SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 26
Baixar para ler offline
MAGISTER TEKNIK TELEKOMUNIKASI
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI RADIO DAN GELOMBANG MIKRO
SEKOLAH TEKNIK ELEKTRO DAN INFORMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2015
Perencanaan jaringan berhubungan dengan penentuan
kebutuhan pembuatan dan pengembangan kapasitas
jaringan serta proses pengenalan teknologi baru.
JARINGAN
NIRKABEL
Tujuan Perencanaan
Jaringan Nirkabel:
Covarage
Building/Vehicle
Penetration
Traffic/Capacity
Schedule
Performance
Economics
Perencanaan
Akses
Perencanaan
Core
Contoh
Perencanaan
Jaringan
ARSITEKTUR UMUM JARINGAN NIRKABEL
PERANCANGAN JARINGAN UMUM
Kapasitas
Covarage
Kualitas
•Layanan suara/data
•BER
•Eb/No
I. PERENCANAAN AKSES
I. PERENCANAAN AKSES
Link Budget
Cell Radius
BS Covarage
Total
Covarage/BS
Covarage
Area
BS Number
Input
Parameters
Propagation
Model
PERENCANAAN COVARAGE
I. PERENCANAAN AKSES
 Parameter-parameter link budget :
 Data penduduk dan geografis wilayah
Transmitter Receiver Parameter
Umum
Gain Antena Sensitivitas Frekuensi
Tinggi Antena Noise Figure Model Sel
Daya Pancara Gain dan Tinggi
Antena
Input Parameters :
PERENCANAAN COVARAGE
I. PERENCANAAN AKSES
PERENCANAAN COVARAGE
KLASIFIKASI
DAERAH
PELAYANAN
RUMUS REDAMAN PERAMBATAN
Urban Area
Lu = 69,55 +26,16 log fc – 13,82 log hb – a (hm) + (44,9
– 6,55 log hb) log R……………..(dB)
 Faktor koreksi untuk tinggi antena stasiun mobil
yang bergantung kepada tipe daerah urban yang
dibagi sebagai berikut :
Medium – small city :
a (hm) = (1,1 log fc – 0,7) hm – (1,56 log fc – 0,8) ….(dB)
Large City
a (hm) = 8,29 (log fc 1,54 hm)2 – 1,1 , fc < 200 MHz
a (hm) = 3,2 (log fc 11,75 hm)2 – 4,97 , fc > 400 MHz
Sub Urban Area Lsu = Lu (urban area) – 2 [log (fc/28)]2 – 5,4 ….(dB)
Open Area Lo = Lu (urban area) – 4,78 (log fc)2 + 18,33 log fc –
40,94 ….(dB)
Keterangan :
fc = frekuensi kerja yang berharga : 150 MHz – 1500 MHz
hb = tinggi antena stasiun tetap (RBS) : 30 m – 200 m
hm = tinggi antena stasiun mobil (MS) : 1 m – 3 m
R = jarak pemancar penerima : 1 km – 20 km
Model Propagasi
Okumura Hatta
I. PERENCANAAN AKSES
PERENCANAAN COVARAGE
Parameter Notasi Spesifikasi
Frekuensi Pembawa fc 800 – 2000
MHz
Tinggi Antena BTS hb 4 -50 m
Tinggi Antena MS hm 1- 3 m
Jarak BTS dengan MS d 0,02 – 5 Km
Model Propagasi
COST 231
I. PERENCANAAN AKSES
Cell Average
Throughput
Calculation
Subscribers Supported
per Cell
BS Number
Parameter utama dalam
perancangan akses dari segi
kapasitas adalah alokasi
bandwidth







BS1Kapasitas
BandwidthTotal
BSJumlah
PERENCANAAN KAPASITAS
PERBANDINGAN PERANCANGAN
COVARAGE DAN CAPACITY
 Pemilihan teknologi akses
 Band frekuensi rendah
 Memaksimalkan tinggi
antena
 Menaikkan daya pancar
 Mengurangi standar kualitas
 Pemilihan teknologi akses
 Memperbesar band
frekuensi
 Menggunakan frekuensi re-
use
 Meminimalkan tinggi antena
Covarage Capacity
Model Trafik
Persyaratan QOS
Pemilihan Teknologi Transport
Arsitektur Jaringan
Alokasi IP Addres
Topologi Backbone
Penempatan Jaringan Backhaul
II. PERENCANAAN CORE
II. PERENCANAAN CORE
TEKNOLOGI TRANSPORT
No. Tipe Kelebihan Kelemahan
1. Dedicated Private Line • QOS baik
• Mudah dalam perancangan
• Kurang reliability
• Biaya mahal dan sensitif
terhadap jarak
• Tidak efisien dalam penanganan
trafik
2. ATM • Biaya lebih efektif
• Bandwidth on demand
• tidak senitif terhadap jarak
• Multiclass service
• Perancangan kompleks
• Terdapat protocol overhead
• Terjadi packet loss dan delay
3. Frame Relay • menggunakan frame length
• Mudah perancangan dan konfigurasi
• Biaya lebih murah
• kecepatan lebih rendah
dibanding ATM
• Kurang bagus menangani trafik
delay
• tidak ada penyediaan QOS
beragam
4. VPN • Teknologi connectionless
• Memiliki absolute QOS
• IP tunnel
• Peningkatan tunneling overhead
• Potensi performance bottlenecks
5. MPLS Teknologi hybrid ATM dan IP routing
6. Carrier ethernet Implementasi Backhauling / Core berbasis Carrier
Ethernet
II. PERENCANAAN CORE
ARSITEKTUR JARINGAN
 Rancangan arus komunikasi media elektronik.
 Contoh arsitektur jaringan seperti, 1G, 2G, 3G,
EVDO, LTE, dan lain-lain
ALOKASI IP ADDRESS
 Alokasi IP address melibatkan strategi yang
sesuai untuk elemen internal jaringan serta
pelanggan.
 Penugasan IP address kepada elemen jaringan
internal
II. PERENCANAAN CORE
• Sederhana dan murah
•Kehandalan tinggi
• memiliki alternative routing
• Delay
• Kurang mendukung skalabilitas
• Kehandalan tinggi dalam alternative
routing banyak
• Proteksi baik
• laju trafik tinggi
• Biaya mahal dan kurang mendukung
skalabilitas
• Biaya murah dan terpusat
• Membutuhkan dua loncatan/hop
• Membutuhkan kinerja Hub yang kuat
TOPOLOGI BACKBONE
Penempatan backhaul menjadi hal yang penting karena
merupakan merupakan penghubung antara jaringan akses dengan
core.
1. Base Transceiver Station (BTS)
Komponen RF untuk
pengiriman/penerimaan sinyal
Software/hardware untuk
komunikasi digital /DSP
terhubung RNC dengan
backhaul link
2. Radio Network Controller (RNC)
Pembangunan sesi dan
pembubaran sesi
Pemilihan frame
3. Access Network (AN)
Gabungan BTS dan RNC
4. Packet Control Function (PCF)
Memungkinkan RNC
terhubung dengan PDSN
5. Packet Data Service Node
(PDSN)
Interface ke Internet
Home/Foreign agent untuk
mobile IP
Mengakhiri koneksi PPP
terhadap AT
Perencanaan jaringan nirkabel
Ring I (Merah)
Bandung Utara dan
Tengah
Ring II (Biru)
Bandung Tengah-
Selatan-Barat
Ring III (Oranye)
Bandung Tengah-Timur
21 BS 19 BS 17 BS
1. E-UTRAN (Evolved-UMTS
Terrestrial Radio Access Network)
 eNodeB. interface ke
perangkat pelanggan.
2. P-GW (Packet Dana Network
Gateway)
edge router antara EPC dengan
jaringan eksternal.
3. S-GW (Serving Gateway)
jembatan antara manajemen dan
switching user plane,
4. MME (Mobility Management Entity)
 authentication dan securiry,
mobility management, dan
managing subscription profile
dan service connectivity.
5. HSS (Home Subscription Service)
database dari jaringan LTE
Pengumpulan
Data
Penentuan Spesifikasi
Jaringan
Perhitungan Trafik User
Perhitungan Jumlah
eNodeB
Perhitungan Jumlah
EPC
Sama
Penempatan
eNodeB
Penempatan EPC
Analisis Jaringan dan Tekno
Ekonomi
Ya
Tidak
 CAPEX yang dibutuhkan untuk membangun jaringan LTE
adalah :
1. Base Station, meliputi eNodeB, tower, dan juga antena
2. Core Network, perangkat utama jaringan seluler yang
melakukan proses switching dari user ke user ataupun
dari user ke internet
3. Jaringan Transmisi, perangkat yang juga penting pada
jaringan LTE karena menghubungkan core network
dengan base station
A. CAPEX (Capital Expenditure )
 Pengeluaran dari perusahaan untuk
menciptakan manfaat di masa mendatang
INVESTASI JARINGAN LTE
 OPEX yang dibutuhkan untuk membangun jaringan LTE
adalah :
1. Gaji karyawan
2. Biaya pemeliharaan
3. BHP frekuensi
4. Biaya pemasaran
5. Biaya penyusutan
B. OPEX (Operational Expenditure)
 Biaya yang secara periodic dikeluarkan untuk
menjalankan produk, bisnis, atau sistem
INVESTASI JARINGAN LTE
C. NPV (Net Present Value )
 Alat utama dalam menganalisis cash flow dan
merupakan metode standar untuk menggunakan nilai
waktu dari uang untuk menilai proyek dalam jangka
panjang
D. IRR (Internal Rate of Return )
 Rate return yang membuat nilai NPV bernilai 0 atau break
event
 Jika IRR > 0 maka proyek tersebut layak untuk diinvestasikan
 Semakin besar nilai IRR, maka semakin menarik proyek
tersebut untuk diinvestasikan
INVESTASI JARINGAN LTE
Coverage Capacity
Urban
Suburba
n
Urban
Suburba
n
261 80 450 124
Jumlah Base Stasion
Jumlah EPC
Ring Merah
( Jl. Letjen S.
Parman )
Ring Biru
( Jl. Ir. H. Juanda )
Ring Hijau
( Jl. Bekasi Raya
)
Ring Hitam
( Jl. TB.
Simatupang )
Urban
Sub
Urban
Urban
Sub
Urban
Urban
Sub
Urban
Urban
Sub
Urban
136 16 151 92 60 103 48
Satu EPC terdiri
dari 200 BS
1. Dalam perancangan terlebih dahulu menentukan
tujuan dari perancangan tersebut baik dari segi
teknis maupun ekonomi
2. Perancangan jaringan nirkabel terdiri dari dua
tahap yaitu :
Perencanaan akses, meliputi perencanaan
dari segi covarage dan capacity
Perencanaan core, meliputi pemilihan
teknologi transport, arsitektur jaringan dan
penempatan backbone serta backhaul
3. Keluaran dari perencanaan akses menjadi
masukan untuk perencanaan core.
[1] Joko Suryana, Modul Perkuliahan Jaringan Inti Nirkabel,
“Sesi 4 Perencanaan Akses dan Core Jaringan EVDO,
Institut Teknologi Bandung, 2015.
[2] Adit Kurniawan, Modul Perkuliahan Jaringan Akses
Nirkabel “Minggu_5 : Propagasi Akses Nirkabel”,
Institut Teknologi Bandung, 2015.
[3] Bagus Facsi Aginsa, Tugas Akhir, “Perancangan
Jaringan LTE di DKI Jakarta Dengan Menggunakan
Dual Band 2,6 GHz & 700 MHz”, Institut Teknologi
Bandung, 2013.
[4] Natanael Makarios, “Prakiraan Kebutuhan Akses
Broadband dan Perencanaan Jaringan Mobile WiMAX
untuk Kota Bandung”, Institut Teknologi Bandung,

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

2.saluran transmisi
2.saluran transmisi2.saluran transmisi
2.saluran transmisiampas03
 
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskrit
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskritPengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskrit
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskritBeny Nugraha
 
Dasar Sistem Telekomunikasi
Dasar Sistem TelekomunikasiDasar Sistem Telekomunikasi
Dasar Sistem TelekomunikasiAfdan Rojabi
 
Dasar sistem telekomunikasi (modulasi)
Dasar sistem telekomunikasi (modulasi)Dasar sistem telekomunikasi (modulasi)
Dasar sistem telekomunikasi (modulasi)Fathan Hakim
 
Impedansi Antena Oleh Risdawati Hutabarat
Impedansi Antena Oleh  Risdawati HutabaratImpedansi Antena Oleh  Risdawati Hutabarat
Impedansi Antena Oleh Risdawati HutabaratRisdawati Hutabarat
 
Sistem Komunikasi Seluler
Sistem Komunikasi SelulerSistem Komunikasi Seluler
Sistem Komunikasi SelulerRio Hafandi
 
Jenis - Jenis Gangguan dalam Sistem Transmisi
Jenis - Jenis Gangguan dalam Sistem TransmisiJenis - Jenis Gangguan dalam Sistem Transmisi
Jenis - Jenis Gangguan dalam Sistem TransmisiAndrean Yogatama
 
Telekomunikasi Analog dan Digital - Slide week 9 transmisi digital
Telekomunikasi Analog dan Digital - Slide week 9   transmisi digitalTelekomunikasi Analog dan Digital - Slide week 9   transmisi digital
Telekomunikasi Analog dan Digital - Slide week 9 transmisi digitalBeny Nugraha
 
Bab 7 multiplexing
Bab 7 multiplexingBab 7 multiplexing
Bab 7 multiplexingbrilorabbit
 
10 pengolahan sinyal diskrit
10 pengolahan sinyal diskrit10 pengolahan sinyal diskrit
10 pengolahan sinyal diskritSimon Patabang
 
Pendeteksi kualitas udara dengan sensor mq 135 berbasis microcontroller
Pendeteksi kualitas udara dengan sensor mq 135 berbasis microcontrollerPendeteksi kualitas udara dengan sensor mq 135 berbasis microcontroller
Pendeteksi kualitas udara dengan sensor mq 135 berbasis microcontrollerHeny Handayani
 
Cara kerja rangkaian up counter dan down counter
Cara kerja rangkaian up counter dan down counterCara kerja rangkaian up counter dan down counter
Cara kerja rangkaian up counter dan down counterPT.goLom na
 

Mais procurados (20)

2.saluran transmisi
2.saluran transmisi2.saluran transmisi
2.saluran transmisi
 
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskrit
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskritPengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskrit
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskrit
 
Dasar Sistem Telekomunikasi
Dasar Sistem TelekomunikasiDasar Sistem Telekomunikasi
Dasar Sistem Telekomunikasi
 
Sinyal fix
Sinyal fixSinyal fix
Sinyal fix
 
Dasar sistem telekomunikasi (modulasi)
Dasar sistem telekomunikasi (modulasi)Dasar sistem telekomunikasi (modulasi)
Dasar sistem telekomunikasi (modulasi)
 
Impedansi Antena Oleh Risdawati Hutabarat
Impedansi Antena Oleh  Risdawati HutabaratImpedansi Antena Oleh  Risdawati Hutabarat
Impedansi Antena Oleh Risdawati Hutabarat
 
Sistem Komunikasi Seluler
Sistem Komunikasi SelulerSistem Komunikasi Seluler
Sistem Komunikasi Seluler
 
Rangkaian Konverter
Rangkaian KonverterRangkaian Konverter
Rangkaian Konverter
 
Jenis - Jenis Gangguan dalam Sistem Transmisi
Jenis - Jenis Gangguan dalam Sistem TransmisiJenis - Jenis Gangguan dalam Sistem Transmisi
Jenis - Jenis Gangguan dalam Sistem Transmisi
 
Telekomunikasi Analog dan Digital - Slide week 9 transmisi digital
Telekomunikasi Analog dan Digital - Slide week 9   transmisi digitalTelekomunikasi Analog dan Digital - Slide week 9   transmisi digital
Telekomunikasi Analog dan Digital - Slide week 9 transmisi digital
 
Bab 7 multiplexing
Bab 7 multiplexingBab 7 multiplexing
Bab 7 multiplexing
 
10 pengolahan sinyal diskrit
10 pengolahan sinyal diskrit10 pengolahan sinyal diskrit
10 pengolahan sinyal diskrit
 
Soal soal adc 2
Soal soal adc 2Soal soal adc 2
Soal soal adc 2
 
6 frekuensi sinyal
6  frekuensi sinyal6  frekuensi sinyal
6 frekuensi sinyal
 
Pendeteksi kualitas udara dengan sensor mq 135 berbasis microcontroller
Pendeteksi kualitas udara dengan sensor mq 135 berbasis microcontrollerPendeteksi kualitas udara dengan sensor mq 135 berbasis microcontroller
Pendeteksi kualitas udara dengan sensor mq 135 berbasis microcontroller
 
Propagasi Gelombang Langit
 Propagasi Gelombang Langit Propagasi Gelombang Langit
Propagasi Gelombang Langit
 
8 kuantisasi
8 kuantisasi8 kuantisasi
8 kuantisasi
 
Modulator dan demodulator fsk
Modulator dan demodulator fskModulator dan demodulator fsk
Modulator dan demodulator fsk
 
Cara kerja rangkaian up counter dan down counter
Cara kerja rangkaian up counter dan down counterCara kerja rangkaian up counter dan down counter
Cara kerja rangkaian up counter dan down counter
 
1 sinyal
1  sinyal1  sinyal
1 sinyal
 

Semelhante a Perencanaan jaringan nirkabel

Perencanaan jaringan akses dan core untuk LTE
Perencanaan jaringan akses dan core untuk LTEPerencanaan jaringan akses dan core untuk LTE
Perencanaan jaringan akses dan core untuk LTEPutri Diana
 
Perencanaan Jaringan Seluler
Perencanaan Jaringan SelulerPerencanaan Jaringan Seluler
Perencanaan Jaringan SelulerNevi Faradina
 
Perencanaan Jaringan Akses dan Core
Perencanaan Jaringan Akses dan CorePerencanaan Jaringan Akses dan Core
Perencanaan Jaringan Akses dan CoreZaki Abdurrasyid
 
Perencanaan jaringan nirkabel dan analisa tekno ekonominya
Perencanaan jaringan nirkabel dan analisa tekno ekonominyaPerencanaan jaringan nirkabel dan analisa tekno ekonominya
Perencanaan jaringan nirkabel dan analisa tekno ekonominyamohamad syahral
 
Perencanaan jaringan mobile seluler
Perencanaan jaringan mobile selulerPerencanaan jaringan mobile seluler
Perencanaan jaringan mobile selulerHerdito Wahyu
 
Konsep dasar sistem komunikasi cellular .pptx
Konsep dasar sistem komunikasi cellular .pptxKonsep dasar sistem komunikasi cellular .pptx
Konsep dasar sistem komunikasi cellular .pptxHuang226674
 
Makalah quality-of-service
Makalah quality-of-serviceMakalah quality-of-service
Makalah quality-of-serviceAdi Pendiam
 
Broadband over Power Line Communication Journal (Bahasa Version)
Broadband over Power Line Communication Journal (Bahasa Version)Broadband over Power Line Communication Journal (Bahasa Version)
Broadband over Power Line Communication Journal (Bahasa Version)Ray KHASTUR
 
04module 14 network-cabling
04module 14 network-cabling04module 14 network-cabling
04module 14 network-cablingsetioaribowo
 
04module 14 network-cabling
04module 14 network-cabling04module 14 network-cabling
04module 14 network-cablingindonesia
 
04module 14 network-cabling
04module 14 network-cabling04module 14 network-cabling
04module 14 network-cablingkhoirul effendi
 
Training 2G RF planning & Optimization
Training 2G RF planning & OptimizationTraining 2G RF planning & Optimization
Training 2G RF planning & OptimizationWildan Driantama
 
608806035-Perkembangan-Teknologi-Microwave-Link-Pada-Teknik-Jaringan-Komputer...
608806035-Perkembangan-Teknologi-Microwave-Link-Pada-Teknik-Jaringan-Komputer...608806035-Perkembangan-Teknologi-Microwave-Link-Pada-Teknik-Jaringan-Komputer...
608806035-Perkembangan-Teknologi-Microwave-Link-Pada-Teknik-Jaringan-Komputer...BektiWidhianto
 
PPT sempro.pptx
PPT sempro.pptxPPT sempro.pptx
PPT sempro.pptxYuukiKun5
 

Semelhante a Perencanaan jaringan nirkabel (20)

Perencanaan jaringan akses dan core untuk LTE
Perencanaan jaringan akses dan core untuk LTEPerencanaan jaringan akses dan core untuk LTE
Perencanaan jaringan akses dan core untuk LTE
 
Perencanaan Jaringan Seluler
Perencanaan Jaringan SelulerPerencanaan Jaringan Seluler
Perencanaan Jaringan Seluler
 
Mentum ellipse rev.1
Mentum ellipse rev.1Mentum ellipse rev.1
Mentum ellipse rev.1
 
Perencanaan Jaringan Akses dan Core
Perencanaan Jaringan Akses dan CorePerencanaan Jaringan Akses dan Core
Perencanaan Jaringan Akses dan Core
 
Perencanaan jaringan nirkabel dan analisa tekno ekonominya
Perencanaan jaringan nirkabel dan analisa tekno ekonominyaPerencanaan jaringan nirkabel dan analisa tekno ekonominya
Perencanaan jaringan nirkabel dan analisa tekno ekonominya
 
Perencanaan jaringan mobile seluler
Perencanaan jaringan mobile selulerPerencanaan jaringan mobile seluler
Perencanaan jaringan mobile seluler
 
Interface OTN untuk IP over DWDM
Interface OTN untuk IP over DWDMInterface OTN untuk IP over DWDM
Interface OTN untuk IP over DWDM
 
Konsep dasar sistem komunikasi cellular .pptx
Konsep dasar sistem komunikasi cellular .pptxKonsep dasar sistem komunikasi cellular .pptx
Konsep dasar sistem komunikasi cellular .pptx
 
Makalah quality-of-service
Makalah quality-of-serviceMakalah quality-of-service
Makalah quality-of-service
 
Broadband over Power Line Communication Journal (Bahasa Version)
Broadband over Power Line Communication Journal (Bahasa Version)Broadband over Power Line Communication Journal (Bahasa Version)
Broadband over Power Line Communication Journal (Bahasa Version)
 
04module 14 network-cabling
04module 14 network-cabling04module 14 network-cabling
04module 14 network-cabling
 
04module 14 network-cabling
04module 14 network-cabling04module 14 network-cabling
04module 14 network-cabling
 
04module 14 network-cabling
04module 14 network-cabling04module 14 network-cabling
04module 14 network-cabling
 
Training 2G RF planning & Optimization
Training 2G RF planning & OptimizationTraining 2G RF planning & Optimization
Training 2G RF planning & Optimization
 
608806035-Perkembangan-Teknologi-Microwave-Link-Pada-Teknik-Jaringan-Komputer...
608806035-Perkembangan-Teknologi-Microwave-Link-Pada-Teknik-Jaringan-Komputer...608806035-Perkembangan-Teknologi-Microwave-Link-Pada-Teknik-Jaringan-Komputer...
608806035-Perkembangan-Teknologi-Microwave-Link-Pada-Teknik-Jaringan-Komputer...
 
PPT sempro.pptx
PPT sempro.pptxPPT sempro.pptx
PPT sempro.pptx
 
03. sentral telepon
03. sentral telepon03. sentral telepon
03. sentral telepon
 
Presentasi umb
Presentasi umbPresentasi umb
Presentasi umb
 
Pengenalan Ultra Mobile Broadband
Pengenalan Ultra Mobile BroadbandPengenalan Ultra Mobile Broadband
Pengenalan Ultra Mobile Broadband
 
22 31-1-pb
22 31-1-pb22 31-1-pb
22 31-1-pb
 

Perencanaan jaringan nirkabel

  • 1. MAGISTER TEKNIK TELEKOMUNIKASI LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI RADIO DAN GELOMBANG MIKRO SEKOLAH TEKNIK ELEKTRO DAN INFORMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2015
  • 2. Perencanaan jaringan berhubungan dengan penentuan kebutuhan pembuatan dan pengembangan kapasitas jaringan serta proses pengenalan teknologi baru. JARINGAN NIRKABEL Tujuan Perencanaan Jaringan Nirkabel: Covarage Building/Vehicle Penetration Traffic/Capacity Schedule Performance Economics Perencanaan Akses Perencanaan Core Contoh Perencanaan Jaringan
  • 6. I. PERENCANAAN AKSES Link Budget Cell Radius BS Covarage Total Covarage/BS Covarage Area BS Number Input Parameters Propagation Model PERENCANAAN COVARAGE
  • 7. I. PERENCANAAN AKSES  Parameter-parameter link budget :  Data penduduk dan geografis wilayah Transmitter Receiver Parameter Umum Gain Antena Sensitivitas Frekuensi Tinggi Antena Noise Figure Model Sel Daya Pancara Gain dan Tinggi Antena Input Parameters : PERENCANAAN COVARAGE
  • 8. I. PERENCANAAN AKSES PERENCANAAN COVARAGE KLASIFIKASI DAERAH PELAYANAN RUMUS REDAMAN PERAMBATAN Urban Area Lu = 69,55 +26,16 log fc – 13,82 log hb – a (hm) + (44,9 – 6,55 log hb) log R……………..(dB)  Faktor koreksi untuk tinggi antena stasiun mobil yang bergantung kepada tipe daerah urban yang dibagi sebagai berikut : Medium – small city : a (hm) = (1,1 log fc – 0,7) hm – (1,56 log fc – 0,8) ….(dB) Large City a (hm) = 8,29 (log fc 1,54 hm)2 – 1,1 , fc < 200 MHz a (hm) = 3,2 (log fc 11,75 hm)2 – 4,97 , fc > 400 MHz Sub Urban Area Lsu = Lu (urban area) – 2 [log (fc/28)]2 – 5,4 ….(dB) Open Area Lo = Lu (urban area) – 4,78 (log fc)2 + 18,33 log fc – 40,94 ….(dB) Keterangan : fc = frekuensi kerja yang berharga : 150 MHz – 1500 MHz hb = tinggi antena stasiun tetap (RBS) : 30 m – 200 m hm = tinggi antena stasiun mobil (MS) : 1 m – 3 m R = jarak pemancar penerima : 1 km – 20 km Model Propagasi Okumura Hatta
  • 9. I. PERENCANAAN AKSES PERENCANAAN COVARAGE Parameter Notasi Spesifikasi Frekuensi Pembawa fc 800 – 2000 MHz Tinggi Antena BTS hb 4 -50 m Tinggi Antena MS hm 1- 3 m Jarak BTS dengan MS d 0,02 – 5 Km Model Propagasi COST 231
  • 10. I. PERENCANAAN AKSES Cell Average Throughput Calculation Subscribers Supported per Cell BS Number Parameter utama dalam perancangan akses dari segi kapasitas adalah alokasi bandwidth        BS1Kapasitas BandwidthTotal BSJumlah PERENCANAAN KAPASITAS
  • 11. PERBANDINGAN PERANCANGAN COVARAGE DAN CAPACITY  Pemilihan teknologi akses  Band frekuensi rendah  Memaksimalkan tinggi antena  Menaikkan daya pancar  Mengurangi standar kualitas  Pemilihan teknologi akses  Memperbesar band frekuensi  Menggunakan frekuensi re- use  Meminimalkan tinggi antena Covarage Capacity
  • 12. Model Trafik Persyaratan QOS Pemilihan Teknologi Transport Arsitektur Jaringan Alokasi IP Addres Topologi Backbone Penempatan Jaringan Backhaul II. PERENCANAAN CORE
  • 13. II. PERENCANAAN CORE TEKNOLOGI TRANSPORT No. Tipe Kelebihan Kelemahan 1. Dedicated Private Line • QOS baik • Mudah dalam perancangan • Kurang reliability • Biaya mahal dan sensitif terhadap jarak • Tidak efisien dalam penanganan trafik 2. ATM • Biaya lebih efektif • Bandwidth on demand • tidak senitif terhadap jarak • Multiclass service • Perancangan kompleks • Terdapat protocol overhead • Terjadi packet loss dan delay 3. Frame Relay • menggunakan frame length • Mudah perancangan dan konfigurasi • Biaya lebih murah • kecepatan lebih rendah dibanding ATM • Kurang bagus menangani trafik delay • tidak ada penyediaan QOS beragam 4. VPN • Teknologi connectionless • Memiliki absolute QOS • IP tunnel • Peningkatan tunneling overhead • Potensi performance bottlenecks 5. MPLS Teknologi hybrid ATM dan IP routing 6. Carrier ethernet Implementasi Backhauling / Core berbasis Carrier Ethernet
  • 14. II. PERENCANAAN CORE ARSITEKTUR JARINGAN  Rancangan arus komunikasi media elektronik.  Contoh arsitektur jaringan seperti, 1G, 2G, 3G, EVDO, LTE, dan lain-lain ALOKASI IP ADDRESS  Alokasi IP address melibatkan strategi yang sesuai untuk elemen internal jaringan serta pelanggan.  Penugasan IP address kepada elemen jaringan internal
  • 15. II. PERENCANAAN CORE • Sederhana dan murah •Kehandalan tinggi • memiliki alternative routing • Delay • Kurang mendukung skalabilitas • Kehandalan tinggi dalam alternative routing banyak • Proteksi baik • laju trafik tinggi • Biaya mahal dan kurang mendukung skalabilitas • Biaya murah dan terpusat • Membutuhkan dua loncatan/hop • Membutuhkan kinerja Hub yang kuat TOPOLOGI BACKBONE Penempatan backhaul menjadi hal yang penting karena merupakan merupakan penghubung antara jaringan akses dengan core.
  • 16. 1. Base Transceiver Station (BTS) Komponen RF untuk pengiriman/penerimaan sinyal Software/hardware untuk komunikasi digital /DSP terhubung RNC dengan backhaul link 2. Radio Network Controller (RNC) Pembangunan sesi dan pembubaran sesi Pemilihan frame 3. Access Network (AN) Gabungan BTS dan RNC 4. Packet Control Function (PCF) Memungkinkan RNC terhubung dengan PDSN 5. Packet Data Service Node (PDSN) Interface ke Internet Home/Foreign agent untuk mobile IP Mengakhiri koneksi PPP terhadap AT
  • 18. Ring I (Merah) Bandung Utara dan Tengah Ring II (Biru) Bandung Tengah- Selatan-Barat Ring III (Oranye) Bandung Tengah-Timur 21 BS 19 BS 17 BS
  • 19. 1. E-UTRAN (Evolved-UMTS Terrestrial Radio Access Network)  eNodeB. interface ke perangkat pelanggan. 2. P-GW (Packet Dana Network Gateway) edge router antara EPC dengan jaringan eksternal. 3. S-GW (Serving Gateway) jembatan antara manajemen dan switching user plane, 4. MME (Mobility Management Entity)  authentication dan securiry, mobility management, dan managing subscription profile dan service connectivity. 5. HSS (Home Subscription Service) database dari jaringan LTE
  • 20. Pengumpulan Data Penentuan Spesifikasi Jaringan Perhitungan Trafik User Perhitungan Jumlah eNodeB Perhitungan Jumlah EPC Sama Penempatan eNodeB Penempatan EPC Analisis Jaringan dan Tekno Ekonomi Ya Tidak
  • 21.  CAPEX yang dibutuhkan untuk membangun jaringan LTE adalah : 1. Base Station, meliputi eNodeB, tower, dan juga antena 2. Core Network, perangkat utama jaringan seluler yang melakukan proses switching dari user ke user ataupun dari user ke internet 3. Jaringan Transmisi, perangkat yang juga penting pada jaringan LTE karena menghubungkan core network dengan base station A. CAPEX (Capital Expenditure )  Pengeluaran dari perusahaan untuk menciptakan manfaat di masa mendatang INVESTASI JARINGAN LTE
  • 22.  OPEX yang dibutuhkan untuk membangun jaringan LTE adalah : 1. Gaji karyawan 2. Biaya pemeliharaan 3. BHP frekuensi 4. Biaya pemasaran 5. Biaya penyusutan B. OPEX (Operational Expenditure)  Biaya yang secara periodic dikeluarkan untuk menjalankan produk, bisnis, atau sistem INVESTASI JARINGAN LTE
  • 23. C. NPV (Net Present Value )  Alat utama dalam menganalisis cash flow dan merupakan metode standar untuk menggunakan nilai waktu dari uang untuk menilai proyek dalam jangka panjang D. IRR (Internal Rate of Return )  Rate return yang membuat nilai NPV bernilai 0 atau break event  Jika IRR > 0 maka proyek tersebut layak untuk diinvestasikan  Semakin besar nilai IRR, maka semakin menarik proyek tersebut untuk diinvestasikan INVESTASI JARINGAN LTE
  • 24. Coverage Capacity Urban Suburba n Urban Suburba n 261 80 450 124 Jumlah Base Stasion Jumlah EPC Ring Merah ( Jl. Letjen S. Parman ) Ring Biru ( Jl. Ir. H. Juanda ) Ring Hijau ( Jl. Bekasi Raya ) Ring Hitam ( Jl. TB. Simatupang ) Urban Sub Urban Urban Sub Urban Urban Sub Urban Urban Sub Urban 136 16 151 92 60 103 48 Satu EPC terdiri dari 200 BS
  • 25. 1. Dalam perancangan terlebih dahulu menentukan tujuan dari perancangan tersebut baik dari segi teknis maupun ekonomi 2. Perancangan jaringan nirkabel terdiri dari dua tahap yaitu : Perencanaan akses, meliputi perencanaan dari segi covarage dan capacity Perencanaan core, meliputi pemilihan teknologi transport, arsitektur jaringan dan penempatan backbone serta backhaul 3. Keluaran dari perencanaan akses menjadi masukan untuk perencanaan core.
  • 26. [1] Joko Suryana, Modul Perkuliahan Jaringan Inti Nirkabel, “Sesi 4 Perencanaan Akses dan Core Jaringan EVDO, Institut Teknologi Bandung, 2015. [2] Adit Kurniawan, Modul Perkuliahan Jaringan Akses Nirkabel “Minggu_5 : Propagasi Akses Nirkabel”, Institut Teknologi Bandung, 2015. [3] Bagus Facsi Aginsa, Tugas Akhir, “Perancangan Jaringan LTE di DKI Jakarta Dengan Menggunakan Dual Band 2,6 GHz & 700 MHz”, Institut Teknologi Bandung, 2013. [4] Natanael Makarios, “Prakiraan Kebutuhan Akses Broadband dan Perencanaan Jaringan Mobile WiMAX untuk Kota Bandung”, Institut Teknologi Bandung,