1. Dokumen tersebut membahas perencanaan jaringan komunikasi nirkabel dan analisis teknis-ekonominya. Termasuk didalamnya adalah perhitungan kapasitas jaringan, jumlah base station, pemilihan teknologi akses, desain topologi jaringan dan analisis biaya modal serta operasional.
2. Dibahas pula asumsi-asumsi perhitungan seperti demand pengguna, capex, opex, pendapatan dan arus kas untuk menganalisis kel
Perencanaan jaringan nirkabel dan analisa tekno ekonominya
1. MAGISTER TEKNIK TELEKOMUNIKASI
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI RADIO DAN GELOMBANG MIKRO
STEI ITB 2015
Perencanaan Jaringan Komunikasi
Nirkabel dan Analisa Tekno Ekonomi
Oleh :
MOHAMAD SYAHRAL
23213047
2. Cakupan
âą Jumlah sel
mencukupi
untuk melayani
daerah layanan
Penetrasi
Gedung /
Kendaraan
âą Menjamin
kecukupan
level sinyal di
dalam gedung
atau
kendaraan
Trafik /
Kapasitas
âą Memastikan
dimensioning
yang tepat dari
resource
jaringan untuk
melayani
pelanggan
Penjadwalan
âą Melakukan
perkiraan
kebutuhan
logistik,
sumberdaya,
keuangan serta
waktu
sehingga
jaringan siap
dioperasikan
Kinerja
âą Jaminan
kinerja
jaringan
memenuhi
standard
minimum
kinerja yang
dipersyaratkan
untuk berbagai
layanan
Ekonomis
âą Jaringan dapat
beroperasi
sehingga
memberikan
ROI yang
cukup baik
bagi investor/
penanam
modal
3. Mulai
Analisa
Kapasitas yang dibutuhkan
Atotal = (Erlang)
Kapasitas sistem yang
dibutuhkan dari BW yang
disediakan Asel=
(Erlang/Sel)
Jumlah Sel =
Atotal/ Asel
Luas dan jari-jari Sel
Analisa Kinerja :
ï§ Analisa pathloss
ï§ Analisa link budget
ï§ Perhitungan daya
ï§ Prenecanaan frekuensi
Optimalisasi:
ï§ Threshold handover
ï§ Daya Pancar
ï§ Noise figure, dll
Selesai
Kulaitas
oke?
ïŒ Analisa data statistik
ïŒ Prediksi kebutuhan
trafik ke depan
ïŒ Distribusi penduduk
ïŒ Target pasar dan
demand
ïŒ Pertumbuhan
pengguna
4. 1. Data market :
a. Jumlah penduduk sesuai data kependudukan termasuk distribusi
usia produktif dan distribusi per wilayah
b. Luas wilayah dan rasio luas per wilayah kecamatan
c. Kepadatan penduduk
d. Jumlah gedung perkantoran dan jumlah penghuni tiap gedung
e. Statistik pengunjung tiap tempat wisata
f. Panjang jalan yang dimiliki
2. Kebutuhan Kapasitas (bandwidth) :
a. Data
b. Suara
Dengan asumsi Voice codec = AMR-WB/G.722.2, 1 BW kanal Ethernet = 38 KBps, GoS 2%,
đđđđđ€đđđĄâ = đđđĄđđđ đ đđđđđđđđđ đ„ đđđđđđđĄđđ đđđ đđ đđđ đđđđđ đ„ đđđč
đĄđđđđđ đ đąđđđ =
đ€đđđĄđą đđđđđđ đđđĄđ2
60
x busy hour call attempt x potensi pelanggan (erlang)
5. Jumlah base station :
a. Kapasitas :
b. Cakupan
đœđąđđđâ đ”đ =
đđđĄđđ đ”đ đŠđđđ đđđđąđĄđąâđđđ
đđđđđ đđĄđđ 1 đ”đ
đœđąđđđâ đ”đ =
đżđąđđ đ·đđđđâ đđđđđđđđđđđ
đđđđąđđđ 1 đ”đ
Hal yang perlu diperhatikan dalam menghitung Base Station berdasarkan Kapasitas :
a. Sektorisasi Base Station
b. Bandwidth kanal yang disediakan
c. Modulasi yang digunakan pada masing-masing Base Station
d. Jenis Duplex yang akan digunakan
e. Konfigurasi duplex
f. Penentuan daerah Urban dan Sub-Urban
g. Frekuensi yang digunakan
h. Frekuensi reuse
6. Model Propagasi
1. SUI Model
2. Okumura Model
3. Cost-231 Hatta Model
4. Cost-231 Walfisch-Ikegami model
5. Ericsson 9999 model
Model Frequency
(MHz)
Distance
(km)
BS
Height
(m)
Receiver
Height
(m)
Urban
Path
Loss
(dB)
Suburban
Path Loss
(dB)
Rural Path
Loss (dB)
SUI 1900 5 30 3 72.17 59.83 38.20
SUI 1900 5 80 3 72.17 59.83 38.24
SUI 2100 5 30 3 73.43 60.56 39.46
SUI 2100 5 80 3 73.43 60.56 39.46
Okumura 1900 5 30 3 126.99 116.99 96.99
Okumura 1900 5 80 3 107.37 97.37 77.37
Okumura 2100 5 30 3 127.86 117.86 97.86
Okumura 2100 5 80 3 107.34 98.24 78.24
Ericsson 1900 5 30 3 144.31 178.38 203.26
Ericsson 1900 5 80 3 140.36 174.43 199.31
Ericsson 2100 5 30 3 145.83 179.90 204.79
Ericsson 2100 5 80 3 141.86 175.95 200.83
COST 231 1900 5 30 3 194.03 189.32 189.32
COST 231 1900 5 80 3 183.66 178.94 178.94
Walfisch-Ikegami 1900 5 30 3 150.20 147.51 126.35
Walfisch-Ikegami 1900 5 80 3 150.20 147.51 126.35
Walfisch-Ikegami 2100 5 30 3 152.47 148.69 127.21
Walfisch-Ikegami 2100 5 80 3 152.47 148.69 127.21
7.
8. ï§ Pilih teknologi akses
ï§ Gunakan band frekuensi yang
rendah
ï§ Tingkatkan tinggi antena
ï§ Naikkan daya pancar
ï§ Kurangi persyaratan kualitas
ï§ Pilih teknologi akses
ï§ Perbesar band frekuensi
ï§ Gunakan re-use frequency
ï§ Kurangi persyaratan C/I
ï§ Rendahkan tinggi antena
ï§ Gunakan fitur software
ï§ Gunakan antena adaptif
9. Model trafik
âąKarakteristik trafik
jaringan
âąPenempatan link
dan konfigurasi
routing
âąJam sibuk
Simpul Jaringan Inti
âąKonsentrasi trafik
tinggi
âąRNC pada BS
konsenstrasi
tinggi
âąPDSN dekat
dengan RNC
âąVolume trafik dan
teknologi
transport
Arsitektur Jaringan
inti
âąBase Station
âąRNC
âąPDSN
âąPCF
Alokasi IP Address
âąMemudahkan
agregasi dan
subnetting untuk
efficient routing
dan
meminimalkan
traffic overhead
akibat routing
update
Disain topologi
backbone
âąMenghubungkan
node-node
tersebut yang
sanggup
memenuhi
demand trafik,
redundancy serta
delay
performance
secara cost
effective
Penempatan
Jaringan backhaul
âąJaringan backhaul
berguna agar satu
BS dengan BS
lainnya dapat
saling
berkomunikasi,
serta sebagai
sarana untuk
memperoleh
akses ke jaringan
lain
10. Kelebihan dan kekurangan masing2 teknologi transport :
1. Dedicated Private
Line
âą QOS baik dan bebas kongesti
âą Mudah dalam perancangan untuk
mengatasi trafik peak
âą Tanpa alternate-rerouting
âą Biaya mahal dan sensitif terhadap jarak
âą Tidak efisien dalam trafiksporadis
2. ATM âą Menyediakan Bandwidth on demand
âą Tidak sensitive thd jarak
âą built-in rerouting
âą Dynamic Bandwidth sharing
âą Perancangan lebih kompleks
âą Terdapat protocol overhead
âą Kemungkinan packet loss dan delay
3. Frame Relay âą menggunakan varable frame length
âą Perancangan dan konfigurasi mudah
âą Pricing tidak sensitive jarak
âą kecepatan lebih rendah dibanding ATM
âą Kurang bagus untuk suara
âą QOS beragam
4. VPN âą Jaringan private IP
âą Prioritization dan schedulling
âą Peningkatan tunneling overhead
âą Potensi performance bottlenecks
5. MPLS Teknologi hybrid ATM dan IP routing Implementasi lebih kompleks
6. Carrier ethernet Kecepatan
11. RING
Sederhana, murah dan
handal serta memiliki link
redundancy tetapi terlalu
banyak hop, delay yang
besar dan kurang
skalabilitas
FULLY MESH
Kehandalan tertinggi,
proteksi yang baik dan
tercepat tetapi sangat
mahal dan kurang
mendukung skalabilitas
STAR
Sederhana, terpusat,
membutuhkan 2 hop dan
kinerjanya kuat tetapi
bergantung kepada fungsi
switching dari Hub
TREE
Gabungan STAR dan RING,
bertingkat atau hirarkikal
tetapi bergantung kepada
simpul yang lebih tinggi
12. Asumsi setiap EPC (Evolved Packet Core) mampu menangani
200 Base Station, sehingga dibutuhkan 606/200 â 4 EPC
Dengan rincian :
Ring 1 : 16 BS Urban dan 136 BS Sub-Urban : 5,37 GBps
Ring 2 : 151 Urban : 5,67 Gbps
Ring 3 : 60 BS Urban dan 92 BS Sub-Urban : 5,77 Gbps
Ring 4 : 48 BS Urban dan 103 BS Sub-Urban : 5,27 Gbps
13. 1. Demand User : prediksi permintaan layanan dari potensial pengguna untuk jangka waktu tertentu dengan
memperhatikan data kependudukan, analisa pasar dan distribusi permintaan.
Contoh :
2. Capex (Capital Expenditure) : Capex dapat dihitung dengan asumsi instalasi dari awal atau merupakan
pengembangan dari jaringan yang sudah ada, baik dengan pengadaan sendiri atau bisa juga dengan
menyewa. Capex juga dibuat dengan jangka waktu seperti halnya demand user.
Contoh :
Pengguna LTE Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5
Perumahan 0 91.575 244.201 396.827 549.453 610.503
Perkantoran 0 32.160 857.60 139.360 192.960 214.400
Pariwisata 0 596 1.588 2.581 3.574 3.971
VoIP 0 124.331 331.550 538.768 745.987 828.874
Total 0 248.663 663.100 1.077.537 1.491.974 1.657.748
% 0 15% 40% 65% 90% 100%
CAPEX (Milyar) Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5
eNodeB TDD 104,4 0 0 29,2 29,6 29,6
eNodeB FDD 40 0 0 7 7,5 7,5
EPC 40 0 0 20 0 20
Last Mile 3,41 0 0 0,87 0,89 0,89
Backhaul 11,8 0 0 0 0 0
Instalasi eNodeB 25,575 0 0 6,525 6,675 6,675
Instalasi EPC 0,6 0 0 0,3 0 0,3
Up front fee 320 0 0 0 0 0
Total 545,785 0 0 63,895 44,665 64,965
14. 3. Revenue : penghitungan revenue harus memperhatikan kemampuan daya beli pengguna dan persaingan
harga dengan competitor lainnya, revenue juga dibuat mengikuti jangka waktu dari demand user.
contoh :
4. Opex (Operational Expenditure) : seperti halnya capex, opex juga dihitung mengikuti jangka waktu dan
berkaitan erat dengan capex mengenai pengadaan sendiri atau menyewa dan juga dengan penyusutan nilai
barang.
contoh :
Area Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5
Perumahan 82,42 219,78 357,14 494,51 549,45
Perkantoran 57,89 154,37 250,85 347,33 385,92
Pariwisata 0,18 0,48 0,77 1,07 1,19
VoIP 74,60 198,93 323,26 447,59 497,32
Total 215,08 573,56 932,03 1290,50 1433,89
Daftar OPEX Harga
Karyawan Rp 5.000.000/karyawan
Pemasaran 3% revenue
Penyusutan Perangkat 10% harga alat
Asuransi dan perawatan 3% harga alat
BHP freq (20% nasional) Rp 32.000.000.000/5 MHz
BHP penyelenggaraan 0,5% revenue
Administrasi 1% revenue
Sewa Lokasi Rp 24.000.000/base station
Operasional Jaringan Rp 50.000.000/base station
Gateway Internet Rp 8.400.000/Mbps
15. 5. Cashflow : merupakan selisih antara akumulasi biaya capex dan opex dengan revenue berdasarkan jangka
waktunya.
contoh :
6. NPV (Net Present Value) : NPV dihitung berdasarkan persamaan dibawah ini dengan memperhatikan bunga
dari kebijakan perbankan. NPV menggambarkan keuntungan pada tahun berjalan
7. IRR (internal Rate Return) : IRR merupakan daya tarik bagi investor untuk menanamkan modalnya yang juga
menggambarkan kapan investasi mencapi BEP (Break Even Point)
Rincian Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5
CAPEX 545.79 0.00 0.00 63.90 44.67 64.97
OPEX 200.18 238.19 263.57 295.40 327.38 344.12
Revenue 0.00 215.08 573.56 932.03 1290.50 1433.89
Cash flow -745.97 -23.10 309.98 636.63 963.12 1089.77
Di mana :
t = waktu sesuai dengan jangka waktu perencanaan
Cft = Cashflow pada tahun ke-t
r = rate/bunga acuan
Di mana :
t = waktu sesuai dengan jangka waktu perencanaan
Cft = Cashflow pada tahun ke-t
16. 1. Perancangan Jaring Telekomunikasi Nirkabel dimulai dengan perencanaan jaringan akses, jaringan inti dan analisa
tekno ekonomi.
2. Data kependudukan dan analisa pasar menentukan parameter teknologi dan link budget agar dapat memenuhi
layanan yang diinginkan.
3. Analisa tekno ekonomi akan lebih akurat jika sebelumnya dilakukan survey pasar dan trend perkembangan
teknologi dan kebutuhan pengguna
[1] Dr. Ir. Joko Suryana, Modul Perkuliahan Jaringan Inti Nirkabel, âSesi 4 Perencanaan Akses dan Core Jaringan
EVDO, Institut Teknologi Bandung, 2015.
[2] Bagus Facsi Aginsa, Tugas Akhir, âPerancangan Jaringan LTE di DKI Jakarta Dengan Menggunakan
Dual Band 2,6 GHz & 700 MHzâ, Institut Teknologi Bandung, 2013.
[3] Noman Shabbir, Muhammad T. Sadiq, Hasnain Kashif and Rizwan Ullah4, âComparison Of Radio Propagation
Models For Long Term Evolution (Lte) Networkâ, International Journal of Next-Generation Networks (IJNGN)
Vol.3, No.3, September 2011
Notas do Editor
Rincian CAPEX
Harga (Rupiah)
eNodeB FDD
500.000.000/site
eNodeB TDD
400.000.000/site
EPC
20.000.000.000/site
Last Mile
10.000.000/site
Jaringan Backhaul
100.000.000/km
Instalasi Base Station
75.000.000/site
Instalasi EPC
300.000.000/site
Up Front Fee
320.000.000.000