SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 20
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia lahir, ada dengan segala kebutuhannya. Pada awal peradaban
manusia, kebutuhan ini terbatas dan bersifat sederhana. Namun, dengan semakin
majunya tingkat peradaban, makin banyak dan makin bervariasi pula kebutuhan
manusia. Di lain pihak, alat pemenuhan kebutuhan manusia terbatas adanya.
Ketidakseimbangan antara kebutuhan yang selalu meningkat dengan alat pemuas
kebutuhan yang terbatas tersebut ,menyebabkan diperlukannya sebuah ilmu yang
disebut Ilmu Ekonomi.
Manusia hidup dalam suatu kelompok masyarakat yang secara keseluruhan
memnbentuk suatu sistem. Sistem secara sederhana dapat diartikan sebagai
interaksi, atau kaitan, atau hubungan dari unsur-unsur yang lebih kecil
membentuk satuan yang lebih besar dan kompleks sifatnya. Dengan demikian,
sistem ekonomi adalah interaksi dari unit-unit ekonomi yang kecil (para
konsumen dan produsen) ke dalam unit ekonomi yang lebih besar, di suatu
wilayah tertentu. Sistem ekonomi yang dianut tiap kelompok masyarakat atau
negara tidak sama. Hal ini tergantung dari keputusan-keputusan dasar tentang
pemilikan, produksi, distribusi, serta komsumsi dilakukan. Ada keputusan-
keputusan yang lebih diserahkan kepada orang perorangan (swasta) dan ada pula
yang harus diatur oleh pusat. Bentuk sistem dengan corak keputusan pertama
(lebih banyak diserahkan pada kemauan orang per orang) disebut sistem
Liberal/kapitalisme. Sebaliknya, sistem yang serba diatur dan dikomandi oleh
pemerintanh disebut sosialisme/komunisme. Tentu saja tiap negara memilih salah
satu dari kedua bentuk ekstrem dari sistem ekonomi yang disebutkan diatas.
Diantara kedua sistem ekonomi tersebut masih terdapat bentuk yang disebut
sistem perekonomian campuran (mixed economy).
Masing-masing sistem ekonomi memiliki penggagasnya masing-masing,
banyak pula aliran-aliran yang memunculkan gagasan-gagasannya tentang sistem
2
ekonomi, baik itu lebih cenderung pada sistem ekonomi kapitalisme maupun
sistem sosialisme.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan pemikiran ekonomi pada masa pra kalsik?
2. Bagaimana perkembangan pemikiran ekonomi pada klasik?
3. Bagaimana perkembangan pemikiran ekonomi pada pemikiran
Sosialisme?
4. Bagaimana perkembangan pemikiran ekonomi menurut Mazhab Neo-
Klasik?
5. Bagaimana perkembangan pemikiran ekonomi menurut Aliran sejarah
(historis)?
1.3 Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui sejarah
perkembangan ekonomi mulai dari pemikiran ekonomi masa pra klasik, masa
klasik, sosialisme Marx, Mazhab Neo-Klasik dan Aliran sejarah (historis).
1.4 Manfaat
Manfaat penyusunan makalah ini adalah dapat mengetahui sejarah
perkembangan ekonomi mulai dari pemikiran ekonomi masa pra klasik, masa
klasik, sosialisme Marx, Mazhab Neo-Klasik dan Aliran sejarah (historis).
3
BAB II
ISI
2.1 Perkembangan Pemikiran Ekonomi pada Masa Pra Klasik
Sesungguhnya persoalan ekonomi sama tuanya dengan keberadaan
manusia itu sendiri. Akan tetapi, bukti-bukti konkret paling awal yang bisa
ditelusuri kebelakang hanya hingga masa Yunani Kuno. Suatu hal; yang perlu
dicatat dari masa Yunani Kuno ini adalah bahwa orang sudah mengenal paham
hedonisme yang dapat dikatakan sebagai cikal bakal paham materialistik yang
dikembangkan di Eropa pada abad ke-XVII dan ke-XVIII kemudian. Hedonisme
merupakan paham materialisme mekanistik yang menganggap kenikmatan
egoistis sebagain tujuan akhir dari kehidupan manusia.
1. Masa Yunani Kuno
A. Plato (427-347 SM)
Gagasan Plato tentang ekonomi timbul secara tidak sengaja dari
pemikirannya tentang keadilan (justice) dalam sebuah negara ideal (ideal state).
Lebih lanjut, Plato menjelaskan bahwa ada tiga jenis pekerjaan yang dilakukan
oleh jenis manusia yang berbeda-beda pula, yaitu pekerjaan sebagai pengatur
atau penguasa, tentara dan para pekerja. Bagi Plato semua manusia bersaudara,
dari ketiga jenis pekerjaan tersebut hanya golongan terendah yaitu kaum pekerja
yang boleh bekerja untuk mengejar laba dan mengumpulkan harta. Sementara
itu, penguasa dan tentara seyogianya tidak bekerja demi harta dan dengan
sendirinya mereka tidak diperkenankan memilikin harta benda.
Plato dapat dikatakan sebagai orang pertama yang sangat mengecam
kekayaan dan kemewahan. Agar setiap orang bisa hidup sejahtera secara
merata, manusia perlu dan berkewajiban untuk mengendalikan nafsu
keserakahannya untuk memenuhi semua keinginan yang melebihi kewajaran.
Teori Plato yang dianggap masih relevan dengan keadaan sekarang adalah
pendapatnya tentang fungsi uang. Dalam bukunya politika, Plato menjelaskan
bahwa selain sebagai alt tukar, uang juga berfungsi sebagai alat pengukur nilai
4
dan alat untuk menimbun kekayaan. Sesuai dengan keadaan waktu itu, Plato
menganggap uang bersifat mandul, tidak dapat, sekaligus tidal layak untuk
dikembangkan atau diperanakkan (melalui bunga).
B. Aristoteles (384-322SM)
Aristoteles dapat dikatakan sebagai orang pertama yamg melihat bahwa
ekonomi merupakan suatu bidang tersendiri, yang pembahasannya harus
dipisahkan dengan bidang-bidang lain. Ia juga merupakan orang pertama yang
meletakkan dasar tentang teori nilai (value) dan harga (price).
Kontribusi Aristoteles yang paling besar terhadap ilmu ekonomi ialah
pemikirannya tentang pertukaran barang (exchange of commodities) dan
kegunaan uang dalam pertukaran barang tersebut. Dalam mengamati proses
ekonomi, Aristoteles membedakannya atas dua cabang, yaitu kegunaan
(use)cdan keuntungan (gain). Secara tegas ia menyatakan tidak suka pada
pedagang-pedagang yang datang ke kota-kota, mengeksploitasi petani-petani
miskin ke desa-desa.
C. Xenophon (440-335 SM)
Kata-kata ekonomi (dari oikos dan nomos) adalah “ciptaan” Xenophon. Inti
pemikiran Xenophon adalah pertanian dipandang sebagai dasar kesejahteraan
ekonomi, pelayaran dan perniagaan yang dianjurkan untuk dikembangkan oleh
negara, modal patungan dalam usaha, spesialisasi dan pembagian kerja, konsep
perbudakan dan sektor pertambangan menjadi milik bersama.
2. Pemikiran Kaum Skolastik
A. Albertus Magnus (1206-1280)
Pandangannya yang terkenal adalah pemikirannya tentang harga yang adil
dan pantas. (just price),yaitu harga yang sama besarnya dengan biaya-biaya dan
tenaga yang dikorbankan untuk menciptakan barang tersebut.
B. Thomas Aquinas (1225-1274)
Menjelaskan bahwa memungut bunga dari uang yang dipinjamkan adalah
tidak adil, sebab ini sama artinya menjual sesuatu yang tidak ada.
5
3. Era Merkantilisme
A. Jean Boudin (1530-1596)
Menurut Boudin, bertambahnya uang yang diperoleh dari perdagangan luar
negri dapat menyebabkan naiknya harga barang-barang.
B. Jean Babtis Colbet (1619-1683)
Pemikiranya, perdagangan luar negri dianggap sebagai sumber utama
kemakmuran. Sebagai konsekuensinya kedudukan saudagar sangat penting
karena memegang kendali utama perekonomian.
C. Sir William Petty (1623-1687)
Pemikiranya, bukan jumlah hari kerja yang menentukan nilai suatu barang
melainkan biyaya yang diperlukan untuk menjaga agar para pekerja tersebut
agar dapat bekerja. Uang dibutuhkan dalam jumlah secukupnya tetapi lebih atau
kurang dari yang diperlukan bisa mndatangkan kemudharatan.
D. David Home (1711-1776)
Harga-harga sebagian dipengaruhi oleh jumlah barang dan sebagian lagi
dipengaruhi oleh jumlah uangEkonomi Dunia .
4. Mazhab Fisiokratis
Mazhab Pisiokrat tumbuh sebagai kritik terhadap pemikiran ekonomi
Merkantilis, tokoh pemikir yang paling terkenal pada mazhab ini adalah Francois
Quesnay. Sumbangan pemikiran yang terbesar dalam perkembangan ilmu
ekonomi adalah hukum-hukum alamiah, dan menjelaskan arus lingkaran
ekonomi. Inti pemikiran utama dalam mazhab Pisiokrat adalah dituangkan dalam
tabel ekonomi yang terdiri dari classe productive dari kaum petani, classe des
froprietaires dari kaum pemilik tanah, classe sterile atau classe stipendile yang
meliputi kaum pedagang dan industriawan dan classe passieve adalah kaum
pekerja.
Pemikiran ekonomi kaum Pisiokrat yang menonjol dalam perkembangan
ilmu ekonomi selain lingkaran arus ekonomi dalam tabel ekonomi yaitu tentang
teori nilai dan harga yang terbagi menjadi tiga yaitu harga dasar barang-barang,
harga penjualan dan harga yang harus dibayar konsumen. Teori uang yang
6
dikemukakannya adalah sebagai tabir uang (money is veil) dan perlunya
pengenaan pajak untuk kepentingan ekonomi.
Sumbangan pemikiran ahli Pisiokrat lain yaitu Jaques Turgot mempunyai
dua sumbangan utama terhadap pemikiran ekonomi yakni teori uang sebagai
tabir, dan teori fruktifikasi. Teori uang sebagai tabir yang mempersulit
pengamatan fenomena ekonomi. Namun demikian pemikiran ini merupakan
gagasan ke arah menemukan dasar satuan perhitungan yang ia, tetapi
dikemukakan atas transaksi barter dengan nilai alat tukar dapat berubah-ubah
karena jumlahnya.
2.2 Perkembangan Pemikiran Ekonomi pada Masa Klasik
1. Teori Klasik Adam Smith (1723-1790)
Adam Smith adalah seorang pemikir besar dan ilmuwan kelahiran
Kirkaldy Skotlandia tahun 1723, guru besar dalam ilmu falsafah di Universitas
Edinburgh, perhatiannya bidang logika dan etika, yang kemudian semakin
diarahkan kepada masalah-masalah ekonomi. Ia sering bertukar pikiran dengan
Quesnay dan Turgot dan Voltaire. Karyanya berupa pandangan-pandangan
ekonomi yang ditulis dalam nukunya yang berjudul The Wealth Of Nations.
Adam Smith adalah pakar utama dan pelopor dalam mazhab Klasik. Karya
besar yang disebut di atas lazim dianggap sebagai buku standar yang pertama di
bidang pemikiran ekonomi gagasannya adalah sistem ekonomi yang
mengoperasionalkan dasar-dasar ekonomi persaingan bebas yang diatur oleh
invisible hand, pemerintah bertugas melindungi rakyat, menegakkan keadilan dan
menyiapkan sarana dan prasarana kelembagaan umum.
Teori nilai yang digunakan Adam Smith adalah teori biaya produksi,
walaupun semula menggunakan teori nilai tenaga kerja. Barang mempunyai nilai
guna dan nilai tukar. Ongkos produksi menentukan harga relatif barang, sehingga
tercipta dua macam harga, yakni harga alamiah dan harga pasar dalam jangka
panjang harga pasar akan cenderung menyamai harga alamiah, dan dengan teori
tersebut timbul konsep paradoks tentang nilai.
7
Sumber kekayaan bangsa adalah lahan, tenaga kerja, keterampilan dan
modal. Dengan demikian, timbul persoalan pembagian pendapatan yakni upah
untuk pekerja, laba bagi pemilik modal dan sewa untuk tuan tanah. Tingkat sewa
tanah akan meningkat, sedangkan tingkat upah menurun, dengan asumsi berlaku
dana upah, dan lahan lama-kelamaan menjadi kurang subur, sedangkan
persaingan tingkat laba menurun yang akhirnya mencapai kegiatan ekonomi yang
stationer. Smith berpendapat bahwa pembagian kerja sangat berguna dalam usaha
meningkatkan produktivitas. Pembagian kerja akan mengembangkan spesialisasi.
Pertambahan penduduk berarti meningkatkan tenaga kerja, dalam hal ini
meningkatkan permintaan dan perluasan pasar.
2. Thomas Robert Malthus (1766-1834)
Dilahirkan tahun 1766 di Inggris, sepuluh tahun sebelum Adam Smith
menerbitkan The Wealth of Nations dan meninggal tahun 1834. Malthus adalah
seorang ilmuwan di bidang teologi yang kemudian memusatkan perhatiannya
kepada masalah-masalah ekonomi dalam perkembangan masyarakat. Malthus
adalah alumnus dari University of Cambridge, Inggris, tempat ia menyelesaikan
pelajaran dalam ilmu matematika dan ilmu sejarah klasik. Malthus diangkat
menjadi Profesor of History and Political Economy di East India College. Bagian
yang paling penting dalam pola dasar pemikiran Malthus dan kerangka
analisisnya ialah menyangkut teori tentang sewa tanah dan teori tentang
penduduk dengan bukunya yang berjudul An Essay on the Principle of
Population. Teori Malthus pada dasarnya sederhana saja. Kelahiran yang tidak
terkontrol menyebabkan penduduk bertambah menurut deret ukur padahal
persediaan bahan makanan bertambah secara deret hitung, sehingga suatu saat
akan terjadi malapetaka yang menimpa umat manusia.
3. David Ricardo (1772-1823)
Adalah seorang Pemikir yang paling menonjol di antara segenap pakar
Mazhab Klasik. Ia sangat terkenal karena kecermatan berpikir, metode
pendekatannya hampir seluruhnya deduktif. David Ricardo telah
mengembangkan pemikiran-pemikiran Adam Smith secara lebih terjabar dan
8
juga lebih sistematis. Dan pendekatannya teoretis deduktif, pemikirannya
didasarkan atas hipotesis yang dijadikan kerangka acuannya untuk mengkaji
berbagai permasalahan menurut pendekatan logika. Teori yang dikembangkan
oleh Ricardo menyangkut empat kelompok permasalahan yaitu: teori tentang
distribusi pendapatan sebagai pembagian hasil dari seluruh produksi dan
disajikan sebagai teori upah, teori sewa tanah, teori bunga dan laba, teori tentang
nilai dan harga, teori perdagangan internasional dan, teori tentang akumulasi dan
perkembangan ekonomi.
4. Jean Batiste Say (1767-1832)
Adalah seorang pakar ekonomi kelahiran Perancis yang berasal dari
keluarga saudagar dan menjadi pendukung pemikiran Adam Smith. Say
memperbaiki sistem Adam Smith dengan cara yang lebih sistematis serta logis.
Karya Say yaitu theorie des debouchees (teori tentang pasar dan pemasaran) dan
dikenal sebagai Hukum Say (Say’s Law) yaitu supply creats its oven demand tiap
penawaran akan menciptakan permintaanya sendiri. Menurut Say dalam
perekonomian bebas atau liberal tidak akan terjadi “produksi berlebihan” (over
production) yang sifatnya menyeluruh, begitu juga pengangguran total tidak akan
terjadi. Yang mungkin terjadi menurut Say ialah kelebihan produksi yang
sifatnya sektoral dan juga pengangguran yang sifatnya terbatas (pengangguran
friksi).
5. John Stuart Mill (1806-1873)
Mill merupakan anak dari James Mill yang juga merupakan seorang pakar
ekonomi Mill dikenal sebagai penulis yang berbakat. Bukunya yang terakhir,
Principles of Political Economy dimaksudkan untuk menyarikan teori-teori
ekonomi pada masanya. Dalam buku tersebut mengatakan tidak ada teori yang
orisinil dari pemikirannya sendiri. Akan tetapi tampaknya ia terlalu merendah.
Hal ini disebabkan konsep return to scale adalah orosinil dari Mill. Mill juga
orang pertama yang mengemukakan ide tentang konsep elastisitas permintaaan
yang kemudian dikembangkjan lebih lanjut oleh Marshall.
9
2.3 Perkembangan Pemikiran Ekonomi pada Pemikiran Sosialisme dan
Kritik terhadap Pemikiran Ekonomi Klasik
1. Sosialisme Marxisme
Karl Marx dilahirkan di Treves Jerman dan seorang keturunan Yahudi. Ia
seorang ilmuwan dan pemikir besar bidang filosof serta Pemimpin Sosialisme
Modern. Ia belajar di Universitas Bonn kemudian di Universitas Berlin di Jerman
dan memperoleh sarjana bidang Filsafat. Dalam masa studinya ia banyak
dipengaruhi oleh Friedrich Hegel seorang Filosof Besar Jerman bidang falsafah
murni.
Karl Marx sangat benci dengan sistem perekonomian liberal yang digagas
oleh Adam Smith dan kawan-kawan. Untuk menunjukkan kebenciannya, Marx
menggunakan berbagai argumen untuk “membuktikan” bahwa sistem
liberal/kapitalis itu buruk. Argumen-argumen yang disusun Marx dapat dilihat
dari berbagai segi, baik dari sisi moral, sosiologi maupun ekonomi.
Dari segi moral Marx melihat bahwa sistem kapitalis mewarisi
ketidakadilan dari dalam. Ketidakadilan ini akhirnya akan membawa masyarakat
kapitalis ke arah kondisi ekonomi dan sosial yang tidak bisa dipertahankan. Dari
segi sosiologi, Marx melihat adanya sumber konflik antar kelas. Dalam sistem
liberal/kapitalis yang diamati Marx ada sekelompok orang (yaitu para pemilik
modal) yang menguasai kapital. Di lain pihak, ada sekelompok orang lainnya
(yaitu kaum buruh) sebagai kelas proletar yang seperti sudah ditakdirkan untuk
selalu menduduki posisi kelas bawah. Jika tidak dilakukan sesuatu, demikian
argumen Marx, jumlah kaum nestafa ini akan semakin besar. Selain itu, alasan
lainnya adalah sistem ini cenderung menciptakan masyarakat yang berkelas-
kelas, yaitu kelas kapitalis yang kaya raya dan kelas buruh yang sangat miskin.
Adapun dari segi ekonomi, Marx melihat bahwa akumulasi kapital ditangan
kaum kapitalis memungkinkan tercapainya pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
Akan tetapi, pembangunan sistem kapitalis sangat bias terhadap pemilik modal.
Teori tentang perkembangan ekonomi menurut Marx sebenarnya dapat
dibagi menjadi tiga bagian, pertama pemikirannya tentang proses akumulasi dan
10
konsentrasi, kedua teori tentang proses kesengsaraan/pemiskinan yang meluas
(die verelendung atau increasing misery), ketiga teori tentang tingkat laba yang
cenderung menurun.
Menurut teori konsentrasi perusahaan-perusahaan makin lama makin
besar, sedangkan jumlahnya makin sedikit. Perusahaan-perusahaan besar
bersaing dengan perusahan kecil maka perusahaan kecil akan kalah dalam
persaingan dan kemudian perusahaan kecil lenyap. Timbullah perusahaan-
perusahaan raksasa. Para pengusaha kecil dan golongan menengah menjadi orang
miskin. Sedangkan teori akumulasi menyatakan bahwa para pengusaha raksasa
semakin lama semakin kaya dan menumpuk kekayaan yang terkonsentrasi pada
beberapa orang, dan para pengusaha kecil akhirnya jatuh miskin dan pengusaha
kecil yang berdiri sendiri menjadi proletariat. Sejauhmana proses akumulasi yang
dimaksud di atas bisa berjalan tergantung dari a) tingkat nilai surplus, b) tingkat
produktivitas tenaga kerja, dan c) perimbangan bagian nilai surplus untuk
konsumdsi terhadap bagian yang disalurkan sebagai tambahan modal.
2. Sosialisme Utopis
Dari pandangan pemikiran yang revolusioner Karl Marx dan Enggel
pemikiran ini biasa disebut kaum sosialis ilmiah dan ada yang tetap
mempertahankan dengan cara-cara yang bersifat ideal dan terlepas dari
kekuasaan politik disebut sosialis utopis dengan dipelopori oleh Thomas More,
Francis Bacon, Thomas Campanella, Oliver Cromwell, Gerard Winstanley,
James Harrington. Perkataan Utopis berasal dari judul buku Thomas More dalam
tahun 1516 Tentang Keadaan Negara yang Sempurna dan Pulau Baru yang
Utopis. Francis Bacon dalam bukunya Nova Atlantis (1623), dan Thomas
Campanella (1623) dalam bukunya Negara Matahari (Civitas Solis).
Buku-buku yang sifatnya utopia tersebut banyak mempengaruhi pemikir-
pemikir sosialis lainnya di kemudian hari.
3. Sosialisme Komunitas Bersama
Saint Simon (1760-1825), dari Perancis bukunya The New Christianity
dan Charles Fourier (1772-1837) bercita-cita menciptakan tata dunia baru yang
11
lebih baik bukan dengan kotbah tetapi dengan model percontohan. Louis Blanc
mengusahakan agar didirikan ateliers sociesux yakni pabrik-pabrik yang
dihimpun negara. Pierre Joseph Proudhom (1809-1865 ) Beliau yakin akan asas
persamaan dan lama sekali tidak setuju dengan hak milik pribadi terhadap
perusahaan.
Charles Fourier adalah pengikut ajaran Saint Simon, yang dalam beberapa
hal juga banyak kesamaannya dengan Owen. Perbedaannya, kalau Owen
mendirikan komunitas berdasarkan asas koperasi dalam sebuah paralleogram,
fourier mendirikan Phalanges, atau phalanx yang merupakan sebuah unit
komunitas.
2.4 Perkembangan Pemikiran Ekonomi Menurut Mazhab Neo-Klasik
1. Perintis Analisis Marjinal
Mazhab neoklasik telah mengubah pandangan tentang ekonomi baik
dalam teori maupun dalam metodologinya. Teori nilai tidak lagi didasarkan pada
nilai tenaga kerja atau biaya produksi tetapi telah beralih pada kepuasan marjinal
(marginal utility). Pendekatan ini merupakan pendekatan yang baru dalam teori
ekonomi.
Salah satu pendiri mazhab neoklasik yaitu Gossen, dia telah memberikan
sumbangan dalam pemikiran ekonomi yang kemudian disebut sebagai Hukum
Gossen I dan II. Hukum Gossen I menjelaskan hubungan kuantitas barang yang
dikonsumsi dan tingkat kepuasan yang diperoleh, sedangkan Hukum Gossen II,
bagaimana konsumen mengalokasikan pendapatannya untuk berbagai jenis
barang yang diperlukannya. Selain Gossen, Jevons dan Menger juga
mengembangkan teori nilai dari kepuasan marjinal. Jevons berpendapat bahwa
perilaku individulah yang berperan dalam menentukan nilai barang. Dan
perbedaan preferences yang menimbulkan perbedaan harga. Sedangkan Menger
menjelaskan teori nilai dari orde berbagai jenis barang, menurut dia nilai suatu
barang ditentukan oleh tingkat kepuasan terendah yang dapat dipenuhinya.
Dengan teori orde barang ini maka tercakup sekaligus teori distribusi.
12
Pemikiran yang sangat mengagumkan yang disusun oleh Walras tentang
teori keseimbangan umum melalui empat sistem persamaan yang serempak.
Dalam sistem itu terjadi keterkaitan antara berbagai aktivitas ekonomi seperti
teori produksi, konsumsi dan distribusi. Asumsi yang digunakan Walras adalah
persaingan sempurna, jumlah modal, tenaga kerja, dan lahan terbatas, sedangkan
teknologi produksi dan selera konsumen tetap. Jika terjadi perubahan pada salah
satu asumsi ini maka terjadi perubahan yang berkaitan dengan seluruh aktivitas
ekonomi
2. Teori Produktivitas Marjinal
Dasar pemikiran mazhab neoklasik pada generasi kedua lebih akurasi dan
tajam karena bila dibandingkan dengan pemikiran ekonomi pada kelompok
generasi pertama neoklasik. Hal ini dapat terjadi karena pemikiran generasi kedua
menjabarkan lebih lanjut perilaku variabel-variabel ekonomi yang sudah dibahas
sebelumnya. Lingkupan telah berkembang dari produksi, konsumsi, dan
distribusi yang lebih umum beralih pada penjelasan yang lebih tajam.
Pertentangan pemikiran antara para ahli neoklasik seperti J.B. Clark dapat
menjadi sumber inspirasi dari perkembangan ilmu ekonomi dalam menjelaskan
teori distribusi fungsional, ditafsirkan oleh J.B Clark mempunyai nilai etik, yang
secara langsung membantah teori eksploitasi. Dengan teori produktivitas marjinal
upah tenaga kerja, laba serta lahan dan bunga ditetapkan dengan objektif dan adil.
Tetapi masalahnya, apakah setiap pekerja mendapat upah sama dengan PPMt
nya?. Penggunaan pendekatan matematis dalam analisis ekonomi terutama dalam
fungsi produksi semakin teknis, dan dengan penggunaan asumsi-asumsi yang
dialaminya juga bertambah seperti dalam kondisi skala tetap, meningkat atau
menurun. Hal ini dikaitkan pula dengan bentuk kurva ongkos rata-rata, oleh
Wicksell. Hal ini merupakan sumbangan besar dalam pembahasan ongkos
perusahaan dan industri. Pada saat kurva ongkos rata-rata menurun, sebenarnya
pada fungsi produksi terjadi proses increasing returns, dan pada saat kurva
ongkos naik, pada kurva produksi terjadi keadaan decreasing returns.
13
Selanjutnya, pada saat ongkos rata-rata sampai pada titik minimum, pada fungsi
produksi berlaku asumsi constant return to scale.
Pemikiran lain yang menjadi sumber kontroversi seperti pandangan Bohm
Bawerk telah menimbulkan kontroversi pula tentang hubungan antara modal dan
bunga. Kontroversi ini pun timbul dari pandangan J.B. Clark. Clark mempunyai
pendapat bahwa barang-barang sekarang mempunyai nilai lebih tinggi daripada
masa depan, karena itu timbullah bunga. Tetapi, bunga juga dipengaruhi oleh
produktivitas melalui keunggulan teknik. Bohm Bawerk memberikan adanya
premium atau agio, karena kebutuhan sekarang lebih tinggi daripada masa
datang. Tetapi, Fisher melihat dari arus pendapatan masa depan perlu dinilai
sekarang, yang dipengaruhi oleh kekuatan subjektif dan objektif. Fisher
menjelaskan pula terjadinya bunga melalui permintaan dan penawaran terhadap
tabungan dan investasi. Fisher memberi sumbangan pula pada tingkat bunga.
Tingkat bunga merupakan marginal rate of return over cost.
3. Pemikiran Marshall sebagai Bapak Ekonomi Neo Klasik
Sumbangan yang paling terkenal dari pemikiran Marshall dalam teori nilai
merupakan sitetis antara pemikiran pemula dari marjinalis dan pemikiran Klasik.
Menurutnya, bekerjanya kedua kekuatan, yakni permintaan dan penawaran, ibarat
bekerjanya dua mata gunting. Dengan demikian, analisis ongkos produksi
merupakan pendukung sisi penawaran dan teori kepuasan marjinal sebagai inti
pembahasan permintaan. Untuk memudahkan pembahasan keseimbangan parsial,
maka digunakannya asumsi ceteris paribus, sedangkan untuk memperhitungkan
unsur waktu ke dalam analisisnya, maka pasar diklasifikasikan ke dalam jangka
sangat pendek, jangka pendek, dan jangka panjang. Dalam membahas kepuasan
marjinal terselip asumsi lain, yakni kepuasan marjinal uang yang tetap.
Pemikiran Alfred Marshall mahir dalam menggunakan peralatan
matematika ke dalam analisis ekonomi. Dia memahami, bahwa untuk
memudahkan pembaca, maka catatan-catatan matematikanya diletakkan pada
bagian catatan kaki dan pada lampiran bukunya. Pembahasannya tentang
kepuasan marjinal telah mulai sebelum 1870, sebelum buku Jevons terbit, tetapi
14
karena orangnya sangat teliti dan modes, dia tidak mau cepat-cepat menerbitkan
bukunya. Dalam pembahasan sisi permintaan, Marshall telah menghitung
koefisien barang yang diminta akibat terjadinya perubahan harga secara relatif.
Nilai koefisien ini dapat sama dengan satu, lebih besar dan lebih kecil dari satu.
Tetapi, ada dua masalah yang belum mendapat penyelesaian dalam hal sisi
permintaan, yakni aspek barang-barang pengganti dan efek pendapatan. Robert
Giffen telah dapat membantu penyelesaian kaitan konsumsi dan pendapatan
dengan permintaannya terhadap barang-barang, sehingga ditemukan Giffen
Paradox. Peranan substitusi kemudian diselesaikan oleh Slurtky.
Marshall menemukan surplus konsumen. Pengertian ini dikaitkan pula
dengan welfare economics. Bahwa konsumen keseluruhan mengeluarkan uang
belanja lebih kecil daripada kemampuannya membeli. Jika itu terjadi maka terjadi
surplus konsumen. Selama pajak yang dikenakan pada konsumen lebih kecil
daripada surplusnya itu, maka kesejahteraannya tidak menurun. Tetapi, pajak
juga dapat digunakan untuk subsidi, terutama bagi industri-industri yang struktur
ongkosnya telah meningkat. Marshall menjelaskan pula mengapa kurva ongkos
total rata-rata menurun dan meningkat. Hal ini berkaitan dengan faktor internal
dan eksternal perusahaan atau industri. Mekanisme permintaan dan penawaran
dapat mendatangkan ketidakstabilan, karena setiap usaha yang dilakukan untuk
kembali ke posisi seimbang ternyata membuat tingkat harga dan jumlah barang
menjauhi titik keseimbangan. Keadaan tidak stabil itu terjadi jika kurva
penawaran berjalan dari kiri-atas ke kanan-bawah. Jika variabel kuantitas
independen, terjadi kestabilan, tetapi jika berubah harga menjadi independen,
maka keadaan menjadi tidak stabil.
2.5 Pemikiran Ekonomi Menurut Aliran Sejarah (Historis)
1. Serangan Terhadap Metode Klasik
Pada intinya pemikir aliran sejarah menolak argumentasi pemikir-pemikir
klasik bahwa ada undang-undang alam tentang kehidupan ekonomi. masyarakat
harus dianggap sebagai suatu kesatuan organisme tempat interaksi sosial berkait
15
dan berhubungan antarindividu. Pemikir-pemikir aliran sejarah menghendaki
agar kegiatan masyarakat dilandaskan pada suatu sistem yang menyeluruh, yang
mencakup semua organisme dalam kehidupan bermasyarakat sebagai suatu
keseluruhan. Penganut aliran sejarah yang tidak percaya pada mekanisme pasar
bebas klasik pada umumnya sepakat untuk meminta campur tangan pemerintah
dalam perekonomian. Intervensi pemerintah diharapkan mampu membawa proses
ekonomi pada tujuan-tujuan sosial dan ekonomi yang diinginkan bersama. Tanpa
campur tangan pemerintah dalam perekonomian tidak ada jaminan sosial.
Bagi pemikir sejarah, fenomena-fenomena ekonomi merupakan produk
perekembangan masyarakat secara keseluruhan sebagai hasil perjalanan sejarah.
Oleh karena itu, pemikiran-pemikiran, teori-teori, dan kesimpulan ekonomi
haruslah dilandaskan pada empiris sejarah. Pemikir-pemikir aliran sejarah tidak
setuju dengan anggapan kaum klasik dan neo-klasik bahwa prinsip-prinsip
ekonomi juga dipengaruhi oleh adat-istiadat, tradisi, agama, nilai-nilai, dan
norma-norma lingkungan setempat.
Pemikir-pemikir aliran sejarah dengan gencar menyerang metode
pendekatan deduktif yang digunakan kaum klasik. Sebagaimana diketahui,
dengan pendekatan deduktif analisis ekonomi bertitik tolak dari pengamatan
secara umum, yaitu postulat, dalil atau premis yng dianggap sudah diakui secara
umum. Bagi pakar-pakar aliran sejarah, metode deduksi ini dinilai terlalu abstrak
dan terlalu teoritis, yang dari beberapa postulat kemudian meng-claim bahwa
pemikiran-pemikiran mereka berlaku umum (universal). Menurut kaum sejarah
metode deduksi ini sering tidak sesuai dengan realitas. Oleh karena itu, metode
tersebut dapat membawa kita pada kesimpulan yang keliru. Untuk mengatasi
kelemahan metode klasik tersebut, pemikir-pemikir aliran sejarah menawarkan
metode induktif-historis.
Dengan metode induktif-historis, mereka mengumpulkan kenyataan-
kenyataan ekonomi dari sejarah. Dari data yang dikumpulkan ini kemudian
diambil kesimpulan umum. Pola pendekatan induksi-empiris berpangkal tolak
dari pengamatan dan pengkajian yang bersifat khusus dan dari sini diambil suatu
16
kesimpulan umum (reasoning from the particular to the general). Dengan
metode induksi-empiris, hukum-hukum, dalil-dalil dan teori-teori ekonomi hanya
berlaku di suatu tempat pada waktu-waktu tertentu. Hal itu disebabkan hukum,
dalil, maupun teori ekonomi sangat tergantung pada kondisi dan lingkungan
setempat. Dengan demikian, bagi pemikir sejarah, hukum ekonomi tidak berlaku
universal, tetapi bisa berubah sewaktu-waktu sesuia keadaan dan masalah yang
dihadapi.
2. Tokoh-tokoh Aliran Sejarah
1. Friedrich List (1789-1846)
Salah satu buku List yang cukup terkenal adalah : Das Nationale Syistem
der Politischen oekonomie, der Internationale Handel, die Handels Politik und
der Deutche ollverein, atau dalam bahasa inggrisnya : The National System of
Political Economy, International Trade, Trade Policy and the German Custom
Union (1841). Dalam buku tersebut List menyerang pakar-pakar klasik yang
disebutnya “kosmopolitan” sebab mengabaikan peran pemerintah.
Lebih lanjut, List mengatakan bahwa kita bisa mengambil kesimpulan
tentang perkembangan suatu masyarakat dari data sejarah. Dari cara mereka
berproduksi, setiap kelompok masyarakat pada umumnya melewati tahap-tahap
sejarah sebagai berikut : (1) tahap berburu dan menangkap ikan, atau tahap
barbarian, yang berciri masyarakat primitif sebab kebutuhan dipenuhi dari apa
yang disediakan oleh alam; (2) zaman menggembala atau pastoral, yang mulai
beternak, tetapi masih nomaden atau tidak menetap; (3) zaman agraris, ketika
masyarakat mulai menetap dan bertani secara subsistem; (4) zaman bertani,
menghasilkan industri manufaktur sederhana dan mulai melakukan perdagangan
lokal; dan (5) masyarakat bertani, manufaktur lebih lanjut dan telah melakukan
perdagangan internasional.
2. Bruno Hildebrand (1812-1878)
Hildebrand aktif dalam berbagai penelitian dan penulisan karya-karya
ilmiah. Hildebrand juga sering menekankan pentingnya evolusi dalam
perekonomian masyarakat. Menurut Hildebrand, dilihat dari cara tiap
17
kelompok-kelompok masyarakat dalam melakukan tukar menukar dan
berdagang, kelompok-kelompok masyarakat tersebut dibedakan atas tingkatan-
tingkatan sebagai berikut: (1) tukar menukar secara in-natura atau barter; (2)
tukar menukar dengan perantaraan uang; (3) tukar menukar dengan
menggunakan kredit.
3. Gustav Von Schmoler (1839-1917)
Schmoler dianggap sebagai pemikir aliran sejarah yang paling gigih
menyarankan agar metode deduktif klasik ditukar dengan metode induktif-
empiris. Seperti pakar aliran sejarah lainnya, schmoler juga menekankan
perlunya kelenturan dalam perekonomian dan memberi ruang pada pemerintah
untuk memperbaiki keadaan ekonomi. Kalau diperhatikan, pandangan schmoler
di atas agak berbeda dengan pandangan tokoh-tokoh aliran sejarah lainnya. Jika
tokoh-tokoh aliran sejarah lain menghendaki berbagai kebijaksanaan di bidang
ekonomi, schmoler menghendaki agar kebijaksanaan juga menyangkut politik
sosial.
4. Werner Sombart (1863-1941)
Salah satu hasil penelitian Sombart yang cukup sering dikutip orang ialah
penelitiannya tentang tahap-tahap perkembangan kapitalisme. Dari hasil
penelitiannya. Dari hasil penelitiannya Sombart mengatakan bahwa
pertumbuhan masyarakat kapitalis sangat erat kaitannya dengan pertumbuhan
masyarakat. Dalam karyanya: Der Moderne Kapitalismus (1902), Werner
Sombart lebih lanjut mengatakan bahwa pertumbuhan masyarakat kapitalis
dapat dibedakan atas beberapa tingkatan: (1) tingkat pra-kapitalisme; (2) tingkat
kapitalisme menengah; (3) tingkat kapitalisme tinggi; dan (4) tingkat
kapitalisme akhir.
5. Max Weber (1864-1920)
Max Weber adalah ahli sosiologi dalam arti luas, dimana ilmu ekonomi
dan sejarah ekonomi oleh Weber juga dimasukkan sebagai bagian dari ilmu
sosiologi. Walaupun ia ahli sosiologi, tekanan utama dalam pembahasannya
adalah ekonomi. ia juga cukup intens dalam melihat pengaruh ajaran-ajaran
18
agam tertentu, yaitu protestan, terhadap kemajuan ekonomi. Dalam bukunya
yang sangat terkenal: The Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism (1958)
ia menjelaskan bahwa ada pengaruh nyata ajaran agama Protestan terhadap
perilaku dan kemajuan ekonomi. Weber bertolak dari suatu asumsi dasar bahwa
rasionalitas adalah unsur pokok peradaban Barat yang mempunyai nilai dan
pengaruh universal.
6. Henry Charles Carey (1793-1879)
Henry Carey dalam salah satu karyanya: Principles of Social Science,
Carey menekankan perlunya diversifikasi industri untuk menciptakan lapangan
pekerjaan lebih luas. Suatu negara yang hanya mengandalkan pembangunan
pada ekspor produk-produk pertanian dinilainya sebagai tindakan yang bodoh
dan merugikan. Bagi Carey, hanya bangsa petani yang bodoh saja yang secara
berkelanjutan mengekspor barang-barang mentah, dan menerima imbal-tukar
produk-produk lain dalam jumlah sedikit.
Pendukung-pendukung aliran sejarah lain dari Amerika adalah Simon
Nelson Patten dan Daniel Reymond. Nelson (1852-1922) banyak mengajukan
argumen-argumen yang menyokong proteksi sebagaimana dikemukakan Carey.
Sedangkan Daniel (1786-1849) yang tertarik dengan persoalan-persoalan
ekonomi.
Jika diperhatikan, dapat dikatakan bahwa doktrin aliran sejarah kurang
jelas. Lebih tegas, mereka tidak mengembangkan sebuah “sistem”. Akan tetapi,
lebih merupakan reaksi terhadap pemikiran-pemikiran klasik dan neo-klasik yang
menghendaki tidak adanya campur tangan pemerintah dalam pereonomian.
Pemikir sejarah lebih banyak hanya mengkritik metosde deduksi klasik, tetapi
tidak melihat kelemahan dari metode induksi-empiris mereka sendiri.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
 Liberalisme/kapitalisme yang dikembangkan oleh Adam Smith adalah
sistem ekonomi yang mengoperasionalkan dasar-dasar ekonomi persaingan
bebas yang diatur oleh invisible hand (pendekatan pasar), pemerintah hanya
bertugas melindungi rakyat, menegakkan keadilan dan menyiapkan sarana
dan prasarana kelembagaan umum.
 Komunisme/sosialisme yang dikembangkan oleh Karl Marx adalah pada
hakekatnya sistem ekonomi yang memberikan kebebasan negara untuk ikut
campur dalam urusan perekonomian.
 Mazhab Neo-Klasik berusaha memperbaiki argumen-argumen dari
Liberalisme/kapitalisme oleh Adam Smith dan Komunisme/sosialisme Karl
Marx, dan lebih banyak membahas tentang pendekatan marjinal.
 Aliran Sejarah, memandang bahwa fenomena-fenomena ekonomi
merupakan produk perkembangan masyarakat secara keseluruhan sebagai
hasil perjalanan sejarah.
3.2 Saran
Kita sebagai mahasiswa, sebagai penerus bangsa yang nantinya akan
turut campur dalam kehidupan bangsa yang lebih terutama kehidupan
perekonomian, harus mengetahui bagaimana hakekat sejarah perkembangan
pemikiran-pemikiran ekonomi sebagai dasar pengetahuan utama dalam
menjalankan kegiatan perekonomian nantinya.
20
DAFTAR PUSTAKA
Deliarnov. 1995. “Perkembangan Pemikiran Ekonomi”. Jakarta : PT.
RajaGrafindo Persada.
www.wikipediaindonesia.com
Sofa, Pakde. 2008. Sejarah Pemikiran Ekonomi Praklasik, Klasik, Sosialis
dan Neoklasik. www.pemikiranekonomi.com. Diakses 1 Mei 2013.
Arizal. 2012. Sejarah Pemikiran Ekonomi Global.
www.ekonomiglobal_arizal.com. Diakses 2 Mei 2013

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

EKONOMI MAKRO ISLAM KONSEP DASAR, DATA, DAN INDIKATOR PENGUKURAN KEGIATAN EKO...
EKONOMI MAKRO ISLAM KONSEP DASAR, DATA, DAN INDIKATOR PENGUKURAN KEGIATAN EKO...EKONOMI MAKRO ISLAM KONSEP DASAR, DATA, DAN INDIKATOR PENGUKURAN KEGIATAN EKO...
EKONOMI MAKRO ISLAM KONSEP DASAR, DATA, DAN INDIKATOR PENGUKURAN KEGIATAN EKO...zuhrofial imaniah
 
Sistem ekonomi indonesia
Sistem ekonomi indonesiaSistem ekonomi indonesia
Sistem ekonomi indonesiaUmi Pujiati
 
pendapatan nasional
pendapatan nasionalpendapatan nasional
pendapatan nasionalEdo Setiawan
 
Perkembangan teori pembangunan dan penerapannya di indonesia-fd
Perkembangan teori pembangunan dan penerapannya di indonesia-fdPerkembangan teori pembangunan dan penerapannya di indonesia-fd
Perkembangan teori pembangunan dan penerapannya di indonesia-fdFrans Dione
 
Ekonomi mikro syariah 1qq konsumsi
Ekonomi mikro syariah 1qq konsumsiEkonomi mikro syariah 1qq konsumsi
Ekonomi mikro syariah 1qq konsumsiCloudys04
 
Teori Pertumbuhan Ekonomi
Teori Pertumbuhan EkonomiTeori Pertumbuhan Ekonomi
Teori Pertumbuhan Ekonomimsahuleka
 
Bab 1 pengantar ilmu ekonomi
Bab 1   pengantar ilmu ekonomiBab 1   pengantar ilmu ekonomi
Bab 1 pengantar ilmu ekonomiYusron Blacklist
 
Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam
Sejarah Pemikiran Ekonomi IslamSejarah Pemikiran Ekonomi Islam
Sejarah Pemikiran Ekonomi IslamGus Alwy Muhammad
 
Konsep Dasar Ilmu Ekonomi
Konsep Dasar Ilmu EkonomiKonsep Dasar Ilmu Ekonomi
Konsep Dasar Ilmu EkonomiMief Ozziq
 
Ekonomi kerakyatan
Ekonomi kerakyatanEkonomi kerakyatan
Ekonomi kerakyatanHimajie FeUh
 
Sejarah Pemikiran Ekonomi
Sejarah Pemikiran EkonomiSejarah Pemikiran Ekonomi
Sejarah Pemikiran EkonomiFuad Ridzqi
 
Pengantar ekonomi pembangunan ch.1
Pengantar ekonomi pembangunan   ch.1Pengantar ekonomi pembangunan   ch.1
Pengantar ekonomi pembangunan ch.1Darwin Damanik
 

Mais procurados (20)

Makalah sistem ekonomi
Makalah sistem ekonomiMakalah sistem ekonomi
Makalah sistem ekonomi
 
EKONOMI MAKRO ISLAM KONSEP DASAR, DATA, DAN INDIKATOR PENGUKURAN KEGIATAN EKO...
EKONOMI MAKRO ISLAM KONSEP DASAR, DATA, DAN INDIKATOR PENGUKURAN KEGIATAN EKO...EKONOMI MAKRO ISLAM KONSEP DASAR, DATA, DAN INDIKATOR PENGUKURAN KEGIATAN EKO...
EKONOMI MAKRO ISLAM KONSEP DASAR, DATA, DAN INDIKATOR PENGUKURAN KEGIATAN EKO...
 
Materi 7
Materi 7Materi 7
Materi 7
 
Historis
HistorisHistoris
Historis
 
Sistem ekonomi indonesia
Sistem ekonomi indonesiaSistem ekonomi indonesia
Sistem ekonomi indonesia
 
pendapatan nasional
pendapatan nasionalpendapatan nasional
pendapatan nasional
 
Sejarah ekonomi
Sejarah ekonomiSejarah ekonomi
Sejarah ekonomi
 
Perubahan paradigma ekonomi
Perubahan paradigma ekonomiPerubahan paradigma ekonomi
Perubahan paradigma ekonomi
 
Perkembangan teori pembangunan dan penerapannya di indonesia-fd
Perkembangan teori pembangunan dan penerapannya di indonesia-fdPerkembangan teori pembangunan dan penerapannya di indonesia-fd
Perkembangan teori pembangunan dan penerapannya di indonesia-fd
 
Ekonomi mikro syariah 1qq konsumsi
Ekonomi mikro syariah 1qq konsumsiEkonomi mikro syariah 1qq konsumsi
Ekonomi mikro syariah 1qq konsumsi
 
Teori Pertumbuhan Ekonomi
Teori Pertumbuhan EkonomiTeori Pertumbuhan Ekonomi
Teori Pertumbuhan Ekonomi
 
Pemikiran Ekonomi Abu Yusuf dan Asy-Syaibani
Pemikiran Ekonomi Abu Yusuf dan Asy-SyaibaniPemikiran Ekonomi Abu Yusuf dan Asy-Syaibani
Pemikiran Ekonomi Abu Yusuf dan Asy-Syaibani
 
Bab 1 pengantar ilmu ekonomi
Bab 1   pengantar ilmu ekonomiBab 1   pengantar ilmu ekonomi
Bab 1 pengantar ilmu ekonomi
 
Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam
Sejarah Pemikiran Ekonomi IslamSejarah Pemikiran Ekonomi Islam
Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam
 
Konsep Dasar Ilmu Ekonomi
Konsep Dasar Ilmu EkonomiKonsep Dasar Ilmu Ekonomi
Konsep Dasar Ilmu Ekonomi
 
Ekonomi kerakyatan
Ekonomi kerakyatanEkonomi kerakyatan
Ekonomi kerakyatan
 
Sejarah Pemikiran Ekonomi
Sejarah Pemikiran EkonomiSejarah Pemikiran Ekonomi
Sejarah Pemikiran Ekonomi
 
makalah Barang publik dan eksternalitas
makalah Barang publik dan eksternalitasmakalah Barang publik dan eksternalitas
makalah Barang publik dan eksternalitas
 
Pengantar ekonomi pembangunan ch.1
Pengantar ekonomi pembangunan   ch.1Pengantar ekonomi pembangunan   ch.1
Pengantar ekonomi pembangunan ch.1
 
Slide sistem ekonomi sosialis
Slide sistem ekonomi sosialisSlide sistem ekonomi sosialis
Slide sistem ekonomi sosialis
 

Semelhante a SEJARAH EKONOMI

12887 article text-7631-3-10-20170710
12887 article text-7631-3-10-2017071012887 article text-7631-3-10-20170710
12887 article text-7631-3-10-20170710staiypbwi1
 
PEMIKIRAN_EKONOMI_MASA_PRA_KLASIK_pptx.pptx
PEMIKIRAN_EKONOMI_MASA_PRA_KLASIK_pptx.pptxPEMIKIRAN_EKONOMI_MASA_PRA_KLASIK_pptx.pptx
PEMIKIRAN_EKONOMI_MASA_PRA_KLASIK_pptx.pptxNURHAYATI931703
 
Kritik kapitalisme
Kritik kapitalismeKritik kapitalisme
Kritik kapitalismeAhmad Habibi
 
PEMIKIRAN_EKONOMI_PRA_KLASIK_Merkantilis.pptx
PEMIKIRAN_EKONOMI_PRA_KLASIK_Merkantilis.pptxPEMIKIRAN_EKONOMI_PRA_KLASIK_Merkantilis.pptx
PEMIKIRAN_EKONOMI_PRA_KLASIK_Merkantilis.pptxMonikaAndrasari
 
Makala filsafat ekonomi abdurrahman halik
Makala filsafat ekonomi abdurrahman halikMakala filsafat ekonomi abdurrahman halik
Makala filsafat ekonomi abdurrahman halikAbdurrahmanHalik1
 
TUGAS AKHIR PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4.pptx
TUGAS AKHIR PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4.pptxTUGAS AKHIR PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4.pptx
TUGAS AKHIR PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4.pptxTyasIndrayanti2
 
Sejarah ilmu Ekonomi.pptx
Sejarah ilmu Ekonomi.pptxSejarah ilmu Ekonomi.pptx
Sejarah ilmu Ekonomi.pptxWinaPaul
 
Nilai-nilai Dari Macam-macam Ideologi di Dunia Yang Menjadi Dasar Berkesinamb...
Nilai-nilai Dari Macam-macam Ideologi di Dunia Yang Menjadi Dasar Berkesinamb...Nilai-nilai Dari Macam-macam Ideologi di Dunia Yang Menjadi Dasar Berkesinamb...
Nilai-nilai Dari Macam-macam Ideologi di Dunia Yang Menjadi Dasar Berkesinamb...norma 28
 
Prinsip ekonomi islam
Prinsip ekonomi islamPrinsip ekonomi islam
Prinsip ekonomi islamwasunu
 
Kapitalisme: Sebuah Modus Eksistensi
Kapitalisme: Sebuah Modus EksistensiKapitalisme: Sebuah Modus Eksistensi
Kapitalisme: Sebuah Modus EksistensiAliem Masykur
 
Teori Klasik Pembangunan
Teori Klasik PembangunanTeori Klasik Pembangunan
Teori Klasik PembangunanHaidirAli17
 
Aliran Fisiokrat dan Merkantilisme
Aliran Fisiokrat dan MerkantilismeAliran Fisiokrat dan Merkantilisme
Aliran Fisiokrat dan MerkantilismeCut Endang Kurniasih
 
TUGAS PTE MIKRO KEL 12
TUGAS PTE MIKRO KEL 12TUGAS PTE MIKRO KEL 12
TUGAS PTE MIKRO KEL 12Devinaaulia2
 

Semelhante a SEJARAH EKONOMI (20)

Sejarah pemikiran dan perkembangan ekonomi
Sejarah pemikiran dan perkembangan ekonomiSejarah pemikiran dan perkembangan ekonomi
Sejarah pemikiran dan perkembangan ekonomi
 
12887 article text-7631-3-10-20170710
12887 article text-7631-3-10-2017071012887 article text-7631-3-10-20170710
12887 article text-7631-3-10-20170710
 
PEMIKIRAN_EKONOMI_MASA_PRA_KLASIK_pptx.pptx
PEMIKIRAN_EKONOMI_MASA_PRA_KLASIK_pptx.pptxPEMIKIRAN_EKONOMI_MASA_PRA_KLASIK_pptx.pptx
PEMIKIRAN_EKONOMI_MASA_PRA_KLASIK_pptx.pptx
 
Kritik kapitalisme
Kritik kapitalismeKritik kapitalisme
Kritik kapitalisme
 
PEMIKIRAN_EKONOMI_PRA_KLASIK_Merkantilis.pptx
PEMIKIRAN_EKONOMI_PRA_KLASIK_Merkantilis.pptxPEMIKIRAN_EKONOMI_PRA_KLASIK_Merkantilis.pptx
PEMIKIRAN_EKONOMI_PRA_KLASIK_Merkantilis.pptx
 
Tugas ekis
Tugas ekisTugas ekis
Tugas ekis
 
Ekonomi
EkonomiEkonomi
Ekonomi
 
Bahan 2 mazhab
Bahan 2 mazhabBahan 2 mazhab
Bahan 2 mazhab
 
Makala filsafat ekonomi abdurrahman halik
Makala filsafat ekonomi abdurrahman halikMakala filsafat ekonomi abdurrahman halik
Makala filsafat ekonomi abdurrahman halik
 
TUGAS AKHIR PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4.pptx
TUGAS AKHIR PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4.pptxTUGAS AKHIR PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4.pptx
TUGAS AKHIR PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4.pptx
 
Sejarah ilmu Ekonomi.pptx
Sejarah ilmu Ekonomi.pptxSejarah ilmu Ekonomi.pptx
Sejarah ilmu Ekonomi.pptx
 
Nilai-nilai Dari Macam-macam Ideologi di Dunia Yang Menjadi Dasar Berkesinamb...
Nilai-nilai Dari Macam-macam Ideologi di Dunia Yang Menjadi Dasar Berkesinamb...Nilai-nilai Dari Macam-macam Ideologi di Dunia Yang Menjadi Dasar Berkesinamb...
Nilai-nilai Dari Macam-macam Ideologi di Dunia Yang Menjadi Dasar Berkesinamb...
 
Prinsip ekonomi islam
Prinsip ekonomi islamPrinsip ekonomi islam
Prinsip ekonomi islam
 
Slide 1 (pe)
Slide 1 (pe)Slide 1 (pe)
Slide 1 (pe)
 
Kapitalisme: Sebuah Modus Eksistensi
Kapitalisme: Sebuah Modus EksistensiKapitalisme: Sebuah Modus Eksistensi
Kapitalisme: Sebuah Modus Eksistensi
 
Teori Klasik Pembangunan
Teori Klasik PembangunanTeori Klasik Pembangunan
Teori Klasik Pembangunan
 
Aliran Fisiokrat dan Merkantilisme
Aliran Fisiokrat dan MerkantilismeAliran Fisiokrat dan Merkantilisme
Aliran Fisiokrat dan Merkantilisme
 
Sosialisme
SosialismeSosialisme
Sosialisme
 
TUGAS PTE MIKRO KEL 12
TUGAS PTE MIKRO KEL 12TUGAS PTE MIKRO KEL 12
TUGAS PTE MIKRO KEL 12
 
Paper pemikiran ekonomi pra klasik
Paper pemikiran ekonomi pra klasikPaper pemikiran ekonomi pra klasik
Paper pemikiran ekonomi pra klasik
 

SEJARAH EKONOMI

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia lahir, ada dengan segala kebutuhannya. Pada awal peradaban manusia, kebutuhan ini terbatas dan bersifat sederhana. Namun, dengan semakin majunya tingkat peradaban, makin banyak dan makin bervariasi pula kebutuhan manusia. Di lain pihak, alat pemenuhan kebutuhan manusia terbatas adanya. Ketidakseimbangan antara kebutuhan yang selalu meningkat dengan alat pemuas kebutuhan yang terbatas tersebut ,menyebabkan diperlukannya sebuah ilmu yang disebut Ilmu Ekonomi. Manusia hidup dalam suatu kelompok masyarakat yang secara keseluruhan memnbentuk suatu sistem. Sistem secara sederhana dapat diartikan sebagai interaksi, atau kaitan, atau hubungan dari unsur-unsur yang lebih kecil membentuk satuan yang lebih besar dan kompleks sifatnya. Dengan demikian, sistem ekonomi adalah interaksi dari unit-unit ekonomi yang kecil (para konsumen dan produsen) ke dalam unit ekonomi yang lebih besar, di suatu wilayah tertentu. Sistem ekonomi yang dianut tiap kelompok masyarakat atau negara tidak sama. Hal ini tergantung dari keputusan-keputusan dasar tentang pemilikan, produksi, distribusi, serta komsumsi dilakukan. Ada keputusan- keputusan yang lebih diserahkan kepada orang perorangan (swasta) dan ada pula yang harus diatur oleh pusat. Bentuk sistem dengan corak keputusan pertama (lebih banyak diserahkan pada kemauan orang per orang) disebut sistem Liberal/kapitalisme. Sebaliknya, sistem yang serba diatur dan dikomandi oleh pemerintanh disebut sosialisme/komunisme. Tentu saja tiap negara memilih salah satu dari kedua bentuk ekstrem dari sistem ekonomi yang disebutkan diatas. Diantara kedua sistem ekonomi tersebut masih terdapat bentuk yang disebut sistem perekonomian campuran (mixed economy). Masing-masing sistem ekonomi memiliki penggagasnya masing-masing, banyak pula aliran-aliran yang memunculkan gagasan-gagasannya tentang sistem
  • 2. 2 ekonomi, baik itu lebih cenderung pada sistem ekonomi kapitalisme maupun sistem sosialisme. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana perkembangan pemikiran ekonomi pada masa pra kalsik? 2. Bagaimana perkembangan pemikiran ekonomi pada klasik? 3. Bagaimana perkembangan pemikiran ekonomi pada pemikiran Sosialisme? 4. Bagaimana perkembangan pemikiran ekonomi menurut Mazhab Neo- Klasik? 5. Bagaimana perkembangan pemikiran ekonomi menurut Aliran sejarah (historis)? 1.3 Tujuan Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui sejarah perkembangan ekonomi mulai dari pemikiran ekonomi masa pra klasik, masa klasik, sosialisme Marx, Mazhab Neo-Klasik dan Aliran sejarah (historis). 1.4 Manfaat Manfaat penyusunan makalah ini adalah dapat mengetahui sejarah perkembangan ekonomi mulai dari pemikiran ekonomi masa pra klasik, masa klasik, sosialisme Marx, Mazhab Neo-Klasik dan Aliran sejarah (historis).
  • 3. 3 BAB II ISI 2.1 Perkembangan Pemikiran Ekonomi pada Masa Pra Klasik Sesungguhnya persoalan ekonomi sama tuanya dengan keberadaan manusia itu sendiri. Akan tetapi, bukti-bukti konkret paling awal yang bisa ditelusuri kebelakang hanya hingga masa Yunani Kuno. Suatu hal; yang perlu dicatat dari masa Yunani Kuno ini adalah bahwa orang sudah mengenal paham hedonisme yang dapat dikatakan sebagai cikal bakal paham materialistik yang dikembangkan di Eropa pada abad ke-XVII dan ke-XVIII kemudian. Hedonisme merupakan paham materialisme mekanistik yang menganggap kenikmatan egoistis sebagain tujuan akhir dari kehidupan manusia. 1. Masa Yunani Kuno A. Plato (427-347 SM) Gagasan Plato tentang ekonomi timbul secara tidak sengaja dari pemikirannya tentang keadilan (justice) dalam sebuah negara ideal (ideal state). Lebih lanjut, Plato menjelaskan bahwa ada tiga jenis pekerjaan yang dilakukan oleh jenis manusia yang berbeda-beda pula, yaitu pekerjaan sebagai pengatur atau penguasa, tentara dan para pekerja. Bagi Plato semua manusia bersaudara, dari ketiga jenis pekerjaan tersebut hanya golongan terendah yaitu kaum pekerja yang boleh bekerja untuk mengejar laba dan mengumpulkan harta. Sementara itu, penguasa dan tentara seyogianya tidak bekerja demi harta dan dengan sendirinya mereka tidak diperkenankan memilikin harta benda. Plato dapat dikatakan sebagai orang pertama yang sangat mengecam kekayaan dan kemewahan. Agar setiap orang bisa hidup sejahtera secara merata, manusia perlu dan berkewajiban untuk mengendalikan nafsu keserakahannya untuk memenuhi semua keinginan yang melebihi kewajaran. Teori Plato yang dianggap masih relevan dengan keadaan sekarang adalah pendapatnya tentang fungsi uang. Dalam bukunya politika, Plato menjelaskan bahwa selain sebagai alt tukar, uang juga berfungsi sebagai alat pengukur nilai
  • 4. 4 dan alat untuk menimbun kekayaan. Sesuai dengan keadaan waktu itu, Plato menganggap uang bersifat mandul, tidak dapat, sekaligus tidal layak untuk dikembangkan atau diperanakkan (melalui bunga). B. Aristoteles (384-322SM) Aristoteles dapat dikatakan sebagai orang pertama yamg melihat bahwa ekonomi merupakan suatu bidang tersendiri, yang pembahasannya harus dipisahkan dengan bidang-bidang lain. Ia juga merupakan orang pertama yang meletakkan dasar tentang teori nilai (value) dan harga (price). Kontribusi Aristoteles yang paling besar terhadap ilmu ekonomi ialah pemikirannya tentang pertukaran barang (exchange of commodities) dan kegunaan uang dalam pertukaran barang tersebut. Dalam mengamati proses ekonomi, Aristoteles membedakannya atas dua cabang, yaitu kegunaan (use)cdan keuntungan (gain). Secara tegas ia menyatakan tidak suka pada pedagang-pedagang yang datang ke kota-kota, mengeksploitasi petani-petani miskin ke desa-desa. C. Xenophon (440-335 SM) Kata-kata ekonomi (dari oikos dan nomos) adalah “ciptaan” Xenophon. Inti pemikiran Xenophon adalah pertanian dipandang sebagai dasar kesejahteraan ekonomi, pelayaran dan perniagaan yang dianjurkan untuk dikembangkan oleh negara, modal patungan dalam usaha, spesialisasi dan pembagian kerja, konsep perbudakan dan sektor pertambangan menjadi milik bersama. 2. Pemikiran Kaum Skolastik A. Albertus Magnus (1206-1280) Pandangannya yang terkenal adalah pemikirannya tentang harga yang adil dan pantas. (just price),yaitu harga yang sama besarnya dengan biaya-biaya dan tenaga yang dikorbankan untuk menciptakan barang tersebut. B. Thomas Aquinas (1225-1274) Menjelaskan bahwa memungut bunga dari uang yang dipinjamkan adalah tidak adil, sebab ini sama artinya menjual sesuatu yang tidak ada.
  • 5. 5 3. Era Merkantilisme A. Jean Boudin (1530-1596) Menurut Boudin, bertambahnya uang yang diperoleh dari perdagangan luar negri dapat menyebabkan naiknya harga barang-barang. B. Jean Babtis Colbet (1619-1683) Pemikiranya, perdagangan luar negri dianggap sebagai sumber utama kemakmuran. Sebagai konsekuensinya kedudukan saudagar sangat penting karena memegang kendali utama perekonomian. C. Sir William Petty (1623-1687) Pemikiranya, bukan jumlah hari kerja yang menentukan nilai suatu barang melainkan biyaya yang diperlukan untuk menjaga agar para pekerja tersebut agar dapat bekerja. Uang dibutuhkan dalam jumlah secukupnya tetapi lebih atau kurang dari yang diperlukan bisa mndatangkan kemudharatan. D. David Home (1711-1776) Harga-harga sebagian dipengaruhi oleh jumlah barang dan sebagian lagi dipengaruhi oleh jumlah uangEkonomi Dunia . 4. Mazhab Fisiokratis Mazhab Pisiokrat tumbuh sebagai kritik terhadap pemikiran ekonomi Merkantilis, tokoh pemikir yang paling terkenal pada mazhab ini adalah Francois Quesnay. Sumbangan pemikiran yang terbesar dalam perkembangan ilmu ekonomi adalah hukum-hukum alamiah, dan menjelaskan arus lingkaran ekonomi. Inti pemikiran utama dalam mazhab Pisiokrat adalah dituangkan dalam tabel ekonomi yang terdiri dari classe productive dari kaum petani, classe des froprietaires dari kaum pemilik tanah, classe sterile atau classe stipendile yang meliputi kaum pedagang dan industriawan dan classe passieve adalah kaum pekerja. Pemikiran ekonomi kaum Pisiokrat yang menonjol dalam perkembangan ilmu ekonomi selain lingkaran arus ekonomi dalam tabel ekonomi yaitu tentang teori nilai dan harga yang terbagi menjadi tiga yaitu harga dasar barang-barang, harga penjualan dan harga yang harus dibayar konsumen. Teori uang yang
  • 6. 6 dikemukakannya adalah sebagai tabir uang (money is veil) dan perlunya pengenaan pajak untuk kepentingan ekonomi. Sumbangan pemikiran ahli Pisiokrat lain yaitu Jaques Turgot mempunyai dua sumbangan utama terhadap pemikiran ekonomi yakni teori uang sebagai tabir, dan teori fruktifikasi. Teori uang sebagai tabir yang mempersulit pengamatan fenomena ekonomi. Namun demikian pemikiran ini merupakan gagasan ke arah menemukan dasar satuan perhitungan yang ia, tetapi dikemukakan atas transaksi barter dengan nilai alat tukar dapat berubah-ubah karena jumlahnya. 2.2 Perkembangan Pemikiran Ekonomi pada Masa Klasik 1. Teori Klasik Adam Smith (1723-1790) Adam Smith adalah seorang pemikir besar dan ilmuwan kelahiran Kirkaldy Skotlandia tahun 1723, guru besar dalam ilmu falsafah di Universitas Edinburgh, perhatiannya bidang logika dan etika, yang kemudian semakin diarahkan kepada masalah-masalah ekonomi. Ia sering bertukar pikiran dengan Quesnay dan Turgot dan Voltaire. Karyanya berupa pandangan-pandangan ekonomi yang ditulis dalam nukunya yang berjudul The Wealth Of Nations. Adam Smith adalah pakar utama dan pelopor dalam mazhab Klasik. Karya besar yang disebut di atas lazim dianggap sebagai buku standar yang pertama di bidang pemikiran ekonomi gagasannya adalah sistem ekonomi yang mengoperasionalkan dasar-dasar ekonomi persaingan bebas yang diatur oleh invisible hand, pemerintah bertugas melindungi rakyat, menegakkan keadilan dan menyiapkan sarana dan prasarana kelembagaan umum. Teori nilai yang digunakan Adam Smith adalah teori biaya produksi, walaupun semula menggunakan teori nilai tenaga kerja. Barang mempunyai nilai guna dan nilai tukar. Ongkos produksi menentukan harga relatif barang, sehingga tercipta dua macam harga, yakni harga alamiah dan harga pasar dalam jangka panjang harga pasar akan cenderung menyamai harga alamiah, dan dengan teori tersebut timbul konsep paradoks tentang nilai.
  • 7. 7 Sumber kekayaan bangsa adalah lahan, tenaga kerja, keterampilan dan modal. Dengan demikian, timbul persoalan pembagian pendapatan yakni upah untuk pekerja, laba bagi pemilik modal dan sewa untuk tuan tanah. Tingkat sewa tanah akan meningkat, sedangkan tingkat upah menurun, dengan asumsi berlaku dana upah, dan lahan lama-kelamaan menjadi kurang subur, sedangkan persaingan tingkat laba menurun yang akhirnya mencapai kegiatan ekonomi yang stationer. Smith berpendapat bahwa pembagian kerja sangat berguna dalam usaha meningkatkan produktivitas. Pembagian kerja akan mengembangkan spesialisasi. Pertambahan penduduk berarti meningkatkan tenaga kerja, dalam hal ini meningkatkan permintaan dan perluasan pasar. 2. Thomas Robert Malthus (1766-1834) Dilahirkan tahun 1766 di Inggris, sepuluh tahun sebelum Adam Smith menerbitkan The Wealth of Nations dan meninggal tahun 1834. Malthus adalah seorang ilmuwan di bidang teologi yang kemudian memusatkan perhatiannya kepada masalah-masalah ekonomi dalam perkembangan masyarakat. Malthus adalah alumnus dari University of Cambridge, Inggris, tempat ia menyelesaikan pelajaran dalam ilmu matematika dan ilmu sejarah klasik. Malthus diangkat menjadi Profesor of History and Political Economy di East India College. Bagian yang paling penting dalam pola dasar pemikiran Malthus dan kerangka analisisnya ialah menyangkut teori tentang sewa tanah dan teori tentang penduduk dengan bukunya yang berjudul An Essay on the Principle of Population. Teori Malthus pada dasarnya sederhana saja. Kelahiran yang tidak terkontrol menyebabkan penduduk bertambah menurut deret ukur padahal persediaan bahan makanan bertambah secara deret hitung, sehingga suatu saat akan terjadi malapetaka yang menimpa umat manusia. 3. David Ricardo (1772-1823) Adalah seorang Pemikir yang paling menonjol di antara segenap pakar Mazhab Klasik. Ia sangat terkenal karena kecermatan berpikir, metode pendekatannya hampir seluruhnya deduktif. David Ricardo telah mengembangkan pemikiran-pemikiran Adam Smith secara lebih terjabar dan
  • 8. 8 juga lebih sistematis. Dan pendekatannya teoretis deduktif, pemikirannya didasarkan atas hipotesis yang dijadikan kerangka acuannya untuk mengkaji berbagai permasalahan menurut pendekatan logika. Teori yang dikembangkan oleh Ricardo menyangkut empat kelompok permasalahan yaitu: teori tentang distribusi pendapatan sebagai pembagian hasil dari seluruh produksi dan disajikan sebagai teori upah, teori sewa tanah, teori bunga dan laba, teori tentang nilai dan harga, teori perdagangan internasional dan, teori tentang akumulasi dan perkembangan ekonomi. 4. Jean Batiste Say (1767-1832) Adalah seorang pakar ekonomi kelahiran Perancis yang berasal dari keluarga saudagar dan menjadi pendukung pemikiran Adam Smith. Say memperbaiki sistem Adam Smith dengan cara yang lebih sistematis serta logis. Karya Say yaitu theorie des debouchees (teori tentang pasar dan pemasaran) dan dikenal sebagai Hukum Say (Say’s Law) yaitu supply creats its oven demand tiap penawaran akan menciptakan permintaanya sendiri. Menurut Say dalam perekonomian bebas atau liberal tidak akan terjadi “produksi berlebihan” (over production) yang sifatnya menyeluruh, begitu juga pengangguran total tidak akan terjadi. Yang mungkin terjadi menurut Say ialah kelebihan produksi yang sifatnya sektoral dan juga pengangguran yang sifatnya terbatas (pengangguran friksi). 5. John Stuart Mill (1806-1873) Mill merupakan anak dari James Mill yang juga merupakan seorang pakar ekonomi Mill dikenal sebagai penulis yang berbakat. Bukunya yang terakhir, Principles of Political Economy dimaksudkan untuk menyarikan teori-teori ekonomi pada masanya. Dalam buku tersebut mengatakan tidak ada teori yang orisinil dari pemikirannya sendiri. Akan tetapi tampaknya ia terlalu merendah. Hal ini disebabkan konsep return to scale adalah orosinil dari Mill. Mill juga orang pertama yang mengemukakan ide tentang konsep elastisitas permintaaan yang kemudian dikembangkjan lebih lanjut oleh Marshall.
  • 9. 9 2.3 Perkembangan Pemikiran Ekonomi pada Pemikiran Sosialisme dan Kritik terhadap Pemikiran Ekonomi Klasik 1. Sosialisme Marxisme Karl Marx dilahirkan di Treves Jerman dan seorang keturunan Yahudi. Ia seorang ilmuwan dan pemikir besar bidang filosof serta Pemimpin Sosialisme Modern. Ia belajar di Universitas Bonn kemudian di Universitas Berlin di Jerman dan memperoleh sarjana bidang Filsafat. Dalam masa studinya ia banyak dipengaruhi oleh Friedrich Hegel seorang Filosof Besar Jerman bidang falsafah murni. Karl Marx sangat benci dengan sistem perekonomian liberal yang digagas oleh Adam Smith dan kawan-kawan. Untuk menunjukkan kebenciannya, Marx menggunakan berbagai argumen untuk “membuktikan” bahwa sistem liberal/kapitalis itu buruk. Argumen-argumen yang disusun Marx dapat dilihat dari berbagai segi, baik dari sisi moral, sosiologi maupun ekonomi. Dari segi moral Marx melihat bahwa sistem kapitalis mewarisi ketidakadilan dari dalam. Ketidakadilan ini akhirnya akan membawa masyarakat kapitalis ke arah kondisi ekonomi dan sosial yang tidak bisa dipertahankan. Dari segi sosiologi, Marx melihat adanya sumber konflik antar kelas. Dalam sistem liberal/kapitalis yang diamati Marx ada sekelompok orang (yaitu para pemilik modal) yang menguasai kapital. Di lain pihak, ada sekelompok orang lainnya (yaitu kaum buruh) sebagai kelas proletar yang seperti sudah ditakdirkan untuk selalu menduduki posisi kelas bawah. Jika tidak dilakukan sesuatu, demikian argumen Marx, jumlah kaum nestafa ini akan semakin besar. Selain itu, alasan lainnya adalah sistem ini cenderung menciptakan masyarakat yang berkelas- kelas, yaitu kelas kapitalis yang kaya raya dan kelas buruh yang sangat miskin. Adapun dari segi ekonomi, Marx melihat bahwa akumulasi kapital ditangan kaum kapitalis memungkinkan tercapainya pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Akan tetapi, pembangunan sistem kapitalis sangat bias terhadap pemilik modal. Teori tentang perkembangan ekonomi menurut Marx sebenarnya dapat dibagi menjadi tiga bagian, pertama pemikirannya tentang proses akumulasi dan
  • 10. 10 konsentrasi, kedua teori tentang proses kesengsaraan/pemiskinan yang meluas (die verelendung atau increasing misery), ketiga teori tentang tingkat laba yang cenderung menurun. Menurut teori konsentrasi perusahaan-perusahaan makin lama makin besar, sedangkan jumlahnya makin sedikit. Perusahaan-perusahaan besar bersaing dengan perusahan kecil maka perusahaan kecil akan kalah dalam persaingan dan kemudian perusahaan kecil lenyap. Timbullah perusahaan- perusahaan raksasa. Para pengusaha kecil dan golongan menengah menjadi orang miskin. Sedangkan teori akumulasi menyatakan bahwa para pengusaha raksasa semakin lama semakin kaya dan menumpuk kekayaan yang terkonsentrasi pada beberapa orang, dan para pengusaha kecil akhirnya jatuh miskin dan pengusaha kecil yang berdiri sendiri menjadi proletariat. Sejauhmana proses akumulasi yang dimaksud di atas bisa berjalan tergantung dari a) tingkat nilai surplus, b) tingkat produktivitas tenaga kerja, dan c) perimbangan bagian nilai surplus untuk konsumdsi terhadap bagian yang disalurkan sebagai tambahan modal. 2. Sosialisme Utopis Dari pandangan pemikiran yang revolusioner Karl Marx dan Enggel pemikiran ini biasa disebut kaum sosialis ilmiah dan ada yang tetap mempertahankan dengan cara-cara yang bersifat ideal dan terlepas dari kekuasaan politik disebut sosialis utopis dengan dipelopori oleh Thomas More, Francis Bacon, Thomas Campanella, Oliver Cromwell, Gerard Winstanley, James Harrington. Perkataan Utopis berasal dari judul buku Thomas More dalam tahun 1516 Tentang Keadaan Negara yang Sempurna dan Pulau Baru yang Utopis. Francis Bacon dalam bukunya Nova Atlantis (1623), dan Thomas Campanella (1623) dalam bukunya Negara Matahari (Civitas Solis). Buku-buku yang sifatnya utopia tersebut banyak mempengaruhi pemikir- pemikir sosialis lainnya di kemudian hari. 3. Sosialisme Komunitas Bersama Saint Simon (1760-1825), dari Perancis bukunya The New Christianity dan Charles Fourier (1772-1837) bercita-cita menciptakan tata dunia baru yang
  • 11. 11 lebih baik bukan dengan kotbah tetapi dengan model percontohan. Louis Blanc mengusahakan agar didirikan ateliers sociesux yakni pabrik-pabrik yang dihimpun negara. Pierre Joseph Proudhom (1809-1865 ) Beliau yakin akan asas persamaan dan lama sekali tidak setuju dengan hak milik pribadi terhadap perusahaan. Charles Fourier adalah pengikut ajaran Saint Simon, yang dalam beberapa hal juga banyak kesamaannya dengan Owen. Perbedaannya, kalau Owen mendirikan komunitas berdasarkan asas koperasi dalam sebuah paralleogram, fourier mendirikan Phalanges, atau phalanx yang merupakan sebuah unit komunitas. 2.4 Perkembangan Pemikiran Ekonomi Menurut Mazhab Neo-Klasik 1. Perintis Analisis Marjinal Mazhab neoklasik telah mengubah pandangan tentang ekonomi baik dalam teori maupun dalam metodologinya. Teori nilai tidak lagi didasarkan pada nilai tenaga kerja atau biaya produksi tetapi telah beralih pada kepuasan marjinal (marginal utility). Pendekatan ini merupakan pendekatan yang baru dalam teori ekonomi. Salah satu pendiri mazhab neoklasik yaitu Gossen, dia telah memberikan sumbangan dalam pemikiran ekonomi yang kemudian disebut sebagai Hukum Gossen I dan II. Hukum Gossen I menjelaskan hubungan kuantitas barang yang dikonsumsi dan tingkat kepuasan yang diperoleh, sedangkan Hukum Gossen II, bagaimana konsumen mengalokasikan pendapatannya untuk berbagai jenis barang yang diperlukannya. Selain Gossen, Jevons dan Menger juga mengembangkan teori nilai dari kepuasan marjinal. Jevons berpendapat bahwa perilaku individulah yang berperan dalam menentukan nilai barang. Dan perbedaan preferences yang menimbulkan perbedaan harga. Sedangkan Menger menjelaskan teori nilai dari orde berbagai jenis barang, menurut dia nilai suatu barang ditentukan oleh tingkat kepuasan terendah yang dapat dipenuhinya. Dengan teori orde barang ini maka tercakup sekaligus teori distribusi.
  • 12. 12 Pemikiran yang sangat mengagumkan yang disusun oleh Walras tentang teori keseimbangan umum melalui empat sistem persamaan yang serempak. Dalam sistem itu terjadi keterkaitan antara berbagai aktivitas ekonomi seperti teori produksi, konsumsi dan distribusi. Asumsi yang digunakan Walras adalah persaingan sempurna, jumlah modal, tenaga kerja, dan lahan terbatas, sedangkan teknologi produksi dan selera konsumen tetap. Jika terjadi perubahan pada salah satu asumsi ini maka terjadi perubahan yang berkaitan dengan seluruh aktivitas ekonomi 2. Teori Produktivitas Marjinal Dasar pemikiran mazhab neoklasik pada generasi kedua lebih akurasi dan tajam karena bila dibandingkan dengan pemikiran ekonomi pada kelompok generasi pertama neoklasik. Hal ini dapat terjadi karena pemikiran generasi kedua menjabarkan lebih lanjut perilaku variabel-variabel ekonomi yang sudah dibahas sebelumnya. Lingkupan telah berkembang dari produksi, konsumsi, dan distribusi yang lebih umum beralih pada penjelasan yang lebih tajam. Pertentangan pemikiran antara para ahli neoklasik seperti J.B. Clark dapat menjadi sumber inspirasi dari perkembangan ilmu ekonomi dalam menjelaskan teori distribusi fungsional, ditafsirkan oleh J.B Clark mempunyai nilai etik, yang secara langsung membantah teori eksploitasi. Dengan teori produktivitas marjinal upah tenaga kerja, laba serta lahan dan bunga ditetapkan dengan objektif dan adil. Tetapi masalahnya, apakah setiap pekerja mendapat upah sama dengan PPMt nya?. Penggunaan pendekatan matematis dalam analisis ekonomi terutama dalam fungsi produksi semakin teknis, dan dengan penggunaan asumsi-asumsi yang dialaminya juga bertambah seperti dalam kondisi skala tetap, meningkat atau menurun. Hal ini dikaitkan pula dengan bentuk kurva ongkos rata-rata, oleh Wicksell. Hal ini merupakan sumbangan besar dalam pembahasan ongkos perusahaan dan industri. Pada saat kurva ongkos rata-rata menurun, sebenarnya pada fungsi produksi terjadi proses increasing returns, dan pada saat kurva ongkos naik, pada kurva produksi terjadi keadaan decreasing returns.
  • 13. 13 Selanjutnya, pada saat ongkos rata-rata sampai pada titik minimum, pada fungsi produksi berlaku asumsi constant return to scale. Pemikiran lain yang menjadi sumber kontroversi seperti pandangan Bohm Bawerk telah menimbulkan kontroversi pula tentang hubungan antara modal dan bunga. Kontroversi ini pun timbul dari pandangan J.B. Clark. Clark mempunyai pendapat bahwa barang-barang sekarang mempunyai nilai lebih tinggi daripada masa depan, karena itu timbullah bunga. Tetapi, bunga juga dipengaruhi oleh produktivitas melalui keunggulan teknik. Bohm Bawerk memberikan adanya premium atau agio, karena kebutuhan sekarang lebih tinggi daripada masa datang. Tetapi, Fisher melihat dari arus pendapatan masa depan perlu dinilai sekarang, yang dipengaruhi oleh kekuatan subjektif dan objektif. Fisher menjelaskan pula terjadinya bunga melalui permintaan dan penawaran terhadap tabungan dan investasi. Fisher memberi sumbangan pula pada tingkat bunga. Tingkat bunga merupakan marginal rate of return over cost. 3. Pemikiran Marshall sebagai Bapak Ekonomi Neo Klasik Sumbangan yang paling terkenal dari pemikiran Marshall dalam teori nilai merupakan sitetis antara pemikiran pemula dari marjinalis dan pemikiran Klasik. Menurutnya, bekerjanya kedua kekuatan, yakni permintaan dan penawaran, ibarat bekerjanya dua mata gunting. Dengan demikian, analisis ongkos produksi merupakan pendukung sisi penawaran dan teori kepuasan marjinal sebagai inti pembahasan permintaan. Untuk memudahkan pembahasan keseimbangan parsial, maka digunakannya asumsi ceteris paribus, sedangkan untuk memperhitungkan unsur waktu ke dalam analisisnya, maka pasar diklasifikasikan ke dalam jangka sangat pendek, jangka pendek, dan jangka panjang. Dalam membahas kepuasan marjinal terselip asumsi lain, yakni kepuasan marjinal uang yang tetap. Pemikiran Alfred Marshall mahir dalam menggunakan peralatan matematika ke dalam analisis ekonomi. Dia memahami, bahwa untuk memudahkan pembaca, maka catatan-catatan matematikanya diletakkan pada bagian catatan kaki dan pada lampiran bukunya. Pembahasannya tentang kepuasan marjinal telah mulai sebelum 1870, sebelum buku Jevons terbit, tetapi
  • 14. 14 karena orangnya sangat teliti dan modes, dia tidak mau cepat-cepat menerbitkan bukunya. Dalam pembahasan sisi permintaan, Marshall telah menghitung koefisien barang yang diminta akibat terjadinya perubahan harga secara relatif. Nilai koefisien ini dapat sama dengan satu, lebih besar dan lebih kecil dari satu. Tetapi, ada dua masalah yang belum mendapat penyelesaian dalam hal sisi permintaan, yakni aspek barang-barang pengganti dan efek pendapatan. Robert Giffen telah dapat membantu penyelesaian kaitan konsumsi dan pendapatan dengan permintaannya terhadap barang-barang, sehingga ditemukan Giffen Paradox. Peranan substitusi kemudian diselesaikan oleh Slurtky. Marshall menemukan surplus konsumen. Pengertian ini dikaitkan pula dengan welfare economics. Bahwa konsumen keseluruhan mengeluarkan uang belanja lebih kecil daripada kemampuannya membeli. Jika itu terjadi maka terjadi surplus konsumen. Selama pajak yang dikenakan pada konsumen lebih kecil daripada surplusnya itu, maka kesejahteraannya tidak menurun. Tetapi, pajak juga dapat digunakan untuk subsidi, terutama bagi industri-industri yang struktur ongkosnya telah meningkat. Marshall menjelaskan pula mengapa kurva ongkos total rata-rata menurun dan meningkat. Hal ini berkaitan dengan faktor internal dan eksternal perusahaan atau industri. Mekanisme permintaan dan penawaran dapat mendatangkan ketidakstabilan, karena setiap usaha yang dilakukan untuk kembali ke posisi seimbang ternyata membuat tingkat harga dan jumlah barang menjauhi titik keseimbangan. Keadaan tidak stabil itu terjadi jika kurva penawaran berjalan dari kiri-atas ke kanan-bawah. Jika variabel kuantitas independen, terjadi kestabilan, tetapi jika berubah harga menjadi independen, maka keadaan menjadi tidak stabil. 2.5 Pemikiran Ekonomi Menurut Aliran Sejarah (Historis) 1. Serangan Terhadap Metode Klasik Pada intinya pemikir aliran sejarah menolak argumentasi pemikir-pemikir klasik bahwa ada undang-undang alam tentang kehidupan ekonomi. masyarakat harus dianggap sebagai suatu kesatuan organisme tempat interaksi sosial berkait
  • 15. 15 dan berhubungan antarindividu. Pemikir-pemikir aliran sejarah menghendaki agar kegiatan masyarakat dilandaskan pada suatu sistem yang menyeluruh, yang mencakup semua organisme dalam kehidupan bermasyarakat sebagai suatu keseluruhan. Penganut aliran sejarah yang tidak percaya pada mekanisme pasar bebas klasik pada umumnya sepakat untuk meminta campur tangan pemerintah dalam perekonomian. Intervensi pemerintah diharapkan mampu membawa proses ekonomi pada tujuan-tujuan sosial dan ekonomi yang diinginkan bersama. Tanpa campur tangan pemerintah dalam perekonomian tidak ada jaminan sosial. Bagi pemikir sejarah, fenomena-fenomena ekonomi merupakan produk perekembangan masyarakat secara keseluruhan sebagai hasil perjalanan sejarah. Oleh karena itu, pemikiran-pemikiran, teori-teori, dan kesimpulan ekonomi haruslah dilandaskan pada empiris sejarah. Pemikir-pemikir aliran sejarah tidak setuju dengan anggapan kaum klasik dan neo-klasik bahwa prinsip-prinsip ekonomi juga dipengaruhi oleh adat-istiadat, tradisi, agama, nilai-nilai, dan norma-norma lingkungan setempat. Pemikir-pemikir aliran sejarah dengan gencar menyerang metode pendekatan deduktif yang digunakan kaum klasik. Sebagaimana diketahui, dengan pendekatan deduktif analisis ekonomi bertitik tolak dari pengamatan secara umum, yaitu postulat, dalil atau premis yng dianggap sudah diakui secara umum. Bagi pakar-pakar aliran sejarah, metode deduksi ini dinilai terlalu abstrak dan terlalu teoritis, yang dari beberapa postulat kemudian meng-claim bahwa pemikiran-pemikiran mereka berlaku umum (universal). Menurut kaum sejarah metode deduksi ini sering tidak sesuai dengan realitas. Oleh karena itu, metode tersebut dapat membawa kita pada kesimpulan yang keliru. Untuk mengatasi kelemahan metode klasik tersebut, pemikir-pemikir aliran sejarah menawarkan metode induktif-historis. Dengan metode induktif-historis, mereka mengumpulkan kenyataan- kenyataan ekonomi dari sejarah. Dari data yang dikumpulkan ini kemudian diambil kesimpulan umum. Pola pendekatan induksi-empiris berpangkal tolak dari pengamatan dan pengkajian yang bersifat khusus dan dari sini diambil suatu
  • 16. 16 kesimpulan umum (reasoning from the particular to the general). Dengan metode induksi-empiris, hukum-hukum, dalil-dalil dan teori-teori ekonomi hanya berlaku di suatu tempat pada waktu-waktu tertentu. Hal itu disebabkan hukum, dalil, maupun teori ekonomi sangat tergantung pada kondisi dan lingkungan setempat. Dengan demikian, bagi pemikir sejarah, hukum ekonomi tidak berlaku universal, tetapi bisa berubah sewaktu-waktu sesuia keadaan dan masalah yang dihadapi. 2. Tokoh-tokoh Aliran Sejarah 1. Friedrich List (1789-1846) Salah satu buku List yang cukup terkenal adalah : Das Nationale Syistem der Politischen oekonomie, der Internationale Handel, die Handels Politik und der Deutche ollverein, atau dalam bahasa inggrisnya : The National System of Political Economy, International Trade, Trade Policy and the German Custom Union (1841). Dalam buku tersebut List menyerang pakar-pakar klasik yang disebutnya “kosmopolitan” sebab mengabaikan peran pemerintah. Lebih lanjut, List mengatakan bahwa kita bisa mengambil kesimpulan tentang perkembangan suatu masyarakat dari data sejarah. Dari cara mereka berproduksi, setiap kelompok masyarakat pada umumnya melewati tahap-tahap sejarah sebagai berikut : (1) tahap berburu dan menangkap ikan, atau tahap barbarian, yang berciri masyarakat primitif sebab kebutuhan dipenuhi dari apa yang disediakan oleh alam; (2) zaman menggembala atau pastoral, yang mulai beternak, tetapi masih nomaden atau tidak menetap; (3) zaman agraris, ketika masyarakat mulai menetap dan bertani secara subsistem; (4) zaman bertani, menghasilkan industri manufaktur sederhana dan mulai melakukan perdagangan lokal; dan (5) masyarakat bertani, manufaktur lebih lanjut dan telah melakukan perdagangan internasional. 2. Bruno Hildebrand (1812-1878) Hildebrand aktif dalam berbagai penelitian dan penulisan karya-karya ilmiah. Hildebrand juga sering menekankan pentingnya evolusi dalam perekonomian masyarakat. Menurut Hildebrand, dilihat dari cara tiap
  • 17. 17 kelompok-kelompok masyarakat dalam melakukan tukar menukar dan berdagang, kelompok-kelompok masyarakat tersebut dibedakan atas tingkatan- tingkatan sebagai berikut: (1) tukar menukar secara in-natura atau barter; (2) tukar menukar dengan perantaraan uang; (3) tukar menukar dengan menggunakan kredit. 3. Gustav Von Schmoler (1839-1917) Schmoler dianggap sebagai pemikir aliran sejarah yang paling gigih menyarankan agar metode deduktif klasik ditukar dengan metode induktif- empiris. Seperti pakar aliran sejarah lainnya, schmoler juga menekankan perlunya kelenturan dalam perekonomian dan memberi ruang pada pemerintah untuk memperbaiki keadaan ekonomi. Kalau diperhatikan, pandangan schmoler di atas agak berbeda dengan pandangan tokoh-tokoh aliran sejarah lainnya. Jika tokoh-tokoh aliran sejarah lain menghendaki berbagai kebijaksanaan di bidang ekonomi, schmoler menghendaki agar kebijaksanaan juga menyangkut politik sosial. 4. Werner Sombart (1863-1941) Salah satu hasil penelitian Sombart yang cukup sering dikutip orang ialah penelitiannya tentang tahap-tahap perkembangan kapitalisme. Dari hasil penelitiannya. Dari hasil penelitiannya Sombart mengatakan bahwa pertumbuhan masyarakat kapitalis sangat erat kaitannya dengan pertumbuhan masyarakat. Dalam karyanya: Der Moderne Kapitalismus (1902), Werner Sombart lebih lanjut mengatakan bahwa pertumbuhan masyarakat kapitalis dapat dibedakan atas beberapa tingkatan: (1) tingkat pra-kapitalisme; (2) tingkat kapitalisme menengah; (3) tingkat kapitalisme tinggi; dan (4) tingkat kapitalisme akhir. 5. Max Weber (1864-1920) Max Weber adalah ahli sosiologi dalam arti luas, dimana ilmu ekonomi dan sejarah ekonomi oleh Weber juga dimasukkan sebagai bagian dari ilmu sosiologi. Walaupun ia ahli sosiologi, tekanan utama dalam pembahasannya adalah ekonomi. ia juga cukup intens dalam melihat pengaruh ajaran-ajaran
  • 18. 18 agam tertentu, yaitu protestan, terhadap kemajuan ekonomi. Dalam bukunya yang sangat terkenal: The Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism (1958) ia menjelaskan bahwa ada pengaruh nyata ajaran agama Protestan terhadap perilaku dan kemajuan ekonomi. Weber bertolak dari suatu asumsi dasar bahwa rasionalitas adalah unsur pokok peradaban Barat yang mempunyai nilai dan pengaruh universal. 6. Henry Charles Carey (1793-1879) Henry Carey dalam salah satu karyanya: Principles of Social Science, Carey menekankan perlunya diversifikasi industri untuk menciptakan lapangan pekerjaan lebih luas. Suatu negara yang hanya mengandalkan pembangunan pada ekspor produk-produk pertanian dinilainya sebagai tindakan yang bodoh dan merugikan. Bagi Carey, hanya bangsa petani yang bodoh saja yang secara berkelanjutan mengekspor barang-barang mentah, dan menerima imbal-tukar produk-produk lain dalam jumlah sedikit. Pendukung-pendukung aliran sejarah lain dari Amerika adalah Simon Nelson Patten dan Daniel Reymond. Nelson (1852-1922) banyak mengajukan argumen-argumen yang menyokong proteksi sebagaimana dikemukakan Carey. Sedangkan Daniel (1786-1849) yang tertarik dengan persoalan-persoalan ekonomi. Jika diperhatikan, dapat dikatakan bahwa doktrin aliran sejarah kurang jelas. Lebih tegas, mereka tidak mengembangkan sebuah “sistem”. Akan tetapi, lebih merupakan reaksi terhadap pemikiran-pemikiran klasik dan neo-klasik yang menghendaki tidak adanya campur tangan pemerintah dalam pereonomian. Pemikir sejarah lebih banyak hanya mengkritik metosde deduksi klasik, tetapi tidak melihat kelemahan dari metode induksi-empiris mereka sendiri.
  • 19. 19 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan  Liberalisme/kapitalisme yang dikembangkan oleh Adam Smith adalah sistem ekonomi yang mengoperasionalkan dasar-dasar ekonomi persaingan bebas yang diatur oleh invisible hand (pendekatan pasar), pemerintah hanya bertugas melindungi rakyat, menegakkan keadilan dan menyiapkan sarana dan prasarana kelembagaan umum.  Komunisme/sosialisme yang dikembangkan oleh Karl Marx adalah pada hakekatnya sistem ekonomi yang memberikan kebebasan negara untuk ikut campur dalam urusan perekonomian.  Mazhab Neo-Klasik berusaha memperbaiki argumen-argumen dari Liberalisme/kapitalisme oleh Adam Smith dan Komunisme/sosialisme Karl Marx, dan lebih banyak membahas tentang pendekatan marjinal.  Aliran Sejarah, memandang bahwa fenomena-fenomena ekonomi merupakan produk perkembangan masyarakat secara keseluruhan sebagai hasil perjalanan sejarah. 3.2 Saran Kita sebagai mahasiswa, sebagai penerus bangsa yang nantinya akan turut campur dalam kehidupan bangsa yang lebih terutama kehidupan perekonomian, harus mengetahui bagaimana hakekat sejarah perkembangan pemikiran-pemikiran ekonomi sebagai dasar pengetahuan utama dalam menjalankan kegiatan perekonomian nantinya.
  • 20. 20 DAFTAR PUSTAKA Deliarnov. 1995. “Perkembangan Pemikiran Ekonomi”. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada. www.wikipediaindonesia.com Sofa, Pakde. 2008. Sejarah Pemikiran Ekonomi Praklasik, Klasik, Sosialis dan Neoklasik. www.pemikiranekonomi.com. Diakses 1 Mei 2013. Arizal. 2012. Sejarah Pemikiran Ekonomi Global. www.ekonomiglobal_arizal.com. Diakses 2 Mei 2013