Dokumen tersebut merangkum prosedur desain perkerasan jalan untuk proyek pembangunan jalan tol dengan umur rencana 40 tahun. Terdapat beberapa langkah yang dijelaskan seperti menentukan CESA, daya dukung tanah, struktur pondasi, dan rekomendasi penggunaan perkerasan kaku karena jalan tol akan dilalui banyak kendaraan berat.
6. PERKERASAN LENTUR
1. Menentukan umur rencana dari Tabel 2-1 :
Umur Rencana Perkerasan
Dari tabel 2.1 ditentukan bahwa umur rencana jalan lapisan
aspal dan lapisan berbutir dan CTB ditentukan yaitu 40
tahun.
(Manual Perkerasan Jalan No 02/M/BM/2013 halaman 9)
8. 2. Menentukan nilai CESA4 untuk umur desain
yang telah dipilih.
Untuk menentukan nilai CESA4 terlebih dahulu menghitung ESA
PERKERASAN LENTUR
9. jenis kendaraaan VDF 4 jumlah perhari CESA
bus kecil 0,3 30 9
bus besar 1 130 130
truk 2 sumbu cargoringan 0,3 45 13,5
truk 2 sumbu ringan 0,8 45 36
truk 2 sumbu cargo sedang 0,7 45 31,5
truk 2 sumbu sedang 1,6 35 56
truk 2 sumbu berat 0,9 35 31,5
truk 2 sumbu berat 7,3 40 292
truk 3 sumbu ringan 7,6 25 190
truk 3 sumbu sedang 28,1 20 562
truk 3 sumbu berat 28,9 20 578
truk 2 sumbudan trailer 36,9 5 184,5
truk 4 sumbu trailer 13,6 5 68
truk 5 sumbu trailer 19 3 57
truk 5 sumbu trailer 30,3 3 90,9
truk 6 sumbu trailer 41,6 1 41,6
487 2371,5
10. Kemudian menghitung pertumbuhan lalu lintas (R)
(Manual Perkerasan Jalan No 02/M/BM/2013 halaman 9)
11.
12. • CESA4 = ESA x 365 X R x 50%
= 1526 X 365 X 97,874 x 50%
= 42.414.277,5
(Manual Perkerasan Jalan No 02/M/BM/2013 halaman 16)
13. 3. Menentukan nilai Traffic Multiplier (TM)
Nilai TM kelelahan lapisan aspal untuk
kondisi pembebanan yang berlebih di
Indonesia berkisar 1,8 – 2. Nilai yang akurat
berbeda-beda tergantung dari beban berlebih
pada kendaraan niaga di dalam kelompok
truk.
(Manual Perkerasan Jalan No 02/M/BM/2013 halaman 20)
PERKERASAN LENTUR
14. 4. Menghitung CESA5 = TM X CESA4 dan
gunakan semua bab dari prosedur ini.
(a) CESA5 (untuk R = 4,125 %)
= TM X CESA4
= 76345700
PERKERASAN LENTUR
15. 5. Menentukan tipe perkerasan dari Tabel
3.1 atau dari pertimbangan biaya (analisis
dicounted whole of life cost)
(Manual Perkerasan Jalan No 02/M/BM/2013 halaman 11)
PERKERASAN LENTUR
16.
17. 6. Menentukan seksi-seksi subgrade yang
seragam dan daya dukung subgrade.
Tanah didaerah tersebut merupakan tanah aluviail
berpotensi jenuh sehingga pada saat awal
konstruksi harus ada identifikasi tanah terlebih
dahulu seperti mengangkat semua tanah yang lunak
jika tidak tetapkan tebal lapisan penopang (capping
layer) dan perbaikan tanah dasar
PERKERASAN LENTUR
18. 7. Menentukan struktur pondasi jalan.
Kondisi tanah dasar langsung diatas timbunan
rendah (< 3m ) diatas tanah lunak aluvial jenuh
prosedur laboratorium untuk penentuan CBR tidak
dapat digunakan untuk kasus ini, karena optimasi
kadar air dan pemadatan secara mekanis tidak
mungkin dilakukan dilapangan . Lebih lanjutnya
tanah asli akan menunjukan kepadatan rendah dan
daya dukung yang rendah sampai kedalaman yang
signifikan yang membutuhkan prosedur stabilisasi
khusus.
PERKERASAN LENTUR
19. Geotekstil adalah lembaran sintesis yang tipis, fleksibel,
permeable yang digunakan untuk stabilisasi dan perbaikan
tanah dikaitkan dengan pekerjaan teknik sipil. Pemanfaatan
geotekstil merupakan cara moderen dalam usaha untuk
perkuatan tanah lunak.
Beberapa fungi dari geotekstil yaitu:
• Untuk perkuatan tanah lunak.
• Untuk konstruksi teknik sipil yang mempunyai umur
rencana cukup lama dan mendukung beban yang besar
seperti jalan rel dan dinding penahan tanah.
• Sebagai lapangan pemisah, penyaring, drainase dan sebagai
lapisan pelindung.
20. Geotekstil dapat digunakan sebagai perkuatan
timbunan tanah pada kasus:
Timbunan tanah diatas tanah lunak
Timbunan diatas pondasi tiang
Timbunan diatas tanah yang rawan subsidence
29. 1. Umur rencana ditentukan 40 tahun
kecuali diperintahkan atau disetujui yang
lain.
(Manual Perkerasan Jalan No 02/M/BM/2013 halaman 34)
PERKERASAN KAKU
30. 2. Menentukan kelompok sumbu kendaraan
niaga desain yang lewat selama umur
rencana.
Dari perhitungan CESA5 yang didapatkan dari
perhitungan pada perkerasan lentur, adalah sebagai
berikut :
Menghitung CESA5 = TM X CESA4 dan gunakan
semua bab dari prosedur ini.
CESA5 = TM X CESA4
= 76.345.700
PERKERASAN KAKU
31.
32. 3. Menentukan daya dukung efektif tanah
dasar menggunakan solusi tanah normal
atau tanah lunak.
Tanah pada daerah yang diteliti adalah tanah
lempung dimana tanah tersebut termasuk
tanah liat yang memiliki kepadatan tinggi
yang berpotensi jenuh, sehingga dapat
menggunakan metode B untuk tanah alluvial
berpotensi jenuh.
(Manual Perkerasan Jalan No 02/M/BM/2013 halaman 35)
PERKERASAN KAKU
33. Metode B :
Melakukan survey DPC atau survey resisitivitas dan
karakteristik tanah untuk mengidentifikasi sifat dan
kedalaman tanah lunak, jika tanah lunak terletak
dalam menggunakan penopang atau dengan
stabilisasi tanah, dan apabila lapisan tanah lunak
tidak dalam ( < 1 m ) dilakukan pengangkatan
lapisan tanah dengan memperhatikan biaya.
(Manual Perkerasan Jalan No 02/M/BM/2013 halaman 35)
34. 4. Menentukan struktur pondasi jalan dari
desain 2.
Dari Bagan Desain Pondasi Jalan Minimum
didapatkan sebagai berikut :
(Manual Perkerasan Jalan No 02/M/BM/2013 halaman 39)
PERKERASAN KAKU
35.
36. 5. Menentukan lapisan drainase dan lapisan
subbase dari desain 4.
• Seluruh lapisan pondasi bawah (sub base) harus dapat
mengalirkan air.
• Menentukan nilai m dari tabel 8.1.
• Menentukan besarnya tebal lapis berbutir.
= tebal hasil bagan desain / ‘m’
= 850/ 0,4
= 2125 mm
(Manual Perkerasan Jalan No 02/M/BM/2013 halaman 29-32)
40. 8. Menentukan Tebal Lapisan Pondasi
Sesuai dengan desain yang telah direncanakan sebelumnya
bahwa prosedur desain pondasi adalah B (Manual Perkerasan Jalan No
02/M/BM/2013 halaman 39) maka untuk tebal lapis pondasi yang
direncanakan adalah tebal pelat beton sebesar 305 mm (Manual
Perkerasan Jalan No 02/M/BM/2013 halaman 61)
PERKERASAN KAKU
41. Kesimpulan
Dalam pembuatan jalan pada daerah ini penulis
menyarankan untuk menggunakan perkerasan kaku
karena jalan yang didesain dibuat dengan umur rencana 40
tahun terlebih jalan yang akan dibuat merupakan jalan tol
yang akan dilalui banyak kendaraan yang mungkin dapat
mengakibatkan beban jalan yang akan diterima akan
melebihi dari kapasitas jalan yang dapat diterima jalan itu
sendiri, walaupun biaya awal pembuatan jalan dengan
perkerasan kaku lebih mahal daripada perkerasan lentur
akan tetapi biaya perawatan pada perkerasan kaku lebih
rendah dibandingkan dengan perkerasan lentur untuk itu
penulis menyarankan penggunaan perkerasan kaku untuk
desain jalan tersebut.