SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 6
Baixar para ler offline
MATERI PERKULIAHAN HUKUM INTERNASIONAL
MATCH DAY 2
SEJARAH PERKEMBANGAN HUKUM INTERNASIONAL
Sejarah merupakan salah satu metode bagi pembuktian akan eksistensi dari dari
sebuah norma hukum. Secara kronologis urutan perkembangan waktu yang mencerminkan
perkembangan hukum internasional sampai saat ini oleh John O’Brien dibagi dalam sembilan
phase: (i) periode sampai tahun 1500; (ii) abad 16; (iii) abad 17; (iv) abad 18; (v) periode
1800-1914; (vi) pendirian Liga Bangsa-Bangsa (LBB); (vii) periode inter-war years (191939); (viii) pembentukan sistem PBB; (ix) mulainya sistem baru sejak 1945.1
Dalam beberapa literatur lain juga disebutkan beberapa versi perkembangan Hukum
Internasional, tampak berlainan tetapi sebenarnya saling melengkapi. Dalam buku yang
ditulis oleh Jawahir Thontowi dan Pranoto Iskandar disebutkan bahwa perkembangan
Hukum Internasional melalui beberapa masa/periode yang masing-masing memiliki
kontribusi, yaitu:
1. Masa Klasik
Permulaan dari Hukum Internasional dapat kita lacak kembali, mulai dari wilayah
Mesopotamia pada sekitar tahun 2100 SM. Dimana telah ditemukan sebuah traktat pada
dasawarsa abad ke-20 yang ditandatangani oleh Ennamatum, pemimpin Lagash, dan
pemimpin Umma. Traktat tersebut ditulis di atas batu yang di dalamnya mempersoalkan
perbatasan antara kedua negara kota tersebut. Traktat tersebut dirumuskan dalam
bahasa Sumeria. Perjanjian-perjanjian berkarakter internasional lainnya dapat ditemukan
misal dalam perjanjian yang dibuat seribu tahun berikutnya oleh Ramses II dari Mesir dan
Raja Hittities yang ditujukan sebagai pernyataan aliansi. Tidak ketinggalan Hammurabi,
raja Babilon dengan Kode Hammurabi yang memuat ketentuan mengenai pembebasan
tawanan perang lengkap dengan persoalan pembayaran atau tebusannya.2
Selain tersebutkan di atas, banyak bangsa-bangsa lain yang sangat berpengaruh dalam
perkembangan Hukum Internasional kuno, antara lain bangsa India, Yunani, China dan
Romawi. Masing-masing memiliki sumbangsih terhadap perkembangan Hukum
Internasional pada masa klasik. India dengan ajaran-ajaran Hindu dengan kitabnya Manu
menunjukkan pengintegrasian nilai-nilai yang memiliki derajat-derajat kemanusiaan yang
tinggi. Cina memperkenalkan pentingnya nilai-nilai etika dalam proses pembelajaran
untuk kelompok-kelompok yang berkuasa. Cina juga terkenal dengan upaya
pembentukan perserikatan negara-negara Tiongkok yang dicanangkan oleh Kong Hu Cu
yang bisa dianggap telah sebanding dengan konsepsi Liga Bangsa-Bangsa (LBB) pada
masa modern.3
Kemudian ada bangsa Yunani Kuno yang memiliki sumbangsih dalam perkembangan
Hukum Internasional melalui pemikiran-pemikirannya yang terkait dengan persoalanpersoalan publik seperti arbitrase, keadilan, dan perlindungan warga negara yang

1

2
3

Disarikan dari Jawahir Thontowi, dan Pranoto Iskandar, 2006, Hukum Internasional Kontemporer, PT.Refika
Aditama, Bandung, hlm. 29-30.
Ibid., hlm. 30.

Ibid.
dicetuskan oleh beberapa tokoh-tokoh terkenalnya pada masa itu seperti Aristoteles,
Zeno, dan Cicero.4
Bangsa Romawi pun memiliki sumbangsih yang siginifikan terhadap perkembangan
Hukum Internasional. Pada masa Romawi Kuno banyak terdapat konsep-konsep Hukum
Internasional yang masih dipakai sampai sekarang seperti penandatanganan dan ratifikasi
dalam proses perjanjian internasional serta konsep kekebalan (immunity) dari duta.5
2. Masa Pertengahan
Sebenarnya pada masa ini Hukum Internasional kurang mendapatkan perhatian, bahkan
bisa dikatakan mengalami kemunduran. Peran keagamaan secara berlebih-lebihan
mendominasi sektor-sektor sekular. Kemunduran luar biasa ini berakibat pada
terpinggirkannya rasio, karena itu tidak mengherankan apabila zaman pertengahan
disebut sebagai masa kegelapan (the dark age).6
Benih-benih perkembangan Hukum Internasional dapat ditemukan di daerah-daerah yang
berada di luar jangkauan kekuasaan Geraja Roma. Negara-negara ini antara lain Inggris,
Prancis, Venesia, Swedia, Portugal, dan Aragon. Perjanjian-perjanjian pada jaman ini
mencerminkan pengaturan mengenai peperangan, meliputi perdamaian, gencatan
senjata, dan persekutuan-persekutuan.7
Pada akhir masa pertengahan, Hukum Internasional digunakan dalam berbagai macam
isu (politik, pertahanan, dan militer) seiring dengan mulai melemahnya kekuasaan
keagamaan yang ditandai dengan maraknya upaya-upaya sekularisasi yang tidak terlepas
dari proses terbentuknya negara-bangsa-negara-bangsa modern yang mendasarkan
kekuasaannya pada legitimasi faktor-faktor sekular. Keadaan ini tercermin dengan jelas
pada tulisan Machiavelli yang berjudul Il Principe yang menelanjangi kekuasaan,
kemudian ada Martin Luther yang mengingunkan adanya pemisahan kekuasaan, di satu
sisi wilayah spiritual dengan sekular di sisi lain. Lantas kemudian terdapat Jean Bodin
dengan konsep kedaulatannya melalui buku berjudul Six Livres de la Republique (terbit
1576). Satu lagi tokoh asal Italia Alberico Gentili, seorang Professor hukum sipil di Oxford
Inggris mengabdikan dirinya pada persoalan-persoalan yang terkait dengan pembentukan
traktat, penggunaan kekerasan, hak-hak budak dan kebebasan di laut dengan karya
utamanya yang berjudul De Jure Belli Libri Tres yang muncul pada tahun 1598.8
3. Hukum Internasional Islam
Ditinjau dari aspek sejarah, Islam memberikan kontribusi yang signifikan terhadap
perkembangan Hukum Internasional, tidak saja pada tataran teoritis belaka tetapi juga
dalam dimensi praktis hubungan antara negara-negara Islam termasuk organisasinya
dengan negara-negara Barat lainnya. Hukum Internasional modern tidak murni sebagai
hukum yang secara eksklusif warisan dari Eropa, peradaban Islam memberikan pengaruh
juga terhadap perkembangan sistem Hukum Internasional. Sejarahwan Eropa yang
menyatakan hal ini antara lain Marcel Boissard dan Theodor Landschdeit.9
Dr.M.Abu Zahrah mengemukakan sepuluh prinsip dasar tentang kelangsungan hubungan
internasional dalam teori dan praktek kaum Muslimin di masa lalu, yaitu: (1) Islam
4
5
6
7
8
9

Ibid., hlm. 31-32.
Ibid., hlm. 33.
Ibid., hlm. 34.
Ibid., hlm. 34-35.
Ibid., hlm. 35-36.
Ibid., hlm. 36-37.
menempatkan kehormatan dan martabat manusia sebagai makhluk terhormat, ia sebagai
Khalifah (wakil Tuhan) di muka bumi. (2) manusia sebagai umat yang satu dan
disatukan, bukan saja oleh proses teori evolusi historis dari satu keturunan Nabi Adam,
melainkan juga oleh sifat kemanusiaan yang universal. (3) prinsip kerjasama
kemanusiaan (ta’awun insani) dengan menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan. (4)
prinsip toleransi (tashomah) dan tidak merendahkan pihak lain. (5) adanya kemerdekaan
(harriyah), kemerdekaan menjadi sangat penting sebab merupakan akar pertumbuhan
dan kesempurnaan manusia. (6) akhlak yang mulia dan keadilan. (7) perlakuan yang
sama dan anti diskriminasi. (8) pemenuhan atas janji. (9) Islam menyeru pada
perdamaian, karena itu mematuhi kesepakatan merupakan kewajiban hukum dan agama.
(10) prinsip kasih sayang dan mencegah kerusakan.10
Selain itu, kontribusi Islam terhadap perkembangan Hukum Internasional dapat dilihat
pada konsepsi siyar yang merupakan cabang dari shari’ah. Pemahaman siyar dapat
dilihat pada hubungan antara negara-negara Muslim dan non-Muslim dan sesama negara
Muslim. Selain itu konsepsi siyar dapat juga dilihat dalam sikap netralitas dari satu negara
Islam terhadap dua negara yang sedang bertikai. Siyar ini memiliki sumber-sumber
tambahan selain sumber-sumber utama (Al-Quran dan As-Sunnah), sumber tambahan
(subsidiary sources) tersebut adalah praktek-praktek Empat Khalifah pertama yang
diklaim oleh ahli-ahli Hukum Islam dapat melengkapi Al-Quran, selain itu sumber
tambahan ini dapat berupa pendapat-pendapat sarjana Hukum Islam, putusan Arbitrase,
hukum nasional yang terkait dengan materi siyar, deklarasi unilateral yang terkait dengan
siyar, dan kebiasaan. Jika diperhatikan konstruksi sumber-sumber hukum tersebut
terdapat kemiripan dengan sumber-sumber hukum yang didaftar dalam Statuta ICJ.11
4. Hukum Internasional Modern
Pada abad ketujuh belas dan delapan belas semangat baru memasuki Hukum
Internasional. Semangat ini dikembangkan oleh pemikir/penulis berpengaruh seperti
Hugo de Groot (Grotius), Samuel Pufendorf, Ricardo Zouche, Cornelis van Bynkershoek
sampai ke Jeremy Bentham yang memberi nama ”Hukum Internasional”. Pada abad ini,
Hukum Bangsa-Bangsa (Hukum Internasional) mendapatkan perhatian dan pengertian
yang jelas yakni hukum yang secara eksklusif mengatur hubungan antar negara-negara.12
Berlanjut pada abad kesembilan belas, muncul kelompok dengan paham Positivistik
mengungkapkan bahwa ”hukum yang mengikat negara adalah hukum yang mana negara
tersebut telah memberikan persetujuan”. Kemudian muncul pemahaman bahwa Hukum
Internasional merupakan hukum antar negara bukanlah hukum yang di atas negara
sebagaimana yang terdapat dalam pemahaman kelompok naturalis. Pada abad
kesembilan belas ini juga ditandai dengan berdirinya dua organisasi yang menampung
para ahli Hukum Internasional (the International Law Association dan Institut de droit
Internastional). Hukum Internasional telah menjadi objek studi dalam skala luas dan
memungkinkan penanganan persoalan Hukum Internasional secara lebih profesional.
Masih di abad kesembilan belas, Hukum Internasional berkembang sangat pesat seiring
dengan bangkitnya negara-bangsa (nation states), dimana negara-negara baru tersebut
memiliki persoalan dalam hal pelaksanaan hubungan luar negerinya. Di universitas10
11
12

Ibid., hlm. 36-37.
Ibid., hlm. 37-38.
Ibid., hlm. 39-40.
universitas Eropa, Hukum Internasional juga telah menjadi cabang studi yang dipelajari
secara serius. Artikel atau tulisan dari para professor semakin mempengaruhi
perkembangan Hukum Internasional.13
Memasuki abad kedua puluh, Hukum Internasional berkembang karena beberapa faktor
atau peristiwa penting seperti peningkatan jumlah negara baru, tingkat saling
ketergantungan yang cukup tinggi, ketertimpangan antara negara maju dan berkembang,
Perang Dunia I (1914-1918), terbentuknya Liga Bangsa-Bangsa (1919), terbentuknya the
Permanent Court of Internastional Justice (PCIJ-1922-basis dari International Court of
Justice-ICJ), dan peristiwa fenomenal yaitu Perang Dunia II.14 Semua peristiwa tersebut
memicu perkembangan Hukum Internasional di berbagai bidang.
5. Hukum Internasional Dalam Sistem Baru
Langkah-langkah penting untuk menuju terciptanya sebuah sistem baru dalam Hukum
Internasional adalah upaya-upaya konkrit melalui kesepakatan-kesepakatan dan
pembuatan Komite Sementara untuk menyiapkan PBB sebagai organisasi internasional.
Peristiwa penting pada masa ini antara lain: (a) The Inter Allied Declaration (12 Juni
1941-Inggris Raya menyatakan untuk mendirikan dunia pasca perang yang berlandaskan
perdamaian dan keamanan), (b) Piagam Atlantic (Agustus 1941-Churchill dan Roosevelt
bersepakat untuk menegaskan prinsip-prinsip umum dasar mekanisme internasional
pasca perang), (c) Deklarasi Bangsa-bangsa Bersatu (1 Januari 1942-kesepakatan
pembentikan organisasi internasional baru dengan nama PBB), (d) Komite London (20
Mei 1943-pembahasan pembentukan ICJ), (e) Deklarasi Moskow (30 Oktober 1943-AS,
Inggris, China dan Uni Sovyet menandatangani deklarasi pembentukan sebuah badan
yang memiliki tanggung jawab dalam hal perdamaian), (f) Teheran (November 1943Roosevelt, Churchill, dan Stalin menyetujui apabila badan internasional baru memiliki
kewenangan perihal persoalan penjaga perdamaian), (g) Bretton Woods (1-21 Juli 1944awal pendirian rezim hukum ekonomi internasional), (h) Konferensi Dumbarton Oaks (21
Agustus-Oktober 1944-konferensi awal pendirian PBB), (i) Konferensi Yalta (4-11 Februari
1945-pembahasan struktur organisasi pasca perang), dan (j) Konferensi San Fransisco
(25 April-26 Juni 1945-penandatanganan Piagam PBB dan draf Statuta ICJ disetujui).15
6. Menuju Tata Pemerintahan Global
Masa dimana PBB telah berdiri dan menjalankan tugasnya pasca perang yaitu
menciptakan kondisi damai dan saling menghormati yang timbul akibat perjanjian dan
terpeliharanya sumber Hukum Internasional lainnya. PBB memiliki peran sentral untuk
berfungsinya dan sekaligus juga promotor bagi pembentukan Hukum Internasional.16
Pada masa ini ditandai dengan munculnya blok-blok kekuatan di dunia yang dikenal
dengan Blok Barat (AS dan negara-negara Eropa Barat-ditandatanganinya Traktat Atlantik
Utara (NATO) pada tahun 1949), Blok Timur (China dan negara Eropa Timur-kekuatan
komunis), dan negara Dunia Ketiga (negara Asia-Afrika pasca Konferensi Asia-Afrika
Bandung April 1955).17 Perang Dingin antara ideologi kapitalis dan sosialis juga terjadi
pada masa ini. Selain itu mulai tumbuhnya beberapa organisasi internasional dengan
berbagai karakter khas/khusus juga memicu perkembangan Hukum Internasional. Sampai
13
14
15
16
17

Ibid., hlm. 41-42.
Ibid., hlm. 42-44.
Ibid., hlm. 45-46.
Ibid., hlm. 47.
Ibid., hlm. 48-49.
hari ini Hukum Internasional telah berkembang pesat sedemikian rupa dan terus akan
berkembang seiring dengan perkembangan jaman.
Dalam literatur lain, seperti yang terdapat dalam buku yang ditulis oleh Boer Mauna,
disebutkan bahwa dengan prinsip dasar: “Law exists only in a society, and a society cannot

exist without a system of law to regulate the relations of its members with one another”
(Brierly). Hukum Internasional telah ada sejak jaman dahulu. Ini terbukti pada jaman Yunani
kuno atau Romawi kuno, mereka sudah mengadakan perjanjian-perjanjian dengan negaranegara atau kerajaan lain, seperti perjanjian damai, persahabatan bahkan perjanjian perang
sekalipun. Pada abad ke-15 dan 16, di city-states Italia, seperti Venice, Genoa dan Florence
berkembang praktek pengiriman duta-duta besar residen ke ibukota masing-masing, yang
berakibat dibuatnya peraturan-peraturan mengenai hubungan diplomatik, khususnya yang
mengatur kekebalan-kekebalan para dubes dan stafnya.18
Hukum Internasional dalam arti modern, baru berkembang sejak abad ke-16 dan 17,
dimana mulai bermunculan negara-negara dengan sistim hukum modern di daratan Eropa.
Pada saat itu bermunculan pendapat-pendapat atau pemikiran-pemikiran dari para
tokoh/ahli kenamaan di Eropa, sehingga mengakibatkan munculnya 2 golongan yang
mengiringi perkembangan Hukum Internasional. Golongan tersebut adalah golongan
Naturalis dan golongan Positivis.19
1. Golongan Naturalis
Menurut golongan ini, prinsip-prinsip hukum dalam semua sistem hukum bukan berasal
dari buatan manusia, tetapi berasal dari prinsip-prinsip yang berlaku secara universal,
sepanjang masa dan yang dapat ditemui oleh akal sehat. Hukum harus dicari dan bukan
dibuat. Golongan ini bersumberkan pada ajaran hukum Tuhan atau bisa disebut sebagai
Teori Hukum Alam. Salah satu tokohnya adalah seorang Belanda bernama Hugo de Groot
(Grotius), dimana karyanya yang terkenal dan memberi sumbnagsih yang sangat besar
dalam perkembangan Hukum Internasional adalah De jure belli ac pacis (Hukum Perang
dan Damai). Karya tersebut berisikan dasar-dasar baru yang mengatur hubungan antar
negara. Dalam perkembangannya dewasa ini, teori hukum alam hampir jarang
dipergunakan atau mempunyai pengaruh besar, mengingat negara-negara modern
melihat Hukum Internasional sebagai hasil perumusan kehendak bersama yang disebut
sebagai hukum positif.20
2. Golongan Positivis
Menurut golongan ini, hukum yang mengatur hubungan antar negara adalah prinsipprinsip yang dibuat oleh negara-negara dan atas kemauan mereka sendiri. JJ Rousseau
dalam bukunya Du contract social, La loi c’est I’expression de la volonte generale (hukum
adalah pernyataan kehendak bersama. Perkembangannya teori ini dikenal sebagai Teori
Hukum Positif. Teori ini mulai berkembang di abad ke -18. Di abad ke-19, Hukum
Internasional berkembang dengan cepat karena beberapa faktor, antara lain: (a) Negaranegara Eropa sesudah kongres Wina 1815 berjanji untuk selalu memakai prinsip-prinsip
hukum internasional dalam hubungannya satu sama lain; (b) Banyak dibuat perjanjianperjanjian (law-making treaties) seperti di bidang perang, peradilan, arbitrase dll; (c)

18

Disarikan dari Boer Mauna, 2005, Hukum Internasional; Pengertian, Peranan Dan Fungsi Dalam Era Dinamika
Global, Edisi ke-2, Alumni, Bandung, hlm. 4-5.
19
Ibid., hlm. 5.
20
Ibid., hlm. 6.
Berkembangnya perundingan-perundingan multilateral yang sering melahirkan ketentuanketentuan hukum baru.21
Pertengahan abad ke-20, Hukum Internasional semakin pesat perkembangannya karena:
(a) Banyaknya negara-negara baru yang lahir; (b) IPTEK berkembang pesat yang
mengharuskan dibuatnya ketentuan-ketentuan baru yang mengatur kerjasama antar
negara di berbagai bidang; (c) Banyaknya perjanjian-perjanjian, baik bilateral,
multilateral, regional atau global; dan (d) Bermunculannya organisasi-organisasi
internasional seperti PBB. Dengan demikian Hukum Internasional sudah semakin
berkembang dan mengatur berbagai aspek-aspek hubungan antar negara demi
tercapainya kesejahteraan dan keserasian dalam kehidupan antar bangsa.22

MP7™

21
22

Ibid., hlm. 7.
Ibid.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

PPT Kel 2 sejarah perkembangan hukum internasional
PPT Kel 2 sejarah perkembangan hukum internasionalPPT Kel 2 sejarah perkembangan hukum internasional
PPT Kel 2 sejarah perkembangan hukum internasionaldayurikaperdana19
 
Contoh kasus hukum perdata internasional
Contoh kasus hukum perdata internasionalContoh kasus hukum perdata internasional
Contoh kasus hukum perdata internasionalEvirna Evirna
 
materi Hukum dan ham
materi Hukum dan ham materi Hukum dan ham
materi Hukum dan ham Bang Ucok
 
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...Idik Saeful Bahri
 
84044823 contoh-kasus-hukum-perdata-internasional 3
84044823 contoh-kasus-hukum-perdata-internasional 384044823 contoh-kasus-hukum-perdata-internasional 3
84044823 contoh-kasus-hukum-perdata-internasional 3Adi Nugraha
 
Hukum acara perdata
Hukum acara perdataHukum acara perdata
Hukum acara perdatasesukakita
 
Teori dan Prinsip Hak Asasi Manusia
Teori dan Prinsip Hak Asasi ManusiaTeori dan Prinsip Hak Asasi Manusia
Teori dan Prinsip Hak Asasi Manusiadichasenja
 
Aliran aliran hukum pidana
 Aliran aliran hukum pidana  Aliran aliran hukum pidana
Aliran aliran hukum pidana hanggardatu
 
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
MATERI HUKUM DAGANG
MATERI HUKUM DAGANGMATERI HUKUM DAGANG
MATERI HUKUM DAGANGDian Oktavia
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Idik Saeful Bahri
 
Legal Drafting
Legal DraftingLegal Drafting
Legal DraftingLeks&Co
 
Hubungan hi dan hn
Hubungan hi dan hnHubungan hi dan hn
Hubungan hi dan hnNuelnuel11
 

Mais procurados (20)

PPT Kel 2 sejarah perkembangan hukum internasional
PPT Kel 2 sejarah perkembangan hukum internasionalPPT Kel 2 sejarah perkembangan hukum internasional
PPT Kel 2 sejarah perkembangan hukum internasional
 
Contoh kasus hukum perdata internasional
Contoh kasus hukum perdata internasionalContoh kasus hukum perdata internasional
Contoh kasus hukum perdata internasional
 
materi Hukum dan ham
materi Hukum dan ham materi Hukum dan ham
materi Hukum dan ham
 
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
 
Asas Asas Hukum Pidana
Asas Asas Hukum PidanaAsas Asas Hukum Pidana
Asas Asas Hukum Pidana
 
84044823 contoh-kasus-hukum-perdata-internasional 3
84044823 contoh-kasus-hukum-perdata-internasional 384044823 contoh-kasus-hukum-perdata-internasional 3
84044823 contoh-kasus-hukum-perdata-internasional 3
 
Hukum acara perdata
Hukum acara perdataHukum acara perdata
Hukum acara perdata
 
Hukum agraria nasional pert ke 2
Hukum agraria nasional pert ke 2Hukum agraria nasional pert ke 2
Hukum agraria nasional pert ke 2
 
Hukum humaniter
Hukum humaniterHukum humaniter
Hukum humaniter
 
Teori dan Prinsip Hak Asasi Manusia
Teori dan Prinsip Hak Asasi ManusiaTeori dan Prinsip Hak Asasi Manusia
Teori dan Prinsip Hak Asasi Manusia
 
Hukum Konstitusi
Hukum KonstitusiHukum Konstitusi
Hukum Konstitusi
 
Hukum Acara Perdata.pptx
Hukum Acara Perdata.pptxHukum Acara Perdata.pptx
Hukum Acara Perdata.pptx
 
Aliran aliran hukum pidana
 Aliran aliran hukum pidana  Aliran aliran hukum pidana
Aliran aliran hukum pidana
 
Hukum agraria
Hukum agraria   Hukum agraria
Hukum agraria
 
Hukum internasional
Hukum internasionalHukum internasional
Hukum internasional
 
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
 
MATERI HUKUM DAGANG
MATERI HUKUM DAGANGMATERI HUKUM DAGANG
MATERI HUKUM DAGANG
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
 
Legal Drafting
Legal DraftingLegal Drafting
Legal Drafting
 
Hubungan hi dan hn
Hubungan hi dan hnHubungan hi dan hn
Hubungan hi dan hn
 

Destaque

Hukum internasional
Hukum internasionalHukum internasional
Hukum internasionalNur Anwar
 
Istilah definisi-dan-karakteristik-hukum-internasional
Istilah definisi-dan-karakteristik-hukum-internasionalIstilah definisi-dan-karakteristik-hukum-internasional
Istilah definisi-dan-karakteristik-hukum-internasionalAnastasia Sevenfold
 
hukum internasional
hukum internasionalhukum internasional
hukum internasionalNova Rizky
 
Yurisdiksi negara dalama hukum internasional
Yurisdiksi negara dalama hukum internasionalYurisdiksi negara dalama hukum internasional
Yurisdiksi negara dalama hukum internasionalNuelnuel11
 
Hukum Internasional 11ipa4
Hukum Internasional 11ipa4 Hukum Internasional 11ipa4
Hukum Internasional 11ipa4 yesiferamefranda
 
Sistem Hukum Internasional
Sistem Hukum InternasionalSistem Hukum Internasional
Sistem Hukum InternasionalJesica Grace
 

Destaque (10)

Sejarah hukum internasional
Sejarah hukum internasionalSejarah hukum internasional
Sejarah hukum internasional
 
Sumber hukum internasional
Sumber hukum internasionalSumber hukum internasional
Sumber hukum internasional
 
Hukum internasional
Hukum internasionalHukum internasional
Hukum internasional
 
Hukum internasional
Hukum internasionalHukum internasional
Hukum internasional
 
Istilah definisi-dan-karakteristik-hukum-internasional
Istilah definisi-dan-karakteristik-hukum-internasionalIstilah definisi-dan-karakteristik-hukum-internasional
Istilah definisi-dan-karakteristik-hukum-internasional
 
Bb hukum internasional 2008
Bb hukum internasional 2008Bb hukum internasional 2008
Bb hukum internasional 2008
 
hukum internasional
hukum internasionalhukum internasional
hukum internasional
 
Yurisdiksi negara dalama hukum internasional
Yurisdiksi negara dalama hukum internasionalYurisdiksi negara dalama hukum internasional
Yurisdiksi negara dalama hukum internasional
 
Hukum Internasional 11ipa4
Hukum Internasional 11ipa4 Hukum Internasional 11ipa4
Hukum Internasional 11ipa4
 
Sistem Hukum Internasional
Sistem Hukum InternasionalSistem Hukum Internasional
Sistem Hukum Internasional
 

Semelhante a SEJARAH HUKUM INTERNASIONAL

Intervensi Kemanusiaan oleh PBB: UNPROFOR
Intervensi Kemanusiaan oleh PBB: UNPROFORIntervensi Kemanusiaan oleh PBB: UNPROFOR
Intervensi Kemanusiaan oleh PBB: UNPROFORChartika Chika
 
HUKUM TATA NEGARA
HUKUM TATA NEGARAHUKUM TATA NEGARA
HUKUM TATA NEGARALION_354
 
Hak Asasi Manusia
Hak Asasi ManusiaHak Asasi Manusia
Hak Asasi Manusiadimar aji
 
Khilafah dan konstelasi pergaulan internasional
Khilafah dan konstelasi pergaulan internasionalKhilafah dan konstelasi pergaulan internasional
Khilafah dan konstelasi pergaulan internasionalel-hafiy
 
ISLAM DAN HAK ASASI MANUSIA.pptx
ISLAM DAN HAK ASASI MANUSIA.pptxISLAM DAN HAK ASASI MANUSIA.pptx
ISLAM DAN HAK ASASI MANUSIA.pptxocolucoGaming
 
Pkn kelas 10
Pkn kelas 10Pkn kelas 10
Pkn kelas 10fhnx
 
Pkn kelas 10
Pkn kelas 10Pkn kelas 10
Pkn kelas 10fhnx
 
Konsep HAM XI 1.pptx
Konsep HAM XI 1.pptxKonsep HAM XI 1.pptx
Konsep HAM XI 1.pptxSugaraAja
 
Paham-Paham Baru
Paham-Paham BaruPaham-Paham Baru
Paham-Paham Baruleohggi
 
Makalah pendidikan kewarganegaraan dan pancasila tentang ham
Makalah pendidikan kewarganegaraan dan pancasila tentang hamMakalah pendidikan kewarganegaraan dan pancasila tentang ham
Makalah pendidikan kewarganegaraan dan pancasila tentang hamSentra Komputer dan Foto Copy
 
PPT KWN Kelompok 5.pptx
PPT KWN Kelompok 5.pptxPPT KWN Kelompok 5.pptx
PPT KWN Kelompok 5.pptxKaiUtakata
 
Hak asasi manusia
Hak asasi manusiaHak asasi manusia
Hak asasi manusiaArima Reo
 
Bab iii hak asasi manusia
Bab iii hak asasi manusiaBab iii hak asasi manusia
Bab iii hak asasi manusiawowwwwwiii
 

Semelhante a SEJARAH HUKUM INTERNASIONAL (20)

Intervensi Kemanusiaan oleh PBB: UNPROFOR
Intervensi Kemanusiaan oleh PBB: UNPROFORIntervensi Kemanusiaan oleh PBB: UNPROFOR
Intervensi Kemanusiaan oleh PBB: UNPROFOR
 
HUKUM TATA NEGARA
HUKUM TATA NEGARAHUKUM TATA NEGARA
HUKUM TATA NEGARA
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Hak Asasi Manusia
Hak Asasi ManusiaHak Asasi Manusia
Hak Asasi Manusia
 
Khilafah dan konstelasi pergaulan internasional
Khilafah dan konstelasi pergaulan internasionalKhilafah dan konstelasi pergaulan internasional
Khilafah dan konstelasi pergaulan internasional
 
ISLAM DAN HAK ASASI MANUSIA.pptx
ISLAM DAN HAK ASASI MANUSIA.pptxISLAM DAN HAK ASASI MANUSIA.pptx
ISLAM DAN HAK ASASI MANUSIA.pptx
 
Pkn kelas 10
Pkn kelas 10Pkn kelas 10
Pkn kelas 10
 
Pkn kelas 10
Pkn kelas 10Pkn kelas 10
Pkn kelas 10
 
Pkn kelas 10
Pkn kelas 10Pkn kelas 10
Pkn kelas 10
 
Hak asasi manusia
Hak asasi manusiaHak asasi manusia
Hak asasi manusia
 
Konsep HAM XI 1.pptx
Konsep HAM XI 1.pptxKonsep HAM XI 1.pptx
Konsep HAM XI 1.pptx
 
Paham-Paham Baru
Paham-Paham BaruPaham-Paham Baru
Paham-Paham Baru
 
Makalah pendidikan kewarganegaraan dan pancasila tentang ham
Makalah pendidikan kewarganegaraan dan pancasila tentang hamMakalah pendidikan kewarganegaraan dan pancasila tentang ham
Makalah pendidikan kewarganegaraan dan pancasila tentang ham
 
Makalah hak asasi manusia
Makalah hak asasi manusiaMakalah hak asasi manusia
Makalah hak asasi manusia
 
PPT KWN Kelompok 5.pptx
PPT KWN Kelompok 5.pptxPPT KWN Kelompok 5.pptx
PPT KWN Kelompok 5.pptx
 
Hak asasi manusia
Hak asasi manusiaHak asasi manusia
Hak asasi manusia
 
Makalah hak asasi manusia (3)
Makalah hak asasi manusia (3)Makalah hak asasi manusia (3)
Makalah hak asasi manusia (3)
 
Makalah hak asasi manusia (2)
Makalah hak asasi manusia (2)Makalah hak asasi manusia (2)
Makalah hak asasi manusia (2)
 
Makalah ham
Makalah hamMakalah ham
Makalah ham
 
Bab iii hak asasi manusia
Bab iii hak asasi manusiaBab iii hak asasi manusia
Bab iii hak asasi manusia
 

Mais de Nuelnuel11

Tujuan hukum adat
Tujuan hukum adatTujuan hukum adat
Tujuan hukum adatNuelnuel11
 
Pengertian dasar hukum adat,istilah
Pengertian dasar hukum adat,istilahPengertian dasar hukum adat,istilah
Pengertian dasar hukum adat,istilahNuelnuel11
 
Ciri dan sifat hukum adat(1)
Ciri dan sifat hukum adat(1)Ciri dan sifat hukum adat(1)
Ciri dan sifat hukum adat(1)Nuelnuel11
 
Hukum adat dgn kebiasaan
Hukum adat dgn kebiasaanHukum adat dgn kebiasaan
Hukum adat dgn kebiasaanNuelnuel11
 
Sistem parlemen
Sistem parlemenSistem parlemen
Sistem parlemenNuelnuel11
 
Htn2012 sejarah ketatanegaraan
Htn2012 sejarah ketatanegaraanHtn2012 sejarah ketatanegaraan
Htn2012 sejarah ketatanegaraanNuelnuel11
 
Htn komprehensive pertemuan i
Htn komprehensive pertemuan iHtn komprehensive pertemuan i
Htn komprehensive pertemuan iNuelnuel11
 
99 cita neg persatuan
99 cita neg persatuan99 cita neg persatuan
99 cita neg persatuanNuelnuel11
 
9 historis amandemen
9 historis amandemen9 historis amandemen
9 historis amandemenNuelnuel11
 
6 negara hukum dan demokrasi
6 negara hukum dan demokrasi6 negara hukum dan demokrasi
6 negara hukum dan demokrasiNuelnuel11
 
5 asas pancasila
5 asas pancasila5 asas pancasila
5 asas pancasilaNuelnuel11
 
4 asas negara kesatuan
4 asas negara kesatuan4 asas negara kesatuan
4 asas negara kesatuanNuelnuel11
 
3 sumber hukum tata negara
3 sumber hukum tata negara3 sumber hukum tata negara
3 sumber hukum tata negaraNuelnuel11
 
2 sejarah hukum tata negara
2 sejarah hukum tata negara2 sejarah hukum tata negara
2 sejarah hukum tata negaraNuelnuel11
 
1 pengantar htn
1 pengantar htn1 pengantar htn
1 pengantar htnNuelnuel11
 
Pendahuluan,pengertian, dll
Pendahuluan,pengertian, dllPendahuluan,pengertian, dll
Pendahuluan,pengertian, dllNuelnuel11
 
Kedaulatan negara
Kedaulatan negaraKedaulatan negara
Kedaulatan negaraNuelnuel11
 

Mais de Nuelnuel11 (20)

Tujuan hukum adat
Tujuan hukum adatTujuan hukum adat
Tujuan hukum adat
 
Pengertian dasar hukum adat,istilah
Pengertian dasar hukum adat,istilahPengertian dasar hukum adat,istilah
Pengertian dasar hukum adat,istilah
 
Ciri dan sifat hukum adat(1)
Ciri dan sifat hukum adat(1)Ciri dan sifat hukum adat(1)
Ciri dan sifat hukum adat(1)
 
Hukum adat dgn kebiasaan
Hukum adat dgn kebiasaanHukum adat dgn kebiasaan
Hukum adat dgn kebiasaan
 
Sistem parlemen
Sistem parlemenSistem parlemen
Sistem parlemen
 
Htn2012 sejarah ketatanegaraan
Htn2012 sejarah ketatanegaraanHtn2012 sejarah ketatanegaraan
Htn2012 sejarah ketatanegaraan
 
Htn komprehensive pertemuan i
Htn komprehensive pertemuan iHtn komprehensive pertemuan i
Htn komprehensive pertemuan i
 
99 cita neg persatuan
99 cita neg persatuan99 cita neg persatuan
99 cita neg persatuan
 
9 historis amandemen
9 historis amandemen9 historis amandemen
9 historis amandemen
 
6 negara hukum dan demokrasi
6 negara hukum dan demokrasi6 negara hukum dan demokrasi
6 negara hukum dan demokrasi
 
5 asas pancasila
5 asas pancasila5 asas pancasila
5 asas pancasila
 
4 asas negara kesatuan
4 asas negara kesatuan4 asas negara kesatuan
4 asas negara kesatuan
 
3 sumber hukum tata negara
3 sumber hukum tata negara3 sumber hukum tata negara
3 sumber hukum tata negara
 
2 sejarah hukum tata negara
2 sejarah hukum tata negara2 sejarah hukum tata negara
2 sejarah hukum tata negara
 
1 pengantar htn
1 pengantar htn1 pengantar htn
1 pengantar htn
 
Sumber HTN
Sumber HTNSumber HTN
Sumber HTN
 
Sumber hi
Sumber hiSumber hi
Sumber hi
 
Subyek hi2
Subyek hi2Subyek hi2
Subyek hi2
 
Pendahuluan,pengertian, dll
Pendahuluan,pengertian, dllPendahuluan,pengertian, dll
Pendahuluan,pengertian, dll
 
Kedaulatan negara
Kedaulatan negaraKedaulatan negara
Kedaulatan negara
 

SEJARAH HUKUM INTERNASIONAL

  • 1. MATERI PERKULIAHAN HUKUM INTERNASIONAL MATCH DAY 2 SEJARAH PERKEMBANGAN HUKUM INTERNASIONAL Sejarah merupakan salah satu metode bagi pembuktian akan eksistensi dari dari sebuah norma hukum. Secara kronologis urutan perkembangan waktu yang mencerminkan perkembangan hukum internasional sampai saat ini oleh John O’Brien dibagi dalam sembilan phase: (i) periode sampai tahun 1500; (ii) abad 16; (iii) abad 17; (iv) abad 18; (v) periode 1800-1914; (vi) pendirian Liga Bangsa-Bangsa (LBB); (vii) periode inter-war years (191939); (viii) pembentukan sistem PBB; (ix) mulainya sistem baru sejak 1945.1 Dalam beberapa literatur lain juga disebutkan beberapa versi perkembangan Hukum Internasional, tampak berlainan tetapi sebenarnya saling melengkapi. Dalam buku yang ditulis oleh Jawahir Thontowi dan Pranoto Iskandar disebutkan bahwa perkembangan Hukum Internasional melalui beberapa masa/periode yang masing-masing memiliki kontribusi, yaitu: 1. Masa Klasik Permulaan dari Hukum Internasional dapat kita lacak kembali, mulai dari wilayah Mesopotamia pada sekitar tahun 2100 SM. Dimana telah ditemukan sebuah traktat pada dasawarsa abad ke-20 yang ditandatangani oleh Ennamatum, pemimpin Lagash, dan pemimpin Umma. Traktat tersebut ditulis di atas batu yang di dalamnya mempersoalkan perbatasan antara kedua negara kota tersebut. Traktat tersebut dirumuskan dalam bahasa Sumeria. Perjanjian-perjanjian berkarakter internasional lainnya dapat ditemukan misal dalam perjanjian yang dibuat seribu tahun berikutnya oleh Ramses II dari Mesir dan Raja Hittities yang ditujukan sebagai pernyataan aliansi. Tidak ketinggalan Hammurabi, raja Babilon dengan Kode Hammurabi yang memuat ketentuan mengenai pembebasan tawanan perang lengkap dengan persoalan pembayaran atau tebusannya.2 Selain tersebutkan di atas, banyak bangsa-bangsa lain yang sangat berpengaruh dalam perkembangan Hukum Internasional kuno, antara lain bangsa India, Yunani, China dan Romawi. Masing-masing memiliki sumbangsih terhadap perkembangan Hukum Internasional pada masa klasik. India dengan ajaran-ajaran Hindu dengan kitabnya Manu menunjukkan pengintegrasian nilai-nilai yang memiliki derajat-derajat kemanusiaan yang tinggi. Cina memperkenalkan pentingnya nilai-nilai etika dalam proses pembelajaran untuk kelompok-kelompok yang berkuasa. Cina juga terkenal dengan upaya pembentukan perserikatan negara-negara Tiongkok yang dicanangkan oleh Kong Hu Cu yang bisa dianggap telah sebanding dengan konsepsi Liga Bangsa-Bangsa (LBB) pada masa modern.3 Kemudian ada bangsa Yunani Kuno yang memiliki sumbangsih dalam perkembangan Hukum Internasional melalui pemikiran-pemikirannya yang terkait dengan persoalanpersoalan publik seperti arbitrase, keadilan, dan perlindungan warga negara yang 1 2 3 Disarikan dari Jawahir Thontowi, dan Pranoto Iskandar, 2006, Hukum Internasional Kontemporer, PT.Refika Aditama, Bandung, hlm. 29-30. Ibid., hlm. 30. Ibid.
  • 2. dicetuskan oleh beberapa tokoh-tokoh terkenalnya pada masa itu seperti Aristoteles, Zeno, dan Cicero.4 Bangsa Romawi pun memiliki sumbangsih yang siginifikan terhadap perkembangan Hukum Internasional. Pada masa Romawi Kuno banyak terdapat konsep-konsep Hukum Internasional yang masih dipakai sampai sekarang seperti penandatanganan dan ratifikasi dalam proses perjanjian internasional serta konsep kekebalan (immunity) dari duta.5 2. Masa Pertengahan Sebenarnya pada masa ini Hukum Internasional kurang mendapatkan perhatian, bahkan bisa dikatakan mengalami kemunduran. Peran keagamaan secara berlebih-lebihan mendominasi sektor-sektor sekular. Kemunduran luar biasa ini berakibat pada terpinggirkannya rasio, karena itu tidak mengherankan apabila zaman pertengahan disebut sebagai masa kegelapan (the dark age).6 Benih-benih perkembangan Hukum Internasional dapat ditemukan di daerah-daerah yang berada di luar jangkauan kekuasaan Geraja Roma. Negara-negara ini antara lain Inggris, Prancis, Venesia, Swedia, Portugal, dan Aragon. Perjanjian-perjanjian pada jaman ini mencerminkan pengaturan mengenai peperangan, meliputi perdamaian, gencatan senjata, dan persekutuan-persekutuan.7 Pada akhir masa pertengahan, Hukum Internasional digunakan dalam berbagai macam isu (politik, pertahanan, dan militer) seiring dengan mulai melemahnya kekuasaan keagamaan yang ditandai dengan maraknya upaya-upaya sekularisasi yang tidak terlepas dari proses terbentuknya negara-bangsa-negara-bangsa modern yang mendasarkan kekuasaannya pada legitimasi faktor-faktor sekular. Keadaan ini tercermin dengan jelas pada tulisan Machiavelli yang berjudul Il Principe yang menelanjangi kekuasaan, kemudian ada Martin Luther yang mengingunkan adanya pemisahan kekuasaan, di satu sisi wilayah spiritual dengan sekular di sisi lain. Lantas kemudian terdapat Jean Bodin dengan konsep kedaulatannya melalui buku berjudul Six Livres de la Republique (terbit 1576). Satu lagi tokoh asal Italia Alberico Gentili, seorang Professor hukum sipil di Oxford Inggris mengabdikan dirinya pada persoalan-persoalan yang terkait dengan pembentukan traktat, penggunaan kekerasan, hak-hak budak dan kebebasan di laut dengan karya utamanya yang berjudul De Jure Belli Libri Tres yang muncul pada tahun 1598.8 3. Hukum Internasional Islam Ditinjau dari aspek sejarah, Islam memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perkembangan Hukum Internasional, tidak saja pada tataran teoritis belaka tetapi juga dalam dimensi praktis hubungan antara negara-negara Islam termasuk organisasinya dengan negara-negara Barat lainnya. Hukum Internasional modern tidak murni sebagai hukum yang secara eksklusif warisan dari Eropa, peradaban Islam memberikan pengaruh juga terhadap perkembangan sistem Hukum Internasional. Sejarahwan Eropa yang menyatakan hal ini antara lain Marcel Boissard dan Theodor Landschdeit.9 Dr.M.Abu Zahrah mengemukakan sepuluh prinsip dasar tentang kelangsungan hubungan internasional dalam teori dan praktek kaum Muslimin di masa lalu, yaitu: (1) Islam 4 5 6 7 8 9 Ibid., hlm. 31-32. Ibid., hlm. 33. Ibid., hlm. 34. Ibid., hlm. 34-35. Ibid., hlm. 35-36. Ibid., hlm. 36-37.
  • 3. menempatkan kehormatan dan martabat manusia sebagai makhluk terhormat, ia sebagai Khalifah (wakil Tuhan) di muka bumi. (2) manusia sebagai umat yang satu dan disatukan, bukan saja oleh proses teori evolusi historis dari satu keturunan Nabi Adam, melainkan juga oleh sifat kemanusiaan yang universal. (3) prinsip kerjasama kemanusiaan (ta’awun insani) dengan menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan. (4) prinsip toleransi (tashomah) dan tidak merendahkan pihak lain. (5) adanya kemerdekaan (harriyah), kemerdekaan menjadi sangat penting sebab merupakan akar pertumbuhan dan kesempurnaan manusia. (6) akhlak yang mulia dan keadilan. (7) perlakuan yang sama dan anti diskriminasi. (8) pemenuhan atas janji. (9) Islam menyeru pada perdamaian, karena itu mematuhi kesepakatan merupakan kewajiban hukum dan agama. (10) prinsip kasih sayang dan mencegah kerusakan.10 Selain itu, kontribusi Islam terhadap perkembangan Hukum Internasional dapat dilihat pada konsepsi siyar yang merupakan cabang dari shari’ah. Pemahaman siyar dapat dilihat pada hubungan antara negara-negara Muslim dan non-Muslim dan sesama negara Muslim. Selain itu konsepsi siyar dapat juga dilihat dalam sikap netralitas dari satu negara Islam terhadap dua negara yang sedang bertikai. Siyar ini memiliki sumber-sumber tambahan selain sumber-sumber utama (Al-Quran dan As-Sunnah), sumber tambahan (subsidiary sources) tersebut adalah praktek-praktek Empat Khalifah pertama yang diklaim oleh ahli-ahli Hukum Islam dapat melengkapi Al-Quran, selain itu sumber tambahan ini dapat berupa pendapat-pendapat sarjana Hukum Islam, putusan Arbitrase, hukum nasional yang terkait dengan materi siyar, deklarasi unilateral yang terkait dengan siyar, dan kebiasaan. Jika diperhatikan konstruksi sumber-sumber hukum tersebut terdapat kemiripan dengan sumber-sumber hukum yang didaftar dalam Statuta ICJ.11 4. Hukum Internasional Modern Pada abad ketujuh belas dan delapan belas semangat baru memasuki Hukum Internasional. Semangat ini dikembangkan oleh pemikir/penulis berpengaruh seperti Hugo de Groot (Grotius), Samuel Pufendorf, Ricardo Zouche, Cornelis van Bynkershoek sampai ke Jeremy Bentham yang memberi nama ”Hukum Internasional”. Pada abad ini, Hukum Bangsa-Bangsa (Hukum Internasional) mendapatkan perhatian dan pengertian yang jelas yakni hukum yang secara eksklusif mengatur hubungan antar negara-negara.12 Berlanjut pada abad kesembilan belas, muncul kelompok dengan paham Positivistik mengungkapkan bahwa ”hukum yang mengikat negara adalah hukum yang mana negara tersebut telah memberikan persetujuan”. Kemudian muncul pemahaman bahwa Hukum Internasional merupakan hukum antar negara bukanlah hukum yang di atas negara sebagaimana yang terdapat dalam pemahaman kelompok naturalis. Pada abad kesembilan belas ini juga ditandai dengan berdirinya dua organisasi yang menampung para ahli Hukum Internasional (the International Law Association dan Institut de droit Internastional). Hukum Internasional telah menjadi objek studi dalam skala luas dan memungkinkan penanganan persoalan Hukum Internasional secara lebih profesional. Masih di abad kesembilan belas, Hukum Internasional berkembang sangat pesat seiring dengan bangkitnya negara-bangsa (nation states), dimana negara-negara baru tersebut memiliki persoalan dalam hal pelaksanaan hubungan luar negerinya. Di universitas10 11 12 Ibid., hlm. 36-37. Ibid., hlm. 37-38. Ibid., hlm. 39-40.
  • 4. universitas Eropa, Hukum Internasional juga telah menjadi cabang studi yang dipelajari secara serius. Artikel atau tulisan dari para professor semakin mempengaruhi perkembangan Hukum Internasional.13 Memasuki abad kedua puluh, Hukum Internasional berkembang karena beberapa faktor atau peristiwa penting seperti peningkatan jumlah negara baru, tingkat saling ketergantungan yang cukup tinggi, ketertimpangan antara negara maju dan berkembang, Perang Dunia I (1914-1918), terbentuknya Liga Bangsa-Bangsa (1919), terbentuknya the Permanent Court of Internastional Justice (PCIJ-1922-basis dari International Court of Justice-ICJ), dan peristiwa fenomenal yaitu Perang Dunia II.14 Semua peristiwa tersebut memicu perkembangan Hukum Internasional di berbagai bidang. 5. Hukum Internasional Dalam Sistem Baru Langkah-langkah penting untuk menuju terciptanya sebuah sistem baru dalam Hukum Internasional adalah upaya-upaya konkrit melalui kesepakatan-kesepakatan dan pembuatan Komite Sementara untuk menyiapkan PBB sebagai organisasi internasional. Peristiwa penting pada masa ini antara lain: (a) The Inter Allied Declaration (12 Juni 1941-Inggris Raya menyatakan untuk mendirikan dunia pasca perang yang berlandaskan perdamaian dan keamanan), (b) Piagam Atlantic (Agustus 1941-Churchill dan Roosevelt bersepakat untuk menegaskan prinsip-prinsip umum dasar mekanisme internasional pasca perang), (c) Deklarasi Bangsa-bangsa Bersatu (1 Januari 1942-kesepakatan pembentikan organisasi internasional baru dengan nama PBB), (d) Komite London (20 Mei 1943-pembahasan pembentukan ICJ), (e) Deklarasi Moskow (30 Oktober 1943-AS, Inggris, China dan Uni Sovyet menandatangani deklarasi pembentukan sebuah badan yang memiliki tanggung jawab dalam hal perdamaian), (f) Teheran (November 1943Roosevelt, Churchill, dan Stalin menyetujui apabila badan internasional baru memiliki kewenangan perihal persoalan penjaga perdamaian), (g) Bretton Woods (1-21 Juli 1944awal pendirian rezim hukum ekonomi internasional), (h) Konferensi Dumbarton Oaks (21 Agustus-Oktober 1944-konferensi awal pendirian PBB), (i) Konferensi Yalta (4-11 Februari 1945-pembahasan struktur organisasi pasca perang), dan (j) Konferensi San Fransisco (25 April-26 Juni 1945-penandatanganan Piagam PBB dan draf Statuta ICJ disetujui).15 6. Menuju Tata Pemerintahan Global Masa dimana PBB telah berdiri dan menjalankan tugasnya pasca perang yaitu menciptakan kondisi damai dan saling menghormati yang timbul akibat perjanjian dan terpeliharanya sumber Hukum Internasional lainnya. PBB memiliki peran sentral untuk berfungsinya dan sekaligus juga promotor bagi pembentukan Hukum Internasional.16 Pada masa ini ditandai dengan munculnya blok-blok kekuatan di dunia yang dikenal dengan Blok Barat (AS dan negara-negara Eropa Barat-ditandatanganinya Traktat Atlantik Utara (NATO) pada tahun 1949), Blok Timur (China dan negara Eropa Timur-kekuatan komunis), dan negara Dunia Ketiga (negara Asia-Afrika pasca Konferensi Asia-Afrika Bandung April 1955).17 Perang Dingin antara ideologi kapitalis dan sosialis juga terjadi pada masa ini. Selain itu mulai tumbuhnya beberapa organisasi internasional dengan berbagai karakter khas/khusus juga memicu perkembangan Hukum Internasional. Sampai 13 14 15 16 17 Ibid., hlm. 41-42. Ibid., hlm. 42-44. Ibid., hlm. 45-46. Ibid., hlm. 47. Ibid., hlm. 48-49.
  • 5. hari ini Hukum Internasional telah berkembang pesat sedemikian rupa dan terus akan berkembang seiring dengan perkembangan jaman. Dalam literatur lain, seperti yang terdapat dalam buku yang ditulis oleh Boer Mauna, disebutkan bahwa dengan prinsip dasar: “Law exists only in a society, and a society cannot exist without a system of law to regulate the relations of its members with one another” (Brierly). Hukum Internasional telah ada sejak jaman dahulu. Ini terbukti pada jaman Yunani kuno atau Romawi kuno, mereka sudah mengadakan perjanjian-perjanjian dengan negaranegara atau kerajaan lain, seperti perjanjian damai, persahabatan bahkan perjanjian perang sekalipun. Pada abad ke-15 dan 16, di city-states Italia, seperti Venice, Genoa dan Florence berkembang praktek pengiriman duta-duta besar residen ke ibukota masing-masing, yang berakibat dibuatnya peraturan-peraturan mengenai hubungan diplomatik, khususnya yang mengatur kekebalan-kekebalan para dubes dan stafnya.18 Hukum Internasional dalam arti modern, baru berkembang sejak abad ke-16 dan 17, dimana mulai bermunculan negara-negara dengan sistim hukum modern di daratan Eropa. Pada saat itu bermunculan pendapat-pendapat atau pemikiran-pemikiran dari para tokoh/ahli kenamaan di Eropa, sehingga mengakibatkan munculnya 2 golongan yang mengiringi perkembangan Hukum Internasional. Golongan tersebut adalah golongan Naturalis dan golongan Positivis.19 1. Golongan Naturalis Menurut golongan ini, prinsip-prinsip hukum dalam semua sistem hukum bukan berasal dari buatan manusia, tetapi berasal dari prinsip-prinsip yang berlaku secara universal, sepanjang masa dan yang dapat ditemui oleh akal sehat. Hukum harus dicari dan bukan dibuat. Golongan ini bersumberkan pada ajaran hukum Tuhan atau bisa disebut sebagai Teori Hukum Alam. Salah satu tokohnya adalah seorang Belanda bernama Hugo de Groot (Grotius), dimana karyanya yang terkenal dan memberi sumbnagsih yang sangat besar dalam perkembangan Hukum Internasional adalah De jure belli ac pacis (Hukum Perang dan Damai). Karya tersebut berisikan dasar-dasar baru yang mengatur hubungan antar negara. Dalam perkembangannya dewasa ini, teori hukum alam hampir jarang dipergunakan atau mempunyai pengaruh besar, mengingat negara-negara modern melihat Hukum Internasional sebagai hasil perumusan kehendak bersama yang disebut sebagai hukum positif.20 2. Golongan Positivis Menurut golongan ini, hukum yang mengatur hubungan antar negara adalah prinsipprinsip yang dibuat oleh negara-negara dan atas kemauan mereka sendiri. JJ Rousseau dalam bukunya Du contract social, La loi c’est I’expression de la volonte generale (hukum adalah pernyataan kehendak bersama. Perkembangannya teori ini dikenal sebagai Teori Hukum Positif. Teori ini mulai berkembang di abad ke -18. Di abad ke-19, Hukum Internasional berkembang dengan cepat karena beberapa faktor, antara lain: (a) Negaranegara Eropa sesudah kongres Wina 1815 berjanji untuk selalu memakai prinsip-prinsip hukum internasional dalam hubungannya satu sama lain; (b) Banyak dibuat perjanjianperjanjian (law-making treaties) seperti di bidang perang, peradilan, arbitrase dll; (c) 18 Disarikan dari Boer Mauna, 2005, Hukum Internasional; Pengertian, Peranan Dan Fungsi Dalam Era Dinamika Global, Edisi ke-2, Alumni, Bandung, hlm. 4-5. 19 Ibid., hlm. 5. 20 Ibid., hlm. 6.
  • 6. Berkembangnya perundingan-perundingan multilateral yang sering melahirkan ketentuanketentuan hukum baru.21 Pertengahan abad ke-20, Hukum Internasional semakin pesat perkembangannya karena: (a) Banyaknya negara-negara baru yang lahir; (b) IPTEK berkembang pesat yang mengharuskan dibuatnya ketentuan-ketentuan baru yang mengatur kerjasama antar negara di berbagai bidang; (c) Banyaknya perjanjian-perjanjian, baik bilateral, multilateral, regional atau global; dan (d) Bermunculannya organisasi-organisasi internasional seperti PBB. Dengan demikian Hukum Internasional sudah semakin berkembang dan mengatur berbagai aspek-aspek hubungan antar negara demi tercapainya kesejahteraan dan keserasian dalam kehidupan antar bangsa.22 MP7™ 21 22 Ibid., hlm. 7. Ibid.