Dokumen tersebut membahas tentang International Classification of Diseases (ICD) sebagai sistem klasifikasi penyakit internasional yang digunakan oleh WHO. ICD merupakan sistem pengelompokan diagnosis penyakit yang digunakan untuk pengkodean diagnosis secara uniform agar dapat digunakan untuk penelitian dan manajemen kesehatan. Dokumen ini juga menjelaskan sejarah perkembangan ICD dari revisi ke revisi oleh WHO.
2. Pembahasan tentang international Statistical
Classification of Diseases and Related Health
Problems ICD-10, WHO; kekhususan sistem
pengkodean diagnosis penyakit dan masalah kesehatan
berdasarkan ICD, serta pentingnya uniformitas
penulisan istilah diagnoses di dalam rekam medis-
kesehatan pasien agar dapat diberi kode yang tepat.
3. ICD adalah sistem klasifikasi internasional terkait
penyakit dan masalah terkait kesehatan yang
diaplikasikan di berbagai Negara anggota WHO.
Informasi klinis memerlukan uniformitas sebutan
istilah diagnoses agar dokumentasi diagnoses
akurat menunjang kelancaran dan peningkatan
fungsi komunikasi antar yang terlibat.
4. KLASIFIKASI PENYAKIT
Sistem pengkategorian penyakit
(Sistem pengelompokan penyakit)
Semua sebutan berbeda dari satu jenis penyakit
akan terkelompok ke dalam satu kategori atas
dasar suatu kepentingan yang telah ditentukan.
5. NOMENKLATUR PENYAKIT :
Sistem tatanama berdasarkan
urutan alfabetis (abjad) nama (sebutan)
penyakit tanpa suatu pengkategorian
Setiap sebutan penyakit mempunyai kedudukan
yang setara.
6. KATEGORI
Kategori bisa:
- Berdiri tunggal namun punya beberapa
nama sebutan yang berbeda.
- Terbagi dalam subkategori dan masing
subkategori, bisa tunggal bisa juga terdiri
dari beberapa sebutan yang berbeda.
7. SISTEM KLASIFIKASI PENYAKIT WHO
ICD, WHO menata beberapa sebutan penyakit dan
masalah terkait kesehatan dengan mengelompokkan
dalam satu kategori bernomor kode 3 (tiga)
karakter
yang dalam ICD-10 ditulis dalam bentuk alfanumerik
satu alfabet diikuti 2 angka.
Kode dimulai dengan huruf alfabet A sampai Z
A00 Cholera
Z99 Other postsurgical states (status, atau kondisi
pasien setelah operasi lain, yang tidak terke-
lompok ke nomor kode sebelum Z99)
Kategori ini masih dibagi: Z99.0, Z99.1 Z99.2, Z99.3,
Z99.8 dan Z99.9 [1125 – 1176].
8. Alfabet U yang pada ICD-10 terbitan 1992, disediakan
untuk special purposes, penyakit baru yang masih
dalam trial/penelitian, saat ini telah diisi di antaranya
untuk SARS dan resistensi antibiotika
Avian flu (flu burung) dikelompokkan ke J09.- (ini
adalah nomor kode tambahan baru pada ICD-10)
J09.- diletakkan di atas kategori J10.- dan dalam blok
Influenza and Pneumonia yang pada ICD-10 adalah
(J10 – J18) sekarang menjadi (J09 – J18)
[520]
9. Nomor kategori yang tunggal ditulis dengan menam-
bahkan x di belakang . (titik) setelah karakter ke 3
Contoh:
A33.x Tetanus neonatorum
Ini berarti tetanus neonatorium tidak
memiliki sebutan subkategori
Beda dengan
A15.- Respiratory TB, bacteriologicaly
and histologically confirmed.
Tanda baca garis (-) di belakang satu tanda
baca titik (A15.-) berarti bahwa kategori ini
memiliki subkategori digit ke-4 dari .0 bisa
s/d .9
Rincian diperlukan agar informasinya lebih
informatif.
10. Dalam sistem klasifikasi penyakit:
- penyakit yang sama/mirip dikelompokkan dalam
satu kategori dan ditata dalam susunan bab-bab, dari
Bab 1 s/d Bab XXI, (XXII =U), yang dasar pengelom-
pokkannya berbeda-beda, bisa:
- sesuai jenis kuman penyebab infeksi
- sesuai gangguan sistem organ tubuh
- sesuai bentuk penyakit gangguan fungsi
- sesuai neoplasm ganas tidak ganas dan sifat
morphologisnya,
- sesuai bentuk alamiah cedera, dan sebab luarnya
- sesuai masalah yang menyebabkan pasien
berhubungan dengan pelayanan kesehatan dst.
11. INFORMASI KLINIS DIAGNOSIS
Informasi klinis diagnosis, adalah terjemahan
istilah diagnoses keputusan dokter ke dalam
nomor kode suatu sistem klasifikasi.
Informasi klinis diagnosis dihasilkan dari pem-
rosesan kumpulan data diagnoses penyakit yang
diambil dari sumber primer rekam medis
Setiap pasien, sesuai dengan rekam
pendokumentasian otentik (legal) hasil
penulisan dokter yang mengasuh/merawat
pasien terkait.
12. • Kumpulan nama penyakit akan berguna, untuk:
- asuhan medis pasien,
- iptek kedokteran, maupun
- manajemen kesehatan unit pelayanan,
- ataupun manajemen kesehatan
Harus ditunjang oleh suatu sistem pemrosesan,
pengumpulan, pengolahan, penyimpanan dan
pengambilan kembali (retrieval) yang tertata
dalam sistem data dasar, penyakit individual
pasien, yang baik.
13. PENJELASAN MANUAL ICD-10 VOLUME 2
Para peneliti medis internasional mendambakan
adanya suatu sistem klasifikasi penyakit yang
sangat spesifik.
Apabila terlalu banyak penyakit dikelompokkan ke
satu kode kategori penyakit peneliti akan kesulitan
untuk memperoleh informasi klinis diagnosis,
karena memerlukan terlalu banyak RM, dalam file
berkas yang harus diretrieve dan dicek, untuk
menemukan jenis penyakit yang sedang diteliti.
14. Sebaliknya, WHO ingin menggunakan data klasifikasi
penyakit untuk memenuhi kebutuhan studi:
- statistik,
- demografis, dan
- epidemiologis penyakit.
Perlu disusun satu sistem pengklasifikasian
penyakit yang berdasarkan pengkategorian
penyakit.
Klasifikasi yang terlalu spesifik ataupun nomenklatur
penyakit akan terlalu meluas untuk dapat memenuhi
analisis statistis.
15. Di pandang dari sudut penerapkan kebijakan
asuhan kesehatan, maka akan berguna apabila
bisa diketahui grup penyakit apa yang menyebab-
kan laju morbiditas atau mortalitas populasi
masyarakat yang tertinggi.
Untuk inilah informasi statistik penyakit menjadi
penting di dalam proses:
- komunikasi,
- perencanaan,
- pengontrolan manajemen kesehatan
16. UNIFORMITAS SEBUTAN DIAGNOSES
Uniformitas sebutan istilah diagnoses dalam
proses penulisan-pencatatan merupakan satu
keharusan
Uniformitas penulisan sebutan diperlukan
agar proses pengkumpulan data penyakit/
masalah terkait kesehatan tidak menimbulkan
salah pengklasifikasian ke dalam nomor-nomor
kode kategori yang telah ditentukan.
17. Penulisan berdasarkan definisi yang uniform
(seragam) menghasilkan kumpulan data yang
mudah bisa dikompilasi, diolah menjadi
informasi statistik yang lebih bermakna
Komparasi, analisis secara bersama untuk
berbagai kepentingan yang luas, dapat terlaksana.
Komparasi data asuhan kesehatan antara fasilitas,
daerah dalam satu negara, ataupun antar negara-
negara adalah vital bagi pengembangan,
penyebarluasan informasi medis ke seluruh
bagian dunia.
18. Informasi yang berkualitas adalah instrumen
komunikasi penting antara berbagai tingkat
manajer
Bahan masukan yang dapat dipertangung-jawabkan
untuk dimanfaatkan dalam:
- proses perencanaan dan
- pengambilan keputusan
Hasil keluaran program manajemen kesehatan
menjadi:
> efektif dan
> efisien.
19. RIWAYAT & SEJARAH SINGKAT ICD-10
(Baca buku ICD-10 Volume 2 halaman 139 –
151:
Bab 6. History of the development of the
ICD)
• International Classification of Diseases (ICD)
disusun untuk dapat memenuhi persyaratan
bahwa satu klasifikasi statistik hendaknya
mencakup jumlah kategori yang
- mutually exclusive (saling eksklusif) yang
terbatas,
- mampu memintas segenap kondisi
morbiditas yang telah dikenal.
20. • Sebelum Conference untuk ICD- 9th revision,
WHO telah menyiapkan ICD-10th revision.
Para ahli menyadari bahwa pemanfaatan
semakin luas ICD memerlukan pemikiran
kembali yang lebih cermat terkait struktur dan
upaya untuk dapat menghasilkan satu susunan
klasifikasi yang:
- lebih mantap (stable) namun
- lentur (flexible),
agar pada masa mendatang tidak memerlukan
revisi fundamental untuk jangka waktu yang
lama.
21. WHO Collaborating Centers for Classification
of Diseases secara konsekuen dapat
dipanggil untuk mengujicoba modul terkait
pilihan struktur bagi ICD-10th revision .
(lihat ICD-Volume 1, halaman 7-8 )
WHO menyadari bahwa keputusan jarak
waktu revisi sepuluh tahunan, seperti yang telah
berjalan sejak revisi ke 6, adalah terlalu pendek.
22. Mengingat bahwa konsultasi dengan negara-
negara dan organisasi anggota mengakibatkan
waktu pemrosesan menjadi sangat panjang dan
lama, oleh karenanya pekerjaan proses revisi
senantiasa harus sudah dimulai dan dijalankan
sebelum revisi terkini diluncurkan cukup
lama untuk dievaluasi secara rinci.
Direktur Jenderal WHO meminta &
memperoleh persetujuan dari Member States
penundaan sampai dengan Konperensi Revisi
ke-10.
23. • Penyusunan revisi ICD-10th yang semula
dijadwalkan pada tahun 1985 bersamaan
pengenalan revisi ke-10 yang seharusnya
selesai dalam tahun 1989 ditunda.
Sebagai tambahan alasan penundaan adalah
agar pengujicobaan model alternative struktur
ICD memperoleh cukup waktu untuk
pengevaluasian ICD-9th revision.
24. • Program kerja ekstensif berikutnya dikumulasi
pada ICD-10th revision dan digambarkan
dengan jelas dalam Report of the
International Coference for the tenth
revision of the International
Classification of Diseases, diluncurkan
bentuk revisi dalam Volume 1, 2
dan 3 dengan sebutan:
Intenational Classification of Diseases
and Related Health Problems, 10th
Revision (ICD-10)
25. ICD-10TH Revision
Sebutan bagi revisi ke-10nya adalah:
“International Statistical Classification of
Diseases and Related Health Problems. 10th
Revision (ICD-10)”
(yang saat ini sudah ada informasi yang
resmi terkait Cumulative Official Updates To
ICD-10, yang bisa dimanfaatkan sebelum revisi ICD-ke
11 resmi diterbitkan (2009-2011)
26. Di berbagai negara-negara maju, termasuk
- Cina, juga
- Malaysia,
- Singapora dan
- Thailand,
data diagnoses pasien di samping untuk pemaparan
kualitas pelayanan medis dan status
kesehatan populasi, juga dimanfaatkan untuk
manajemen ekonomik kesehatan sistem
asuhan kesehatan memanfaatkan untuk dasar
hitungan & pembuktian keakuratan serta kepastian
hasil hitungan tagihan biaya pelayanan yang tetah
terlaksana dan harus dibayar kembali
pasien/asuransi (DRGs-Casemix)
27. DRGs
Sistem otomatik yang digunakan umumnya
adalah: DRGs (Diagnosis Related Group System)
hasil kerja Yale University. USA sejak tahun 1966.
Di USA DRG diberlakukan secara nasional dan
direvisi secara periodic.
Encoding sistem ini memanfaatkan kode
diagnosis yang diambil dari ICD-CM (clinical
modification) masing negara, yang berlaku sesuai
kurun waktu tahun pelayanan yang ditentukan,
kode penyakit (ICD) menjadi penentu hitungan
besarnya biaya rawat yang secara otomatik bisa
dihasilkan dari penerapan program komputer
grouper DRGs.
28. DISEASE CLASSIFICATION
• ICD-10 (International Classification of Diseases and
Related Health Problem)
• ICD-O (International Classification of Diseases for
Oncology)
• ICD-DA (Application of the International
Classification of Diseases for Dentistry)
• ICD-NA (Application of the International
Classification of Neurology)
• ICD-MH (International Classification of Diseases of
Mental and Behaviour Disorder)
• ICF (International Classification of Functioning,
Disability and Health)
29. PROCEDURE CLASSIFICATION
• ICOPIM (International Classification of
Procedures and Medicine)
• CPT (Current Procedural Terminology)
• ICD 9-CM (International classification Of
• Diseases 9 th Revision Clinical Modification)
– Volume 1 : Diseases : Tabular List
– Volume 2 : Diseases : Alphabetical Index
– Volume 3 : Tabular List and Alphabetical Index
• CCHI (Condensed Classification of Health
Intervention)