fc' = 11,7 Mpa = 0,117 t/cm2
Ec = 23965 Mpa = 239654 kg/cm2 = 240 t/cm2
Es = 200000 Mpa = 2039432 kg/cm2
εc = fc/Ec = 0,0005
εy = fy/Es = 0,0017
n = Es/Ec = 8,345
fy = 340 Mpa = 3400 kg/cm2
Mn = Mu = 1568,09 = 2412,446154 kg.m = 2,4124 t.m
φ 0,65
Pn = Pu = 4153,58 = 6390,123077 kg = 6,3901 ton
φ 0,65
Ka = Pn = 6,3901231 = 0,142121327
0,85.fc'.b.d 44,96245
Kc = Ka = 0,1421213 = 0,167201562
β1 0,85
Kz = 1 - 1/2.Ka = 0,929
Kd
2
= 1 = 34,2737 cm
2
/t
0.85.fc'.Ka.Kz
Mo = b.d
2
= 31,839925 = 0,928989742 ==> > Mn ==> OK
Kd
2
34,2737
As = Mn = 2412 = 4,88064271 cm2
Kz. d. fy 494
A D13 = 1,327 cm2
n = 3,677057575 bh ~ 4 bh, dengan As = 5,30929 cm2
Digunakan tulangan4D13
Kontrol Pn (SNI 2002 Pasal 12.3 ( 5 ( 2 ) ) ;
φ Pn max = 0,80 φ [ 0,85 fc’ ( Ag – Ast ) + ( fy x Ast ) ]
= 0,8 x 0,65 [ 0.85 x 260 x ( 260 - 5,30929 ) + 3400 x 5,30929 )
= 38655,88373 kg ... > Pn --> OK.
IV.3.3.2 Perhitungan Tulangan Geser
Dari program SAP 2000 didapatkan ==> Vu = kg
Vn = Vu / 0,6 = 1356,45 kg
Vc = 1/6.√fc'.b.d = 172,89925 kg
Vs = Vn - Vc = 1183,5507 kg
S = Av.fy.d = 133731,32 = 112,9916199 cm ~1120 mm
Vs 1183,5507
Digunakan tulangan Ø8 - 150
1568,09 4153,58
813,87
IV.3.4 KOLOM C4
IV.3.4.1 Perhitungan Tulangan Lentur
Dari program SAP 2000 didapatkan ==> Mu = kg.m Pu = kg
Parameter Penampang
b = 20 cm
h = 20 cm d 5 cm
d = 15,65 cm D 1,3 cm
d' = 4,35 cm 1,33%
Koefisien Bahan
fc' = 26 Mpa = 260 kg/cm2 = 0,260 t/cm2
fc = 0,45.fc' = 11,7 Mpa = 0,117 t/cm2
Ec = 23965 Mpa = 239654 kg/cm2 = 240 t/cm2
Es = 200000 Mpa = 2039432 kg/cm2
εc = fc/Ec = 0,0005
εy = fy/Es = 0,0017
n = Es/Ec = 8,345
fy = 340 Mpa = 3400 kg/cm2
Mn = Mu = 896,98 = 1379,969231 kg.m = 1,38 t.m
φ 0,65
Pn = Pu = 12743,93 = 19606,04615 kg = 19,606 ton
φ 0,65
Ka = Pn = 19,606046 = 0,283434955
0,85.fc'.b.d 69,173
Kc = Ka = 0,283435 = 0,333452888
β1 0,85
Kz = 1 - 1/2.Ka = 0,858
Kd
2
= 1 = 18,6005 cm
2
/t
0.85.fc'.Ka.Kz
Mo = b.d
2
= 48,9845 = 2,633507936 ==> > Mn ==> OK
Kd
2
18,6005
As = Mn = 1380 = 3,021661946 cm2
Kz. d. fy 457
A D13 = 1,327 cm2
n = 2,276508568 bh ~ 4 bh, dengan As = 5,30929 cm2
Digunakan tulangan4D13
Kontrol Pn (SNI 2002 Pasal 12.3 ( 5 ( 2 ) ) ;
φ Pn max = 0,80 φ [ 0,85 fc’ ( Ag – Ast ) + ( fy x Ast ) ]
= 0,8 x 0,65 [ 0.85 x 260 x ( 400 - 5,30929 ) + 3400 x 5,30929 )
= 54744,68373 kg ... > Pn --> OK.
IV.3.4.2 Perhitungan Tulangan Geser
Dari program SAP 2000 didapatkan ==> Vu = kg
Vn = Vu / 0,6 = 764,08333 kg
Vc = 1/6.√fc'.b.d = 265,99885 kg
Vs = Vn - Vc = 498,08448 kg
S = Av.fy.d = 133731,32 = 268,4912317 cm ~2680 mm
Vs 498,08448
Digunakan tulangan Ø8 - 150
896,98 12743,93
458,45
IV.3.5 KOLOM C5
IV.3.5.1 Perhitungan Tulangan Lentur
Dari program SAP 2000 didapatkan ==> Mu = kg.m Pu = kg
Parameter Penampang
b = 13 cm
h = 13 cm d 5 cm
d = 8,5 cm D 1 cm
d' = 4,5 cm 1,86%
Koefisien Bahan
fc' = 26 Mpa = 260 kg/cm2 = 0,260 t/cm2
fc = 0,45.fc' = 11,7 Mpa = 0,117 t/cm2
Ec = 23965 Mpa = 239654 kg/cm2 = 240 t/cm2
Es = 200000 Mpa = 2039432 kg/cm2
εc = fc/Ec = 0,0005
εy = fy/Es = 0,0017
n = Es/Ec = 8,345
fy = 340 Mpa = 3400 kg/cm2
Mn = Mu = 629,21 = 968,0153846 kg.m = 0,968 t.m
φ 0,65
Pn = Pu = 1674,04 = 2575,446154 kg = 2,5754 ton
φ 0,65
Ka = Pn = 2,5754462 = 0,105462466
0,85.fc'.b.d 24,4205
Kc = Ka = 0,1054625 = 0,12407349
β1 0,85
Kz = 1 - 1/2.Ka = 0,947
Kd
2
= 1 = 45,2936 cm
2
/t
0.85.fc'.Ka.Kz
Mo = b.d
2
= 9,3925 = 0,207369375 ==> > Mn ==> OK
Kd
2
45,2936
As = Mn = 968 = 3,535991389 cm2
Kz. d. fy 274
A Ø10 = 0,785 cm2
n = 4,502164066 bh ~ 4 bh, dengan As = 3,14159 cm2
Digunakan tulangan4D13
Kontrol Pn (SNI 2002 Pasal 12.3 ( 5 ( 2 ) ) ;
φ Pn max = 0,80 φ [ 0,85 fc’ ( Ag – Ast ) + ( fy x Ast ) ]
= 0,8 x 0,65 [ 0.85 x 260 x ( 169 - 3,14159 ) + 3400 x 3,14159 )
= 24614,78398 kg ... > Pn --> OK.
IV.3.5.2 Perhitungan Tulangan Geser
Dari program SAP 2000 didapatkan ==> Vu = kg
Vn = Vu / 0,6 = 541,05 kg
Vc = 1/6.√fc'.b.d = 93,906943 kg
Vs = Vn - Vc = 447,14306 kg
S = Av.fy.d = 72633,622 = 162,4393379 cm ~1620 mm
Vs 447,14306
Digunakan tulangan Ø8 - 150
629,21 1674,04
324,63
IV.4 PERHITUNGAN SLOOF
IV.4.1 SLOOF S1A2A
Dimensi Sloof S1A2A direncanakan 15 x 25 cm
6 m
Gambar Pemodelan Beban Sloof
IV.4.1.1 Perhitungan Tulangan Lentur
Parameter Penampang
b = 15 cm
h = 25 cm
d = 20,95 cm d 5 cm
d' = 4,05 cm D 1,9 cm
Kc = = 0,638 34,51%
Ka = β1 x Kc = 0,543
Kz = 1 - 1/2.Ka = 0,729
Kd
2
= 1 = 0,0119 cm
2
/kg
0.85.fc'.Ka.Kz
Koefisien Bahan
fc' = 25 Mpa = 250 kg/cm2 = 0,250 t/cm2
fc = 0,45.fc' = 11,250 Mpa = 0,113 t/cm2
Ec = 23500 Mpa = 235000 kg/cm2 = 235 t/cm2
Es = 205000 Mpa = 2039432 kg/cm2
εc = fc/Ec = 0,0005
εy = fy/Es = 0,0017
n = Es/Ec = 8,723
fy = 340 Mpa = 3400 kg/cm2
Mo = bxd
2
= 553125 kg.cm = 5531 kg.m
Kd
2
Tulangan Lentur Pada Lapangan
Dari perhitungan dengan menggunakan SAP 2000 didapat Mu
Mu = 2915,55 kg.m = 291555 kg.cm
Mn = Mu / Ø = Mu / 0.80 = 364444 kg.cm => < Mo ==> Tulangan tunggal
As = Mn = 364444
Kz. d. fy 51907
As = 7,02 cm2 = 702,109 mm2
As.min = 1.4 x b x d = 439,950
fy (Mpa) 340
As.min = 1,294 cm2 = 129,397 mm2
A D19 = 283,529 mm2
0,003
0.003 + fy/Es
Beban yang diperhitungkan adalah beban reaksi tanah dibawah sloof sebesar gaya aksi yang bekerja di bawah sloof, yaitu beban
dinding bata sebesar :
As > As.min --> OK n = As = 2,47633
maka, A D19
n = 2,48 ~ 3 bh ,digunakan pada tumpuan (Serat Atas) = 4 D 19
Tulangan Lentur Pada Tumpuan
Dari perhitungan dengan menggunakan SAP 2000 didapat Mu
Mu = 15500 kg.m = 1550000 kg.cm
Mn = Mu / Ø = Mu / 0.80 = 1937500 kg.cm => Tulangan ganda
As = Mn = 1937500
Kz. d. fy 51907
As = 37,33 cm2 = 3732,640 mm2
As.min = 1.4 x b x d = 439,950
fy (Mpa) 340
As.min = 1,294 cm2 = 129,397 mm2
A D19 = 1023,539 mm2
As > As.min' n = As = 3,6468
maka, A D19
n = 3,65 ~ 4 bh ,digunakan pada tumpuan (Serat Atas) = 4 D 19
IV.4.1.2 Perhitungan Tulangan Geser
Dari perhitungan dengan menggunakan SAP 2000 didapat Vu
Vu = 3342,24 kg = 334,224 Mpa
Vc = 828,1214623 kg
Vs' = 3312,485849 kg
Vs = 4742,278538 kg ==> Vs < Vs'Penampang sudah cukup
Vu = 3342,24 kg > Ø . Vc = 248,436 kg ==> Memerlukan Tulangan Geser
2
Vu = 3342,24 kg < Ø . Vc = 496,873 kg
Maka Kebutuhan Tulangan Gesernya =
Av cm2 = 72,529 mm2
==> S ≤ d/2 = 12,5 cm ~ 13 cm
A Ø8 = 50,265 mm2
Maka digunakan Tulangan Geser D8 - 150
0,725289659
.bw.dfc'
6
1







.bw.dfc'
3
2







Vc-
Φ
Vu







  


dfy
sVcVu
.
./
IV.4.2 SLOOF S1A2
Dimensi Sloof S1A2 direncanakan 15 x 20 cm
2,5 m
Gambar Pemodelan Beban Sloof
IV.4.1.1 Perhitungan Tulangan Lentur
Parameter Penampang
b = 15 cm
h = 20 cm
d = 15,65 cm d 5 cm
d' = 4,35 cm D 1,3 cm
Kc = = 0,638 32,22%
Ka = β1 x Kc = 0,543
Kz = 1 - 1/2.Ka = 0,729
Kd
2
= 1 = 0,0119 cm
2
/kg
0.85.fc'.Ka.Kz
Koefisien Bahan
fc' = 25 Mpa = 250 kg/cm2 = 0,250 t/cm2
fc = 0,45.fc' = 11,250 Mpa = 0,113 t/cm2
Ec = 23500 Mpa = 235000 kg/cm2 = 235 t/cm2
Es = 205000 Mpa = 2039432 kg/cm2
εc = fc/Ec = 0,0005
εy = fy/Es = 0,0017
n = Es/Ec = 8,723
fy = 340 Mpa = 3400 kg/cm2
Mo = bxd
2
= 308663 kg.cm = 3087 kg.m
Kd
2
Tulangan Lentur Pada Lapangan
Dari perhitungan dengan menggunakan SAP 2000 didapat Mu
Mu = 18,15 kg.m = 1815 kg.cm
Mn = Mu / Ø = Mu / 0.80 = 2269 kg.cm => < Mo ==> Tulangan tunggal
As = Mn = 2269
Kz. d. fy 38775
As = 0,06 cm2 = 5,851 mm2
As.min = 1.4 x b x d = 328,650
fy (Mpa) 340
As.min = 0,967 cm2 = 96,662 mm2
A D13 = 132,732 mm2
As > As.min --> OK n = As = 0,04408
maka, A D13
n = 0,04 ~ 1 bh ,digunakan pada tumpuan (Serat Atas) = 2 D 13
Beban yang diperhitungkan adalah beban reaksi tanah dibawah sloof sebesar gaya aksi yang bekerja di bawah sloof, yaitu beban
dinding bata sebesar :
0,003
0.003 + fy/Es
Tulangan Lentur Pada Tumpuan
Dari perhitungan dengan menggunakan SAP 2000 didapat Mu
Mu = 41,25 kg.m = 4125 kg.cm
Mn = Mu / Ø = Mu / 0.80 = 5156 kg.cm => < Mo ==> Tulangan tunggal
As = Mn = 5156
Kz. d. fy 38775
As = 0,13 cm2 = 13,298 mm2
As.min = 1.4 x b x d = 328,650
fy (Mpa) 340
As.min = 0,967 cm2 = 96,662 mm2
A D13 = 224,318 mm2
As > As.min' n = As = 0,05928
maka, A D13
n = 0,06 ~ 1 bh ,digunakan pada tumpuan (Serat Atas) = 2 D 13
IV.4.1.2 Perhitungan Tulangan Geser
Dari perhitungan dengan menggunakan SAP 2000 didapat Vu
Vu = 99 kg = 9,9 Mpa
Vc = 618,6205673 kg
Vs' = 2474,482269 kg
Vs = -453,620567 kg ==> Vs < Vs'Penampang sudah cukup
Vu = 99 kg > Ø . Vc = 185,586 kg ==> Memerlukan Tulangan Geser
2
Vu = 99 kg < Ø . Vc = 371,172 kg
Maka Kebutuhan Tulangan Gesernya =
Av cm2 = -6,67089 mm2
==> S ≤ d/2 = 10 cm ~ 10 cm
A Ø8 = 50,265 mm2
Maka digunakan Tulangan Geser D8 - 150
-0,066708907
.bw.dfc'
6
1







.bw.dfc'
3
2







Vc-
Φ
Vu







  


dfy
sVcVu
.
./
IV.5 PENULANGAN PLAT TANGGA
Data - data
- Balok diambil bentang yang terpanjang
- Tumpuan jepit-jepit
tebal plat 0,15 m fc' (beton) 25 Mpa
tebal spesi 2 cm fy' (baja) 390 Mpa
tebal tegel 3 cm d' 20 mm
beban plafond 11 kg/m2 L 7 m
beban penggantung 7 kg/m2 optred 0,3 m
beban AC + pipa 0 kg/m2 antrade 0,18 m
tebal air hujan 0 m a 27,9 derajat
beban guna 200 kg/m2
Gambar Rencana
1,680,68 kg/m
1,204,96 kg/m
3,78 m
2 m 7,13 m
q = 1,204,96 kg/m2
BORDES FLIGHT/ANAK TANGGA
Pembebanan
Beban terbagi rata
Beban mati
pelat =
[0,15/cosA + 0,18/2] x 2400 = 623,463 kg/m2
spesi = 2 x 21 = 42
keramik = 3 x 24 = 72
plafond = 11
penggantung = 7
AC + pipa = 0
DD = 737,463 kg/m2
Beban hidup
air hujan = 0 kg/m2
guna = 200
DL 200 kg/m2
Beban berfaktor
D = 1,2 x 737,46 + 1,6 x 200 = 1204,955 kg/m2
Statika
- Tumpuan jepit-jepit
- Beban merata
q = 1204,96 kg/m2
L = 7,13 m
- Beban terpusat plat anak tangga tengah 200 x 100 cm (bordes)
P = 1.5 x 0.5 x 2 x 1,204,96 = 1807,43 kg
L = 7,13 - 0.5 x 100 = 6,63 m
Mtangga = 1/10 x 1,204,96 x 7,13^2 = 6125,62 kgm
Mbordes = 0.9 x 1,807,43 x 6,630 = 1512,62 kgm
7,13
Penulangan
Penulangan tangga
Mu 6125,62 kgm b 1200 mm
fc' (beton) 25 Mpa h 150 mm
fy' (baja) 390 Mpa d' 20 mm
pmin = 1,4 / 390 = 0,0036
pmaks = 0,75 x (0,85 x 25)/390 x 0,85 x [600/(600+390)]
= 0,0211
Mu = 6,125,62 kgm = 61,26 kNm
d = 150 - 20 = 130 mm
j = 0,8
Rn = (61,26 x 10^6) = 3,78 Mpa
(0,8 x 1200 x 130^2)
W = 0,85 { 1 -sqrt[1 - (2,353 x 3,7757)/25]}
= 0,1675 As (mm2)
p = 0,1675 x 25/390 = 0,0107 > 0,0036 1675,417933
< 0,0211 3284,090909
ppakai = 0,0107
As = 0,0107 x 1200 x 130 = 1675,42 mm2
As' = 0.002 x 1200 x 130 = 312,00 mm2
Tulangan (tul tarik) 1675,42 D13 - 100 ( 1,327 mm2 )
Tulangan (tul tekan 312,00 D10 - 150 ( 524 mm2 )
Penulangan bordes
Mu 1512,62 kgm b 1200 mm
fc' (beton) 25 Mpa h 150 mm
fy' (baja) 390 Mpa d' 20 mm
pmin = 1,4 / 390 = 0,0036
pmaks = 0,75 x (0,85 x 25)/390 x 0,85 x [600/(600+390)]
= 0,0211
Mu = 1,512,62 kgm = 15,13 kNm
d = 150 - 20 = 130 mm
j = 0,8
Rn = (15,13 x 10^6) = 0,9323 Mpa
(0,8 x 1200 x 130^2)
W = 0,85 { 1 -sqrt[1 - (2,353 x 0,9323)/25]}
= 0,0382 As (mm2)
p = 0,0382 x 25/390 = 0,0024 > 0,0036 560
< 0,0211 3284,090909
ppakai = 0,0036
As = 0,0036 x 1200 x 130 = 560,00 mm2
As' = 0.002 x 1200 x 130 = 312,00 mm2
Tulangan (tul tarik) 560,00 D13 - 100 ( 1,327 mm2 )
Tulangan (tul tekan 312,00 D10 - 150 ( 524 mm2 )
IV.5. Pondasi Tapak Beton
IV.5.1. Pondasi F1
Data Struktur : Pu
Mu
1 Dimensi Kolom b = 130 mm b
h = 400 mm Muka Tanah
Type Kolom αs = 30
2 Dimensi Pondasi B = 1,25 m ha
L = 1,25 m B = L
ht = 0,30 m
3 Mutu Beton fc' = 25 Mpa ht
4 Mutu Baja fy' = 390 Mpa
5 Besi tulangan D = 13
(dipakai) L
6 BJ Beton γc = 24 KN/m3
L
Data Tanah :
6 Daya dukung tanah σt = 500 Kpa
7 Berat tanah γt = 17,20 KN/m3
8 Tebal tanah diatas ha = 0,97 m
pondasi
B
Data Beban :
B = L
9 Beban P ultimate Pult = 171 KN
10 Beban M ultimate Mult = 116,7 KNm
b
h
Analisa
q = +
= ht x γc + ha x γt
= 0,30 x 24 + 0,97 x 17,20
= KN/m2
Cek Fondasi Terhadap Tegangan Izin Tanah
Tegangan yang terjadi pada tanah
σmaks = + + q ≤ σt
B x L 1/6 B x L
2
= + + 23,884 ≤ 500
1,25 x 1,25 1/6 1,25 x 1,25
2
= 109,44 + 358,5 + 23,884
= ≤
σmin = - + q ≤ σt
B x L 1/6 B x L
2
= - + 23,884 ≤ 500
1,25 x 1,25 1/6 1,25 x 1,25
2
= 109,44 - 358,5 + 23,884
= ≤
Kontrol Tegangan Geser 1 Arah
0,40
ds = 75 + D/2
= 75 + 6,50
= 82,00 mm
d = ht - ds
= 300 - 82,00
0,30 = 218,00
L = 1,25 a = B/2 - b/2 - d
= 625 - 200 - 218,00
1,25 = 207,00 mm
= 0,207 m
σa = σmin + B - a x σmaks - σmin b
= -225,178 + 1,25 - 0,207 x 491,826 - -225,178 1,25
1,25
0,13 = 373,090 KN/m2
Gaya tekan ke atas dari tanah (Vu)
Vu = a x B x σmaks + σa 2
0,4
= 0,207 x 1,25 x 491,826 + 373,090 2
= 111,899 KN
Berat Fondasi Berat Tanah
23,884
Pult Mult
491,826
-225,178 500 Save!
171
171 116,7
116,7
500 Save!
Pult Mult
0,40 0,218 0,207 Gaya geser yang dapat ditahan oleh beton (Ø.Vc)
fc'
Ø.Vc = Ø x x B x d
6
25
= 0,75 x x 1,25 x 218,00
6
= 170,313 KN
Ø.Vc = 170,313 > Vu = 111,899 .........
σmin σa σmaks
Kontrol Tegangan Geser 2 Arah (Geser Pons)
Dimensi Kolom, b = 130
h = 400
b + d = 130,00 + 218,00 = 348,00 mm = 0,348 m
h + d = 400 + 218,00 = 618,00 mm = 0,618 m
Gaya Tekan Ke Atas (Geser Pons)
σmaks + σmin
Vu = B
2
- b + d x h + d x
2
491,826 + -225,178
= 1,25
2
- 0,348 x 0,618 x
2
= 179,6456
hk 400
βc = = = 3,077
Bk 130
bo = 2 x bk + d + hk + d
bo = 2 x 130 + 218,00 + 400 + 218,00
= 1932 mm
Gaya geser yang ditahan oleh beton
2 fc' bo d
Vc1 = 1 + x
βc 6
2 25 1932 218,00
Vc1 = 1 + x
3,077 6
Vc1 = N
= KN
0,109 0,40 0,109 0,316
αs d fc' bo d
Vc2 = 2 + x
bo 12
30 218,00 25 1932 218,00
Vc2 = 2 + x
1932 12
Vc2 = N
= KN
Save!
0,218
0,082
0,316
0,109
0,40
0,109
769540,000
769,5401,25
0,218
579117,000
579,117
1,25
-225,178 373,090 491,826
1
Vc3 = x fc' bo d
3
1
σmin Vc3 = x 25 1932 218,00
σmaks 3
= 701960 N
= 701,960 KN
Jadi
Vc1 = 579,117
Vc2 = 769,540 Diambil yang terkecil
Vc3 = 701,960
Vc = 579,117 KN
Ø.Vc = 0,75 x
= 434,338 KN
Ø.Vc = 434,338 > Vu = .........
Hitungan Penulangan Fondasi
0,40 ds = 75 + 13 + 6,5
= 94,500 mm
≈ 0,096 m
d = ht - ds
= 0,30 - 0,096
= 0,204 m
0,30 0,204 = 204 mm
0,096
B h
1,25 x = -
2 2
1250 400
x = -
2 2
σmin σx σmaks x = 425 mm
= 0,425 m
σx = σmin + B - x x σmaks - σmin B
σx = -225,178 + 1,25 - 0,425 x 491,826 - -225,178 1,25
`
= 248,045 KN/m3
σmaks - σx
Mu = 0,5 x
2
+ x
2
3
491,826 - 248,045
= 0,5 0
2
+ 0,425
2
3
= 37,079 KNm
K =
Ø x b x d
2
=
0,8 x 1000 x 204
2
= 1,114 Mpa
-225,178 491,826248,045
-225,178
491,826
0,63
0,43
579,117
Save!179,646
σx
248,045
Mu
37079228,870
382,5 x 0,85 x 600 + fy - 225 x β1 fc'
Kmaks =
600 + fy
2
382,5 x 0,85 x 600 + 390 - 225 x 0,85 25
Kmaks =
600 + 390
2
= 6,624 Mpa
K < Kmaks
K = 1,114 < Kmaks = 6,624 .........
2 x K
a' = 1 - 1 - d
0,85 x fc'
2 x 1,114
= 1 - 1 - 204
0,85 x 25
= 10,988 mm
0,85 x fc' x a' x b
As(1) =
fy
0,85 x 25 x 10,988 x 1000
=
390
= 598,690 mm2
Jika
fc' ≤ 31,36 Mpa
maka
1,4 x b x d
As ≥ ........... (R.1)
fy ....... SNI 03-2847-2002 (Pasal 12.5.1)
Jika
fc' > 31,36 Mpa
maka
fc' x b x d
As = ........... (R.2)
4 fy ....... SNI 03-2847-2002 (Pasal 12.5.1)
fc' = 25 < 31,36
maka yang dipakai adalah pers ..................... (R.1)
1,4 x b x d fc' x b x d
As(2) = ....... (R.1) As(2') = ....... (R.2)
fy 4 fy
1,4 x 1000 x 204 0 x 0 x 0
= =
390 4 0
= mm2 ........... = #DIV/0! mm2 ...........
Dipilih yang terbesar dari As(1) dan As(2)......... Sehingga,
As(1) = mm2
As = mm2
As(2) = mm2
732,308
598,690
732,308
732,308
As dipakai As tidak Dipakai!
OK!
Jarak tulangan,
0,25 x phi x D
2
x S
s =
0,25 x 3,14 x 13
2
x 1000
=
= mm
s ≤ 2 x ht
≤ 2 x 300
≤ 600
s ≤ 450 mm
Dipilih (s) yang terkecil = mm
Jadi dipakai tulangan = D 13 - 150
150,000
732,308
As
181,160
1,25
1,25
D 13 - 150
400
D 13 -
SNI 03-2847-2002 (Pasal 17.4.3)
SNI 03-2847-2002 (Pasal 17.7)
SNI 03-2847-2002 (Pasal 9.7.1)
300
96
204
Non Scale
1250
DETAIL PONDASI
Non Scale
150
POTONGAN 1-1
1
IV.5.2. Pondasi F2
Data Struktur : Pu
Mu
1 Dimensi Kolom b = 130 mm b
h = 200 mm Muka Tanah
Type Kolom αs = 30
2 Dimensi Pondasi B = 0,60 m ha
L = 0,60 m B = L
ht = 0,30 m
3 Mutu Beton fc' = 25 Mpa ht
4 Mutu Baja fy' = 390 Mpa
5 Besi tulangan D = 13
(dipakai) L
6 BJ Beton γc = 24 KN/m3
L
Data Tanah :
6 Daya dukung tanah σt = 500 Kpa
7 Berat tanah γt = 17,20 KN/m3
8 Tebal tanah diatas ha = 0,97 m
pondasi
B
Data Beban :
B = L
9 Beban P ultimate Pult = 20,9 KN
10 Beban M ultimate Mult = 8,26 KNm
b
h
Analisa
q = +
= ht x γc + ha x γt
= 0,30 x 24 + 0,97 x 17,20
= KN/m2
Cek Fondasi Terhadap Tegangan Izin Tanah
Tegangan yang terjadi pada tanah
σmaks = + + q ≤ σt
B x L 1/6 B x L
2
= + + 23,884 ≤ 500
0,60 x 0,60 1/6 0,60 x 0,60
2
= 58,05556 + 229,44 + 23,884
= ≤
σmin = - + q ≤ σt
B x L 1/6 B x L
2
= - + 23,884 ≤ 500
0,60 x 0,60 1/6 0,60 x 0,60
2
= 58,05556 - 229,44 + 23,884
= ≤
Kontrol Tegangan Geser 1 Arah
0,20
ds = 75 + D/2
= 75 + 6,50
= 82,00 mm
d = ht - ds
= 300 - 82,00
0,30 = 218,00
L = 0,60 a = B/2 - b/2 - d
= 300 - 100 - 218,00
0,60 = -18,00 mm
= -0,018 m
σa = σmin + B - a x σmaks - σmin b
= -147,505 + 0,60 - -0,018 x 311,384 - -147,505 0,60
0,60
0,13 = 325,151 KN/m2
Gaya tekan ke atas dari tanah (Vu)
Vu = a x B x σmaks + σa 2
0,2
= -0,018 x 0,60 x 311,384 + 325,151 2
= -3,437 KN
311,384
-147,505 500 Save!
20,9
20,9 8,26
8,26
500 Save!
Pult Mult
Berat Fondasi Berat Tanah
23,884
Pult Mult
0,20 0,218 -0,018 Gaya geser yang dapat ditahan oleh beton (Ø.Vc)
fc'
Ø.Vc = Ø x x B x d
6
25
= 0,75 x x 0,60 x 218,00
6
= 81,750 KN
Ø.Vc = 81,750 > Vu = -3,437 .........
σmin σa σmaks
Kontrol Tegangan Geser 2 Arah (Geser Pons)
Dimensi Kolom, b = 130
h = 200
b + d = 130,00 + 218,00 = 348,00 mm = 0,348 m
h + d = 200 + 218,00 = 418,00 mm = 0,418 m
Gaya Tekan Ke Atas (Geser Pons)
σmaks + σmin
Vu = B
2
- b + d x h + d x
2
311,384 + -147,505
= 0,60
2
- 0,348 x 0,418 x
2
= 17,57898
hk 200
βc = = = 1,538
Bk 130
bo = 2 x bk + d + hk + d
bo = 2 x 130 + 218,00 + 200 + 218,00
= 1532 mm
Gaya geser yang ditahan oleh beton
2 fc' bo d
Vc1 = 1 + x
βc 6
2 25 1532 218,00
Vc1 = 1 + x
1,538 6
Vc1 = N
= KN
0,109 0,20 0,109 0,091
αs d fc' bo d
Vc2 = 2 + x
bo 12
30 218,00 25 1532 218,00
Vc2 = 2 + x
1532 12
Vc2 = N
= KN0,60
0,218
640120,667
640,121
0,60
-147,505 325,151 311,384
Save!
0,218
0,082
0,091
0,109
0,20
0,109
733206,667
733,207
1
Vc3 = x fc' bo d
3
1
σmin Vc3 = x 25 1532 218,00
σmaks 3
= 556626,6667 N
= 556,627 KN
Jadi
Vc1 = 640,121
Vc2 = 733,207 Diambil yang terkecil
Vc3 = 556,627
Vc = 556,627 KN
Ø.Vc = 0,75 x
= 417,470 KN
Ø.Vc = 417,470 > Vu = .........
Hitungan Penulangan Fondasi
0,20 ds = 75 + 13 + 6,5
= 94,500 mm
≈ 0,096 m
d = ht - ds
= 0,30 - 0,096
= 0,204 m
0,30 0,204 = 204 mm
0,096
B h
0,60 x = -
2 2
600 200
x = -
2 2
σmin σx σmaks x = 200 mm
= 0,2 m
σx = σmin + B - x x σmaks - σmin B
σx = -147,505 + 0,60 - 0,2 x 311,384 - -147,505 0,60
`
= 158,421 KN/m3
σmaks - σx
Mu = 0,5 x
2
+ x
2
3
311,384 - 158,421
= 0,5 0
2
+ 0,2
2
3
= 5,208 KNm
K =
Ø x b x d
2
=
0,8 x 1000 x 204
2
= 0,156 Mpa
σx
158,421
Mu
5207926,914
556,627
Save!17,579
-147,505 311,384158,421
-147,505
311,384
0,30
0,20
382,5 x 0,85 x 600 + fy - 225 x β1 fc'
Kmaks =
600 + fy
2
382,5 x 0,85 x 600 + 390 - 225 x 0,85 25
Kmaks =
600 + 390
2
= 6,624 Mpa
K < Kmaks
K = 0,156 < Kmaks = 6,624 .........
2 x K
a' = 1 - 1 - d
0,85 x fc'
2 x 0,156
= 1 - 1 - 204
0,85 x 25
= 1,507 mm
0,85 x fc' x a' x b
As(1) =
fy
0,85 x 25 x 1,507 x 1000
=
390
= 82,127 mm2
Jika
fc' ≤ 31,36 Mpa
maka
1,4 x b x d
As ≥ ........... (R.1)
fy ....... SNI 03-2847-2002 (Pasal 12.5.1)
Jika
fc' > 31,36 Mpa
maka
fc' x b x d
As = ........... (R.2)
4 fy ....... SNI 03-2847-2002 (Pasal 12.5.1)
fc' = 25 < 31,36
maka yang dipakai adalah pers ..................... (R.1)
1,4 x b x d fc' x b x d
As(2) = ....... (R.1) As(2') = ....... (R.2)
fy 4 fy
1,4 x 1000 x 204 0 x 0 x 0
= =
390 4 0
= mm2 ........... = #DIV/0! mm2 ...........
Dipilih yang terbesar dari As(1) dan As(2)......... Sehingga,
As(1) = mm2
As = mm2
As(2) = mm2
As dipakai As tidak Dipakai!
OK!
732,308
732,308
82,127
732,308
Jarak tulangan,
0,25 x phi x D
2
x S
s =
0,25 x 3,14 x 13
2
x 1000
=
= mm
s ≤ 2 x ht
≤ 2 x 300
≤ 600
s ≤ 450 mm
Dipilih (s) yang terkecil = mm
Jadi dipakai tulangan = D 13 - 150
150,000
732,308
As
181,160
0,60
0,60
D 13 - 150
200
D 13 -
SNI 03-2847-2002 (Pasal 17.4.3)
SNI 03-2847-2002 (Pasal 17.7)
SNI 03-2847-2002 (Pasal 9.7.1)
DETAIL PONDASI
Non Scale
150
POTONGAN 1-1
300
96
204
Non Scale
600
1
5 ANALISA STRUKTUR KOLAM RENANG
DATA - DATA :
- panjang kolam = 12,25 m
- lebar kolam = 4,25 m
- tinggi kolam = 1,4 m
- tebal dinding = 25 cm
- tebal pelat dasar = 20 cm
- g tanah = 1,6 t/m3
- g air = 1 t/m3
5,1 PERENCANAAN DINDING KOLAM
Gaya yang bekerja pada dinding
tekanan tanah tekanan air tanah
+
+
12.25
4.25
1.40
Pada dasar kolam bekerja tekanan sebesar :
- P akibat tanah = 1/2 g tanah h
2
ka
= 1/2 (1,6) . 1,4^2 . 0,333
= 0,522144 t/m2
- P akibat air = 1/2 g air h
2
= 1/2 (1) . 1,4^2
= 0,98 t/m2
Momen yang terjadi pada dinding bagian bawah
M = (Ptanah + Pair) . 1/3 h
= (0,522144 + 0,98) . 1/3 . 1,4
= 0,7010005 t.m
Pembesian dinding kolam :
- tebal dinding = 250 mm
- beton decking = 40 mm
- tebal efektif d = 210 mm
- Mutu beton fc' = K-250 = 20,75 Mpa
- Mutu baja fy = U-24 = 240 MPa
m = fc / (0,85 .fy)
= 240 / (0.85 . 20,75)
= 13,61
Rn = M / (f b d
2
)
= ( 0,701000533333333.10^7) / (0,85 1000 . 210^2)
= 0,18700828
r = (1/m) * (1 - ( 1 - ((2 Rn m)/fy)) )
= (1/13,61) * (1 - 1 - ((2 0,19 . 13,61)/240))
= 0,00078
Aperlu = r .b .d = 164,51 mm2
Menurut PBI-71 psl 9.1(2) , tulangan minimum untuk pelat adalah 0,25% dari
luas beton yang ada, atau :
Amin = 0,25% . 1000 . 250 = 625 mm2
Apakai = 625 mm2
Dipasang tulangan f13 - 150 885 mm2 (ok)
Tulangan pembagi = 20% A = 20% 885 = 177 mm2
Dipasang tulangan f10 - 200 393 mm2 (ok)
5,2 PERENCANAAN PELAT DASAR KOLAM
Gaya yang bekerja pada pelat, ketika kolam dalam keadaan kosong
Pada pelat dasar bekerja tekanan sebesar :
- P akibat air = g air h
= 1 . 1,4
= 1,4 t/m2
Momen yang terjadi pada dinding bagian bawah
2,88235294
ly/lx = 12,25/4,25 = 1,167
Berdasarkan tabel 13.3.2 PBI-71 , diperoleh momen :
lx 4,25 m
ly 12,25 m
ly/lx 2,88
Jepit penuh/elastis {1/2] 2
wlx (tabel setelah interpolasi) 63,00
wly (tabel setelah interpolasi) 13,00
Mlx = -Mtx = 0,0630 . Q .lx2 = 0,0630 . 1400 . 4,25^2 = 1593,1125 kg.m
Mly = -Mty = 0,0000 . Q .lx2 = 0,0130 . 1400 . 4,25^2 = 328,74 kg.m
Pembesian pelat dasar kolam :
- tebal pelat = 200 mm
- beton decking = 40 mm
- tebal efektif d = 160 mm
- Mutu beton fc' = K-250 = 20,75 Mpa
- Mutu baja fy = U-24 = 240 MPa
ly = 12,25
lx = 4,25
12.25
4.25
m = fc / (0,85 .fy)
= / (0.85 . 240)
= 13,61
Rn = M / (f b d
2
)
= ( 1593,1125.10^4) / (0,85 1000 . 160^2)
= 0,73
r = (1/m) * (1 - ( 1 - ((2 Rn m)/fy)) )
= (1/13,61) * (1 - 1 - ((2 0,73 . 13,61)/240))
= 0,00312
Aperlu = r .b .d = 498,66 mm2
Menurut PBI-71 psl 9.1(2) , tulangan minimum untuk pelat adalah 0,25% dari
luas beton yang ada, atau :
Amin = 0,25% . 1000 . 200 = 500 mm2
Apakai = 500 mm2
Dipasang tulangan f10 - 200 393 mm2 (ok)
GAMBAR PENULANGAN

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1MOSES HADUN
 
Perhitungan sambungan lentur dan geser balok baja
Perhitungan sambungan lentur dan geser balok bajaPerhitungan sambungan lentur dan geser balok baja
Perhitungan sambungan lentur dan geser balok bajaAfret Nobel
 
PERHITUNGAN TULANGAN LONGITUDINAL BALOK BETON BERTULANG RANGKAP
PERHITUNGAN TULANGAN LONGITUDINAL BALOK BETON BERTULANG RANGKAPPERHITUNGAN TULANGAN LONGITUDINAL BALOK BETON BERTULANG RANGKAP
PERHITUNGAN TULANGAN LONGITUDINAL BALOK BETON BERTULANG RANGKAPSumarno Feriyal
 
183013186 contoh-perhitungan-gempa-statik-ekuivalen
183013186 contoh-perhitungan-gempa-statik-ekuivalen183013186 contoh-perhitungan-gempa-statik-ekuivalen
183013186 contoh-perhitungan-gempa-statik-ekuivalenafat civik
 
Rsni t 12-2004
Rsni t 12-2004Rsni t 12-2004
Rsni t 12-2004iky
 
Konstruksi baja-3 sambungan-baut
Konstruksi baja-3 sambungan-bautKonstruksi baja-3 sambungan-baut
Konstruksi baja-3 sambungan-bautJunaida Wally
 
Modul 4 sesi 1 batang tekan
Modul 4  sesi 1 batang tekanModul 4  sesi 1 batang tekan
Modul 4 sesi 1 batang tekanIndah Rosa
 
contoh kerjaan struktur beton bertulang 2
contoh kerjaan struktur beton bertulang 2contoh kerjaan struktur beton bertulang 2
contoh kerjaan struktur beton bertulang 2Aryo Bimantoro
 
contoh soal menghitung momen ultimate pada balok
contoh soal menghitung momen ultimate pada balokcontoh soal menghitung momen ultimate pada balok
contoh soal menghitung momen ultimate pada balokShaleh Afif Hasibuan
 
Laporan prancangan struktur
Laporan prancangan strukturLaporan prancangan struktur
Laporan prancangan strukturKomang Satriawan
 
Peraturan Beton Bertulang Indonesia PBI 1971
Peraturan Beton Bertulang Indonesia PBI 1971Peraturan Beton Bertulang Indonesia PBI 1971
Peraturan Beton Bertulang Indonesia PBI 1971Yusrizal Mahendra
 
Tabel Profil Konstruksi Baja
Tabel Profil Konstruksi BajaTabel Profil Konstruksi Baja
Tabel Profil Konstruksi BajaYusrizal Mahendra
 
Contoh penyelesaian soal uas beton ii
Contoh penyelesaian soal uas beton iiContoh penyelesaian soal uas beton ii
Contoh penyelesaian soal uas beton iiHarry Calbara
 
penulangan kolom, balok dan plat bangunan gedung
penulangan kolom, balok dan plat bangunan gedungpenulangan kolom, balok dan plat bangunan gedung
penulangan kolom, balok dan plat bangunan gedungAgus Fitriyanto
 
perhitungan jembatan
perhitungan jembatanperhitungan jembatan
perhitungan jembatanFarid Thahura
 
menghitung Momen Ultimate baja komposit
menghitung Momen Ultimate baja kompositmenghitung Momen Ultimate baja komposit
menghitung Momen Ultimate baja kompositShaleh Afif Hasibuan
 

Mais procurados (20)

RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
 
Tiang Pancang I
Tiang Pancang ITiang Pancang I
Tiang Pancang I
 
Perhitungan sambungan lentur dan geser balok baja
Perhitungan sambungan lentur dan geser balok bajaPerhitungan sambungan lentur dan geser balok baja
Perhitungan sambungan lentur dan geser balok baja
 
PERHITUNGAN TULANGAN LONGITUDINAL BALOK BETON BERTULANG RANGKAP
PERHITUNGAN TULANGAN LONGITUDINAL BALOK BETON BERTULANG RANGKAPPERHITUNGAN TULANGAN LONGITUDINAL BALOK BETON BERTULANG RANGKAP
PERHITUNGAN TULANGAN LONGITUDINAL BALOK BETON BERTULANG RANGKAP
 
183013186 contoh-perhitungan-gempa-statik-ekuivalen
183013186 contoh-perhitungan-gempa-statik-ekuivalen183013186 contoh-perhitungan-gempa-statik-ekuivalen
183013186 contoh-perhitungan-gempa-statik-ekuivalen
 
perhitungan-atap
perhitungan-atapperhitungan-atap
perhitungan-atap
 
KERUNTUHAN PONDASI
KERUNTUHAN PONDASIKERUNTUHAN PONDASI
KERUNTUHAN PONDASI
 
Rsni t 12-2004
Rsni t 12-2004Rsni t 12-2004
Rsni t 12-2004
 
Konstruksi baja-3 sambungan-baut
Konstruksi baja-3 sambungan-bautKonstruksi baja-3 sambungan-baut
Konstruksi baja-3 sambungan-baut
 
Modul 4 sesi 1 batang tekan
Modul 4  sesi 1 batang tekanModul 4  sesi 1 batang tekan
Modul 4 sesi 1 batang tekan
 
contoh kerjaan struktur beton bertulang 2
contoh kerjaan struktur beton bertulang 2contoh kerjaan struktur beton bertulang 2
contoh kerjaan struktur beton bertulang 2
 
contoh soal menghitung momen ultimate pada balok
contoh soal menghitung momen ultimate pada balokcontoh soal menghitung momen ultimate pada balok
contoh soal menghitung momen ultimate pada balok
 
Laporan prancangan struktur
Laporan prancangan strukturLaporan prancangan struktur
Laporan prancangan struktur
 
Kuat tekan baja SNI 1729:2020
Kuat tekan baja SNI 1729:2020Kuat tekan baja SNI 1729:2020
Kuat tekan baja SNI 1729:2020
 
Peraturan Beton Bertulang Indonesia PBI 1971
Peraturan Beton Bertulang Indonesia PBI 1971Peraturan Beton Bertulang Indonesia PBI 1971
Peraturan Beton Bertulang Indonesia PBI 1971
 
Tabel Profil Konstruksi Baja
Tabel Profil Konstruksi BajaTabel Profil Konstruksi Baja
Tabel Profil Konstruksi Baja
 
Contoh penyelesaian soal uas beton ii
Contoh penyelesaian soal uas beton iiContoh penyelesaian soal uas beton ii
Contoh penyelesaian soal uas beton ii
 
penulangan kolom, balok dan plat bangunan gedung
penulangan kolom, balok dan plat bangunan gedungpenulangan kolom, balok dan plat bangunan gedung
penulangan kolom, balok dan plat bangunan gedung
 
perhitungan jembatan
perhitungan jembatanperhitungan jembatan
perhitungan jembatan
 
menghitung Momen Ultimate baja komposit
menghitung Momen Ultimate baja kompositmenghitung Momen Ultimate baja komposit
menghitung Momen Ultimate baja komposit
 

Destaque

Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)
Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)
Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)Herlyn Meylisa
 
Teknik management pemeliharaan
Teknik management pemeliharaan Teknik management pemeliharaan
Teknik management pemeliharaan Khairul Fadli
 
Dokumen.tips pemeliharaan dan-perawatan-pptx
Dokumen.tips pemeliharaan dan-perawatan-pptxDokumen.tips pemeliharaan dan-perawatan-pptx
Dokumen.tips pemeliharaan dan-perawatan-pptxMuh.Nasir Lewa
 
Analisis struktur gedung bertingkat rendah dengan software etabs v9
Analisis struktur gedung bertingkat rendah dengan software etabs v9Analisis struktur gedung bertingkat rendah dengan software etabs v9
Analisis struktur gedung bertingkat rendah dengan software etabs v9Afret Nobel
 
Desain Perkerasan Jalan | Program Studi D3 Teknik Sipil Transportasi UNS 2016
Desain Perkerasan Jalan | Program Studi D3 Teknik Sipil Transportasi UNS 2016Desain Perkerasan Jalan | Program Studi D3 Teknik Sipil Transportasi UNS 2016
Desain Perkerasan Jalan | Program Studi D3 Teknik Sipil Transportasi UNS 2016Bimo Radifan A
 
Laporan Tugas Besar Mekanika Rekayasa 5
Laporan Tugas Besar Mekanika Rekayasa 5Laporan Tugas Besar Mekanika Rekayasa 5
Laporan Tugas Besar Mekanika Rekayasa 5Okitanawa Everrobert
 
Laporan Tugas Besar Rekaysa Pondasi 2 Okitanawa Everrobert
Laporan Tugas Besar Rekaysa Pondasi 2 Okitanawa EverrobertLaporan Tugas Besar Rekaysa Pondasi 2 Okitanawa Everrobert
Laporan Tugas Besar Rekaysa Pondasi 2 Okitanawa EverrobertOkitanawa Everrobert
 
modul pelaksanaan proyek
modul pelaksanaan proyekmodul pelaksanaan proyek
modul pelaksanaan proyekMOSES HADUN
 
01 perencanaan bendungan-waduk
01 perencanaan bendungan-waduk01 perencanaan bendungan-waduk
01 perencanaan bendungan-wadukByox Olii
 
Analysis Water Content of Fine Aggregate
Analysis Water Content of Fine Aggregate Analysis Water Content of Fine Aggregate
Analysis Water Content of Fine Aggregate Iqbal Pratama
 
mekanika rekayasa 3 (perhitungan momen dengan metode cross)
mekanika rekayasa 3 (perhitungan momen dengan metode cross)mekanika rekayasa 3 (perhitungan momen dengan metode cross)
mekanika rekayasa 3 (perhitungan momen dengan metode cross)Juleha Usmad
 
Pile Dynamic Analyzer (PDA) Test and Hammer Test
Pile Dynamic Analyzer (PDA) Test and Hammer TestPile Dynamic Analyzer (PDA) Test and Hammer Test
Pile Dynamic Analyzer (PDA) Test and Hammer Testinka -chan
 
Contoh Desain Perkerasan Jalan
Contoh Desain Perkerasan JalanContoh Desain Perkerasan Jalan
Contoh Desain Perkerasan JalanFahreza Lukman
 
Konsep rancangan struktur &amp; konstruksi
Konsep rancangan struktur &amp; konstruksiKonsep rancangan struktur &amp; konstruksi
Konsep rancangan struktur &amp; konstruksiNana Roy
 
PELAKSANAAN PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATAN
PELAKSANAAN PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATANPELAKSANAAN PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATAN
PELAKSANAAN PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATANMOSES HADUN
 

Destaque (20)

Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)
Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)
Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)
 
Teknik management pemeliharaan
Teknik management pemeliharaan Teknik management pemeliharaan
Teknik management pemeliharaan
 
Perencanaan balok
Perencanaan balokPerencanaan balok
Perencanaan balok
 
Dokumen.tips pemeliharaan dan-perawatan-pptx
Dokumen.tips pemeliharaan dan-perawatan-pptxDokumen.tips pemeliharaan dan-perawatan-pptx
Dokumen.tips pemeliharaan dan-perawatan-pptx
 
Analisis struktur gedung bertingkat rendah dengan software etabs v9
Analisis struktur gedung bertingkat rendah dengan software etabs v9Analisis struktur gedung bertingkat rendah dengan software etabs v9
Analisis struktur gedung bertingkat rendah dengan software etabs v9
 
Desain Perkerasan Jalan | Program Studi D3 Teknik Sipil Transportasi UNS 2016
Desain Perkerasan Jalan | Program Studi D3 Teknik Sipil Transportasi UNS 2016Desain Perkerasan Jalan | Program Studi D3 Teknik Sipil Transportasi UNS 2016
Desain Perkerasan Jalan | Program Studi D3 Teknik Sipil Transportasi UNS 2016
 
Laporan Tugas Besar Mekanika Rekayasa 5
Laporan Tugas Besar Mekanika Rekayasa 5Laporan Tugas Besar Mekanika Rekayasa 5
Laporan Tugas Besar Mekanika Rekayasa 5
 
Laporan Tugas Besar Rekaysa Pondasi 2 Okitanawa Everrobert
Laporan Tugas Besar Rekaysa Pondasi 2 Okitanawa EverrobertLaporan Tugas Besar Rekaysa Pondasi 2 Okitanawa Everrobert
Laporan Tugas Besar Rekaysa Pondasi 2 Okitanawa Everrobert
 
Perencanaan Plat
Perencanaan PlatPerencanaan Plat
Perencanaan Plat
 
modul pelaksanaan proyek
modul pelaksanaan proyekmodul pelaksanaan proyek
modul pelaksanaan proyek
 
Tendon dan angkur
Tendon dan angkurTendon dan angkur
Tendon dan angkur
 
01 perencanaan bendungan-waduk
01 perencanaan bendungan-waduk01 perencanaan bendungan-waduk
01 perencanaan bendungan-waduk
 
Analysis Water Content of Fine Aggregate
Analysis Water Content of Fine Aggregate Analysis Water Content of Fine Aggregate
Analysis Water Content of Fine Aggregate
 
mekanika rekayasa 3 (perhitungan momen dengan metode cross)
mekanika rekayasa 3 (perhitungan momen dengan metode cross)mekanika rekayasa 3 (perhitungan momen dengan metode cross)
mekanika rekayasa 3 (perhitungan momen dengan metode cross)
 
Beton bertulang
Beton bertulangBeton bertulang
Beton bertulang
 
Pile Dynamic Analyzer (PDA) Test and Hammer Test
Pile Dynamic Analyzer (PDA) Test and Hammer TestPile Dynamic Analyzer (PDA) Test and Hammer Test
Pile Dynamic Analyzer (PDA) Test and Hammer Test
 
Contoh Desain Perkerasan Jalan
Contoh Desain Perkerasan JalanContoh Desain Perkerasan Jalan
Contoh Desain Perkerasan Jalan
 
Konsep rancangan struktur &amp; konstruksi
Konsep rancangan struktur &amp; konstruksiKonsep rancangan struktur &amp; konstruksi
Konsep rancangan struktur &amp; konstruksi
 
PELAKSANAAN PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATAN
PELAKSANAAN PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATANPELAKSANAAN PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATAN
PELAKSANAAN PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATAN
 
Perencanaan Kolom
Perencanaan KolomPerencanaan Kolom
Perencanaan Kolom
 

Semelhante a Laporan Struktur Rumah Tinggal

Bab iv pembebanan struktur
Bab iv pembebanan strukturBab iv pembebanan struktur
Bab iv pembebanan strukturAndhita Je
 
Tugas besar tahan gempa
Tugas besar tahan gempaTugas besar tahan gempa
Tugas besar tahan gemparomyyoel
 
KULIAH(4&5) HITUNGAN PONDASI.UTS .pptx
KULIAH(4&5) HITUNGAN PONDASI.UTS .pptxKULIAH(4&5) HITUNGAN PONDASI.UTS .pptx
KULIAH(4&5) HITUNGAN PONDASI.UTS .pptxTediHermawan5
 
Desain Rekayasa II FIXED JACKET PLATFORM 70.000 BOPD by Muhammad Azka Bintang...
Desain Rekayasa II FIXED JACKET PLATFORM 70.000 BOPD by Muhammad Azka Bintang...Desain Rekayasa II FIXED JACKET PLATFORM 70.000 BOPD by Muhammad Azka Bintang...
Desain Rekayasa II FIXED JACKET PLATFORM 70.000 BOPD by Muhammad Azka Bintang...MuhammadAzkaBintangA
 
Tugas besar struktur beton II Analisis Portal Metode Perbesaran Momen
Tugas besar struktur beton II Analisis Portal Metode Perbesaran MomenTugas besar struktur beton II Analisis Portal Metode Perbesaran Momen
Tugas besar struktur beton II Analisis Portal Metode Perbesaran MomenMercu Buana
 
Contoh wingwall
Contoh wingwallContoh wingwall
Contoh wingwalltanchul
 
Beton prategang
Beton prategangBeton prategang
Beton prategangPoten Novo
 
Materi-Bahan Presentasi_013362.pdf
Materi-Bahan Presentasi_013362.pdfMateri-Bahan Presentasi_013362.pdf
Materi-Bahan Presentasi_013362.pdfArif Matondang
 
Tugas merancang kapal ii kontruksi - source (bki)
Tugas merancang kapal ii   kontruksi - source (bki)Tugas merancang kapal ii   kontruksi - source (bki)
Tugas merancang kapal ii kontruksi - source (bki)Yogga Haw
 
Perhitungan Balok Baja dan Beton
Perhitungan Balok Baja dan BetonPerhitungan Balok Baja dan Beton
Perhitungan Balok Baja dan Betonasdihss
 
Perencanaa rumah dua lantai
Perencanaa rumah dua lantaiPerencanaa rumah dua lantai
Perencanaa rumah dua lantairezasholahudin
 
Perencanaa rumah dua lantai
Perencanaa rumah dua lantaiPerencanaa rumah dua lantai
Perencanaa rumah dua lantairezasholahudin
 
Lampiran perhit, pondasi
Lampiran perhit, pondasiLampiran perhit, pondasi
Lampiran perhit, pondasialpian nur
 
Materi pak budi suryanto
Materi pak budi suryantoMateri pak budi suryanto
Materi pak budi suryantoYovi Chandra
 

Semelhante a Laporan Struktur Rumah Tinggal (20)

Bab iv pembebanan struktur
Bab iv pembebanan strukturBab iv pembebanan struktur
Bab iv pembebanan struktur
 
Struktur Tahan Gempa
Struktur Tahan GempaStruktur Tahan Gempa
Struktur Tahan Gempa
 
Tugas besar tahan gempa
Tugas besar tahan gempaTugas besar tahan gempa
Tugas besar tahan gempa
 
KULIAH(4&5) HITUNGAN PONDASI.UTS .pptx
KULIAH(4&5) HITUNGAN PONDASI.UTS .pptxKULIAH(4&5) HITUNGAN PONDASI.UTS .pptx
KULIAH(4&5) HITUNGAN PONDASI.UTS .pptx
 
Desain Rekayasa II FIXED JACKET PLATFORM 70.000 BOPD by Muhammad Azka Bintang...
Desain Rekayasa II FIXED JACKET PLATFORM 70.000 BOPD by Muhammad Azka Bintang...Desain Rekayasa II FIXED JACKET PLATFORM 70.000 BOPD by Muhammad Azka Bintang...
Desain Rekayasa II FIXED JACKET PLATFORM 70.000 BOPD by Muhammad Azka Bintang...
 
Tugas besar struktur beton II Analisis Portal Metode Perbesaran Momen
Tugas besar struktur beton II Analisis Portal Metode Perbesaran MomenTugas besar struktur beton II Analisis Portal Metode Perbesaran Momen
Tugas besar struktur beton II Analisis Portal Metode Perbesaran Momen
 
Contoh wingwall
Contoh wingwallContoh wingwall
Contoh wingwall
 
Beton prategang
Beton prategangBeton prategang
Beton prategang
 
Perencanaan struktur beton
Perencanaan struktur betonPerencanaan struktur beton
Perencanaan struktur beton
 
Perencanaan struktur beton
Perencanaan struktur betonPerencanaan struktur beton
Perencanaan struktur beton
 
Contoh soal pondasi telapak
Contoh soal pondasi telapakContoh soal pondasi telapak
Contoh soal pondasi telapak
 
Materi-Bahan Presentasi_013362.pdf
Materi-Bahan Presentasi_013362.pdfMateri-Bahan Presentasi_013362.pdf
Materi-Bahan Presentasi_013362.pdf
 
Tugas merancang kapal ii kontruksi - source (bki)
Tugas merancang kapal ii   kontruksi - source (bki)Tugas merancang kapal ii   kontruksi - source (bki)
Tugas merancang kapal ii kontruksi - source (bki)
 
Perhitungan Balok Baja dan Beton
Perhitungan Balok Baja dan BetonPerhitungan Balok Baja dan Beton
Perhitungan Balok Baja dan Beton
 
Tugas Perencanaan Pelabuhan Kelompok 2
Tugas Perencanaan Pelabuhan Kelompok 2Tugas Perencanaan Pelabuhan Kelompok 2
Tugas Perencanaan Pelabuhan Kelompok 2
 
Perencanaa rumah dua lantai
Perencanaa rumah dua lantaiPerencanaa rumah dua lantai
Perencanaa rumah dua lantai
 
Perencanaa rumah dua lantai
Perencanaa rumah dua lantaiPerencanaa rumah dua lantai
Perencanaa rumah dua lantai
 
Workshop_Kelompok 8.pptx
Workshop_Kelompok 8.pptxWorkshop_Kelompok 8.pptx
Workshop_Kelompok 8.pptx
 
Lampiran perhit, pondasi
Lampiran perhit, pondasiLampiran perhit, pondasi
Lampiran perhit, pondasi
 
Materi pak budi suryanto
Materi pak budi suryantoMateri pak budi suryanto
Materi pak budi suryanto
 

Último

PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxPPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxHamidNurMukhlis
 
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptxSesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx185TsabitSujud
 
Normalisasi Database dan pengertian database
Normalisasi Database dan pengertian databaseNormalisasi Database dan pengertian database
Normalisasi Database dan pengertian databasethinkplusx1
 
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxAhli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxarifyudianto3
 
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfKelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfVardyFahrizal
 
struktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptx
struktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptxstruktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptx
struktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptxAgusTriyono78
 
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIK
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIKMEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIK
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIKFerdinandus9
 
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptxPPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptxdpcaskonasoki
 
MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555
MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555
MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555zannialzur
 
Himpunan Fuzzy Academic Engineering Data
Himpunan Fuzzy Academic Engineering DataHimpunan Fuzzy Academic Engineering Data
Himpunan Fuzzy Academic Engineering DataDAVIDSTEVENSONSIMBOL
 
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxQCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxdjam11
 
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxPPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxYehezkielAkwila3
 
Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdf
Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdfAnalisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdf
Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdfAgusTriyono78
 
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia IndustriTransfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industririzwahyung
 

Último (14)

PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxPPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
 
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptxSesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
 
Normalisasi Database dan pengertian database
Normalisasi Database dan pengertian databaseNormalisasi Database dan pengertian database
Normalisasi Database dan pengertian database
 
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxAhli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
 
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfKelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
 
struktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptx
struktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptxstruktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptx
struktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptx
 
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIK
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIKMEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIK
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIK
 
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptxPPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
 
MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555
MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555
MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555
 
Himpunan Fuzzy Academic Engineering Data
Himpunan Fuzzy Academic Engineering DataHimpunan Fuzzy Academic Engineering Data
Himpunan Fuzzy Academic Engineering Data
 
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxQCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
 
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxPPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
 
Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdf
Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdfAnalisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdf
Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdf
 
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia IndustriTransfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
 

Laporan Struktur Rumah Tinggal

  • 1. PERENCANAAN STRUKTUR RUMAH TINGGAL CISARUA PASIRHALANG, BANDUNG BARAT JAWA BARAT OKTOBER 2014
  • 2. 1 PENDAHULUAN 1,1 Spesifikasi Bangunan 1,2 Referensi 1,3 Spesifikasi Bahan 1,4 Beban Rencana 1,5 Kombinasi Pembebanan 2 PRELIMINARY DESIGN 3 PEMBEBANAN & GEMPA 4 PERHTIUNGAN PENULANGAN 4,1 Pelat Lantai & Pelat Dak 4,2 Balok Induk & Balok Anak 4,3 Kolom 4,4 Sloof 4,5 Tangga 4,5 Pondasi Tapak 5 ANALISA STRUKTUR KOLAM RENANG 5,1 Dinding Kolam 5,2 Lantai Kolam DAFTAR ISI
  • 3. I. PENDAHULUAN I.1 Spesifikasi Bangunan Nama Proyek : RUMAH TINGGAL BANDUNG Lokasi : Cisarua, Pasir Halang Fungsi Bangunan : Rumah Tinggal Luas Bangunan : 225 m2 Jumlah Lantai : 2 Lantai Konstruksi Atap : Baja Ringan Penutup Atap : Genteng Beton Pondasi : Foot plate dan Batu Belah I.2 Referensi Referensi yang digunakan dalam perencanaan ini adalah : 1. Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung 1983 oleh Departemen Pekerjaan Umum. 2. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung oleh Departemen Pekerjaan Umum tahun 2002 3. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung oleh Departemen Pekerjaan Umum 2002. I.3 Spesifikasi Bahan Spesifikasi beton dan baja yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Mutu beton (fc’) = 250 kg/cm2= 24,517 Mpa 2. Mutu baja tulangan (fy) = 235 Mpa = 2396,3 kg/cm2 390 Mpa = 3976,9 kg/cm2 3. Modulus elastisitas beton 4700 √fc' = 23272 Mpa = kg/cm2 4. Modulus elastisitas baja = 205000 Mpa = kg/cm2 I.4 Beban Rencana Beban-beban yang diperhitungkan dalam perencanaan meliputi : 1. Beban mati (PPPURG Pasal 2.1.1) Berat sendiri bahan bangunan dan komponen gedung (tabel 1 PPPURG) ·         Beton bertulang 2400 kg/m3 ·         Pasangan bata merah 1700 kg/m3 ·         Pasangan batu merah setengah bata 250 kg/m2 ·         Adukan per cm tebal (dari semen) 21 kg/m2 ·         Plafon (tanpa penggantung) 11 kg/m2 ·         Penggantung langit-langit 7 kg ·         Semen asbes gelombang (tebal 5 mm) 11 kg/m2 2. Beban Hidup (PPPURG pasal 2.1.2) ·         Beban Hidup pada lantai rumah tinggal 200 kg/m2 ·         Beban air hujan 5 kg/m3 ·         Beban terpusat dari pekerja 100 kg/m2 ·         Beban hidup pada lantai dan tangga rumah tinggal 125 kg/m2 Koefisien reduksi beban hidup pada perkantoran ·         Untuk perencanaan balok induk dan portal (lantai) 0,6 ·         Untuk peninjauan gempa (lantai) 0,3 ·         Untuk perencanaan balok induk dan portal (tangga) 0,6 ·         Untuk peninjauan gempa (tangga) 0,3 237305,298 2090417,8
  • 4. 3. Beban Angin (PPPURG pasal 2.1.3) ·         Tekanan Tiup 40 kg/m2 ·         Koefisien angin untuk bangunan ini (Gambar 1 PPPURG) 1. Angin tiup +0,2 α – 0,4 2. Angin hisap α adalah sudut kemiringan atap gedung ·         Selain yang disebut di atas kami juga menetapkan besar beban untuk lift beserta penumpang berdasarkan Data Arsitek sebesar 2000 kg dengan koefisien kejut sebesar 2 ·         Mekanikal dan Elektrikal 25 kg/m2 - Beban Hidup (LL) - Beban Mati (DL) 4. Beban Gempa (EQ) Adapun faktor-faktor reduksi yang digunakan dalam perhitungan adalah : - 0.85 untuk mereduksi beban-beban merata yang terbentuk trapesium menjadi persegi panjang I.5 Kombinasi Pembebanan Perhitungan beban menggunakan teori kekuatan batas dengan load factor sebagai berikut : U1 1,4 D U2 1,2 D + 1,6 L + 1 La U3 1,2 D + 1,6 L + 1 H U4 1,2 D + 1,6 La + γL L U5 1,2 D + 1,6 La + 1 W U6 1,2 D + 1,6 H + γL L U7 1,2 D + 1,6 H + 1 W U8 1,2 D + 1,3 W + γL L + 0,5 La U9 1,2 D + 1,3 W + γL L + 0,5 H U10 1,2 D + 1 E + γL L U11 1,2 D - 1 E + γL L U12 0,9 D + 1,3 W U13 0,9 D - 1,3 W U14 0,9 D + 1 E U15 1,2 D - 1 E Adalah beban – beban mati yang terjadi pada masing-masing komponen lantai bangunan yang ditinjau. Beban gempa yang diperkirakan akan terjadi dan besarnya dihitung berdasarkan atas analisa Respon Spectra Wilayah Gempa IV. Adalah beban – beban hidup yang terjadi pada masing-masing lantai yang besarnya telah ditentukan oleh Peraturan Muatan Indonesia.
  • 5. II. PRELIMINARY DESIGN II.1 PELAT LANTAI II.1.1 Pelat Lantai · Beban Mati Berat sendiri pelat = 0,12 m x 2400 kg/m3 = 288 kg/m2 Adukan semen/cm (3 cm) = 0,03 m x 21 kg/m2 = 0,63 kg/m2 Penutup lantai (2 cm) = 0,02 m x 2200 kg/m3 = 44 kg/m2 Plafond dan rangka = 11 + 7 kg/m2 = 18 kg/m2 Mekanikal dan elektrikal = 25 kg/m2 qDL = 376 kg/m2 · Beban Hidup Beban hidup lantai rumah tinggal = 200 kg/m2 qLL = 200 kg/m2 · Q Ultimate = 1.2 qDL + 1.6 qLL = kg/m2 Rencana tebal pelat lantai yang digunakan adalah = 12 cm II.1.2 Pelat Lantai Atap · Beban Mati Berat sendiri pelat = 0,1 m x 2400 kg/m3 = 240 kg/m2 Adukan semen/cm (3 cm) = 0,03 m x 21 kg/m2 = 0,63 kg/m2 Penutup lantai (3 cm) = 0,02 m x 2200 kg/m3 = 44 kg/m2 Plafond dan rangka = 11 + 7 kg/m2 = 18 kg/m2 Mekanikal dan elektrikal = 25 kg/m2 qDL = 328 kg/m2 · Beban Hidup Genangan air hujan = 5 kg/m2 Beban hidup lantai atap = 100 kg/m2 qLL = 105 kg/m2 Rencana tebal pelat atap yang digunakan adalah = 10 cm II.2 BALOK II.2.1 Balok Anak Lantai 2 · Beban Mati Berat sendiri pelat = 0,12 m x 2400 kg/m3 = 288 kg/m2 Adukan semen/cm (3 cm) = 0,03 m x 21 kg/m2 = 0,63 kg/m2 Penutup lantai (2 cm) = 0,02 m x 2200 kg/m3 = 44 kg/m2 Plafond dan rangka = 11 + 7 kg/m2 = 18 kg/m2 Mekanikal dan elektrikal = 40 kg/m2 qDL = 391 kg/m2 · Beban Hidup Beban hidup lantai rumah tinggal = 200 kg/m2 qLL = 200 kg/m2 770,756
  • 6. Dicari momen dan pembebanan yang terbesar dengan meninjau bentangan yang terbesar 1,5 m 3 m 10 3 m 0,75 m 12' 3 m 0,75 m F H Gambar 2.1 Sketsa tampak atas dan samping Pembebanan Tributary Pada Balok Anak Lantai 2 Dari gambar maka selanjutnya diperoleh beban ekivalen sebagai berikut : qDL = 390,6 x 0,75 x 2 = kg/m qLL = 200 x 0,75 x 2 = kg/m qu = 1,2 x + 1,6 x = kg/m Perencanaan dimensi Balok Anak Lantai 2 B1A2A = b x h = 15 x 25 cm B1A2 = b x h = 15 x 20 cm II.2.2 Balok Induk Lantai 2 · Beban Mati Berat sendiri pelat = 0,12 m x 2400 kg/m3 = 288 kg/m2 Adukan semen/cm (3 cm) = 0,03 m x 21 kg/m2 = 0,63 kg/m2 Penutup lantai (3 cm) = 0,03 m x 2200 kg/m3 = 66 kg/m2 Plafond dan rangka = 11 + 7 kg/m2 = 18 kg/m2 Mekanikal dan elektrikal = 40 kg/m2 qDL = 413 kg/m2 · Beban Hidup Beban hidup lantai rumah tinggal = 200 kg/m2 qLL = 200 kg/m2 Dicari momen dan pembebanan yang terbesar dengan meninjau bentangan yang terbesar 3 m 4,5 m G 3 m F 1,5 m 4,5 m 1,5 m 1 2 Gambar 2.2 Sketsa tampak atas dan samping Pembebanan Tributary Pada Balok induk Lantai 2 1183,134585,945 300 585,945 300
  • 7. Dari gambar maka selanjutnya diperoleh beban ekivalen sebagai berikut : qDL = 412,6 x 1,5 x 2 = kg/m qLL = 200 x 1,5 x 2 = kg/m PDL = 0,5 x x 4,5 - 1,5 = kg/m PLL = 0,5 x x 4,5 - 1,5 = kg/m qu = 1,2 x + 1,6 x = kg/m Pu = 1,2 x + 1,6 x = kg/m 2 2 Perencanaan dimensi Balok Induk Lantai 2 B24 = b x h = 20 x 40 cm B1A3 = b x h = 15 x 30 cm II.3 KOLOM Kolom C1 Luas daerah pembebanan = = 18 kg/m2 Panjang balok = 9 m' 3 m 3 m 3 m II.3.1 Beban Pelat II.3.1.1 Beban Pelat Lantai tiap m 2 · Beban Mati Berat sendiri pelat = 0,12 m x 2400 kg/m3 = 288 kg/m2 Adukan semen/cm (3 cm) = 0,03 m x 21 kg/m2 = 0,63 kg/m2 Penutup lantai (3 cm) = 0,03 m x 2200 kg/m3 = 66 kg/m2 Plafond dan rangka = 11 + 7 kg/m2 = 18 kg/m2 Mekanikal dan elektrikal = 25 kg/m2 qDL = 398 kg/m2 · Beban Hidup Beban hidup lantai perkantoran = 250 kg/m2 qLL = 250 kg/m2 II.3.1.2 Beban Pelat Atap tiap m 2 · Beban Mati Berat sendiri pelat = 0,1 m x 2400 kg/m3 = 240 kg/m2 Adukan semen/cm (3 cm) = 0,03 m x 21 kg/m2 = 0,63 kg/m2 Penutup lantai (3 cm) = 0,03 m x 2200 kg/m3 = 66 kg/m2 Plafond dan rangka = 11 + 7 kg/m2 = 18 kg/m2 Mekanikal dan elektrikal = 40 kg/m2 qDL = 365 kg/m2 · Beban Hidup Genangan air hujan = 5 kg/m2 1856,835 900 3668,202 1237,89 600 1237,89 600 2445,468 1237,89 1856,835 600 900
  • 8. Beban hidup lantai perkantoran = 100 kg/m2 qLL = 105 kg/m2 maka qu Pelat Lantai = 1.2 qDL + 1.6 qLL = kg/m' qu Pelat atap = 1.2 qDL + 1.6 qLL = kg/m' II.3.2 Beban Balok Ring Balok (RB1A2) = 0,15 x 0,2 x 2400 kg/m3 = kg/m' Balok B24 = 0,2 x 0,28 x 2400 kg/m3 = kg/m' Balok B1A3 = 0,15 x 0,3 x 2400 kg/m3 = kg/m' Balok B1A2A = 0,15 x 0,25 x 2400 kg/m3 = kg/m' Balok B1A2 = 0,15 x 0,2 x 2400 kg/m3 = kg/m' Tabel 2.1 Summary Plreliminary Design No 1 Pelat lantai 12 cm 2 Balok Anak B1A2A 15 / 25 B1A2 15 / 20 3 Balok Induk B24 20 / 40 B1A3 15 / 30 4 Kolom C1 13 / 40 C2 13 / 30 C3 13 / 20 C4 20 / 20 Gambar Permodelan dengan SAP2000 72 72 Komponen Struktur Dimensi 134,4 108 90 877,156 605,556
  • 9. III. PEMBEBANAN & GEMPA III.1 BEBAN GRAVITASI ( W ) III.1.1 Berat total lantai 1 · Beban Mati Pelat Lantai L = m 2 x 375,63 kg/m2 = kg Kolom C1 = 14 x 3,78 x 0,13 x 0,4 x 2400 = kg Kolom C2 = 3 x 3,78 x 0,13 x 0,3 x 2400 = kg Kolom C3 = 4 x 3,78 x 0,13 x 0,2 x 2400 = kg Kolom C4 = 4 x 3,78 x 0,2 x 0,2 x 2400 = kg Berat dinding bata = 67,3 x 1700 kg/m = kg WDL = kg · Beban Hidup Tangga bordes (l bordes = 1,35 m, l bordes = 8,15 m ) m x 300 kg/m 2 = kg Beban hidup lantai rumah tinggal m 2 x 250 kg/m 2 = kg = kg Reduksi 30% beban hidup WLL = kg · Berat total lantai 1 WU1 = kg/cm2 III.1.2 Berat total lantai 2 · Beban Mati Pelat Lantai L = m 2 x 375,63 kg/m2 = kg Kolom C1 = 10 x 3,4 x 0,13 x 0,4 x 2400 = kg Kolom C2 = 8 x 3,4 x 0,13 x 0,3 x 2400 = kg Kolom C3 = 13 x 3,4 x 0,13 x 0,2 x 2400 = kg Balok B24 = 56,7 x 0,2 x 0,4 x 2400 = kg Balok B1A3 = 22 x 0,15 x 0,3 x 2400 = kg Balok B1A2A = 48 x 0,15 x 0,25 x 2400 = kg Balok B1A2 = 16 x 0,15 x 0,2 x 2400 = kg Berat dinding bata = 30 x 1700 kg/m = kg WDL = kg · Beban Hidup Beban hidup lantai perkantoran m 2 x 250 kg/m 2 = kg = kg Reduksi 30% beban hidup WLL = kg · Berat total lantai 2 WU2 = kg/cm2 943,49 1451,52 10886,40 2376,00 4320,00 1152,00 183,1 68777,85 4243,20 13732,50 3300,75 167,92 41980,00 Beban gravitasi berupa beban mati dan beban hidup yang bekerja di tiap lantai / atap dipaparkan di bawah. Beban hidup untuk perhitungan W ini, sesuai dengan SNI-03-1727-1987 pakai koefisien reduksi 0,3. Total beban gravitasi ( W ) ini merupakan penjumlahan W untuk seluruh lantai ( lantai 1 s/d lantai 5 ). 246790,725 167,92 63075,79 1061,42 45775,00 2545,92 2758,08 51000,00 199643,344 148059,45 183,1 45775,00 6604,42 114410,00 187546,64 45280,75 13584,23
  • 10. III.1.3 Berat total lantai Ring Balk · Beban Mati Konstruksi Baj Ringan = m 2 x 10 kg/m2 = kg Ring Balok B24 = 142 x 0,15 x 0,2 x 2400 = kg WDL = kg · Beban Hidup Beban hidup lantai atap m 2 x 20 kg/m 2 = kg = kg Reduksi 30% beban hidup WLL = kg · Berat total lantai 2 WU3 = kg/cm2 Summary berat total tiap lantai III.2 PERHITUNGAN BEBAN GEMPA III.2.1 Taksiran waktu getar alami (T1) secara empiris hn = 7,18 m Ct = 0,0731 T1 = Ct (hn) 3/4 = 0,0731 x 7,18 3/4 = 0,3206 detik ζ = 0,17 (Tabel koefisien ζ yang membatasi waktu getar alami fundamental struktur gedung) n = 2 maka, T = ζ.n = 0,17 x 2 = 0,34 detik … > T empiris = 0,3206 detik ---> OK 183,1 1831,00 183,1 3662,00 3662,00 1098,60 Lantai 1 2 Untuk menghitung gaya-gaya akibat gempa terlebih dahulu diperlukan beberapa parameter sebagai berikut : 16223,760 Rumus empiris pakai Metode A dari UBC section 1630.2.2 Total 462657,829 3 16223,760 10224,00 12055,00 Kontrol pembatasan T sesuai pasal 5.6. SNI 03-1726-2002 Berat tiap lantai (kg) 246790,725 199643,344
  • 11. III.2.2 Perhitungan beban geser dasar nominal statik ekuivalen (V) V dihitung dengan rumus ( 26 ) pada SNI 03-1726-2002 C1 besarnya diambil dari grafik SNI 1726 di bawah ini, Wilayah Gempa IV, Tanah lunak T1 = 0,3206 detik, maka berdasarkan Gambar 2 SNI 1726, diperoleh C1 = 0,85 Faktor keutamaan gempa ( I ) sesuai SNI 1726 tabel 1 I = 1 Sehingga diperoleh : = 0,85 x 1 x = 3,5 V = kg III.2.3 Distribusi beban gempa nominal statik ekuivalen Fi Distribusi ini dilakukan sesuai rumus ( 27 ) pada SNI 03-1726-2002 Pasal 6.1.3 Tabel dibawah ini merangkum hasil perhitungan Fi dan gaya geser tingkat Vi 2,7 3,78 7,18 Di puncak gedung tidak ada beban horizontal gempa terpusat karena rasio 7,18 16 tinggi total gedung panjang denah gedung = = 0,4488 < 3 1 246790,73 666334,96 48696,28 12174,07 9739,26 Zi (m) Fi x-y (kg) 8512,93 2128,2316223,76 116486,60 1702,59Atap 462657,83 1537473,39 13787,64 11030,11 Lantai Faktor reduksi gempa R didapat dari UBC 97 Tabel 16.N - Structural system, dimana untuk Ordinary moment resisting frame - Concrete, nilai R = 3,5 Untuk tiap portal arah x (0,25Fi) kg Untuk tiap portal arah y (0,2Fi) kg Wi (kg) Wi x Zi 2 199643,34 754651,84 55150,55 112359,7584 462657,829= 1. = . ∑ . 0,3
  • 12. III.2.4 Analisis terhadap T Rayleigh 2,7 3,78 7,18 Ti = 0,63 9810 x Nilai T yang diizinkan : T - T1 T1 0,3206 - 0,2028 -0,2 ≤ 0,368 ≤ 0,2 ---> cek maka T1 hasil empiris yang dihitung di atas memenuhi kektentuan pasal 6.2 Gambar Pembebanan beban hidup dan mati pada bangunan 3028908,62246790,73 48696,28 Wi.di 2 (Kg.mm2) 954793828,97 Lantai Zi (m) Wi (kg) Fi (Kg) -0,2 ≤ ≤ 0,2 0,321 3802726,56 25068433816,13 24665667,48 24665667,482 25068433816,125 = 0,2028 detik Atap 16223,76 8512,93 446,70 462657,83 112359,76 3237303509,55 ≤ ≤ 0,2-0,2 Besarnya T yang dihitung sebelumnya memakai cara-cara empiris, harus dibandingkan dengan T Rayleigh, dengan rumus : 2 199643,34 55150,55 323,37 20876336477,61 17834032,31 di (mm) 1 62,20 Fi.di (Kg.mm) = 6.3 ∑ . 2 . ∑ . ⬚
  • 13. Gambar Pembebanan gempa pada bangunan
  • 14. A. DATA BAHAN STRUKTUR Kuat tekan beton, fc' = 25 MPa Tegangan leleh baja untuk tulangan lentur, fy = 240 MPa B. DATA PLAT LANTAI Panjang bentang plat arah x, Lx = 2,50 m Panjang bentang plat arah y, Ly = 3,50 m Tebal plat lantai, h = 120 mm Koefisien momen plat untuk : Ly / Lx = 1,40 KOEFISIEN MOMEN PLAT Lapangan x Clx = 36 Lapangan y Cly = 17 Tumpuan x Ctx = 76 Tumpuan y Cty = 57 Diameter tulangan yang digunakan,  = 8 mm Tebal bersih selimut beton, ts = 30 mm C. BEBAN PLAT LANTAI 1. BEBAN MATI (DEAD LOAD ) No Jenis Beban Mati Berat satuan Tebal (m) Q (kN/m 2 ) 1 Berat sendiri plat lantai (kN/m 3 ) 24,0 0,1 2,400 2 Berat finishing lantai (kN/m 3 ) 22,0 0,02 0,440 3 Berat plafon dan rangka (kN/m 2 ) 0,0 - 0,000 4 Berat instalasi ME (kN/m 2 ) 0,0 - 0,000 Total beban mati, QD = 2,840 PERHITUNGAN PLAT LANTAI (SLAB ) PELAT LANTAI DAK RUANG SERVICE
  • 15. 2. BEBAN HIDUP (LIVE LOAD ) Beban hidup pada lantai dak = 105 kg/m 2  QL = 1,050 kN/m 2 3. BEBAN RENCANA TERFAKTOR Beban rencana terfaktor, Qu = 1.2 * QD + 1.6 * QL = 5,088 kN/m 2 4. MOMEN PLAT AKIBAT BEBAN TERFAKTOR Momen lapangan arah x, Mulx = Clx * 0.001 * Qu * Lx 2 = 1,145 kNm/m Momen lapangan arah y, Muly = Cly * 0.001 * Qu * Lx 2 = 0,541 kNm/m Momen tumpuan arah x, Mutx = Ctx * 0.001 * Qu * Lx 2 = 2,417 kNm/m Momen tumpuan arah y, Muty = Cty * 0.001 * Qu * Lx 2 = 1,813 kNm/m Momen rencana (maksimum) plat,  Mu = 2,417 kNm/m
  • 16. A. DATA BAHAN STRUKTUR Kuat tekan beton, fc' = 25 MPa Tegangan leleh baja untuk tulangan lentur, fy = 240 MPa B. DATA PLAT LANTAI Panjang bentang plat arah x, Lx = 3,00 m Panjang bentang plat arah y, Ly = 3,50 m Tebal plat lantai, h = 120 mm Koefisien momen plat untuk : Ly / Lx = 1,17 KOEFISIEN MOMEN PLAT Lapangan x Clx = 36 Lapangan y Cly = 17 Tumpuan x Ctx = 76 Tumpuan y Cty = 57 Diameter tulangan yang digunakan,  = 8 mm Tebal bersih selimut beton, ts = 30 mm C. BEBAN PLAT LANTAI 1. BEBAN MATI (DEAD LOAD ) No Jenis Beban Mati Berat satuan Tebal (m) Q (kN/m 2 ) 1 Berat sendiri plat lantai (kN/m 3 ) 24,0 0,12 2,880 2 Berat finishing lantai (kN/m 3 ) 22,0 0,02 0,440 3 Berat plafon dan rangka (kN/m 2 ) 0,2 - 0,180 4 Berat instalasi ME (kN/m 2 ) 0,3 - 0,250 Total beban mati, QD = 3,750 PERHITUNGAN PLAT LANTAI (SLAB ) PELAT LANTAI 2 RUMAH UTAMA
  • 17. 2. BEBAN HIDUP (LIVE LOAD ) Beban hidup pada lantai rumah tinggal = 200 kg/m 2  QL = 2,000 kN/m 2 3. BEBAN RENCANA TERFAKTOR Beban rencana terfaktor, Qu = 1.2 * QD + 1.6 * QL = 7,700 kN/m 2 4. MOMEN PLAT AKIBAT BEBAN TERFAKTOR Momen lapangan arah x, Mulx = Clx * 0.001 * Qu * Lx 2 = 2,495 kNm/m Momen lapangan arah y, Muly = Cly * 0.001 * Qu * Lx 2 = 1,178 kNm/m Momen tumpuan arah x, Mutx = Ctx * 0.001 * Qu * Lx 2 = 5,267 kNm/m Momen tumpuan arah y, Muty = Cty * 0.001 * Qu * Lx 2 = 3,950 kNm/m Momen rencana (maksimum) plat,  Mu = 5,267 kNm/m
  • 18. IV. PERHITUNGAN PENULANGAN STRUKTUR IV.1 PERHITUNGAN PENULANGAN PELAT IV.1.1 Pelat Lantai Koefisien Bahan fc' = 24,516625 Mpa = 250 kg/cm2 = 0,250 t/cm2 fc = 0,45.fc' = 11,0 Mpa = 0,110 t/cm2 Ec = 23272 Mpa = 237305 kg/cm2 = 237 t/cm2 Es = 200000 Mpa = 2039432 kg/cm2 εc = fc/Ec = 0,0005 εy = fy/Es = 0,0017 n = Es/Ec = 8,594 fy = 340 Mpa = 3400 kg/cm2 Kcb = 0,003 = 0,642793251 0.003 + εy Kc = 0.75 x Kcb = 0,482 Ka = β1 x Kc = 0,410 Kz = 1 - 1/2.Ka = 0,795 Kd 2 = 1 = 0,0144 cm 2 /kg 0.85.fc'.Ka.Kz Gambar Penentuan jarak d pada pelat lantai b = 1 m = 1000 mm d = 120-20-10-(10/2)= 85 mm Dari program SAP200 perencanaan rumah utama didapatkan : M.maks = 537,0661296 kg.m MR = φ bd 2 k Perencanan menggunakan MU = MR sebagai batas, maka : k perlu = MU = 92918,0155 kg/m 2 = 0,911 Mpa φ bd 2 m = fy = 16,31545941 0.85 x f'c 0,002740907 As perlu = ρ. b. d = 232,9770622 mm 2 Jarak spasi maksimum yang diizinkan adalah nilai terkecil dari 3x tebal pelat (h) dan 500 mm 3 h = 360 mm ==> diambil jarak tulangan pelat lantai = 200 mm Maka kebutuhan tulangan untuk pelat lantai adalah Ø8-200 As = 502,65 mm 2 /m' Kuat momen terpasang pelat dapat dihitung sebagai berikut : a = As.fy = 8,201044386 mm 0,85.fc.b φ Mn = φ As.fy.(d-1/2a) = 1106074,749 kg.mm = 1106,1 kg.m …> M.maks ==> OK d = 85 120 20 Ø 8 Ø 8          fy k.m.2 -1-1 m 1 
  • 19. IV.1.2 Pelat Atap Koefisien Bahan fc' = 250 Mpa = 2500 kg/cm2 = 2,500 t/cm2 fc = 0,45.fc' = 112,5 Mpa = 1,125 t/cm2 Ec = 74314 Mpa = 743135 kg/cm2 = 743 t/cm2 Es = 200000 Mpa = 2039432 kg/cm2 εc = fc/Ec = 0,0015 εy = fy/Es = 0,0017 n = Es/Ec = 2,691 fy = 340 Mpa = 3400 kg/cm2 Kcb = 0,003 = 0,642793254 0.003 + εy Kc = 0.75 x Kcb = 0,482 Ka = β1 x Kc = 0,410 Kz = 1 - 1/2.Ka = 0,795 Kd 2 = 1 = 0,0014 cm 2 /kg 0.85.fc'.Ka.Kz Gambar Penentuan jarak d pada pelat atap b = 1 m = 1000 mm d = 100-20-8-(8/2)= 68 mm Dari program SAP200 perencanaan ruang service didapatkan : M.maks = 246,466324 kg.m MR φ bd 2 k Perencanan menggunakan MU = MR sebagai batas, maka : k perlu = MU = 66626,92582 kg/m 2 = 0,653 Mpa φ bd 2 m = fy = 1,6 0.85 x f'c 0,001924387 As perlu = ρ. b. d = 130,8582981 mm 2 Jarak spasi maksimum yang diizinkan adalah nilai terkecil dari 3x tebal pelat (h) dan 500 mm 3 h = 360 mm ==> diambil jarak tulangan pelat lantai = 150 mm Maka kebutuhan tulangan untuk pelat lantai atap adalah Ø8-150 As = 502,65 mm 2 /m' Kuat momen terpasang pelat dapat dihitung sebagai berikut : a = As.fy = 0,804247719 mm 0,85.fc.b φ Mn = φ As.fy.(d-1/2a) = 924212,4412 kg.mm = 924,21 kg.m …> M.maks ==> OK d = 55 100 25 Ø 8-150          fy k.m.2 -1-1 m 1 
  • 20. IV.2 PERHITUNGAN PENULANGAN BALOK IV.2.1 Balok B24 IV.2.1.1 Perhitungan Tulangan Lentur Parameter Penampang b = 20 cm h = 40 cm d = 35,95 cm d' = 4,05 cm d 5 cm Kcb = = 0,638 D 1,9 cm Kc = 0.75 x Kcb = 0,479 Ka = β1 x Kc = 0,407 Kz = 1 - 1/2.Ka = 0,797 Kd 2 = 1 = 0,0123 cm 2 /kg 0.85.fc'.Ka.Kz Koefisien Bahan fc' = 25 Mpa = 250 kg/cm2 = 0,250 t/cm2 fc = 0,45.fc' = 11,250 Mpa = 0,113 t/cm2 Ec = 23500 Mpa = 235000 kg/cm2 = 235 t/cm2 Es = 200000 Mpa = 2039432 kg/cm2 εc = fc/Ec = 0,0005 εy = fy/Es = 0,0017 n = Es/Ec = 8,511 fy = 340 Mpa = 3400 kg/cm2 Mo = bxd 2 = 2094500 kg.cm = 20945 kg.m Kd 2 Tulangan Lentur Tarik Pada Lapangan Dari perhitungan dengan menggunakan SAP 2000 didapat Mu Mu = 3308,1 kg.m = 330810 kg.cm Mn = Mu / Ø = Mu / 0.80 = 413513 kg.cm => < Mo ==> Tulangan tunggal As = Mn = 413513 Kz. d. fy 97361 As = 4,25 cm2 = 424,719 mm2 As.min = 1.4 x b x d = 1006,600 fy (Mpa) 340 As.min = 2,961 cm2 = 296,059 mm2 A D19 = 283,529 mm2 As > As.min --> OK n = As = 1,49798 maka, A D19 n = 1,50 ~ 3 bh ,digunakan pada tumpuan (Serat Atas) = 3 D 19 0,003 0.003 + fy/Es
  • 21. Tulangan Lentur Tarik Pada Tumpuan Dari perhitungan dengan menggunakan SAP 2000 didapat Mu Mu = 8153,56 kg.m = 815356 kg.cm Mn = Mu / Ø = Mu / 0.80 = 1019195 kg.cm => < Mo ==> Tulangan tunggal As = Mn = 1019195 Kz. d. fy 97361 As = 10,47 cm2 = 1046,816 mm2 As.min = 1.4 x b x d = 1006,600 fy (Mpa) 340 As.min = 2,961 cm2 = 296,059 mm2 A D19 = 1023,539 mm2 As > As.min' n = As = 1,02274 maka, A D19 n = 1,02 ~ 2 bh ,digunakan pada tumpuan (Serat Atas) = 2 D 19 IV.2.1.2 Perhitungan Tulangan Geser Dari perhitungan dengan menggunakan SAP 2000 didapat Vu Vu = 2430,54 kg = 243,054 Mpa Vc = 1894,731365 kg Vs' = 7578,925459 kg Vs = 2156,168635 kg ==> Vs < Vs'Penampang sudah cukup Vu = 2430,54 kg > Ø . Vc = 568,419 kg ==> Memerlukan Tulangan Geser 2 Vu = 2430,54 kg < Ø . Vc = 1136,84 kg Maka Kebutuhan Tulangan Gesernya = Av cm2 = 31,7525 mm2 ==> S ≤ d/2 = 17,975 cm ~ 18 cm A Ø8 = 50,265 mm2 Maka digunakan Tulangan Geser D8 - 150 IV.2.2 Balok B1A2 IV.2.2.1 Perhitungan Tulangan Lentur Parameter Penampang b = 13 cm h = 20 cm d = 15,65 cm d' = 4,35 cm d 5 cm Kcb = = 0,638 D 1,3 cm Kc = 0.75 x Kcb = 0,479 Ka = β1 x Kc = 0,407 Kz = 1 - 1/2.Ka = 0,797 Kd 2 = 1 = 0,0119 cm 2 /kg 0.85.fc'.Ka.Kz Koefisien Bahan 0,317524629 0,003 0.003 + fy/Es .bw.dfc' 6 1        .bw.dfc' 3 2        Vc- Φ Vu             dfy sVcVu . ./
  • 22. fc' = 26 Mpa = 260 kg/cm2 = 0,260 t/cm2 fc = 0,45.fc' = 11,7 Mpa = 0,117 t/cm2 Ec = 23965 Mpa = 239654 kg/cm2 = 240 t/cm2 Es = 200000 Mpa = 2039432 kg/cm2 εc = fc/Ec = 0,0005 εy = fy/Es = 0,0017 n = Es/Ec = 8,345 fy = 340 Mpa = 3400 kg/cm2 Mo = bxd 2 = 268323 kg.cm = 2683 kg.m Kd 2 Tulangan Lentur Tarik Pada Lapangan Dari perhitungan dengan menggunakan SAP 2000 didapat Mu Mu = 170,68 kg.m = 17068 kg.cm Mn = Mu / Ø = Mu / 0.80 = 21335 kg.cm => < Mo ' ==>Tulangan tunggal As = Mn = 21335 Kz. d. fy 42384 As = 0,50 cm2 = 50,337 mm2 As.min = 1.4 x b x d = 284,830 fy (Mpa) 340 As.min = 0,838 cm2 = 83,774 mm2 A D13 = 132,732 mm2 As > As.min --> OK n = As = 0,37924 maka, A D13 n = 0,38 ~ 2 bh ,digunakan pada tumpuan (Serat Atas) = 3 D 13 Tulangan Lentur Tarik Pada Tumpuan Dari perhitungan dengan menggunakan SAP 2000 didapat Mu Mu = 142,72 kg.m = 14272 kg.cm Mn = Mu / Ø = Mu / 0.80 = 17840 kg.cm => < Mo ' ==>Tulangan tunggal As = Mn = 17840 Kz. d. fy 42384 As = 0,42 cm2 = 42,091 mm2 As.min = 1.4 x b x d = 284,830 fy (Mpa) 340 As.min = 0,838 cm2 = 83,774 mm2 A D13 = 132,732 mm2 As > As.min' n = As = 0,31711 maka, A D13 n = 0,32 ~ 1 bh ,digunakan pada tumpuan (Serat Atas) = 2 D 13
  • 23. IV.2.2.2 Perhitungan Tulangan Geser Dari perhitungan dengan menggunakan SAP 2000 didapat Vu Vu = 416,31 kg = 41,631 Mpa Vc = 546,7554463 kg Vs' = 2187,021785 kg Vs = 147,0945537 kg ==> Vs < Vs'Penampang sudah cukup Vu = 416,31 kg > Ø . Vc = 164,027 kg ==> Memerlukan Tulangan Geser 2 Vu = 416,31 kg < Ø . Vc = 328,053 kg Maka Kebutuhan Tulangan Gesernya = Av cm2 = 2,21153 mm2 ==> S ≤ d/2 = 7,825 cm ~ 8 cm A Ø8 = 50,265 mm2 Maka digunakan Tulangan Geser D8 - 100 IV.2.3 Balok B1A3 IV.2.3.1 Perhitungan Tulangan Lentur Parameter Penampang b = 15 cm h = 30 cm d = 25,95 cm d' = 4,05 cm d 5 cm Kcb = = 0,638 D 1,9 cm Kc = 0.75 x Kcb = 0,479 Ka = β1 x Kc = 0,407 Kz = 1 - 1/2.Ka = 0,797 Kd 2 = 1 = 0,0119 cm 2 /kg 0.85.fc'.Ka.Kz Koefisien Bahan fc' = 26 Mpa = 260 kg/cm2 = 0,260 t/cm2 fc = 0,45.fc' = 11,7 Mpa = 0,117 t/cm2 Ec = 23965 Mpa = 239654 kg/cm2 = 240 t/cm2 Es = 200000 Mpa = 2039432 kg/cm2 εc = fc/Ec = 0,0005 εy = fy/Es = 0,0017 n = Es/Ec = 8,345 fy = 340 Mpa = 3400 kg/cm2 Mo = bxd 2 = 851240 kg.cm = 8512 kg.m Kd 2 0,022115325 0,003 0.003 + fy/Es .bw.dfc' 6 1        .bw.dfc' 3 2        Vc- Φ Vu             dfy sVcVu . ./
  • 24. Tulangan Lentur Tarik Pada Lapangan Dari perhitungan dengan menggunakan SAP 2000 didapat Mu Mu = 3174,03 kg.m = 317403 kg.cm Mn = Mu / Ø = Mu / 0.80 = 396754 kg.cm => < Mo ' ==>Tulangan tunggal As = Mn = 396754 Kz. d. fy 70279 As = 5,65 cm2 = 564,541 mm2 As.min = 1.4 x b x d = 544,950 fy (Mpa) 340 As.min = 1,603 cm2 = 160,279 mm2 A D19 = 283,529 mm2 As > As.min --> OK n = As = 1,99113 maka, A D19 n = 1,99 ~ 2 bh ,digunakan pada tumpuan (Serat Atas) = 3 D 19 Tulangan Lentur Tarik Pada Tumpuan Dari perhitungan dengan menggunakan SAP 2000 didapat Mu Mu = 2941,94 kg.m = 294194 kg.cm Mn = Mu / Ø = Mu / 0.80 = 367743 kg.cm => < Mo ' ==>Tulangan tunggal As = Mn = 367743 Kz. d. fy 70279 As = 5,23 cm2 = 523,261 mm2 As.min = 1.4 x b x d = 544,950 fy (Mpa) 340 As.min = 1,603 cm2 = 160,279 mm2 A D19 = 283,529 mm2 As > As.min' n = As = 1,84553 maka, A D19 n = 1,85 ~ 2 bh ,digunakan pada tumpuan (Serat Atas) = 2 D 19 IV.2.3.2 Perhitungan Tulangan Geser Dari perhitungan dengan menggunakan SAP 2000 didapat Vu Vu = 1633,68 kg = 163,368 Mpa Vc = 1046,077943 kg Vs' = 4184,311771 kg Vs = 1676,722057 kg ==> Vs < Vs'Penampang sudah cukup Vu = 1633,68 kg > Ø . Vc = 313,823 kg ==> Memerlukan Tulangan Geser 2 Vu = 1633,68 kg < Ø . Vc = 627,647 kg Maka Kebutuhan Tulangan Gesernya = Av cm2 = 24,7052 mm2 ==> S ≤ d/2 = 12,975 cm ~ 13 cm A Ø8 = 50,265 mm2 Maka digunakan Tulangan Geser D8 - 150 0,247051873 .bw.dfc' 6 1        .bw.dfc' 3 2        Vc- Φ Vu             dfy sVcVu . ./
  • 25. IV.2.4 Balok B1A2A IV.2.4.1 Perhitungan Tulangan Lentur Parameter Penampang b = 15 cm h = 25 cm d = 20,65 cm d' = 4,35 cm d 5 cm Kcb = = 0,638 D 1,3 cm Kc = 0.75 x Kcb = 0,479 Ka = β1 x Kc = 0,407 Kz = 1 - 1/2.Ka = 0,797 Kd 2 = 1 = 0,0119 cm 2 /kg 0.85.fc'.Ka.Kz Koefisien Bahan fc' = 26 Mpa = 260 kg/cm2 = 0,260 t/cm2 fc = 0,45.fc' = 11,7 Mpa = 0,117 t/cm2 Ec = 23965 Mpa = 239654 kg/cm2 = 240 t/cm2 Es = 200000 Mpa = 2039432 kg/cm2 εc = fc/Ec = 0,0005 εy = fy/Es = 0,0017 n = Es/Ec = 8,345 fy = 340 Mpa = 3400 kg/cm2 Mo = bxd 2 = 539035 kg.cm = 5390 kg.m Kd 2 Tulangan Lentur Tarik Pada Lapangan Dari perhitungan dengan menggunakan SAP 2000 didapat Mu Mu = 629,9 kg.m = 62990 kg.cm Mn = Mu / Ø = Mu / 0.80 = 78738 kg.cm => < Mo ' ==>Tulangan tunggal As = Mn = 78738 Kz. d. fy 55925 As = 1,41 cm2 = 140,791 mm2 As.min = 1.4 x b x d = 433,650 fy (Mpa) 340 As.min = 1,275 cm2 = 127,544 mm2 A D19 = 132,732 mm2 As > As.min --> OK n = As = 1,06071 maka, A D19 n = 1,06 ~ 2 bh ,digunakan pada tumpuan (Serat Atas) = 3 D 13 0,003 0.003 + fy/Es      dfy sVcVu . ./
  • 26. Tulangan Lentur Tarik Pada Tumpuan Dari perhitungan dengan menggunakan SAP 2000 didapat Mu Mu = 399,65 kg.m = 39965 kg.cm Mn = Mu / Ø = Mu / 0.80 = 49956 kg.cm => < Mo ' ==>Tulangan tunggal As = Mn = 49956 Kz. d. fy 55925 As = 0,89 cm2 = 89,327 mm2 As.min = 1.4 x b x d = 433,650 fy (Mpa) 340 As.min = 1,275 cm2 = 127,544 mm2 A D13 = 132,732 mm2 As > As.min' n = As = 0,67298 maka, A D13 n = 0,67 ~ 1 bh ,digunakan pada tumpuan (Serat Atas) = 2 D 13 IV.2.4.2 Perhitungan Tulangan Geser Dari perhitungan dengan menggunakan SAP 2000 didapat Vu Vu = 1005,98 kg = 100,598 Mpa Vc = 832,4281125 kg Vs' = 3329,71245 kg Vs = 844,2052208 kg ==> Vs < Vs'Penampang sudah cukup Vu = 1005,98 kg > Ø . Vc = 249,728 kg ==> Memerlukan Tulangan Geser 2 Vu = 1005,98 kg < Ø . Vc = 499,457 kg Maka Kebutuhan Tulangan Gesernya = Av cm2 = 13,2264 mm2 ==> S ≤ d/2 = 10,325 cm ~ 11 cm A Ø8 = 50,265 mm2 Maka digunakan Tulangan Geser D8 - 150 0,132264028 .bw.dfc' 6 1        .bw.dfc' 3 2        Vc- Φ Vu             dfy sVcVu . ./
  • 27. IV.3 PERHITUNGAN PENULANGAN KOLOM IV.3.1 KOLOM C1 IV.3.1.1 Perhitungan Tulangan Lentur Dari program SAP 2000 didapatkan ==> Mu = kg.m Pu = kg Parameter Penampang b = 13 cm h = 40 cm d 5 cm d = 35,65 cm D 1,3 cm d' = 4,35 cm 2,04% Koefisien Bahan fc' = 26 Mpa = 260 kg/cm2 = 0,260 t/cm2 fc = 0,45.fc' = 11,7 Mpa = 0,117 t/cm2 Ec = 23965 Mpa = 239654 kg/cm2 = 240 t/cm2 Es = 200000 Mpa = 2039432 kg/cm2 εc = fc/Ec = 0,0005 εy = fy/Es = 0,0017 n = Es/Ec = 8,345 fy = 340 Mpa = 3400 kg/cm2 Mn = Mu = 13324,76 = 20499,63077 kg.m = 20,5 t.m φ 0,65 Pn = Pu = 7843,97 = 12067,64615 kg = 12,068 ton φ 0,65 Ka = Pn = 12,067646 = 0,117822276 0,85.fc'.b.d 102,42245 Kc = Ka = 0,1178223 = 0,138614442 β1 0,85 Kz = 1 - 1/2.Ka = 0,941 Kd 2 = 1 = 40,8084 cm 2 /t 0.85.fc'.Ka.Kz Mo = b.d 2 = 165,21993 = 4,048673313 ==> > Mn ==> OK Kd 2 40,8084 As = Mn = 20500 = 17,97119489 cm2 Kz. d. fy 1141 A D13 = 1,327 cm2 n = 13,53942959 bh ~ 8 bh, dengan As = 10,6186 cm2 Digunakan tulangan8D13 Kontrol Pn (SNI 2002 Pasal 12.3 ( 5 ( 2 ) ) ; φ Pn max = 0,80 φ [ 0,85 fc’ ( Ag – Ast ) + ( fy x Ast ) ] = 0,8 x 0,65 [ 0.85 x 260 x ( 520 - 10,6186 ) + 3400 x 10,6186 ) = 77311,76747 kg ... > Pn --> OK. IV.3.1.2 Perhitungan Tulangan Geser Dari program SAP 2000 didapatkan ==> Vu = kg Vn = Vu / 0,6 = 10581,517 kg Vc = 1/6.√fc'.b.d = 393,85677 kg Vs = Vn - Vc = 10187,66 kg S = Av.fy.d = 304633,96 = 29,90225031 cm ~290 mm Vs 10187,66 Digunakan tulangan Ø8 - 150 13324,76 7843,97 6348,91 Pada tahap perhitungan penulangan kolom ini, akan dilakukan pada kolom yang dianggap memiliki beban paling besar oleh karena memiliki area pembebanan paling besar
  • 28. IV.3.2 KOLOM C2 IV.3.2.1 Perhitungan Tulangan Lentur Dari program SAP 2000 didapatkan ==> Mu = kg.m Pu = kg Parameter Penampang b = 13 cm h = 30 cm d 5 cm d = 25,65 cm D 1,3 cm d' = 4,35 cm 2,04% Koefisien Bahan fc' = 26 Mpa = 260 kg/cm2 = 0,260 t/cm2 fc = 0,45.fc' = 11,7 Mpa = 0,117 t/cm2 Ec = 23965 Mpa = 239654 kg/cm2 = 240 t/cm2 Es = 200000 Mpa = 2039432 kg/cm2 εc = fc/Ec = 0,0005 εy = fy/Es = 0,0017 n = Es/Ec = 8,345 fy = 340 Mpa = 3400 kg/cm2 Mn = Mu = 7091,95 = 10910,69231 kg.m = 10,911 t.m φ 0,65 Pn = Pu = 2917,11 = 4487,861538 kg = 4,4879 ton φ 0,65 Ka = Pn = 4,4878615 = 0,060899882 0,85.fc'.b.d 73,69245 Kc = Ka = 0,0608999 = 0,07164692 β1 0,85 Kz = 1 - 1/2.Ka = 0,970 Kd 2 = 1 = 76,6339 cm 2 /t 0.85.fc'.Ka.Kz Mo = b.d 2 = 85,529925 = 1,116084446 ==> > Mn ==> OK Kd 2 76,6339 As = Mn = 10911 = 12,90374538 cm2 Kz. d. fy 846 A D13 = 1,327 cm2 n = 9,721632482 bh ~ 6 bh, dengan As = 7,96394 cm2 Digunakan tulangan6D13 Kontrol Pn (SNI 2002 Pasal 12.3 ( 5 ( 2 ) ) ; φ Pn max = 0,80 φ [ 0,85 fc’ ( Ag – Ast ) + ( fy x Ast ) ] = 0,8 x 0,65 [ 0.85 x 260 x ( 390 - 7,96394 ) + 3400 x 7,96394 ) = 57983,8256 kg ... > Pn --> OK. IV.3.2.2 Perhitungan Tulangan Geser Dari program SAP 2000 didapatkan ==> Vu = kg Vn = Vu / 0,6 = 5779,55 kg Vc = 1/6.√fc'.b.d = 283,37801 kg Vs = Vn - Vc = 5496,172 kg S = Av.fy.d = 219182,64 = 39,87914436 cm ~390 mm Vs 5496,172 Digunakan tulangan Ø8 - 150 7091,95 3467,73 2917,11
  • 29. IV.3.3 KOLOM C3 IV.3.3.1 Perhitungan Tulangan Lentur Dari program SAP 2000 didapatkan ==> Mu = kg.m Pu = kg Parameter Penampang b = 13 cm h = 20 cm d 5 cm d = 15,65 cm D 1,3 cm d' = 4,35 cm 2,04% Koefisien Bahan fc' = 26 Mpa = 260 kg/cm2 = 0,260 t/cm2 fc = 0,45.fc' = 11,7 Mpa = 0,117 t/cm2 Ec = 23965 Mpa = 239654 kg/cm2 = 240 t/cm2 Es = 200000 Mpa = 2039432 kg/cm2 εc = fc/Ec = 0,0005 εy = fy/Es = 0,0017 n = Es/Ec = 8,345 fy = 340 Mpa = 3400 kg/cm2 Mn = Mu = 1568,09 = 2412,446154 kg.m = 2,4124 t.m φ 0,65 Pn = Pu = 4153,58 = 6390,123077 kg = 6,3901 ton φ 0,65 Ka = Pn = 6,3901231 = 0,142121327 0,85.fc'.b.d 44,96245 Kc = Ka = 0,1421213 = 0,167201562 β1 0,85 Kz = 1 - 1/2.Ka = 0,929 Kd 2 = 1 = 34,2737 cm 2 /t 0.85.fc'.Ka.Kz Mo = b.d 2 = 31,839925 = 0,928989742 ==> > Mn ==> OK Kd 2 34,2737 As = Mn = 2412 = 4,88064271 cm2 Kz. d. fy 494 A D13 = 1,327 cm2 n = 3,677057575 bh ~ 4 bh, dengan As = 5,30929 cm2 Digunakan tulangan4D13 Kontrol Pn (SNI 2002 Pasal 12.3 ( 5 ( 2 ) ) ; φ Pn max = 0,80 φ [ 0,85 fc’ ( Ag – Ast ) + ( fy x Ast ) ] = 0,8 x 0,65 [ 0.85 x 260 x ( 260 - 5,30929 ) + 3400 x 5,30929 ) = 38655,88373 kg ... > Pn --> OK. IV.3.3.2 Perhitungan Tulangan Geser Dari program SAP 2000 didapatkan ==> Vu = kg Vn = Vu / 0,6 = 1356,45 kg Vc = 1/6.√fc'.b.d = 172,89925 kg Vs = Vn - Vc = 1183,5507 kg S = Av.fy.d = 133731,32 = 112,9916199 cm ~1120 mm Vs 1183,5507 Digunakan tulangan Ø8 - 150 1568,09 4153,58 813,87
  • 30. IV.3.4 KOLOM C4 IV.3.4.1 Perhitungan Tulangan Lentur Dari program SAP 2000 didapatkan ==> Mu = kg.m Pu = kg Parameter Penampang b = 20 cm h = 20 cm d 5 cm d = 15,65 cm D 1,3 cm d' = 4,35 cm 1,33% Koefisien Bahan fc' = 26 Mpa = 260 kg/cm2 = 0,260 t/cm2 fc = 0,45.fc' = 11,7 Mpa = 0,117 t/cm2 Ec = 23965 Mpa = 239654 kg/cm2 = 240 t/cm2 Es = 200000 Mpa = 2039432 kg/cm2 εc = fc/Ec = 0,0005 εy = fy/Es = 0,0017 n = Es/Ec = 8,345 fy = 340 Mpa = 3400 kg/cm2 Mn = Mu = 896,98 = 1379,969231 kg.m = 1,38 t.m φ 0,65 Pn = Pu = 12743,93 = 19606,04615 kg = 19,606 ton φ 0,65 Ka = Pn = 19,606046 = 0,283434955 0,85.fc'.b.d 69,173 Kc = Ka = 0,283435 = 0,333452888 β1 0,85 Kz = 1 - 1/2.Ka = 0,858 Kd 2 = 1 = 18,6005 cm 2 /t 0.85.fc'.Ka.Kz Mo = b.d 2 = 48,9845 = 2,633507936 ==> > Mn ==> OK Kd 2 18,6005 As = Mn = 1380 = 3,021661946 cm2 Kz. d. fy 457 A D13 = 1,327 cm2 n = 2,276508568 bh ~ 4 bh, dengan As = 5,30929 cm2 Digunakan tulangan4D13 Kontrol Pn (SNI 2002 Pasal 12.3 ( 5 ( 2 ) ) ; φ Pn max = 0,80 φ [ 0,85 fc’ ( Ag – Ast ) + ( fy x Ast ) ] = 0,8 x 0,65 [ 0.85 x 260 x ( 400 - 5,30929 ) + 3400 x 5,30929 ) = 54744,68373 kg ... > Pn --> OK. IV.3.4.2 Perhitungan Tulangan Geser Dari program SAP 2000 didapatkan ==> Vu = kg Vn = Vu / 0,6 = 764,08333 kg Vc = 1/6.√fc'.b.d = 265,99885 kg Vs = Vn - Vc = 498,08448 kg S = Av.fy.d = 133731,32 = 268,4912317 cm ~2680 mm Vs 498,08448 Digunakan tulangan Ø8 - 150 896,98 12743,93 458,45
  • 31. IV.3.5 KOLOM C5 IV.3.5.1 Perhitungan Tulangan Lentur Dari program SAP 2000 didapatkan ==> Mu = kg.m Pu = kg Parameter Penampang b = 13 cm h = 13 cm d 5 cm d = 8,5 cm D 1 cm d' = 4,5 cm 1,86% Koefisien Bahan fc' = 26 Mpa = 260 kg/cm2 = 0,260 t/cm2 fc = 0,45.fc' = 11,7 Mpa = 0,117 t/cm2 Ec = 23965 Mpa = 239654 kg/cm2 = 240 t/cm2 Es = 200000 Mpa = 2039432 kg/cm2 εc = fc/Ec = 0,0005 εy = fy/Es = 0,0017 n = Es/Ec = 8,345 fy = 340 Mpa = 3400 kg/cm2 Mn = Mu = 629,21 = 968,0153846 kg.m = 0,968 t.m φ 0,65 Pn = Pu = 1674,04 = 2575,446154 kg = 2,5754 ton φ 0,65 Ka = Pn = 2,5754462 = 0,105462466 0,85.fc'.b.d 24,4205 Kc = Ka = 0,1054625 = 0,12407349 β1 0,85 Kz = 1 - 1/2.Ka = 0,947 Kd 2 = 1 = 45,2936 cm 2 /t 0.85.fc'.Ka.Kz Mo = b.d 2 = 9,3925 = 0,207369375 ==> > Mn ==> OK Kd 2 45,2936 As = Mn = 968 = 3,535991389 cm2 Kz. d. fy 274 A Ø10 = 0,785 cm2 n = 4,502164066 bh ~ 4 bh, dengan As = 3,14159 cm2 Digunakan tulangan4D13 Kontrol Pn (SNI 2002 Pasal 12.3 ( 5 ( 2 ) ) ; φ Pn max = 0,80 φ [ 0,85 fc’ ( Ag – Ast ) + ( fy x Ast ) ] = 0,8 x 0,65 [ 0.85 x 260 x ( 169 - 3,14159 ) + 3400 x 3,14159 ) = 24614,78398 kg ... > Pn --> OK. IV.3.5.2 Perhitungan Tulangan Geser Dari program SAP 2000 didapatkan ==> Vu = kg Vn = Vu / 0,6 = 541,05 kg Vc = 1/6.√fc'.b.d = 93,906943 kg Vs = Vn - Vc = 447,14306 kg S = Av.fy.d = 72633,622 = 162,4393379 cm ~1620 mm Vs 447,14306 Digunakan tulangan Ø8 - 150 629,21 1674,04 324,63
  • 32. IV.4 PERHITUNGAN SLOOF IV.4.1 SLOOF S1A2A Dimensi Sloof S1A2A direncanakan 15 x 25 cm 6 m Gambar Pemodelan Beban Sloof IV.4.1.1 Perhitungan Tulangan Lentur Parameter Penampang b = 15 cm h = 25 cm d = 20,95 cm d 5 cm d' = 4,05 cm D 1,9 cm Kc = = 0,638 34,51% Ka = β1 x Kc = 0,543 Kz = 1 - 1/2.Ka = 0,729 Kd 2 = 1 = 0,0119 cm 2 /kg 0.85.fc'.Ka.Kz Koefisien Bahan fc' = 25 Mpa = 250 kg/cm2 = 0,250 t/cm2 fc = 0,45.fc' = 11,250 Mpa = 0,113 t/cm2 Ec = 23500 Mpa = 235000 kg/cm2 = 235 t/cm2 Es = 205000 Mpa = 2039432 kg/cm2 εc = fc/Ec = 0,0005 εy = fy/Es = 0,0017 n = Es/Ec = 8,723 fy = 340 Mpa = 3400 kg/cm2 Mo = bxd 2 = 553125 kg.cm = 5531 kg.m Kd 2 Tulangan Lentur Pada Lapangan Dari perhitungan dengan menggunakan SAP 2000 didapat Mu Mu = 2915,55 kg.m = 291555 kg.cm Mn = Mu / Ø = Mu / 0.80 = 364444 kg.cm => < Mo ==> Tulangan tunggal As = Mn = 364444 Kz. d. fy 51907 As = 7,02 cm2 = 702,109 mm2 As.min = 1.4 x b x d = 439,950 fy (Mpa) 340 As.min = 1,294 cm2 = 129,397 mm2 A D19 = 283,529 mm2 0,003 0.003 + fy/Es Beban yang diperhitungkan adalah beban reaksi tanah dibawah sloof sebesar gaya aksi yang bekerja di bawah sloof, yaitu beban dinding bata sebesar :
  • 33. As > As.min --> OK n = As = 2,47633 maka, A D19 n = 2,48 ~ 3 bh ,digunakan pada tumpuan (Serat Atas) = 4 D 19 Tulangan Lentur Pada Tumpuan Dari perhitungan dengan menggunakan SAP 2000 didapat Mu Mu = 15500 kg.m = 1550000 kg.cm Mn = Mu / Ø = Mu / 0.80 = 1937500 kg.cm => Tulangan ganda As = Mn = 1937500 Kz. d. fy 51907 As = 37,33 cm2 = 3732,640 mm2 As.min = 1.4 x b x d = 439,950 fy (Mpa) 340 As.min = 1,294 cm2 = 129,397 mm2 A D19 = 1023,539 mm2 As > As.min' n = As = 3,6468 maka, A D19 n = 3,65 ~ 4 bh ,digunakan pada tumpuan (Serat Atas) = 4 D 19 IV.4.1.2 Perhitungan Tulangan Geser Dari perhitungan dengan menggunakan SAP 2000 didapat Vu Vu = 3342,24 kg = 334,224 Mpa Vc = 828,1214623 kg Vs' = 3312,485849 kg Vs = 4742,278538 kg ==> Vs < Vs'Penampang sudah cukup Vu = 3342,24 kg > Ø . Vc = 248,436 kg ==> Memerlukan Tulangan Geser 2 Vu = 3342,24 kg < Ø . Vc = 496,873 kg Maka Kebutuhan Tulangan Gesernya = Av cm2 = 72,529 mm2 ==> S ≤ d/2 = 12,5 cm ~ 13 cm A Ø8 = 50,265 mm2 Maka digunakan Tulangan Geser D8 - 150 0,725289659 .bw.dfc' 6 1        .bw.dfc' 3 2        Vc- Φ Vu             dfy sVcVu . ./
  • 34. IV.4.2 SLOOF S1A2 Dimensi Sloof S1A2 direncanakan 15 x 20 cm 2,5 m Gambar Pemodelan Beban Sloof IV.4.1.1 Perhitungan Tulangan Lentur Parameter Penampang b = 15 cm h = 20 cm d = 15,65 cm d 5 cm d' = 4,35 cm D 1,3 cm Kc = = 0,638 32,22% Ka = β1 x Kc = 0,543 Kz = 1 - 1/2.Ka = 0,729 Kd 2 = 1 = 0,0119 cm 2 /kg 0.85.fc'.Ka.Kz Koefisien Bahan fc' = 25 Mpa = 250 kg/cm2 = 0,250 t/cm2 fc = 0,45.fc' = 11,250 Mpa = 0,113 t/cm2 Ec = 23500 Mpa = 235000 kg/cm2 = 235 t/cm2 Es = 205000 Mpa = 2039432 kg/cm2 εc = fc/Ec = 0,0005 εy = fy/Es = 0,0017 n = Es/Ec = 8,723 fy = 340 Mpa = 3400 kg/cm2 Mo = bxd 2 = 308663 kg.cm = 3087 kg.m Kd 2 Tulangan Lentur Pada Lapangan Dari perhitungan dengan menggunakan SAP 2000 didapat Mu Mu = 18,15 kg.m = 1815 kg.cm Mn = Mu / Ø = Mu / 0.80 = 2269 kg.cm => < Mo ==> Tulangan tunggal As = Mn = 2269 Kz. d. fy 38775 As = 0,06 cm2 = 5,851 mm2 As.min = 1.4 x b x d = 328,650 fy (Mpa) 340 As.min = 0,967 cm2 = 96,662 mm2 A D13 = 132,732 mm2 As > As.min --> OK n = As = 0,04408 maka, A D13 n = 0,04 ~ 1 bh ,digunakan pada tumpuan (Serat Atas) = 2 D 13 Beban yang diperhitungkan adalah beban reaksi tanah dibawah sloof sebesar gaya aksi yang bekerja di bawah sloof, yaitu beban dinding bata sebesar : 0,003 0.003 + fy/Es
  • 35. Tulangan Lentur Pada Tumpuan Dari perhitungan dengan menggunakan SAP 2000 didapat Mu Mu = 41,25 kg.m = 4125 kg.cm Mn = Mu / Ø = Mu / 0.80 = 5156 kg.cm => < Mo ==> Tulangan tunggal As = Mn = 5156 Kz. d. fy 38775 As = 0,13 cm2 = 13,298 mm2 As.min = 1.4 x b x d = 328,650 fy (Mpa) 340 As.min = 0,967 cm2 = 96,662 mm2 A D13 = 224,318 mm2 As > As.min' n = As = 0,05928 maka, A D13 n = 0,06 ~ 1 bh ,digunakan pada tumpuan (Serat Atas) = 2 D 13 IV.4.1.2 Perhitungan Tulangan Geser Dari perhitungan dengan menggunakan SAP 2000 didapat Vu Vu = 99 kg = 9,9 Mpa Vc = 618,6205673 kg Vs' = 2474,482269 kg Vs = -453,620567 kg ==> Vs < Vs'Penampang sudah cukup Vu = 99 kg > Ø . Vc = 185,586 kg ==> Memerlukan Tulangan Geser 2 Vu = 99 kg < Ø . Vc = 371,172 kg Maka Kebutuhan Tulangan Gesernya = Av cm2 = -6,67089 mm2 ==> S ≤ d/2 = 10 cm ~ 10 cm A Ø8 = 50,265 mm2 Maka digunakan Tulangan Geser D8 - 150 -0,066708907 .bw.dfc' 6 1        .bw.dfc' 3 2        Vc- Φ Vu             dfy sVcVu . ./
  • 36. IV.5 PENULANGAN PLAT TANGGA Data - data - Balok diambil bentang yang terpanjang - Tumpuan jepit-jepit tebal plat 0,15 m fc' (beton) 25 Mpa tebal spesi 2 cm fy' (baja) 390 Mpa tebal tegel 3 cm d' 20 mm beban plafond 11 kg/m2 L 7 m beban penggantung 7 kg/m2 optred 0,3 m beban AC + pipa 0 kg/m2 antrade 0,18 m tebal air hujan 0 m a 27,9 derajat beban guna 200 kg/m2 Gambar Rencana 1,680,68 kg/m 1,204,96 kg/m 3,78 m 2 m 7,13 m q = 1,204,96 kg/m2 BORDES FLIGHT/ANAK TANGGA
  • 37. Pembebanan Beban terbagi rata Beban mati pelat = [0,15/cosA + 0,18/2] x 2400 = 623,463 kg/m2 spesi = 2 x 21 = 42 keramik = 3 x 24 = 72 plafond = 11 penggantung = 7 AC + pipa = 0 DD = 737,463 kg/m2 Beban hidup air hujan = 0 kg/m2 guna = 200 DL 200 kg/m2 Beban berfaktor D = 1,2 x 737,46 + 1,6 x 200 = 1204,955 kg/m2 Statika - Tumpuan jepit-jepit - Beban merata q = 1204,96 kg/m2 L = 7,13 m - Beban terpusat plat anak tangga tengah 200 x 100 cm (bordes) P = 1.5 x 0.5 x 2 x 1,204,96 = 1807,43 kg L = 7,13 - 0.5 x 100 = 6,63 m Mtangga = 1/10 x 1,204,96 x 7,13^2 = 6125,62 kgm Mbordes = 0.9 x 1,807,43 x 6,630 = 1512,62 kgm 7,13 Penulangan Penulangan tangga Mu 6125,62 kgm b 1200 mm fc' (beton) 25 Mpa h 150 mm fy' (baja) 390 Mpa d' 20 mm pmin = 1,4 / 390 = 0,0036 pmaks = 0,75 x (0,85 x 25)/390 x 0,85 x [600/(600+390)] = 0,0211 Mu = 6,125,62 kgm = 61,26 kNm d = 150 - 20 = 130 mm j = 0,8 Rn = (61,26 x 10^6) = 3,78 Mpa (0,8 x 1200 x 130^2) W = 0,85 { 1 -sqrt[1 - (2,353 x 3,7757)/25]}
  • 38. = 0,1675 As (mm2) p = 0,1675 x 25/390 = 0,0107 > 0,0036 1675,417933 < 0,0211 3284,090909 ppakai = 0,0107 As = 0,0107 x 1200 x 130 = 1675,42 mm2 As' = 0.002 x 1200 x 130 = 312,00 mm2 Tulangan (tul tarik) 1675,42 D13 - 100 ( 1,327 mm2 ) Tulangan (tul tekan 312,00 D10 - 150 ( 524 mm2 ) Penulangan bordes Mu 1512,62 kgm b 1200 mm fc' (beton) 25 Mpa h 150 mm fy' (baja) 390 Mpa d' 20 mm pmin = 1,4 / 390 = 0,0036 pmaks = 0,75 x (0,85 x 25)/390 x 0,85 x [600/(600+390)] = 0,0211 Mu = 1,512,62 kgm = 15,13 kNm d = 150 - 20 = 130 mm j = 0,8 Rn = (15,13 x 10^6) = 0,9323 Mpa (0,8 x 1200 x 130^2) W = 0,85 { 1 -sqrt[1 - (2,353 x 0,9323)/25]} = 0,0382 As (mm2) p = 0,0382 x 25/390 = 0,0024 > 0,0036 560 < 0,0211 3284,090909 ppakai = 0,0036 As = 0,0036 x 1200 x 130 = 560,00 mm2 As' = 0.002 x 1200 x 130 = 312,00 mm2 Tulangan (tul tarik) 560,00 D13 - 100 ( 1,327 mm2 ) Tulangan (tul tekan 312,00 D10 - 150 ( 524 mm2 )
  • 39. IV.5. Pondasi Tapak Beton IV.5.1. Pondasi F1 Data Struktur : Pu Mu 1 Dimensi Kolom b = 130 mm b h = 400 mm Muka Tanah Type Kolom αs = 30 2 Dimensi Pondasi B = 1,25 m ha L = 1,25 m B = L ht = 0,30 m 3 Mutu Beton fc' = 25 Mpa ht 4 Mutu Baja fy' = 390 Mpa 5 Besi tulangan D = 13 (dipakai) L 6 BJ Beton γc = 24 KN/m3 L Data Tanah : 6 Daya dukung tanah σt = 500 Kpa 7 Berat tanah γt = 17,20 KN/m3 8 Tebal tanah diatas ha = 0,97 m pondasi B Data Beban : B = L 9 Beban P ultimate Pult = 171 KN 10 Beban M ultimate Mult = 116,7 KNm b h
  • 40. Analisa q = + = ht x γc + ha x γt = 0,30 x 24 + 0,97 x 17,20 = KN/m2 Cek Fondasi Terhadap Tegangan Izin Tanah Tegangan yang terjadi pada tanah σmaks = + + q ≤ σt B x L 1/6 B x L 2 = + + 23,884 ≤ 500 1,25 x 1,25 1/6 1,25 x 1,25 2 = 109,44 + 358,5 + 23,884 = ≤ σmin = - + q ≤ σt B x L 1/6 B x L 2 = - + 23,884 ≤ 500 1,25 x 1,25 1/6 1,25 x 1,25 2 = 109,44 - 358,5 + 23,884 = ≤ Kontrol Tegangan Geser 1 Arah 0,40 ds = 75 + D/2 = 75 + 6,50 = 82,00 mm d = ht - ds = 300 - 82,00 0,30 = 218,00 L = 1,25 a = B/2 - b/2 - d = 625 - 200 - 218,00 1,25 = 207,00 mm = 0,207 m σa = σmin + B - a x σmaks - σmin b = -225,178 + 1,25 - 0,207 x 491,826 - -225,178 1,25 1,25 0,13 = 373,090 KN/m2 Gaya tekan ke atas dari tanah (Vu) Vu = a x B x σmaks + σa 2 0,4 = 0,207 x 1,25 x 491,826 + 373,090 2 = 111,899 KN Berat Fondasi Berat Tanah 23,884 Pult Mult 491,826 -225,178 500 Save! 171 171 116,7 116,7 500 Save! Pult Mult
  • 41. 0,40 0,218 0,207 Gaya geser yang dapat ditahan oleh beton (Ø.Vc) fc' Ø.Vc = Ø x x B x d 6 25 = 0,75 x x 1,25 x 218,00 6 = 170,313 KN Ø.Vc = 170,313 > Vu = 111,899 ......... σmin σa σmaks Kontrol Tegangan Geser 2 Arah (Geser Pons) Dimensi Kolom, b = 130 h = 400 b + d = 130,00 + 218,00 = 348,00 mm = 0,348 m h + d = 400 + 218,00 = 618,00 mm = 0,618 m Gaya Tekan Ke Atas (Geser Pons) σmaks + σmin Vu = B 2 - b + d x h + d x 2 491,826 + -225,178 = 1,25 2 - 0,348 x 0,618 x 2 = 179,6456 hk 400 βc = = = 3,077 Bk 130 bo = 2 x bk + d + hk + d bo = 2 x 130 + 218,00 + 400 + 218,00 = 1932 mm Gaya geser yang ditahan oleh beton 2 fc' bo d Vc1 = 1 + x βc 6 2 25 1932 218,00 Vc1 = 1 + x 3,077 6 Vc1 = N = KN 0,109 0,40 0,109 0,316 αs d fc' bo d Vc2 = 2 + x bo 12 30 218,00 25 1932 218,00 Vc2 = 2 + x 1932 12 Vc2 = N = KN Save! 0,218 0,082 0,316 0,109 0,40 0,109 769540,000 769,5401,25 0,218 579117,000 579,117 1,25 -225,178 373,090 491,826
  • 42. 1 Vc3 = x fc' bo d 3 1 σmin Vc3 = x 25 1932 218,00 σmaks 3 = 701960 N = 701,960 KN Jadi Vc1 = 579,117 Vc2 = 769,540 Diambil yang terkecil Vc3 = 701,960 Vc = 579,117 KN Ø.Vc = 0,75 x = 434,338 KN Ø.Vc = 434,338 > Vu = ......... Hitungan Penulangan Fondasi 0,40 ds = 75 + 13 + 6,5 = 94,500 mm ≈ 0,096 m d = ht - ds = 0,30 - 0,096 = 0,204 m 0,30 0,204 = 204 mm 0,096 B h 1,25 x = - 2 2 1250 400 x = - 2 2 σmin σx σmaks x = 425 mm = 0,425 m σx = σmin + B - x x σmaks - σmin B σx = -225,178 + 1,25 - 0,425 x 491,826 - -225,178 1,25 ` = 248,045 KN/m3 σmaks - σx Mu = 0,5 x 2 + x 2 3 491,826 - 248,045 = 0,5 0 2 + 0,425 2 3 = 37,079 KNm K = Ø x b x d 2 = 0,8 x 1000 x 204 2 = 1,114 Mpa -225,178 491,826248,045 -225,178 491,826 0,63 0,43 579,117 Save!179,646 σx 248,045 Mu 37079228,870
  • 43. 382,5 x 0,85 x 600 + fy - 225 x β1 fc' Kmaks = 600 + fy 2 382,5 x 0,85 x 600 + 390 - 225 x 0,85 25 Kmaks = 600 + 390 2 = 6,624 Mpa K < Kmaks K = 1,114 < Kmaks = 6,624 ......... 2 x K a' = 1 - 1 - d 0,85 x fc' 2 x 1,114 = 1 - 1 - 204 0,85 x 25 = 10,988 mm 0,85 x fc' x a' x b As(1) = fy 0,85 x 25 x 10,988 x 1000 = 390 = 598,690 mm2 Jika fc' ≤ 31,36 Mpa maka 1,4 x b x d As ≥ ........... (R.1) fy ....... SNI 03-2847-2002 (Pasal 12.5.1) Jika fc' > 31,36 Mpa maka fc' x b x d As = ........... (R.2) 4 fy ....... SNI 03-2847-2002 (Pasal 12.5.1) fc' = 25 < 31,36 maka yang dipakai adalah pers ..................... (R.1) 1,4 x b x d fc' x b x d As(2) = ....... (R.1) As(2') = ....... (R.2) fy 4 fy 1,4 x 1000 x 204 0 x 0 x 0 = = 390 4 0 = mm2 ........... = #DIV/0! mm2 ........... Dipilih yang terbesar dari As(1) dan As(2)......... Sehingga, As(1) = mm2 As = mm2 As(2) = mm2 732,308 598,690 732,308 732,308 As dipakai As tidak Dipakai! OK!
  • 44. Jarak tulangan, 0,25 x phi x D 2 x S s = 0,25 x 3,14 x 13 2 x 1000 = = mm s ≤ 2 x ht ≤ 2 x 300 ≤ 600 s ≤ 450 mm Dipilih (s) yang terkecil = mm Jadi dipakai tulangan = D 13 - 150 150,000 732,308 As 181,160
  • 45. 1,25 1,25 D 13 - 150 400 D 13 - SNI 03-2847-2002 (Pasal 17.4.3) SNI 03-2847-2002 (Pasal 17.7) SNI 03-2847-2002 (Pasal 9.7.1) 300 96 204 Non Scale 1250 DETAIL PONDASI Non Scale 150 POTONGAN 1-1 1
  • 46. IV.5.2. Pondasi F2 Data Struktur : Pu Mu 1 Dimensi Kolom b = 130 mm b h = 200 mm Muka Tanah Type Kolom αs = 30 2 Dimensi Pondasi B = 0,60 m ha L = 0,60 m B = L ht = 0,30 m 3 Mutu Beton fc' = 25 Mpa ht 4 Mutu Baja fy' = 390 Mpa 5 Besi tulangan D = 13 (dipakai) L 6 BJ Beton γc = 24 KN/m3 L Data Tanah : 6 Daya dukung tanah σt = 500 Kpa 7 Berat tanah γt = 17,20 KN/m3 8 Tebal tanah diatas ha = 0,97 m pondasi B Data Beban : B = L 9 Beban P ultimate Pult = 20,9 KN 10 Beban M ultimate Mult = 8,26 KNm b h
  • 47. Analisa q = + = ht x γc + ha x γt = 0,30 x 24 + 0,97 x 17,20 = KN/m2 Cek Fondasi Terhadap Tegangan Izin Tanah Tegangan yang terjadi pada tanah σmaks = + + q ≤ σt B x L 1/6 B x L 2 = + + 23,884 ≤ 500 0,60 x 0,60 1/6 0,60 x 0,60 2 = 58,05556 + 229,44 + 23,884 = ≤ σmin = - + q ≤ σt B x L 1/6 B x L 2 = - + 23,884 ≤ 500 0,60 x 0,60 1/6 0,60 x 0,60 2 = 58,05556 - 229,44 + 23,884 = ≤ Kontrol Tegangan Geser 1 Arah 0,20 ds = 75 + D/2 = 75 + 6,50 = 82,00 mm d = ht - ds = 300 - 82,00 0,30 = 218,00 L = 0,60 a = B/2 - b/2 - d = 300 - 100 - 218,00 0,60 = -18,00 mm = -0,018 m σa = σmin + B - a x σmaks - σmin b = -147,505 + 0,60 - -0,018 x 311,384 - -147,505 0,60 0,60 0,13 = 325,151 KN/m2 Gaya tekan ke atas dari tanah (Vu) Vu = a x B x σmaks + σa 2 0,2 = -0,018 x 0,60 x 311,384 + 325,151 2 = -3,437 KN 311,384 -147,505 500 Save! 20,9 20,9 8,26 8,26 500 Save! Pult Mult Berat Fondasi Berat Tanah 23,884 Pult Mult
  • 48. 0,20 0,218 -0,018 Gaya geser yang dapat ditahan oleh beton (Ø.Vc) fc' Ø.Vc = Ø x x B x d 6 25 = 0,75 x x 0,60 x 218,00 6 = 81,750 KN Ø.Vc = 81,750 > Vu = -3,437 ......... σmin σa σmaks Kontrol Tegangan Geser 2 Arah (Geser Pons) Dimensi Kolom, b = 130 h = 200 b + d = 130,00 + 218,00 = 348,00 mm = 0,348 m h + d = 200 + 218,00 = 418,00 mm = 0,418 m Gaya Tekan Ke Atas (Geser Pons) σmaks + σmin Vu = B 2 - b + d x h + d x 2 311,384 + -147,505 = 0,60 2 - 0,348 x 0,418 x 2 = 17,57898 hk 200 βc = = = 1,538 Bk 130 bo = 2 x bk + d + hk + d bo = 2 x 130 + 218,00 + 200 + 218,00 = 1532 mm Gaya geser yang ditahan oleh beton 2 fc' bo d Vc1 = 1 + x βc 6 2 25 1532 218,00 Vc1 = 1 + x 1,538 6 Vc1 = N = KN 0,109 0,20 0,109 0,091 αs d fc' bo d Vc2 = 2 + x bo 12 30 218,00 25 1532 218,00 Vc2 = 2 + x 1532 12 Vc2 = N = KN0,60 0,218 640120,667 640,121 0,60 -147,505 325,151 311,384 Save! 0,218 0,082 0,091 0,109 0,20 0,109 733206,667 733,207
  • 49. 1 Vc3 = x fc' bo d 3 1 σmin Vc3 = x 25 1532 218,00 σmaks 3 = 556626,6667 N = 556,627 KN Jadi Vc1 = 640,121 Vc2 = 733,207 Diambil yang terkecil Vc3 = 556,627 Vc = 556,627 KN Ø.Vc = 0,75 x = 417,470 KN Ø.Vc = 417,470 > Vu = ......... Hitungan Penulangan Fondasi 0,20 ds = 75 + 13 + 6,5 = 94,500 mm ≈ 0,096 m d = ht - ds = 0,30 - 0,096 = 0,204 m 0,30 0,204 = 204 mm 0,096 B h 0,60 x = - 2 2 600 200 x = - 2 2 σmin σx σmaks x = 200 mm = 0,2 m σx = σmin + B - x x σmaks - σmin B σx = -147,505 + 0,60 - 0,2 x 311,384 - -147,505 0,60 ` = 158,421 KN/m3 σmaks - σx Mu = 0,5 x 2 + x 2 3 311,384 - 158,421 = 0,5 0 2 + 0,2 2 3 = 5,208 KNm K = Ø x b x d 2 = 0,8 x 1000 x 204 2 = 0,156 Mpa σx 158,421 Mu 5207926,914 556,627 Save!17,579 -147,505 311,384158,421 -147,505 311,384 0,30 0,20
  • 50. 382,5 x 0,85 x 600 + fy - 225 x β1 fc' Kmaks = 600 + fy 2 382,5 x 0,85 x 600 + 390 - 225 x 0,85 25 Kmaks = 600 + 390 2 = 6,624 Mpa K < Kmaks K = 0,156 < Kmaks = 6,624 ......... 2 x K a' = 1 - 1 - d 0,85 x fc' 2 x 0,156 = 1 - 1 - 204 0,85 x 25 = 1,507 mm 0,85 x fc' x a' x b As(1) = fy 0,85 x 25 x 1,507 x 1000 = 390 = 82,127 mm2 Jika fc' ≤ 31,36 Mpa maka 1,4 x b x d As ≥ ........... (R.1) fy ....... SNI 03-2847-2002 (Pasal 12.5.1) Jika fc' > 31,36 Mpa maka fc' x b x d As = ........... (R.2) 4 fy ....... SNI 03-2847-2002 (Pasal 12.5.1) fc' = 25 < 31,36 maka yang dipakai adalah pers ..................... (R.1) 1,4 x b x d fc' x b x d As(2) = ....... (R.1) As(2') = ....... (R.2) fy 4 fy 1,4 x 1000 x 204 0 x 0 x 0 = = 390 4 0 = mm2 ........... = #DIV/0! mm2 ........... Dipilih yang terbesar dari As(1) dan As(2)......... Sehingga, As(1) = mm2 As = mm2 As(2) = mm2 As dipakai As tidak Dipakai! OK! 732,308 732,308 82,127 732,308
  • 51. Jarak tulangan, 0,25 x phi x D 2 x S s = 0,25 x 3,14 x 13 2 x 1000 = = mm s ≤ 2 x ht ≤ 2 x 300 ≤ 600 s ≤ 450 mm Dipilih (s) yang terkecil = mm Jadi dipakai tulangan = D 13 - 150 150,000 732,308 As 181,160
  • 52. 0,60 0,60 D 13 - 150 200 D 13 - SNI 03-2847-2002 (Pasal 17.4.3) SNI 03-2847-2002 (Pasal 17.7) SNI 03-2847-2002 (Pasal 9.7.1) DETAIL PONDASI Non Scale 150 POTONGAN 1-1 300 96 204 Non Scale 600 1
  • 53. 5 ANALISA STRUKTUR KOLAM RENANG DATA - DATA : - panjang kolam = 12,25 m - lebar kolam = 4,25 m - tinggi kolam = 1,4 m - tebal dinding = 25 cm - tebal pelat dasar = 20 cm - g tanah = 1,6 t/m3 - g air = 1 t/m3 5,1 PERENCANAAN DINDING KOLAM Gaya yang bekerja pada dinding tekanan tanah tekanan air tanah + + 12.25 4.25 1.40
  • 54. Pada dasar kolam bekerja tekanan sebesar : - P akibat tanah = 1/2 g tanah h 2 ka = 1/2 (1,6) . 1,4^2 . 0,333 = 0,522144 t/m2 - P akibat air = 1/2 g air h 2 = 1/2 (1) . 1,4^2 = 0,98 t/m2 Momen yang terjadi pada dinding bagian bawah M = (Ptanah + Pair) . 1/3 h = (0,522144 + 0,98) . 1/3 . 1,4 = 0,7010005 t.m Pembesian dinding kolam : - tebal dinding = 250 mm - beton decking = 40 mm - tebal efektif d = 210 mm - Mutu beton fc' = K-250 = 20,75 Mpa - Mutu baja fy = U-24 = 240 MPa m = fc / (0,85 .fy) = 240 / (0.85 . 20,75) = 13,61 Rn = M / (f b d 2 ) = ( 0,701000533333333.10^7) / (0,85 1000 . 210^2) = 0,18700828 r = (1/m) * (1 - ( 1 - ((2 Rn m)/fy)) ) = (1/13,61) * (1 - 1 - ((2 0,19 . 13,61)/240)) = 0,00078 Aperlu = r .b .d = 164,51 mm2 Menurut PBI-71 psl 9.1(2) , tulangan minimum untuk pelat adalah 0,25% dari luas beton yang ada, atau : Amin = 0,25% . 1000 . 250 = 625 mm2 Apakai = 625 mm2 Dipasang tulangan f13 - 150 885 mm2 (ok) Tulangan pembagi = 20% A = 20% 885 = 177 mm2 Dipasang tulangan f10 - 200 393 mm2 (ok)
  • 55. 5,2 PERENCANAAN PELAT DASAR KOLAM Gaya yang bekerja pada pelat, ketika kolam dalam keadaan kosong Pada pelat dasar bekerja tekanan sebesar : - P akibat air = g air h = 1 . 1,4 = 1,4 t/m2 Momen yang terjadi pada dinding bagian bawah 2,88235294 ly/lx = 12,25/4,25 = 1,167 Berdasarkan tabel 13.3.2 PBI-71 , diperoleh momen : lx 4,25 m ly 12,25 m ly/lx 2,88 Jepit penuh/elastis {1/2] 2 wlx (tabel setelah interpolasi) 63,00 wly (tabel setelah interpolasi) 13,00 Mlx = -Mtx = 0,0630 . Q .lx2 = 0,0630 . 1400 . 4,25^2 = 1593,1125 kg.m Mly = -Mty = 0,0000 . Q .lx2 = 0,0130 . 1400 . 4,25^2 = 328,74 kg.m Pembesian pelat dasar kolam : - tebal pelat = 200 mm - beton decking = 40 mm - tebal efektif d = 160 mm - Mutu beton fc' = K-250 = 20,75 Mpa - Mutu baja fy = U-24 = 240 MPa ly = 12,25 lx = 4,25 12.25 4.25
  • 56. m = fc / (0,85 .fy) = / (0.85 . 240) = 13,61 Rn = M / (f b d 2 ) = ( 1593,1125.10^4) / (0,85 1000 . 160^2) = 0,73 r = (1/m) * (1 - ( 1 - ((2 Rn m)/fy)) ) = (1/13,61) * (1 - 1 - ((2 0,73 . 13,61)/240)) = 0,00312 Aperlu = r .b .d = 498,66 mm2 Menurut PBI-71 psl 9.1(2) , tulangan minimum untuk pelat adalah 0,25% dari luas beton yang ada, atau : Amin = 0,25% . 1000 . 200 = 500 mm2 Apakai = 500 mm2 Dipasang tulangan f10 - 200 393 mm2 (ok) GAMBAR PENULANGAN